INDONESIA KE KOREA
MID Test
Oleh:
YARITZ
C 202 19 011
1
KATA PENGANTAR
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................1
KATA PENGANTAR..............................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 5
1.3 Tujuan Perumusan Masalah....................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Persaingan Dagang........................................................................................6
2.2 Perdagangan Internasional............................................................................6
2.3 Dumping........................................................................................................7
2.4 Negara Pencetus Politik Dumping................................................................8
2.4.1 Kriteria Politik Dumping...........................................................................9
2.5 Perjanjian Perdagangan Internasional Melarang Politik Dumping...............9
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Kasus/Masalah...............................................................................................12
3.2 Dampak Dari Masalah....................................................................................14
3.3 Praktek Anti Dumping...................................................................................15
3.4 Komite Anti Dumpng.....................................................................................16
3.5 Penyelesaian Masalah....................................................................................17
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan....................................................................................................22
4.2 Saran...............................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................24
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
ikutannya seperti pemutusan kerja masal, penganguran dan bangkrutnya industri
barang sejenis didalam negeri. dengan kata lain hakekat dumping sebagai praktek
curang , bukan hanya karena dumping dipergunakan untuk sebagai sarana untuk
merebut pasaran di negara lain. Tapi bahkan dapat mematikan perusahaan
domestik yang menghasilkan produk sejenis.
( Negara Impor ). Dumping juga tidak terlepas dari praktik subsidi, proteksi, dan
aneka bentuk tata Negara yang semuanya menjadi satu yaitu perdagangan bebas.
Fakta global menunjukkan bahwa praktek dumping tidak menjadi hal yang baru,
sekarang menjadi penting karena terjadi trade global. Daya saing dari industri
negara-negara maju telah diimbangi oleh produsen negara-negara berkambang
( Jefry A.Frieden & David A Lake ).
1.3 Tujuan
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Teori Persaingan Dagang adalah sisi lain dari konflik internasional yang
merupakan aspek dalam hubungan intrrnasional antara negara, melakukan
persaingan dagang baik itu berupa barang atau jasa, baik kualitas maupun
kuantitas, sampai persaingan harga untuk merebut konsumen mencari barang yang
sangat murah dengan kualitas yang bagus. Banyaknya persaingan perdagangan
disebuah negara baik itu didalam negeri maupun luar negeri membuat para
produsen mencari cara singkat untuk mendapatkan laba yang sebesar-besarnya.
Yang paling terlihat persaingan harga dan tentu kualitas barangm bagaimana
memproduksi abrang dengan harga yang murah namun kualitas barang tidak kalah
dengan barang yang harganya mahal, walau hanya mendapat keuntungan yang
sedikit tetapi untung terus-menerus.
6
adanya perbedaab budaya, bahasa, mata uang, dan hukum perdagangan
(Wikipedia Indonesia )
2.3 Dumping
Dumping adalah suatu kebijakan negara atau perusahaan dari suatu negara
untuk menjual produknya di luar negeri dengan harga yang lebih rendah
bandingkan terhadap harga jual produk itu di dalam negeri itu sendiri.
Menurut Robert Willig ada 5 tipe dumping yang dilihat dari tujuan
eksportir, kekuatan pasar dan struktur pasar import, antara lain :
Perusahaan pengekspor bisa meraih untung dengan menetapkan “mark up” yang
lebih rendah dipasar import karena menghadapi elastisitas permintaan yang lebih
besar selama harga yang ditawarkan rendah.
2. Cyclical Dumping
Motivasi dumping jenis ini muncul dari adanya biaya marginal yang luar biasa
rendah atau tidak jelas, kemungkinan biaya produksi yang menyertai kondisi dari
kelebihan kapasitas produksiyang terpisah dari pembuatan produk terkait.
7
3. State Trading Dumping
Latar belakang dan motivasinya mungkin sama dengan kategori dumping lainnya,
tapi yang menonjol adalah akuisisi.
4. Strategic dumping
5. Predatory Dumping
Istilah predatory dumping dipakai pada ekspor dengan harga rendah dengan
tujuan mendepak pesaing dari pasar, dalam rangka memperoleh kekuatan
monopoli dipasar negara pengimpor. Akibat terburuk dari dumping jenisbini
adalah matinya perusahaan-perusahaan yang memproduksi barang sejenis.
Kekuatan monopoli di dalam negeri lebih besar daripada luar negeri, sehingga
kurva permintaan di dalam negeri lebih inelastis dibanding kurva permintaan di
luar negeri.
Terdapat hambatan yang cukup kuat sehingga konsumen dalam negeri tidak dapat
membeli barang dari luar negeri.
8
Pada dasarnya, politik dumping merupakan bagian dari politik penjajahan Jepang
atas Asia.
Maka, wajar saja jika politik dumping dikutuk oleh WTO ( World Trade
Organization) meskipun organisasi perdagangan dunia ini tidak melarang secara
resmi dan tegas, namun dampaknya sangat terasa oleh negara tujuan ekspor
apalagi dalam menghadapi free trade (perdagangan bebas).
9
Sebenarnya, dalam penandatanganan FTA ( Free Trade Association )
asosiasi perdagangangan bebas Asia dan China, disana terdapat perjanjian, bebas
biaya masuk antar anggota tanpa merugikan sistem ekonomi yang dianut oleh
masing-masing anggota. Tentu saja dengan pembebasan biaya masuk ini sudah
mengurangi salah satu elemen yang akan menetukan harga dasar suatu produk.
Dengan kebijakan pembebasan biaya masuk ini saja sebenarnya negara produsen
bisa mengekspor barang ke negara tujuan dengan harga miring tanpa harus
menggunakan politik dumping.
10
dan pemberlakuannya secara sama kepada semua mitra dagang anggota WTO
merupakan kunci pokok kelancaran arus perdagangan barang.
11
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kasus/Masalah
Menurut Robert Willig ada 5 tipe dumping yang dilihat dari tujuan
eksportir, kekuaran pasar dan struktur pasar import, antara lain : Market
Expansion Dumping, Cyclical Dumping, State Trading Dumping, Strategic
Dumping, Predatory Dumping. Praktek dumping merupakan praktek dagang yang
tidak fair, karena bagi negara pengimpor, praktek dumping akan menimbulkan
kerugian bagi dunia usaha atau industri barang sejenis dalam negeri, dengan
terjadinya banjir barang-barang dari pengekspor yang harganya jauh lebih murah
daripada barang dalam negeri akan mengakibatkan barang sejenis kalah bersaing,
sehingga pada akhirnya akan mematikan pasar barang sejenis dalam negeri, yang
diikuti munculnya dampak ikutannya seperti pemutusan hubungan kerja massal,
pengganguran dan bangkrutnya industri barang sejenis dalam negeri. Praktek anti-
dumping adalah salah satu isu penting dalam menjalankan perdagangan
internasional agar terciptanyafair trade.
12
GATT 1994). Tarif yang diikat (binding tariff) dan pemberlakuannya secara sama
kepada semua mitra dagang anggota WTO merupakan kunci pokok kelancaran
arus perdagangan barang. Studi Kasus : “Tuduhan Praktek Dumping yang
dilakukan oleh Indonesia : Pada Sengketa Anti-Dumping Produk Kertas dengan
Korea Selatan” Indonesia sebagai negara yang melakukan perdagangan
internasional dan juga anggota dari WTO, pernah mengalami tuduhan praktek
dumping pada produk kertas yang diekspor ke Korea Selatan. Kasus ini bermula
ketika industri kertas Korea Selatan mengajukan petisi anti-dumping terhadap
produk kertas Indonesia kepada Korean Trade Commission (KTC) pada 30
September 2002.
Perusahaan yang dikenakan tuduhan dumping adalah PT. Indah Kiat Pulp
& Paper Tbk, PT. Pindo Deli Pulp & Mills, PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk
dan April Pine Paper Trading Pte Ltd. Produk kertas Indonesia yang dikenai
tuduhan dumping mencakup 16 jenis produk, tergolong dalam kelompokuncoated
paper and paper board used for writing, printing, or other graphic purpose serta
carbon paper, self copy paper and other copying atau transfer paper. Indonesia
untuk pertama kalinya memperoleh manfaat dari mekanisme penyelesaian
sengketa atau Dispute SettlementMechanism (DSM) sebagai pihak penggugat
utama (main complainant) yang merasa dirugikan atas penerapan peraturan
perdagangan yang diterapkan oleh negara anggota WTO lain. Indonesia
mengajukan keberatan atas pemberlakuan kebijakan anti-dumping Korea ke DSM
dalam kasus Anti-Dumping untuk Korea-Certain Paper Products. Indonesia
berhasil memenangkan sengketa anti-dumping ini. Indonesia telah menggunakan
haknya dan kemanfaatan dari mekanisme dan prinsip-prinsip multilateralisme
sistem perdagangan WTO terutama prinsip transparansi.
13
dari beberapa negara pengekspor secara bersamaan diperhitungkan berjumlah 7%
atau lebih.
14
3.3 Praktek Anti Dumping
Karena dampak negatif bagi negara pengimpor dari praktek dumping yang
dilakukan negara pengekspor terhadap jenis barang yang sama, maka dibutuhkan
aturan dan pembatas serta pengendali tehadap [raktek dumping tersebut. Aturan
mengenai larangan dumping ( peraturan anti dumping ) bertujuan memberikan
proteksi terhadap industri dalam negeri dari praktek dumping yang diduga
dilakukan eksportir atau produsen luar negeri.
15
dan tidak melakukan penyesuaian harga dari produsen negarapengekspor, mak
BMAD akan dikenakan sebesar marjin dumping terhadap barang tersebut.
Tahap pertama dari proses Anti Dumping adalah penyelidikan oleh Komite
Anti Dumping yang dilaksanakan oleh TIM OPERASIONAL ANTI DUMPING
(TOAD) atas barang impor yang diduga sebagai barang Dumping dan atau barang
mengandung subsidi yang menyebabkan kerugian. Bagi industri dalam negeri
inisiatif untuk melakukan penyelidikan tersebut dapat dilakukan atas inisiatif dari
komite sendiri atau karena permohonan industri dalam negeri.
Dalam hal adanya permohonan dari industri dalam negeri, komite harus
memberikan keputusan menolak atau menerima dan memulai penyelidikan atas
permohonan tersebut paling lama 30 hari sejak diterimanya permohonan tersebut.
Keputusan diambil berdasarkan penelitian atas bukti yang diajukan dan dianggap
memenuhi persyaratan. Penyelidikan harus diakhiri dalam waktu 12 bulan sejak
keputusan dimulainya penyelidikan, namun dalam hal tertentu dapat diperpanjang
menjadi selama-lamanya 18 bulan.
16
Dalam hal terbukti adanya dumping, komite menyampaikan besarnya
marjin dumping dan/atau subsidi netto dan mengusulkan pengenaan Bea Masuk
Antidumping atau Bea Masuk Imbalan kepada Menteri Perindustrian dan
Perdagangan. Menperindag memutuskan besarnya nilai tertentu untuk pengenaan
Bea Masuk Antidumping atau Bea Masuk Imbalanyang besarnya sama dengan
atau lebih kecil dari Marjin Dumping dan/atau Subsidi Netto.
17
Yang menjadi aspek legal disini adalah adanya pelanggaran terhadap
artikel kesepakatan WTO khususnya dalam kesepakatan perdagangan dan
penentuan tariff seperti yang tercakup dalam GATT dan dengan adanya
keterlibatan DSB WTO yang merupakan suatu badan peradilan bagi
permasalahan-permasalahan di bidang perdagangan. Ini menegaskan bahwa
masalah ini adalah masalah yang berada di cakupan Internasional, bersifat legal
dan bergerak dalam bidang ekonomi.
Sifat legal atau hukumnya terlihat juga dengan adanya tindakan Retaliasi
oleh pemerintah Indonesia karena Korea dinilai telah bertindak ‘curang’ dengan
tidak melaksanakan keputusan Panel Sementara DSB sebelumnya atas kasus
dumping kertas tersebut yang memenangkan Indonesia dimana retaliasi diijinkan
dalam WTO. Sekretaris Direktorat Jenderal Kerja Sama Perdagangan
Internasional Departemen Perdagangan mengatakan dalam putusan Panel DSB
pada November 2005 menyatakan Korsel harus melakukan rekalkulasi atau
menghitung ulang margin dumping untuk produk kertas asal Indonesia. Untuk itu,
Korsel diberikan waktu untuk melaksanakan paling lama delapan bulan setelah
keluarnya putusan atau berakhir pada Juli 2006.
18
Paper Mills, PT Indah Kiat Pulp & Paper, dan PT April Fine sejak 7 November
2003. Dalam membuat tuduhan dumping, KTC menetapkan margin dumping
kertas dari Indonesia mencapai 47,7 persen. Produk kertas yang dikenakan
BMAD adalah plain paper copier dan undercoated wood free printing paper
dengan nomor HS 4802.20.000; 4802.55; 4802.56; 4802.57; dan 4809.4816.
19
dan pengolahan bukti dan informasi mengenai barang impor dumping, barang
impor bersubsidi dan lonjakan impor.
Analisis Kasus
Salah satu kasus yang terjadi antar anggota WTO kasus antara Korea dan
Indonesia, dimana Korea menuduh Indonesia melakukan dumping woodfree copy
paper ke Korsel sehingga Indonesia mengalami kerugian yang cukup besar.
Tuduhan tersebut menyebabkan Pemerintah Korsel mengenakan bea masuk anti
dumping (BMAD) sebesar 2,8 persen hingga 8,22 persen terhitung 7 November
2003. dan akibat adanya tuduhan dumping itu ekspor produk itu mengalami
kerugian. Ekspor woodfree copy paper Indonesia ke Korsel yang tahun 2002
mencapai 102 juta dolar AS, turun tahun 2003 menjadi 67 juta dolar.
20
agreement on antidumping WTO dalam mengenakan tindakan antidumping
terhadap produk kertas Indonesia. Panel DSB menilai Korea telah melakukan
kesalahan dalam upaya membuktikan adanya praktek dumping produk kertas dari
Indonesia dan bahwa Korea telah melakukan kesalahan dalam menentukan bahwa
industri domestik Korea mengalami kerugian akibat praktek dumping dari produk
kertas Indonesia
21
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Menurut saya, seharusnya kita sadar atas praktek politik dumping yang
sangat merugikan. Alangkah baiknya apabila kita lebih mengahargai,
membanggakan, dan membeli produk yang dihasilkan dari dalam negeri sendiri
dibandingkan dengan produk impor yang pada kenyataannya kualitas yang
diberikan tidak sesuai dengan standar keamanan, kesehatan, dan keawetannya.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan Sumber Daya Manusia dan Sumber
Daya Alamnya, tentunya hal itu dapat membuat negara ini menjadi negara yang
lebih baik lagi dalam mengembangkan perekonomian dan kesejahteraan
rakyatnya.Jangan langsung tergiur dengan harga barang yang murah hanya karena
ingin memuaskan hasrat konsumtif anda, perhatikanlah selalu kualitas dari produk
tersebut dan mari kita bangun negara ini agar potensi dalam negeri berkembang
dan dapat bersaing dalam perdagangan internasional, kemudian Lembaga yang
22
berfungsi untuk mengurus masalah-masalah dumping ini, harus lebih ketat lagi
melakukan pengawasan kepada barang-barang dari luar negeri yang masuk, jika
ada Negara atau perusahaan yang melakukan dumping maka harus langsung
diberi sanksi berupa BMAD atau BMI kepada Negara atau perusahaan itu, supaya
tidak membuat perusahaan dalam negeri rugi.
23
DAFTAR PUSTAKA
Santika, Ana Ahira. 2015. Politik Dumping. (online). Dapat di akses pada laman;
http://www.anneahira.com/politik-dumping.html. Diakses pada tanggal 25 Mei
2017.
Santika, Ana Ahira. 2015. Pengertian Dumping. (online). Dapat di akses pada
laman; http://www.anakunhas.com/2011/05/pengertian-dumping.html. Diakses
pada tanggal 27 Mei 2017.
Danny. 2012. Analisa Politik Dumping. (online). Dapat diakses pada laman;
http://makalah8.blogspot.com/2012/09/contoh-analisa-politik-dumping.html.
Diakses pada tanggal 28 Mei 2017.
24