Anda di halaman 1dari 13

Ekspor

Definisi Ekspor

/ékspor/

"n: pengiriman barang dagangan ke luar negeri: barang-barang, barang-barang yang


dikirimkan ke luar negeri, baik finansial maupun perseorangan, yang diberikan oleh
penduduk suatu negara kepada negara asing secara tersembunyi atau tidak melalui
cara yang sah."
Kamus Besar Bahasa Indonesia

"Penjualan barang atau jasa ke luar negeri."


Otoritas Jasa Keuangan

Apa itu Ekspor?

Ekspor adalah sebuah kegiatan transportasi barang atau komoditas dari suatu negara
ke negara lainnya. Kegiatan ini umum dilakukan oleh perusahaan berskala bisnis kecil
sampai menengah sebagai salah satu strategi untuk bersaing di pasar internasional.
Kegiatan ekspor juga menghasilkan devisa bagi negara asal barang atau komoditas
tersebut.

Jenis Ekspor

Ekspor Langsung

Ekspor langsung adalah cara menjual barang secara ekspor melalui perantara
(eksportir) yang bertempat di negara lain atau negara tujuan ekspor. Penjualan
dilakukan melalui distributor dan perwakilan perusahaan. Kelebihan dari ekspor
langsung adalah produksi yang terpusat di negara asal dan kontrol terhadap
distribusi lebih baik. Kekurangannya adalah biaya transportasi lebih tinggi untuk
skala besar dan adanya hambatan perdagangan serta proteksionisme.

 Ekspor Tidak Langsung

Ekspor tidak langsung adalah cara menjual barang secara ekspor melalui perantara
(eksportir) negara asal kemudian dijual oleh perantara tersebut melalui perusahaan
manajemen ekspor (export management companies) dan perusahaan ekspor (export
trading companies). Kelebihan dari ekspor tidak langsung adalah sumber daya
produksi terkonsentrasi dan tidak perlu menangani proses ekspor secara langsung.
Kekurangannya adalah kontrol terhadap distribusi kurang dan pengetahuan
terhadap operasi di negara lain kurang.

Produk Ekspor Indonesia

Produk ekspor Indonesia umumnya meliputi hasil pertanian, hasil hutan, hasil
pertambangan, hasil industri, hasil perikanan, dan juga hasil jasa. Berikut detail
produk ekspor Indonesia:

Hasil Pertanian

 Karet
 Kopi
 Kelapa sawit
 Cengkeh
 Teh
 Lada
 Tembakau

 Hasil Hutan

 Kayu
 Rotan

 Hasil Perikanan

 Ikan Tuna
 Ikan Cakalang
 Udang
 Teripang

 Hasil Pertambangan

 Timah
 Alumunium
 Batu Bara
 Emas

 Hasil Industri

 Semen
 Pupuk
 Tekstil
 Pakaian

Jasa

 Tenaga Kerja
Pengertian Ekspor
Pada Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2021, ekspor merupakan kegiatan
mengeluarkan barang dari daerah pabean.

Daerah pabean merupakan suatu daerah milik Republik Indonesia yang terdiri dari
wilayah darat, perairan, dan udara yang juga mencakup seluruh daerah tertentu
yang berada dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).

Penjelasan sederhananya, arti ekspor adalah kegiatan menjual barang atau jasa ke
luar negeri. Seseorang atau lembaga yang melakukan ekspor disebut dengan
eksportir.

Eksportir sendiri merupakan kegiatan badan hukum atau perseorangan yang


melakukan kegiatan ekspor. Kegiatan ekspor yang dilakukan dalam skala besar
tentunya akan melibatkan Bea Cukai sebagai pengawas lalu lintas suatu negara.

Aktivitas ekspor biasanya terjadi ketika suatu negara sudah mampu memproduksi
barang atau jasa dengan jumlah yang besar dan kebutuhan dalam negeri sudah
tercukupi.

Hal ini mengakibatkan terjadinya kelebihan produksi barang tersebut untuk


selanjutnya dapat dikirim untuk dijual di luar negeri. Saat melakukan kegiatan
ekspor, maka negara tersebut akan menerima pemasukan yang biasa disebut
sebagai devisa.

Semakin sering suatu negara melakukan ekspor, maka akan semakin besar pula
keuntungan devisa yang diperoleh.

Jenis Ekspor
Di Indonesia, terdapat 2 jenis ekspor, yaitu ekspor migas dan ekspor non-migas.
Komoditas migas yaitu seperti minyak bumi dan gas. Sedangkan ekspor non-migas
yaitu seperti hasil-hasil pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, kerajinan,
barang industri, dan mineral hasil tambang.

Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi kegiatan ekspor:

 Keadaan pasar di luar negeri


 Keahlian eksportir dalam merebut pasar luar negeri
 Iklim usaha yang diciptakan pemerintah
 Ketentuan perjanjian Internasional
 Komoditas ekspor untuk Indonesia yaitu karet, minyak sawit, gas alam, batu
bara, hasil hutan, hingga produsen garmen dan tekstil

Setiap barang yang akan diekspor memiliki ketentuannya sendiri tergantung dari
jenis barang tersebut. Tidak semua individu atau masyarakat mampu melakukan
kegiatan ekspor. Hal ini dikarenakan kegiatan ekspor ada beberapa prosedur yang
harus diikuti.

Kegiatan ekspor mampu menciptakan permintaan efektif baru yang membuat


barang-barang di pasar dalam negeri mencari inovasi untuk menaikkan
produktivitas. Kegiatan ekspor juga bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
memperluas pasar di seberang lautan bagi barang-barang tertentu.

Ada dua cara yang dapat dilakukan dalam kegiatan ekspor, yakni ekspor biasa dan
ekspor tanpa L/C. Perbedaan diantara keduanya yaitu terletak pada
penggunaan letter of credit sebagai alat pembayaran.

Kegiatan ekspor biasa akan melakukan penjualan ke luar negeri dengan segala
ketentuan yang berlaku. Kemudian kegiatan ekspor biasa ditujukan kepada pembeli
menggunakan L/C.

Sedangkan kegiatan ekspor tanpa L/C dapat dilakukan jika departemen


perdagangan sudah mengeluarkan izin khusus.

Tujuan Ekspor
Kegiatan ekspor mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut:

1. Mengendalikan Harga Produk

Sebuah negara yang melakukan kegiatan ekspor mampu memanfaatkan kapasitas


yang berlebih pada suatu produk. Dengan begitu, negara tersebut dinilai mampu
mengendalikan harga produk ekspor yang terjadi di negaranya.

Hal ini dikarenakan produk dalam negeri tersebut akan memiliki harga yang lebih
murah saat bis diproduksi dengan mudah dan melimpah. Agar negara tersebut
mampu mengendalikan harga di pasar, ia harus melakukan kegiatan ekspor ke
negara lain yang membutuhkan produk tersebut.

2. Menambah Devisa Negara

Nilai kekayaan yang dimiliki oleh suatu negara dalam bentuk mata uang asing
disebut dengan devisa. Adanya kegiatan ekspor bermanfaat untuk membuka
peluang baru di luar negeri. Peluang tersebut akan menumbuhkan perluasan pasar
domestik, investasi, dan devisa pada suatu negara.

3. Memperbanyak Lapangan Kerja


Secara tidak langsung, kegiatan ekspor yang dilakukan akan membuat adanya
lapangan pekerjaan baru. Dengan begitu, kegiatan ekspor juga urut menekan angka
pengangguran.

Selain itu, pertumbuhan ekspor di suatu negara akan memunculkan lapangan


pekerjaan yang menyebabkan turunnya angka kemiskinan.

Contoh Kegiatan Ekspor

Berikut contoh-contoh dari kegiatan ekspor yang biasa dilakukan beserta produk
ekspor dan tujuan negaranya.

Berikut beberapa faktor yang memengaruhi ekspor baik dari dalam atau pun luar
negeri, yaitu:
 Keadaan pasar luar negeri
 Besar atau kecilnya permintaan dan penawaran dari berbagai negara dapat
memengaruhi harga di pasar dunia. Apabila permintaan di pasar dunia lebih
banyak dari pada penawaran, maka harga cenderung naik. Sebaliknya,
apabila penawaran lebih banyak dari permintaan, maka harga cenderung
turun. Keadaan ini akan memengaruhi para eksportir untuk meningkatkan
atau menurunkan ekspornya.
 Keuletan eksportir untuk menangkap peluang pasar
 Seorang eksportir harus pandai menangkap dan memanfaatkan peluang
pasar. Dengan kepandaian tersebut, mereka dapat memperoleh wilayah
pemasaran yang luas. Oleh karena itu, para eksportir harus ahli di bidang
strategi pemasaran. Selera yang berbeda Kegiatan ekspor juga bisa
berlangsung karena setiap negara memiliki selera yang berbeda-beda. Pola
konsumsi barang yang berubah di suatu negara bisa meningkatkan kepuasan
semua pihak tanpa merasa dirugikan.
 Kondisi sosial, ekonomi, dan politik
 suatu negara Bidang ekonomi, sosial, dan politik merupakan bidang yang
terkait satu sama lain. Ketika ada ketidakstabilan pada salah satu bidang,
maka bidang lain akan terpengaruh.
 Contohnya: negara tujuan ekspor sedang mengalami kerusuhan politik
berupa perang antarsuku. Hal tersebut tentu sangat memengaruhi
keberlangsungan proses ekspor ke negara tersebut.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Ekspor


 a.Kebijakan pemerintah di bidang perdagangan luar negeri
Apabila pemerintah memberikan kemudahan kepada para
eksportir, eksportir terdorong untuk meningkatkan ekspor.Kemudahan-kemudahan ter
sebut antara lain penyederhanaan prosedur ekspor, penghapusan berbagai biaya
ekspor, pemberian fasilitas produksi barang-barang ekspor, dan penyediaan sarana
ekspor.

 b.Keadaan pasar di luar negeri dalam negeri


Kekuatan permintaan dan penawaran dan berbagai negaradapat memengaruhi harga
di pasar dunia. Apabila jumlah barang yang diminta di pasar dunia lebih banyak dari
pada jumlah barang yang ditawarkan, maka harga cenderung naik. Keadaan ini akan
mendorong para ekportir untuk meningkatkan ekspornya".

 c.Kelincahan eksportir untuk memanfaatkan peluang pasar


Eksportir harus pandai mencari dan memanfaatkan peluangpasar. Dengan kepandaian 
tersebut, mereka dapat memperoleh wilayah pemasaran yang luas. Oleh karena itu,
para eksportir harus ahli di bidang strategi pemasaran.

MEKANISME KEGIATAN EKSPOR IMPOR

1. Korespondensi

Korespondensi merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan dengan surat menyurat. Pada
tahap ini pihak eksportir akan menjual barang dan berkorespondensi dengan pihak importir
luar negeri yang akan membeli barang untuk menawarkan dan menegosiasikan barang yang
akan dijual. Hal yang harus dicantumkan pada surat penawaran yaitu nama penjual dan
pembeli, metode pembayaran, jenis barang. harga barang, syarat syarat pengiriman,
incoterms dan lain lain.

2. Pembuatan Kontrak Dagang Tahap ini dilakukan apabila pihak importir telah menyetujui
penawaran yang dilakukan oleh pihak ekportir mengenai kegiatan jual beli. Pembuatan
kontrak ini pihak eksportir dan importir membuat kesepakatan bersama mengenai hal yang
berhubungan dengan transaksi jual beli kemudian kedua pihak menandatangani kontrak
dagang

3. Menerbitkan Letter of Credit (L/C)


Tahap ini dilakukan setelah penandatanganan kontrak dagang yang dilakukan oleh pihak
eksportir dan importir. Pihak improtir akan membuka letter of credit (L/C) (jika
menggunakan metode pembayaran L/C) melalui bank koresponden dari negara importir
selanjutnya mengirimkan L/C tersebut kepada bank devisa yang telah ditunjuk. Kemudian
bank devisa akan memberitahukan kepada pihak eksportir jika L/C telah diterima.

4. Persiapan Barang Ekspor

Tahap ini dilakukan setelah eksportir menerima L/C yang dikirim oleh importir. Eksportir
harus menyiapkan barang yang dipesan oleh importir sesuai dengan persyaratan yang
disepakati bersama pada kontrak dagang dan L/C

5. Memesan Ruang Kapal

Pemesanan kapal ini bisa dilakukan ke perusahaan pelayaran samudera atau perusahaan
penerbangan. Eksportir mempunyai kewajiban untuk melakukan pengecekan tarif angkutan
kargo termurah pada perusahaan perkapalan serta perusahaan yang mampu memberikan
jaminan waktu pengiriman:

6. Pengiriman Barang ke Pelabuhan


Pada tahap ini pihak eksportir melakukan picking, suffing dan loading pada pengangkutan
darat ke pelabuhan. Tapah ini sering disebut dengan proses stuffing and inland trucking.

7. Pendaftaran PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang)


Tahap ketujuh yaitu pendaftaran PEB oleh eksportir kepada bank devisa sengan melampirkan
surat kesanggupan bahwa barang yang akan diekspor akan terkena biaya ekspor.

8. Proses Permohonan Izin pada Pihak Bea Cukai (Costum Clearance) Pihak Bea Cukai akan
memeriksa dokumen ekspor di pelabuhan. Jika diperlukan, pihak Bea Cukai juga dapat
memeriksa barang yang akan diekspor. Apabila barang dan dokumen sesuai dengan
ketentuan, maka pihak Bea Cukai akan menyetujui pernyataan yang ada pada PEB dengan
melakukan tanda tangan. Pernyataan persetujuan ini disebut dengan NPE (Nota Persetujuan
Ekspor). Dengan adanya persetujuan ini pihak eksportir dapat mengajukan izin pemasukan
barang ke dalam pelabuhan.

9. Pemeriksaan Pelabuhan Setelah barang mendapat izin dari pihak Bea Cukai, eksportir
melakukan proses persetujuan pihak pelabuhan untuk menghindari kondisi kelebihan muatan
barang serta memastikan barang yang masuk ke pelabuhan dalam kondisi baik dan tidak ada
yang rusak. Proses perstujuan ini agar barang dapat masuk ke pelabuhan melalui proses
pelaporan, penimbangan, dan pengecekan kemasan barang. Setelah melakuakn proses
tersebut, eksportir akan menerima dokumen E.I.R (Equipment Interchange Report) sebagai
tanda bukti serah terima container dengan pelabuhan

10. Pemuatan Barang ke Kapal

Tahap selanjutya yaitu pemuatan barang ke kapal, barang yang telah masuk ke pelabuhan
akan menunggu datangnya kapal. Setelah kapal pengangkut barang datang, barang segera
diangkut ke atas kapal, kemudian pihak pelayaran akan melakukan penerbitan Bill of
Landing (B/L) dan diserahkan kepada pihak eksportir.

11. Surat Keterangan Asal


Eksportir akan mengajukan permohonan ke kantor Dinas Departemen Perdagangan setelah
memuat barangnya ke atas kapal untuk memperoleh SKA atau Surat Keterangan Asal jika
diperlukan.

12 . Pencairan Letter of Credit (L/C) Apabila barang sudah diangkut dan dokumen yang
diperlukan oleh eksportir telah lengkap, eksportir dapat melakukan pencairan L/C. Dokumen
yang diperlukan adalah dokumen utama, pendukunh dan

tambahan sesuai dengan yang diminta oleh L/C

13. Pengiriman Barang ke Importir

Barang dalam masa pelabihan di negara importir perjalanana dengan kapal Indonesia ke
pelabuhan di negara importir

MEKANISME
KEGIATAN
EKSPOR IMPOR
1. Korespondensi
Korespondensi merupakan
kegiatan komunikasi yang
dilakukan
dengan surat menyurat. Pada
tahap ini pihak eksportir akan
menjual
barang dan berkorespondensi
dengan pihak importir luar
negeri yang
akan membeli barang untuk
menawarkan dan
menegosiasikan barang
yang akan dijual. Hal yang
harus dicantumkan pada surat
penawaran
yaitu nama penjual dan
pembeli, metode pembayaran,
jenis barang,
harga barang, syarat syarat
pengiriman, incoterms dan lain
lain.
MEKANISME
KEGIATAN
EKSPOR IMPOR
1. Korespondensi
Korespondensi merupakan
kegiatan komunikasi yang
dilakukan
dengan surat menyurat. Pada
tahap ini pihak eksportir akan
menjual
barang dan berkorespondensi
dengan pihak importir luar
negeri yang
akan membeli barang untuk
menawarkan dan
menegosiasikan barang
yang akan dijual. Hal yang
harus dicantumkan pada surat
penawaran
yaitu nama penjual dan
pembeli, metode pembayaran,
jenis barang,
harga barang, syarat syarat
pengiriman, incoterms dan lain
lain.
MEKANISME
KEGIATAN
EKSPOR IMPOR
1. Korespondensi
Korespondensi merupakan
kegiatan komunikasi yang
dilakukan
dengan surat menyurat. Pada
tahap ini pihak eksportir akan
menjual
barang dan berkorespondensi
dengan pihak importir luar
negeri yang
akan membeli barang untuk
menawarkan dan
menegosiasikan barang
yang akan dijual. Hal yang
harus dicantumkan pada surat
penawaran
yaitu nama penjual dan
pembeli, metode pembayaran,
jenis barang,
harga barang, syarat syarat
pengiriman, incoterms dan lain
lain.

Anda mungkin juga menyukai