Anda di halaman 1dari 9

RANGKUMAN MATERI SEKTOR LUAR NEGERI

Mata Kuliah : Ekonomi Makro Islam

Disusun oleh :

1. Annisa Rachmania Putri (041911433006)


2. Tarisa Khabibatul Mukaromah (041911433057)
3. M. Yusuf Affandi (041911433115)
4. Salsabiila Nabila Putri Herlambang (041911433160)
5. Vitho Riqi Robbi (041911433170)
6. Happy Mirandah Arzety (041911433193)

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ekonomi merupakan sebuah aktivitas dasar manusia dalam rangka memenuhi
naluri mereka untuk tetap bertahan hidup dan mampu mensejahterakan manusia.
Dalam suatu negara bukan hanya sektor pemerintah saja yang berperan untuk
menjalankan suatu perekonomian, adanya sektor luar negeri dapat membantu
melancarkan perekonomian negara. Selain itu kebutuhan manusia tidak cukup jika
hanya mengandalkan barang-barang yang diproduksi dalam negeri saja, maka dari
itu sektor luar negeri khususnya dalam hal ekspor-impor sangat dibutuhkan.
perdagangan internasioanl adalah kegiatan-kegiatan perniagaan dari suatu negara
asal yang melintasi perbatasan menuju suau negara tujuan yang dilakukan
perusahaan multinasional untuk melakukan perpindahan barang dan jasa,
teknologi, modal, tenaga kerja, dll. Secara singkat perdagangan internasional
merupakan kegiatan pertukaran barang atau jasa yang dilakukan antara penduduk
suatu negara dengan negara lain. Perdagangan luar negeri sangatlah penting bagi
pertumbuhan ekonomi mengingat kemampuan memperluas kemungkinan
konsumsi suatu negara.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sektor luar negeri dalam perspektif umum?
2. Bagaimana sekotr luar negeri dalam perspektif islam ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. SEKTOR LUAR NEGERI DALAM PERSPEKTIF UMUM


Peran sektor luar negeri ini adanya perdagangan antar negara atau biasa
dsisebut dengan perdagangan internasional. Adanya hubungan antar negara seperti ini
sangat dibutuhkan semua negara, karena tidak semua negara dapat menghasilkan apa
yang dibutuhkan oleh rakyatnya. Dengan adanya perdagangan internasional,
seseorang bisa pergi ke negara lain untuk mendatangkan komoditi tertentu, kemudian
melakukan transaksi pembelian komoditi untuk ditransfer ke negaranya.
Dilakukannya perdagangan internasional merupakan kegiatan yang lazim
dilakukan oleh berbagai negara, seperti kegiatan ekspor dan impor. Pengiriman ekspor
akan menimbulkan aliran pengeluaran yang masuk ke sektor perusahaan,, dengan
demikian pengeluaran agregat akan meningkat sebagai akibat dari kegiatan
mengekspor barang dan jasa dan pada akhirnya akan menyebabkan peningkatan
dalam pendapatan nasional. Pada umumnya perekonomian negara-negara berkembang
lebih banyak berorientasi ke produksi barang primer dibandingkan barang sekunder
dan tersier. Banyak faktor yang menentukan kebijakan sejauh mana suatu negara akan
mengekspor barang yang akan diproduksi, tetapi faktor yang lebih penting adalah
dalam menetukan ekspor kemampuan dari suatu negara untuk memproduksi barang-
barang yang dapat bersaing dalam pasaran luar negeri. Di bidang impor sendiri, fungsi
impor sangat berhubungan dengan pendapatan nasional dimana permintaan impor
dipengaruhi oleh tingkat pendapatan negara pengimpor, harga relatif, dan faktor lain
seperti selera, kualitas produk, dan sebagainya.
Adapun manfaat dari perdagangan internasional yaitu :
a. Dapat memperoleh barang yang tidak diproduksi di negeri sendiri
b. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi produksi bagi tiap-tiap negara
c. Memperluas pasar hasil produksi
d. Meningkatkan devisa
e. Meningkatkan teknologi.
. Terkait dengan perdagangan internasional adanya kebijakan-kebijakan yaitu:
1. Tarif impor
Pengenaan tarif impor disatu sisi mengakibatkan produksi domestik akan
meningkat sehingga impor menjadi turun, namun disisi yang lain peningkatan
harga domestik dapat membebani masyarakat.
jika ditinjau dari aspek asal komoditi, tariff digolongkan menjadi :
 Bea Ekspor (Eksport Duties). Bea ekspor adalah pajak atau bea yang
dikenakan terhadap barang yang diangkut menuju ke negara lain. Jadi untuk
barang- barang yang ke luar dari costum area suatu negara dikenakan pajak.
Custom area adalah daerah di mana barang- barang bebas bergerak dengan
tidak dikenai biaya pabean. Batas Custom area biasanya sama dengan batas
wilayah suatu negeara.
 Bea Transito (Transit Dutie). Bea transito adalah pajak atau bea yang
dikenakan terhadap barang- barnag yagn melalui suatu wilayah suatu negara
dengan ketentuan bahwa barang tersebut sebagai tujuan akhirnya adalah
negara lain.
 Bea Impor (Import Duties). Bea impor adalah bea atau pajak yang dikenakan
kepada suatu barang- barang yang masuk ke dalam custom area dengan
ketentuan sebagai tujuan akhir
2. Kuota impor
Kuota impor merupakan pembatasan langsung atas jumlah barang yang boleh
diimpor, dimana dalam ekonomi konvensional kebijakan tersebut bertujuan untuk
melindungi konsumen produsen dalam negeri. Pembatasan barang yang diimpor
menyebabkan berkurangna barang impor tersebut di pasar dalam negeri,
sedangkan permintaan relatif tetap, hal ini menyebabkan harga impor dipasar
dalam negeri tinggi darinpada pasar luar negeri sehingga menimbulkan adanya
monopoli profit.
3. Subsidi ekspor
Subsidi ekspor merupakan salah satu kebijakan dalam bentuk keringanan pajak,
pengembalian pajak,fasilitas kredit dengan biaya ringan, dll. Subsidi ekspor hanya
mengunungkan warga (produsen) yang mengeskpor barangnya ke luar negeri,
tetapi merugikan warga yang mengkonsumsi barang tersebut didalam negeri.

B. SEKTOR LUAR NEGERI DALAM PERSPEKTIF ISLAM


Islam memiliki nilai dan konsep yang berbeda dengan pandagan atau konsep
pada ekonomi kapitalisme. Value tentang kebaikan dan konsep maslahah menjadi satu
titik pijak dalam memandang setiap permasalahan. Bahkan didalam masalah-
masalahh perdagangan internasional islam memandang dalam setiap segi diantaranya
seperti :
1. Islam memberikan rambu-rambu perdagangan internasional tidak hanya pada
aspek komoditi semata namun juga pada subjek pelaku perdagangan. Dalam
permasalahan perdagangan baik itu domestik atau pada tataran internasional,
islam memusatkan perhatiannya pada subjek pelaku perdagangan seperti yang
telah disebutkan dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 275 yang mempunyai arti
“ dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”. Ayat tersebut
menegaskan tentang perintah bahwa membolehkan untuk melakukan perdagangan
dan melarang adanya riba.
2. Perdagangan internasional islam mengikuti kebijakan politik luar negeri islam.
Pada zaman awal islam negara-negara yang berada diluar darul islam dianggap
sebagai darul harbi. Dalam sisi Darul Islam sendiri sudah mengkategorikan
pedagang menjadi 4 macam, yaitu :
a. Pedagang yang berstatus sebagai warga negara
Kategori ini tidak hanya muslim saja namun non muslim pun bisa masuk
didalamnya yang penting adanya kemauan untuk tunduk dan patuh terhadap
kebijakan negara.
b. Pedagang dari negara harbi hukman
Terdapat kewajiban untuk mengurus perizinan khusus apabila pedagang ini
ingin melakukan transaksi dengan negara islam.
c. Pedagang dari negara kafir harbi fi’lan
Pedagang tipe ini mempunyai perhatian khusus didalam kebijakan pemerintah
dikarenakan tidak diperbolehkannya kegiatan ekspor maupun impor dengan
negara islam.
d. Pedagang dari harbi hukman yang terikat perjanjian
Dalam hal ini, pedagang kafir mu’ahad adalah pedagang yang berasal dari
harbi hukman yang terikat perjanjian dengan negara Islam. Perdagangan yang
dilakukan terkait dengan kegiatan ekspor dan impor.
Asas perdagangan internasional dalam Islam dibangun bukan berdasar pada
komoditinya, melainkan pada pemilik komoditinya. Atas dasar itulah maka hukum-
hukum perdagangan luar negeri tidak ada hubungannya dengan komoditi dan dari
mana komoditi tersebut. Terkait dengan perdagangan internasional terdapat tiga
kebijakan yaitu:
1. Tarif impor
Dalam islam tarif impor bersifat fleksibel tergantung pada kondisi mana yang
lebih menguntungkan masyarakat dan tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
2. Kuota impor
Dalam Islam sendiri, baru dapat dilakukan jika kuota tersebut benar-benar dapat
mendatangkan manfaat bagi warga negara.
3. Subsidi ekspor
Subsidi ekspor merupakan salah satu kebijakan dalam bentuk keringanan pajak,
pengembalian pajak,fasilitas kredit dengan biaya ringan, dll. Subsidi ekspor hanya
mengunungkan warga (produsen) yang mengeskpor barangnya ke luar negeri,
tetapi merugikan warga yang mengkonsumsi barang tersebut didalam negeri.
Dalam kegiatan ekspor dan impor ada ketentuan menurut perspektif Islam, yaitu :
1. Adanya kehalalan terkait barang dan jasa di tempat perdagangan
2. Adanya kemaslahatan bagi umat muslim di antarnegara yang melakukan
kerjasama
3. Wilayah islam sebagai bagian utama
4. Adanya ketentuan masuk dan menetapkan non-muslim di negara Islam
5. Adanya perjanjian perdagangan
6. Negara Islam memiliki otoritas dalam mengatur dan mengawas hubungannya
dengan pihak luar negeri
7. Kegiatan eonomi harus dipimpin oleh umat muslim
Bea cukai dalam pandangan islam, secara terperinci tidak pernah disebutkan dalam
Al-Quran mengenai besaran yang diperbolehkan dalam pemungutannya, namun
dalam riwayat Nabi Muhammad pernah bersabda “tidak masuk surga orang yang
memungut bea cukai” (HR. Abu Daud, Ahmad, Al-Hakim). Artinya bea cukai yang
dimaksud adalah pajak yang tidak resmi, sehingga membebani orang yang melakukan
perdagangan. Pada saat ini bea cukai dipungu oleh pemerintah dalam rangka
kemaslahatan negara, seperti halnya meningkatkan pendapatan negara serta
melindungi produsen dalam negeri. Bahkan apabila negara membebaskan dengan
tanpa adanya tarif, akan merugikan pengusaha dalam negeri karena konsumen akan
tergiur dengan produk luar negeri yang membuat produk lokal akan kalah saing
dengan produk luar negeri.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Adanya sektor luar negeri dapat membantu melancarkan perekonomian negara. Selain
itu kebutuhan manusia tidak cukup jika hanya mengandalkan barang-barang yang
diproduksi dalam negeri saja, maka dari itu sektor luar negeri khususnya dalam hal
ekspor-impor sangat dibutuhkan. Dilakukannya perdagangan internasional merupakan
kegiatan yang lazim dilakukan oleh berbagai negara, seperti kegiatan ekspor dan
impor. Pada umumnya perekonomian negara-negara berkembang lebih banyak
berorientasi ke produksi barang primer dibandingkan barang sekunder dan tersier. Di
dalam Islam memiliki nilai dan konsep yang berbeda dengan pandangan atau konsep
pada ekonomi kapitalisme. Value tentang kebaikan dan konsep maslahah menjadi satu
titik dalam memandang setiap permasalahan. Bahkan didalam masalah-masalah
perdagangan internasional islam memandang dari setiap segi.Dari pandangan Islam
sendiri, bea cukai tidak dijelaskan dalam Al-Quran, namun menurut hadist bahwa bea
cukai tidak diperbolehkan. Artinya bea cukai yang dimaksud adalah pajak yang tidak
resmi, sehingga membebani orang yang melakukan perdagangan. Pada saat ini
penarikan bea cukai yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka kemaslahatan
negara, seperti meningkatkan pendapatan negara serta melindungi produsen dalam
negeri. Bahkan apabila negara membebaskan dengan tanpa adanya tarif, akan
merugikan pengusaha dalam negeri karena konsumen akan tergiur dengan produk luar
negeri yang membuat produk lokal akan kalah saing dengan produk luar negeri. Dari
hal tersebut dapat disimpulkan bahwa tarif impor bersifat fleksibel tergantung kondisi
dan tujuan yang diambil.
DAFTAR PUSTAKA
Kamalia Farah. 2011. “Kontribusi Ekspor-Impor Terhadap Pendapatan Negara
Dalam Perspektif Ekonomi Islam”. Fakultas Syariah dan Hukum. Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta

Silpintansuseno7. 2016. Peran Sektor Luar Negeri Pada Perekonomian Indonesia.


https://silpiintansuseno7.wordpress.com/2016/06/07/peran-sektor-luar-negeri-pada-
perekonomian-indonesia/#:~:text=untuk%20melindungi%20kelangsungan%20hidup
%20perusahaan,dan%20kurs%20valuta%20pada%20umumnya. Diakses pada tanggal
4 Oktober 2020

Andisurabaya. 2016. Perdagangan Internasional Dalam Pandangan Islam.


https://anditriyawan85.wordpress.com/2016/10/12/perdagangan-internasional-dalam-
pandangan-islam/. Diakses pada tanggal 4 Oktober 2020

Anda mungkin juga menyukai