Kelompok masyarakat yang melakukan kegiatan konsumsi terhadap barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhan hidup diri sendiri ataupun keluarga dinamakan rumah
tangga konsumen (RTK). Pihak yang melakukan kegiatan produksi yaitu kegiatan
untuk menghasilkan barang dan jasa guna memenuhi kepentingan orang lain
dinamakan rumah tangga produsen (RTP).
Selain pihak yang menghasilkan dan mengonsumsi barang dan jasa, ada pihak yang
bertugas untuk mengatur, mengendalikan, serta mengadakan kontrol terhadap
jalannya roda perekonomian, yang disebut rumah tangga pemerintah. Hasil produksi
sebagian disalurkan ke pembeli dalam negeri, sebagian lagi dijual ke masyarakat luar
negeri. Hal ini menimbulkan arus barang dan jasa dari dalam negeri ke luar negeri,
yang disebut ekspor.
Selain kegiatan menjual barang dan jasa ke luar negeri, ada pula kegiatan membeli
barang dan jasa dari negara-negara lain. Arus barang dan jasa yang masuk dari luar
negeri ke dalam negeri disebut impor. Orang/lembaga yang melakukan kegiatan
ekspor dan impor disebut rumah tangga luar negeri.
Jadi, pelaku ekonomi terdiri atas rumah tangga keluarga, rumah tangga perusahaan,
rumah tangga pemerintah, dan rumah tangga luar negeri.
Perdagangan Antarpulau
a. Pengertian Perdagangan Antarpulau
Perdagangan atau perniagaan merupakan kegiatan tukar menukar barang atau jasa
berdasarkan kesepakatan bersama tanpa ada unsur pemaksaan. Perdagangan
antardaerah atau antarpulau merupakan perdagangan yang dilakukan oleh penduduk/
lembaga suatu daerah atau pulau dengan penduduk/lembaga suatu daerah atau pulau
lain dalam satu batas wilayah negara atas dasar kesepakatan bersama.
Memperluas Jangkauan
Pasar Perdagangan sampai ke luar daerah atau luar pulau dapat memperluas
jangkauan pasar. Jangkauan pasar yang dimaksud adalah jumlah konsumen yang
mengonsumsi barang tersebut semakin banyak dan tersebar di berbagai daerah.
Meningkatkan produktivitas
Pemasaran produk yang makin meluas akan menyebabkan permintaan atau
pemesanan terhadap produk menjadi meningkat. Hal ini akan mendorong produsen
meningkatkan produksi sehingga meningkatkan produktivitas.
Perdagangan AntarNegara
a. Pengertian Perdagangan Antarnegara/Internasional
Perdagangan antarnegara atau sering disebut perdagangan internasional merupakan
aktivitas perdagangan yang dilakukan oleh masyarakat suatu negara dengan
masyarakat negara lain atas dasar kesepakatan bersama.
Masyarakat yang dimaksud dapat berupa individu, kelompok, lembaga, pemerintah
suatu negara dengan negara lain.
Perpindahan barang dan jasa dari suatu negara ke negara yang lain.
Perpindahan modal melalui investasi asing dari luar negeri ke dalam negeri.
Perpindahan tenaga kerja dari suatu negara ke negara lain.
Perpindahan teknologi dengan mendirikan pabrik-pabrik di negara lain.
Penyampaian informasi tentang kepastian adanya bahan baku dan pangsa pasar.
Impor
Impor merupakan kegiatan membeli barang dari luar negeri. Seseorang atau badan
yang melakukan impor disebut importir. Seorang importir membayar barang yang ia
beli dengan mata uang asing.
Meningkatkan Promosi
Dalam rangka mengenalkan produk dalam negeri di pasaran internasional, promosi
menjadi hal yang sangat penting. Pelaksanaan promosi dapat berupa kegiatan
pameran dagang, festival olah raga, seni, maupun kegiatan lainnya yang dapat
berfungsi sebagai promosi. Promosi dagang tersebut dilakukan oleh individu, lembaga
swasta, maupun pemerintah. Pemerintah dapat menangani promosi dan pusat
informasi dagang di luar negeri.
Memperoleh Keuntungan
Manfaat dari perdagangan adalah memperoleh keuntungan. Dengan adanya
spesialisasi, yaitu produk unggul yang khas di tiap-tiap negara, produsen dapat
menghasilkan produk dengan efisien.
Perdagangan antarnegara menyebabkan produsen bersemangat memaksimalkan
produktivitas mereka tanpa khawatir kelebihan produknya tidak akan terjual. Sebab,
mereka dapat menjualnya ke luar negeri.
Wilayah Indonesia sangat luas, kekayaan melimpah, dan kaya akan berbagai budaya.
Kondisi tersebutlah yang menjadi daya tarik bangsa-bangsa lain datang ke Indonesia.
Hubungan dagang dan interaksi budaya merupakan contoh hubungan Indonesia
dengan bangsa-bangsa asing. Hubungan dengan bangsa-bangsa asing tidak hanya
berdampak positif, tetapi juga negatif.
Salah satu dampak negatif hubungan Indonesia dengan bangsa asing adalah terjadinya
penjajahan pada masa lalu. Penjajahan telah menyebabkan perubahan dalam aspek
geograi, sosial, budaya, dan politik.
Penjajahan menyebabkan penderitaan bangsa Indonesia. Rakyat di berbagai daerah
berusaha mengusir penjajah dari bumi pertiwi, tetapi seringkali gagal.
Memasuki abad XIX, bangsa Indonesia sadar bahwa salah satu kelemahan perjuangan
selama ini adalah berjuang sendiri-sendiri, lebih mengandalkan satu pemimpin.
Pada tahun 1928, secara tegas bangsa Indonesia mengikatkan diri dalam perjuangan
nasional melalui ikrar Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Usaha bangsa Indonesia
mencapai kemerdekaan tercapai dengan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia
pada tanggal 17 Agustus 1945.
Sejak saat itulah bangsa Indonesia hidup dalam kemerdekaan hingga saat ini. Pada
masa penjajahan Jepang dan Belanda, masyarakat Indonesia mengalami banyak
perubahan terutama dalam aspek geograis, pendidikan, ekonomi, dan politik.
a. Perluasan Pendidikan
b. Kegagalan Perjuangan di Berbagai Daerah
c. Rasa Senasib Sepenanggungan
d. Perkembangan Organisasi Etnis, Kedaerahan, dan Keagamaan
e. Berkembangnya Berbagai Paham Baru
f. Berbagai Peristiwa dan Pengaruh dari Luar Negeri:
g. Kemenangan Jepang atas Rusia pada tahun 1905
h. Berkembangnya nasionalisme di berbagai Negara
a. Sanitasi
Sanitasi atau disebut juga Sanitary Landfill adalah suatu metode pengolahan sampah
terkontrol dengan sistem sanitasi yang baik.
b. Pembakaran
Pembakaran atau disebut juga Inceneration adalah sampah dibakar di dalam alat
insinerator dan hasil pembakarannya berupa gas dan residu pembakaran.
Penghancuran atau disebut juga Pulverisation adalah penghancuran sampah dilakukan
di dalam mobil pengumpul sampah yang telah dilengkapi dengan alat pengaduk
sampah.
c. Penghancuran
Penghancuran atau disebut juga Pulverisation adalah penghancuran sampah dilakukan
di dalam mobil pengumpul sampah yang telah dilengkapi dengan alat pengaduk
sampah.
Pengeringan
Pengeringan dilakukan secara konvensional yaitu menggunakan sinar matahari
langsung atau dapat juga secara langsung dengan dibersihkan menggunakan lap
kering.
Pewarnaan
Pewarnaan pada limbah keras dapat dilakukan dengan cara disemprot atau dikuas
dengan cat.
Daerah pegunungan
Limbah keras yang banyak dihasilkan di daerah ini adalah limbah kayu pinus, kayu
abasia, dan kayu kamper.
Daerah pertanian
Limbah keras yang didapat di daerah ini adalah tulang-tulang hewan ternak seperti
tulang sapi, kerbau, kambing, ayam, serta tulang ikan.
Daerah perkotaan
Limbah keras yang dihasilkan di daerah perkotaan biasanya berupa pecahan kaca,
pecahan keramik, potongan logam, dan aneka plastik bekas perabot.
Proses Kerajinan Bahan Limbah Keras Organik
Berikutnya mari kita pelajari proses kerajinan bahan limbah keras organik. Ada
beberapa proses yang akan kita bahas, yaitu :
Kerajinan Limbah Cangkang Kerang
Berikut ini adalah langkah umum membuatnya :
1. Sisik-sisik ikan direndam selama 2 jam dengan air detergen dan dibilas dengan
air bersih sebanyak 3 kali hingga benar-benar bersih dari detergen.
2. Rendam kembali sisik-sisik ikan dengan campuran air jeruk nipis dan air selama
2 jam agar bau amisnya hilang.
3. Pisahkan sisik ikan sesuai ukuran dan ketebalan dan tiriskan dengan saringan.
4. Pemberian warna pada sisik-sisik ikan diperlukan kehati-hatian. Rebuslah air
hingga hangat dengan ditambahkan larutan benzoat sebagai pengawet.
5. Masukkan pewarna wantex atau cat tekstil pada panci dan masukkan pula sisik-
sisik ikannya. Perlu diperhatikan jangan sampai air menjadi mendidih, karena
sisik ikan akan menjadi matang dan menempel satu sama lain.
6. Matikan kompor dan biarkan sisik-sisik ikan itu terendam zat warna selama 20
menit.
7. Tiriskan sisik-sisik ikan dan keringkan dengan cara diangin-anginkan agar
permukaan tidak melengkung.
1. Pilihlah tempurung kelapa yang sudah benar-benar tua dan kering dengan ciri
bagian potongannya berwarna kehitaman.
2. Bersihkan serabut kasar di permukaan tempurung kelapa menggunakan pecahan
kaca atau pisau. Lakukan langkah ini dengan hati-hati.
3. Bersihkan sisa serabut halus pada permukaan tempurung menggunakan amplas
kasar, kemudian gunakan amplas halus untuk menghaluskan permukaan
tempurung secara merata.
4. Agar permukaan tempurung mengilap, kamu dapat menggosok permukaan
tempurung menggunakan daun kering secara berulang sampai terlihat mengilap.
Cara lain yang bisa ditempuh dengan mengecatnya menggunakan cat pernis.
5. Potong tempurung sesuai dengan pola kerajinan yang akan dibuat menggunakan
gergaji besi
2. Alat Penjernih Air
Biji kelor
Tawas
Kaporit
Kapur gamping
Arang batok kelapa
Teknik dan Prosedur Pembuatan Alat Penjernih Air dengan Bahan Alam
a. Memotong
b. Melubangi
c. Menyambung
1. Menentukan atau memutuskan model bentuk dan ukuran alat penjernih air yang
akan dibuat, setelah sebelumnya melakukan pengamatan alur cara kerja penjernih
air, baik melalui pelatihan, internet atau informasi tentang alat penjernih air yang
ada di daerah setempat.
2. Membuat sketsa gambar benda yang akan dibuat dan gambar teknik yang
dilengkapi dengan ukuran.
3. Menentukan dan menyiapkan alat tangan (hand tools) yang akan digunakan dan
bahan alam apa saja yang diperlukan sebagai penyaring serta sebagai wadah air,
saluran penghubung pipa, selang atau bambu maupun keran yang dibutuhkan.
4. Menentukan langkah membuat alat penjernih air, yaitu menentukan bagian mana
yang akan dibuat terlebih dahulu.
5. Membuat dan merakit alat penjernih air sesuai rencana.
6. Menguji merupakan bagian penting dalam pembuatan alat penjernih air dan
dilanjutkan dengan menyempurnakan.
Hal pertama yang harus dipikirkan saat akan membuat alat penjernihan air
sebagai berikut.
1. Alat penjernih air yang akan dibuat harus dapat menjawab permasalahan yang
dihadapi, apakah menyaring lumpur atau menyaring kuman, menyaring zat besi,
atau ketiga-tiganya.
2. Untuk ditempatkan di manakah alat penjernih air yang akan dibuat: apakah
digunakan di sekolah, rumah, atau untuk satu kelompok masyarakat.
3. Bahan penyaring apakah yang dapat melakukan penyaringan fisika/ mekanis
yang harus disiapkan?
4. Pada alat penjernih air apakah bahan penyaringan mudah dibersihkan.
1. Membuat desain/sketsa alat penjernih air yang akan dibuat, disesuaikan dengan
kebutuhan.
2. Membuat gambar teknik lengkap dengan ukurannya.
3. Menentukan langkah kerja.
4. Menuliskan alat yang akan digunakan.
3. Teknik dan Prosedur Pembuatan Alat Penjernih Air dengan Bahan Buatan
Teknik pembuatan alat penjernih air buatan sebenarnya lebih mudah, yaitu dengan
menyiapkan bak atau tempat penampung air kotor yang memadai dan diberi pengaduk
bahan kimia. Selanjutnya, menyiapkan bak pengendap dan penampung air bersih.
Pembuatan bak-bak tersebut pasti akan menerapkan teknik melubangi, menyambung,
dan memotong yang baik agar alat penjernih air tidak bocor.
- Identifikasi Kebutuhan
Pembuatan penjernih air berdasarkan bahan dan alat yang tersedia di sekitarmu, dan
dibuat secara efisien sehingga tidak memakan tempat.
b. Proses pembuatan
Langkah-langkah/prosedur kerja
1. Pemasangan keran dengan drum atau pembuatan bak penampungan dapat dibantu
oleh orang dewasa sehingga hasilnya lebih baik. Pemasangan bahan penjernih
bisa dilakukan sendiri.
2. Siapkan bahan penjernih buatan antara lain kaporit 0,20 gram, batu kapur 2 gram,
dan tawas 2 gram. Cairkan bahan tersebut masing-masing dalam satu buah
sendok makan.
3. Persiapkan bak atau drum air untuk tempat pengendapan yang dapat menampung
air keruh sekitar 20 liter atau sesuai kebutuhan. Kemudian kaporit, batu kapur,
dan tawas yang sudah dicairkan dimasukkan ke dalam bak tersebut dan diaduk
lima menit, diamkan selama 10 menit. Pada saat pengendapan dan pengadukan,
lubang bak atau drum harus disumbat.
4. Setelah didiamkan 10 menit, penyumbat dibuka dan alirkan air keruh tersebut ke
bak penyaring yang berisi pecahan genting/bata, pasir, kerikil, ijuk, dan arang
tempurung kelapa. Tebal pecahan genteng 2-5 cm, pasir 15 cm, kerikil 5 cm, ijuk
5 cm, arang 10 cm, dan ijuk lagi 5 cm.
5. Air hasil penyaring ditampung dalam ember atau bak yang bersih dan dapat
dipergunakan. Hal yang perlu diingat, apabila air akan diminum maka terlebih
dahulu dimasak dulu.
Alat:
1. Tempat minum
2. Tempat makan
3. Timbangan
1. Perencanaan
1. Menentukan jenis satwa harapan yang akan dibudi dayakan.
2. Menentukan kandang yang akan digunakan untuk budi daya satwa harapan.
3. Menentukan jadwal kegiatan budi daya.
4. Menyiapkan kebutuhan sarana, alat, dan bahan.
5. Menentukan tugas individu.
2. Menyiapkan Sarana Produksi
Bahan:
a. Induk jangkrik
b. Pakan hijauan dan konsentrat
c. Obat-obatan
d. Vitamin atau probiotik
Alat:
1. Timbangan
2. Tempat makan dan minum
3. Pembersih kotoran
a. Lokasi kandang di tempat yang teduh dan gelap. Kandang jangkrik jangan
terkena sinar matahari.
b. Suasana kandang dibuat mendekati habitat aslinya. Dinding kandang diolesi
dengan lumpur sawah dan diberikan daundaun kering seperti daun pisang, daun
sukun, dan daun-daun lainnya untuk tempat persembunyian di samping untuk
menghindari sifat kanibalisme dari jangkrik.
c. Dinding atas kandang bagian dalam dilapisi lakban agar jangkrik tidak merayap
naik sampai keluar kandang.
d. Sisi dinding kandang dibuat lubang yang ditutup kasa untuk memberikan
sirkulasi udara yang baik dan untuk menjaga kelembapan kandang.
e. Sesuaikan ukuran kandang dengan jumlah populasi jangkrik tiap kandang.
f. Ketinggian 30-50 cm, lebar 60-100 cm panjangnya 120-200 cm.
g. Keempat kaki kandang dialasi mangkuk yang berisi air, minyak tanah atau juga
vaselin (gemuk) yang dilumurkan ke tiap kaki penyangga untuk menghindari
gangguan binatang seperti semut, tikus, cecak dan serangga lainnya.
b. Pembibitan
1. Pemilihan Bibit dan Calon Induk
Bibit dipilih yang sehat (tidak sakit), tidak cacat (sungut atau kaki patah) dan berumur
sekitar 10-20 hari. Calon induk jangkrik yang baik adalah jangkrik-jangkrik yang
berasal dari tangkapan alam bebas karena biasanya memiliki ketahanan tubuh yang
lebih baik. Kalaupun induk betina tidak didapat dari hasil tangkapan alam bebas,
induk dapat dibeli dari peternakan. Induk jantan diusahakan dari alam bebas karena
lebih agresif. Ciri-ciri indukan dan induk jantan yang baik sebagai berikut.
Indukan:
a) sungutnya masih panjang dan lengkap
b) kedua kaki belakangnya masih lengkap
c) bisa melompat dengan tangkas, gesit dan kelihatan sehat
d) badan dan bulu jangkrik berwarna hitam mengkilap
e) berbadan besar
f) mengeluarkan zat cair dari mulut dan duburnya apabila dipegang.
Induk jantan:
a) selalu mengeluarkan suara mengerik
b) permukaan sayap atau punggung kasar dan bergelombang; dan tidak mempunyai
ovipositor di ekor.
Induk betina:
a) tidak mengerik
b) permukaan punggung atau sayap halus
c) ada ovipositor di bawah ekor untuk mengeluarkan telur.
Makanan tersebut diberikan bergantian setiap hari. Selain itu, perlu juga dikontrol
kelembapan udara dan binatang pengganggu. Seperti semut, tikus, cecak, kecoa, dan
laba-laba.
3. Sistem Pembiakan
Sampai saat ini, pembiakan jangkrik yang dikenal adalah dengan mengawinkan induk
jantan dan induk betina.
5. Proses Kelahiran
Sebelum penetasan telur, terlebih dahulu disiapkan kandang yang permukaan dalam
kandang dilapisi dengan pasir, sekam atau handuk yang lembut. Kemudian masukkan
1-2 sendok teh telur (satu sendok teh telur diperkirakan berkisar antara 1.500-2.000
butir telur). Selama proses ini berlangsung warna telur akan berubah warna dari
bening sampai kelihatan keruh. Kelembapan telur harus dijaga dengan menyemprot
telur setiap hari dengan air dan dibolak-balik agar tidak berjamur. Telur akan menetas
merata sekitar 4-6 hari.
Pemeliharaan
1. Sanitasi
2. Pengontrolan Penyakit
3. Perawatan Ternak
4. Pemberian Pakan
5. Pemeliharaan Kandang
6. Hama dan Penyakit
7. Pemberian Vaksin dan Obat
8. Panen
Pengertian
Tanaman serealia, kacang-kacangan, dan umbi-umbian selain mengandung kadar
karbohidrat tinggi juga mengandung vitamin dan mineral. Jenis tanaman ini juga
tahan terhadap suhu tinggi. Kandungan mineral/air yang terdapat pada bahan pangan
serealia, kacang-kacangan dan umbi membuat tidak dapat bertahan lama setelah
dipanen.
b. Jagung
Pengolahan jagung menjadi bahan setengah jadi yaitu jagung pipil kering, beras
jagung, tepung jagung/maizena, dan jagung instan.
c. Gandum
Pengolahan gandum menjadi bahan setengah jadi yaitu whole oat, aneka pasta, dan
tepung gandum/terigu.
d. Sorgum
Pengolahan sorgum menjadi bahan setengah jadi yaitu biji/beras sorgum dan tepung
sorgum.
b. Singkong/Ubi Kayu
Pengolahan singkong menjadi bahan setengah jadi yaitu kerupuk tette, keripik
singkong, gaplek, tiwul instan, beras singkong, tepung tapioka/pati, tepung singkong,
dan tepung mokaf.
c. Talas
Pengolahan talas menjadi bahan setengah jadi yaitu tepung talas.
d. Kentang
Pengolahan kentang menjadi bahan setengah jadi yaitu tepung kentang dan kentang
beku
Teknik Pengolahan
1. Pengawetan Secara Fisik
Pengawetan dengan Suhu Rendah
Pengawetan dengan Suhu Tinggi
Pengawetan dengan Pengeringan
c. Pengasapan
Komponen yang terdapat dalam asap adalah senyawa antimikrobia dan komponen
antioksidan.
2. Pelaksanaan/Pembuatan
Bahan Beras, bumbu garam, bawang putih, terasi dikira-kira secukupnya, dan minyak
goreng.
Alat : (a) Baskom, (b) panci, (c) dandang pengukus, (d) rice cooker, (e) centong kayu,
(f) sutil spatula, (g) wajan penggorengan, dan (h) ulekan.
Proses Pembuatan :
1. Cuci beras ketan lalu tiriskan
2. Ulek bawang putih, terasi, dan garam sampai halus.
3. Campur bumbu yang sudah diulek dengan beras ketan bersih
4. Tuang beras ketan berbumbu pada rice cooker, beri air lalu masaklah hingga
matang.
5. Ambil satu sendok nasi dan bentuk pipih, lalu taruh di tampah.
6. Lakukan hingga semua nasi habis.
7. Setelah nasi dibentuk pipih, susun di tampah dan dijemur di bawah sinar matahari
hingga kering.
8. Rengginang yang sudah kering.
9. Gorenglah rengginang kering dengan minyak yang banyak hingga merekah dan
matang
3. Penyajian/Pengemasan
Penyajian dan Pengemasan Rengginang
b. Tempe
Bahan: Kacang kedelai 1 kg, ragi tempe 2 gram, dan air sesuai kebutuhan.
Alat: Panci, baskom, tampah/baki, bungkusan plastik/daun pisang, garpu untuk
melubangi plastik berisi tempe.
c. Kerupuk Tette
Bahan:
Singkong, garam, dan air untuk merebus.
Alat:
Panci untuk merebus, talenan, pisau, tampah, dan ulekan batu.
Proses Pembuatan:
1. Singkong dikupas, dicuci bersih lalu masukkan pada panci.
2. Merebus singkong yang sudah dicuci bersih dan memberinya garam.
3. Setelah singkong matang, dinginkan, lalu dipotong tipis sesuai selera dengan
menggunakan pisau dan alat talenan.
4. Setelah singkong dipotong, pipihkan sampai setipis emping menggunakan ulekan
batu.
5. Letakkan singkong pipih pada tampah, jemurlah dibawah terik matahari sampai
kering.
6. Setelah kering, dapat langsung digoreng dan disajikan pada stoples dengan
dilengkapi sambal petis.
7. Jika tidak mau digoreng langsung, dapat disimpan dengan kemasan plastik lalu
lem sehingga kedap udara agar tidak cepat rusak.
2. Proses Pengolahan Pangan Setengah Jadi Jagung Pipil dan Beras Tiwul Instan
a. Jagung Pipil
Bahan:
Jagung, anyaman bambu atau terpal, karung, dan tali rafia.
Alat:
Anyaman bambu atau terpal plastik (secara tradisional), mesin
pengering (secara modern).
Proses Pembuatan:
a. Kulit jagung/klobot hendaknya segera dikupas setelah pemetikan dari pohonnya.
b. Setelah pengupasan, dilakukan pengeringan. Pengeringan secara tradisional
dilakukan dengan cara menjemur jagung di bawah sinar matahari.
c. Pengeringan secara modern dapat dilakukan dengan mesin pengering.
d. Setelah kering, dilakukan pemipilan jagung.
e. Setelah pemipilan jagung, maka dilakukan penyortiran yaitu biji-biji jagung
dipisahkan dari sisa-sisa tongkol, biji kecil, biji pecah, biji hampa, dan kotoran
selama pemetikan atau pada waktu pemipilan.
f. Langkah terakhir adalah pengemasan. Jika jumlah biji jagung pipil sangat banyak
dapat dikemas dengan karung yang bersih dan dijahit mulut karung dengan tali
rafia. Apabila, ingin dikemas per 1 kg maka dapat dikemas dengan plastik dan
mulut plastic dipres dengan mesin atau api lilin.
b. Tiwul Instan
Perencanaan:
Membuat tiwul instan sebagai makanan modern untuk melestarikan kuliner kearifan
lokal khas Yogyakarta.
Proses Pembuatan:
1. Masukkan gaplek dalam baskom, tuangkan air untuk merendamnya.
2. Setelah tiga hari direndam, tiriskan gaplek dan letakkan di tampah, lalu dijemur
di bawah sinar matahari sampai gaplek kering.
3. Setelah gaplek kering, tumbuklah gaplek di dalam lumpang dengan alu hingga
menjadi tepung gaplek halus.
4. Tepung gaplek halus dicampur dengan tepung kacang hijau dan gula merah
dengan perbandingan tepung gaplek : tepung kacang hijau : gula merah = 4 : 1 : 1
sampai rata.
5. Setelah adonan tepung tercampur rata, tepung tiwul komposit ditampi/ditinting
agar butiran halus dan besar terpisah.
6. Kemudian kukuslah adonan tepung tiwul komposit hingga matang menjadi
berwarna kuning kecokelatan.
7. Tiwul matang diurai di tampah atau daun pisang dan didinginkan dahulu/diangin-
anginkan.
8. Penyajian/Pengemasan
Tiwul instan dikemas dengan plastik yang dipres. Tiwul instan yang diproses dengan
baik mempunyai daya simpan relatif lama (lebih kurang enam bulan masih belum
menunjukkan perubahan sifat).
Pengertian
Produk hasil samping adalah produk yang dihasilkan selain produk utama. Hasil
samping serealia, kacang-kacangan, dan umbi masih bisa dimanfaatkan menjadi
produk pangan.
Teknik Pengolahan
Teknik Pengolahan Makanan Panas Basah (Moist Heat)
Teknik Pengolahan Panas Kering (Dry Heat Cooking)
Pengawetan
Pengawetan secara Fisik
Pengawetan dengan Suhu Rendah
Pengawetan dengan Suhu Tinggi
2. Tempe Gembus
Perencanaan:
Membuat tempe gembus sebagai teman sarapan nasi goreng.
Bahan:
• Ampas kedelai 500 gram
• Ragi tempe 1 sendok teh
Alat-alat:
Plastic sealed, tusuk gigi, panci kukusan, nampan, wajan dan sutil penggorengan,
serta rak kawat dan serbet
Proses Pembuatan:
1. Isi bagian bawah panic kukusan dengan air, letakkan sarang kukusan diatasnya,
lalu masukkan ampas kedelai pada panci kukusan dan kukus selama 30 menit.
2. Angkat ampas kedelai sangrai dan dinginkan dengan dihampar pada nampan
secara merata.
3. Setelah dingin, sangria ampas kedelai kukus hingga kering (tidak terasa lembab
jika dipegang dengan jari).
4. Angkat ampas kedelai kukus dengan dihampar pada nampan secara merata dan
dinginkan dengan cara dianginkan.
5. Setelah ampas kedelai sangria dingin beri satu sendok teh ragi dan campurkan
secara merata dengan menggunakan sedok atau sutil penggorengan. Usahakan
tangan jangan sampai menyentuh ampas kedelai yang telah dicampur ragi.
6. Masukkan ampas kedelai bercampur ragi pada plastik sealed dan rapatkan.
Lubangi kedua permukaan plastik dengan menggunakan tusuk gigi agar ada
rongga udara. Letakkan plastic sealed berisi ampas kedelai diatas rak kawat yang
telah dihampar dengan serbet dan diamkan selama 2 s.d 3 hari.
Penyajian:
Untuk penyajian tempe gembus perlu dimasak terlebih dahulu. Caranya dengan
menggoreng secara langsung atau dibuat tempe gembus goreng tepung yang
diberi bawang putih cincang halus, garam, dan irisan daun bawang.
Untuk pengemasan bisa memakai wadah stereofoa yang dialasi kertas nasi coklat
atau wadah kotak plastic
Proses Pembuatan:
1. Potong daun ubi jalar/glandir satu persatu, kemudian cuci bersih.
2. Rebus daun ubi jalar/glandir dengan diberi sedikit garam agar daun terlihat hijau
segar.
3. Dalam merebus sayuran daun, angkat dan tiriskan segera setelah sayuran tidak
kaku lagi dan agar rasanya renyah-lunak. Sayur daun ubi jalar/ glandir jika
direbus terlalu lama akan menjadi lunak dan berlendir
4. Siapkan dan bersihkan cabe merah, cabe rawit, bawang merah, dan tomat, lalu
kukus sebentar agar bahan sambal menjadi sedikit lunak.
5. Setelah dikukus, ulek semua bahan dan masukkan terasi serta gula merah. Setelah
halus atau agak halus beri perasan jeruk purut, campurkan.
Penyajian/pengemasan:
Untuk penyajian sambal glandir asam bisa disajikan terpisah antara sayur dan
sambal atau disatukan dalam satu wadah.
Untuk pengemasan bisa memakai wadah stereofoam yang dialasi kertas nasi
coklat atau wadah kotak plastik untuk sayur glandirnya, sedangkan sambalnya di
tempatkan pada plastic sealed.
Pengemasan
Persyaratan dari suatu pengemasan :
Kemasan harus bisa mewadahi produk
Kemasan harus bisa melindungi produk