Tabel IV.3 Hasil Perhitungan Kecepatan (v), Bilangan Reynolds (Nre) untuk Ukuran
Pipa 1” pada Sirkuit I dan II
Q(m3/s) A (1") V D Nre Aliran f
0,000014 0,00056 0,02511 0,02664 761,64 laminer 0,02101
0,000038 0,00056 0,06815 0,02664 2067,31 laminer 0,00774
0,000072 0,00056 0,12912 0,02664 3917,01 turbulen 0,01200
0,000095 0,00056 0,17037 0,02664 5168,27 turbulen 0,00900
IV-1
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
0,000126 0,00056 0,22596 0,02664 6854,76 turbulen 0,00800
Tabel IV.5 Hasil Perhitungan Untuk Le/D Fitting, Valve, dan Pipa Lurus Suction dengan D 1”
Le/D*D*n
Q (m3/s) ΔL
Union
0,000014 0,05328 0,05328
0,000038 0,05328 0,05328
0,000072 0,05328 0,05328
0,000095 0,05328 0,05328
0,000126 0,05328 0,05328
Tabel IV.6 Hasil Perhitungan Untuk Le/D Fitting, Valve, dan Pipa Lurus Suction
Q (m3/s) ΔL ½” ΔL 1” Total ΔL
0,000014 8,7722 0,05328 8,82548
0,000038 8,7722 0,05328 8,82548
0,000072 8,7722 0,05328 8,82548
0,000095 8,7722 0,05328 8,82548
0,000126 8,7722 0,05328 8,82548
Tabel IV.7 Hasil Perhitungan Head Loss Pada Fitting Untuk Suction dengan D ½”
Hf
Q (m3/s) Globe ΔHf
Elbow 90 Coupling Union
Valve
0,000014 0,01528 0,00573 0,00010 0,00010 0,02122
0,000038 0,11260 0,04222 0,00075 0,00075 0,15632
0,000072 0,40423 0,15159 0,00269 0,00269 0,56121
0,000095 0,70374 0,26390 0,00469 0,00469 0,97702
0,000126 1,23795 0,46423 0,00825 0,00825 1,71869
Tabel IV.8 Hasil Perhitungan Head Loss Pada Fitting Untuk Suction dengan D 1”
Q (m3/s) Hf ΔHf
Tabel IV.9 Hasil Perhitungan Head Loss Pada Fitting Untuk Discharge Hf ½”
dan Hf 1”
Q (m3/s) ΔHf 1/2" ΔHf 1" ΔHf
0,000014 0,02122 1,26E-05 0,02123
0,000038 0,15632 9,29E-05 0,15642
0,000072 0,56121 0,00033 0,56154
0,000095 0,97702 0,00058 0,97760
0,000126 1,71869 0,00102 1,71971
Tabel IV.10 Hasil Perhitungan Jumlah Head Loss Pada Pipa Lurus dan Fitting untuk Suction
Q (m3/s) ∆Hf Hex Ff ∑F
0,000014 0,02123 0,00054 1,75949E-05 0,00002
0,000038 0,15642 0,00789 0,00016 0,00016
0,000072 0,56154 0,02831 0,00032 0,00032
0,000095 0,97760 0,04929 0,00051 0,00051
0,000126 1,71971 0,08670 0,00080 0,00080
Tabel IV.12 Hasil Perhitungan Untuk Le/D Fitting, Valve, dan Pipa Lurus Discharge pada
sirkuit 1 dengan D 1”
Tabel IV.13 Hasil Perhitungan Untuk Le/D Fitting, Valve, dan Pipa Lurus Discharge pada sirkuit
1
Q (m3/s) ΔL ½” ΔL 1” Total ΔL
0,000014 10,2004 33,4076 23,2072
0,000038 10,2004 33,4076 23,2072
0,000072 10,2004 33,4076 23,2072
0,000095 10,2004 33,4076 23,2072
0,000126 10,2004 33,4076 23,2072
Tabel IV.14 Hasil Perhitungan Head Loss Pada Fitting Untuk Pipa ½” Discharge pada sirkuit 1
Hf ΔHf ½”
3
Q (m /s) Globe Valve
Elbow Coupling Union
Half
0,000014 0,00573 0,02420 0,00010 0,00031 0,03034
0,000038 0,04222 0,17828 0,00075 0,00225 0,22351
0,000072 0,15159 0,64003 0,00269 0,00808 0,80240
0,000095 0,26390 1,11425 0,00469 0,01407 1,39692
0,000126 0,46423 1,96009 0,00825 0,02476 2,45734
Tabel IV.15 Hasil Perhitungan Head Loss Pada Fitting Untuk Pipa 1” Discharge pada sirkuit 1
Hf ΔHf 1”
3
Q (m /s) Globe
Elbow Coupling Union Tee
Valve Wide
0,000014 0,00165 0,00189 0,00001 0,00005 0,00032 0,00392
0,000038 0,01219 0,01393 0,00009 0,00037 0,00232 0,02891
0,000072 0,04377 0,05002 0,00033 0,00133 0,00834 0,10379
0,000095 0,07619 0,08708 0,00058 0,00232 0,01451 0,18068
0,000126 0,13403 0,15318 0,00102 0,00408 0,02553 0,31784
Tabel IV.16 Hasil Perhitungan Jumlah Head Loss Discharge pada sirkuit 1
3
Q (m /s) ∆Hf Hc Ff ∑F
0,000014 0,03426 0,00029 0,00004 0,03459
0,000038 0,25242 0,00217 0,00023 0,25481
0,000072 0,90618 0,01557 0,00062 0,92237
0,000095 1,57760 0,02711 0,00091 1,60562
0,000126 2,77518 0,04769 0,00144 2,82431
IV.2. Pembahasan
Dari data hasil percobaan, maka dapat dibuat grafik sebagai berikut:
10
8
6
P (psi)
4 Sirkuit 1
2 Sirkuit 2
0
0 0 0 0 0 0 0 0
Q (m3/s)
Grafik IV.1 Hubungan antara Q (m3/s) dengan Tekanan (psi) pada Sirkuit 1 dan Sirkuit 2
Pada grafik IV.1 menunjukkan hubungan antara Q dengan tekanan (P) dan dapat
dilihat bahwa pada sirkuit 1 dan sirkuit 2 nilai tekanan (P) semakin besar seiring dengan
bertambahnya nilai Q. Hubungan antara volumetric flow rate (Q) dan tekanan (P) adalah
Laboratorium Mekanika Fluida IV-5
Departemen Teknik Kimia Industri
FV - ITS
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
berbanding lurus.
Hasil percobaan yang didapat untuk sirkuit 1 dan sirkuit 2 sesuai dengan literatur yang
menyebutkan bahwa semakin besar nilai Q maka kecepatan aliran semakin besar. Jika
kecepatan aliran besar maka semakin besar pula nilai P (tekanan)[ CITATION War171 \l
1057 ].
.
3.7
3.6
3.5
BHP (KWh)
3.4
3.3 Sirkuit 1
3.2
Sirkuit 2
3.1
3
0 0 0 0 0 0 0 0
Q (m3/s)
Grafik IV.2 Hubungan antara Q (m3/s) dengan Break Horse Power (BHP) pada Sirkuit 1 dan
Sirkuit 2
Pada grafik IV.2 dapat diamati bahwa kurva hubungan antara Q dengan Brake
Horse Power (BHP) pada sirkuit 1 dan sirkuit 2 menunjukkan semakin besar Q maka BHP
nya juga semakin bertambah. Hal ini tidak sesuai dengan literatur yang menyatakan
semakin kecil bukaan yang diatur maka nilai kapasitas aliran akan semakin kecil tetapi
nilai kecepatan rpm-nya meningkat. Meningkatnya rpm dapat membuat nilai BHP menjadi
besar [ CITATION Ari15 \l 1057 ].
Ketidaksesuai hasil percobaan yang diperoleh dapat diakibatkan oleh terdapatnya
kerusakan alat pada KWh meter yang tidak diketahui atau juga dapat diakibatkan adanya
kesalahan dalam pembacaan angka KWh. Selain itu, jika dibandingkan dengan rumus BHP
dengan efisiensi menunjukkan berbanding terbalik karena nilai efisiensi akan naik apabila
kapasitas debit semakin besar. Pada waktu pompa dihidupkan, nilai BHP menjadi tinggi
karena harus melawan gaya supaya fluida bisa masuk ke pompa dan mengalir ke atas di
dalam pipa. Sehingga, pada kondisi sesungguhnya sewaktu percobaan di laboratorium
nilainya menjadi berbanding terbalik antara BHP dan Q nya [ CITATION Wah12 \l
1057 ].
1.8
1.6
1.4
1.2
WHP (watt)
1
0.8
0.6 Sirkuit 1
0.4 Sirkuit 2
0.2
0
0 0 0 0 0 0 0 x 010-6
Q (m3/s)
Grafik IV.3 Hubungan antara Q (m3/s) dengan Water Horse Power (WHP) pada Sirkuit 1 dan
Sirkuit 2
Berdasarkan grafik IV.3 hubungan antara Q dengan Water Horse Power (WHP)
pada sirkuit 1 dan sirkuit 2 menunjukkan adanya kenaikan nilai WHP sebanding dengan
bertambahnya nilai Q. Hal ini sebanding dengan definisi dari WHP yaitu daya yang
dihasilkan oleh air akibat ketinggian dan kapasitas air. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
jika nilai volumetric flow rate (Q) besar maka nilai WHP juga akan besar. Pernyataan ini
sesuai dengan rumus dari WHP. Maka hasil percobaan yang diperoleh sesuai dengan
literatur [ CITATION Wah12 \l 1057 ].
60.00
50.00
40.00
Effisiensi (%)
30.00 Sirkuit 1
Sirkuit 2
20.00
10.00
0.00 x 10-6
0 0 0 0 0 0 0 0
Q (m3/s)
Berdasarkan grafik IV.4 dapat dilihat bahwa kurva hubungan antara Q dengan
efisiensi pada sirkuit 1 dan 2 menunjukkan kenaikan nilai efisiensi seiring dengan
Laboratorium Mekanika Fluida IV-7
Departemen Teknik Kimia Industri
FV - ITS
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
bertambahnya nilai Q. hal ini disebabkan oleh meningkatnya daya poros akibat besarnya
torsi yang disebabkan oleh meningkatnya gaya pada sudu. Peningkatan kecepatan fluida
akan memperbesar gaya hambat dan gaya seret, sehingga gaya yang bekerja pada sudu
menjadi naik [ CITATION Wah12 \l 1057 ].
Hasil percobaan yang didapat juga dapat dibandingkan dengan rumus efisiensi
dimana daya air dan daya poros pompa sebagai pembandingnya. Sehingga dapat dikatakan
bahwa nilai efisiensi berbanding lurus dengan nilai debit aliran dan nilai head pompa
berbanding terbalik dengan BHP [ CITATION Ari15 \l 1057 ].