Anda di halaman 1dari 26

KISI KISI PAT (IPS & PRAKARYA)

IPS (ILMU PENGETAHUAN SOSIAL)

1. Keunggulan dan Keterbatasan Antarruang Terhadap Kegiata Ekonomi,


Sosial, Budaya di Indonesia dan Asean

 Pengertian Pelaku Ekonomi


Pelaku ekonomi adalah orang/lembaga yang melakukan kegiatan ekonomi.
Ada 4 (empat) pelaku ekonomi, yaitu rumah tangga keluarga/konsumen, rumah
tangga perusahaan/produsen, rumah tangga pemerintah, dan rumah tangga luar negeri.
Keempat pelaku tersebut berperan penting dalam menggerakkan perekonomian
negara sesuai dengan peran masing-masing.

Kelompok masyarakat yang melakukan kegiatan konsumsi terhadap barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhan hidup diri sendiri ataupun keluarga dinamakan rumah
tangga konsumen (RTK). Pihak yang melakukan kegiatan produksi yaitu kegiatan
untuk menghasilkan barang dan jasa guna memenuhi kepentingan orang lain
dinamakan rumah tangga produsen (RTP).

Selain pihak yang menghasilkan dan mengonsumsi barang dan jasa, ada pihak yang
bertugas untuk mengatur, mengendalikan, serta mengadakan kontrol terhadap
jalannya roda perekonomian, yang disebut rumah tangga pemerintah. Hasil produksi
sebagian disalurkan ke pembeli dalam negeri, sebagian lagi dijual ke masyarakat luar
negeri. Hal ini menimbulkan arus barang dan jasa dari dalam negeri ke luar negeri,
yang disebut ekspor.

Selain kegiatan menjual barang dan jasa ke luar negeri, ada pula kegiatan membeli
barang dan jasa dari negara-negara lain. Arus barang dan jasa yang masuk dari luar
negeri ke dalam negeri disebut impor. Orang/lembaga yang melakukan kegiatan
ekspor dan impor disebut rumah tangga luar negeri.

Jadi, pelaku ekonomi terdiri atas rumah tangga keluarga, rumah tangga perusahaan,
rumah tangga pemerintah, dan rumah tangga luar negeri.

 Perdagangan Antarpulau
a. Pengertian Perdagangan Antarpulau
Perdagangan atau perniagaan merupakan kegiatan tukar menukar barang atau jasa
berdasarkan kesepakatan bersama tanpa ada unsur pemaksaan. Perdagangan
antardaerah atau antarpulau merupakan perdagangan yang dilakukan oleh penduduk/
lembaga suatu daerah atau pulau dengan penduduk/lembaga suatu daerah atau pulau
lain dalam satu batas wilayah negara atas dasar kesepakatan bersama.

Kalian tentu memahami bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan dengan


jumlah pulau lebih dari 13.000.

b. Tujuan Perdagangan Antarpulau


Perdagangan antarpulau dilakukan oleh beberapa pelaku ekonomi dengan beberapa
tujuan. Tujuan adanya perdagangan antarpulau antara lain adalah sebagai berikut.
Memperoleh Keuntungan
Tujuan utama dilakukan perdagangan antarpulau adalah untuk memperoleh
keuntungan. Keuntungan diperoleh dari selisih antara harga beli dengan harga jual.

Memperluas Jangkauan
Pasar Perdagangan sampai ke luar daerah atau luar pulau dapat memperluas
jangkauan pasar. Jangkauan pasar yang dimaksud adalah jumlah konsumen yang
mengonsumsi barang tersebut semakin banyak dan tersebar di berbagai daerah.

c. Faktor Pendorong Perdagangan Antarpulau


Perbedaan Faktor Produksi yang Dimiliki
Faktor pendorong perdagangan antardaerah antara lain perbedaan faktor produksi
yang dimiliki, terutama faktor produksi alam. Daerah Kabupaten Wonosobo, Jawa
Tengah, dengan tanah yang subur lebih mungkin memproduksi sayur mayur lebih
banyak dan menjualnya sampai ke luar daerah dibandingkan misalnya daerah Gunung
Kidul, Yogyakarta.

Perbedaan Tingkat Harga Antardaerah


Selain perbedaan kekayaan alam, perbedaan tingkat harga antardaerah juga
mendorong terciptanya perdagangan antardaerah.
Contoh: di daerah yang kaya akan buah durian, harga durian pasti lebih murah dari
daerah lain yang hanya sedikit memiliki pohon penghasil durian. Hal ini juga akan
mendorong adanya perdagangan antardaerah.

d. Manfaat Perdagangan Antarpulau


Menyediakan alternatif alat pemuas kebutuhan bagi konsumen
Manfaat dari perdagangan antardaerah atau antarpulau antara lain menyediakan
alternatif alat pemuas kebutuhan bagi konsumen. Perbedaan kandungan alam serta
perbedaan produk antardaerah akan menyebabkan barang hasil produknya pun
berbeda. Dengan adanya perdagangan antardaerah atau antarpulau, konsumen dapat
menikmati produk yang tidak diproduksi di tempat tinggalnya.

Meningkatkan produktivitas
Pemasaran produk yang makin meluas akan menyebabkan permintaan atau
pemesanan terhadap produk menjadi meningkat. Hal ini akan mendorong produsen
meningkatkan produksi sehingga meningkatkan produktivitas.

Memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat


Peningkatan jumlah barang yang diproduksi dalam jumlah besar akan menyebabkan
produsen butuh tenaga kerja tambahan, sehingga akan ada lowongan kerja tambahan.
Selain itu, perdagangan lintas daerah juga akan memunculkan unit-unit usaha baru,
seperti jasa kirim, perluasan transportasi, dan sebagainya.

 Perdagangan AntarNegara
a. Pengertian Perdagangan Antarnegara/Internasional
Perdagangan antarnegara atau sering disebut perdagangan internasional merupakan
aktivitas perdagangan yang dilakukan oleh masyarakat suatu negara dengan
masyarakat negara lain atas dasar kesepakatan bersama.
Masyarakat yang dimaksud dapat berupa individu, kelompok, lembaga, pemerintah
suatu negara dengan negara lain.

Ruang lingkup perdagangan antarnegara berkaitan dengan beberapa kegiatan, yaitu:

Perpindahan barang dan jasa dari suatu negara ke negara yang lain.
Perpindahan modal melalui investasi asing dari luar negeri ke dalam negeri.
Perpindahan tenaga kerja dari suatu negara ke negara lain.
Perpindahan teknologi dengan mendirikan pabrik-pabrik di negara lain.
Penyampaian informasi tentang kepastian adanya bahan baku dan pangsa pasar.

b. Aktivitas Perdagangan Antarnegara


 Ekspor
Ekspor merupakan kegiatan menjual barang atau produk ke luar negeri. Ekspor
dilakukan oleh seseorang atau badan. Pelaku ekspor ini disebut eksportir. Tujuan
utama kegiatan ekspor adalah untuk memperoleh keuntungan. Barang yang diekspor
akan dibayar oleh pihak pembeli dengan alat pembayaran berupa mata uang asing
atau mata uang luar negeri, seperti Dollar.

 Impor
Impor merupakan kegiatan membeli barang dari luar negeri. Seseorang atau badan
yang melakukan impor disebut importir. Seorang importir membayar barang yang ia
beli dengan mata uang asing.

c. Kebijakan pemerintah untuk mendorong ekspor


Memberi Kemudahan Kepada Produsen Barang Ekspor
Dalam kebijakan yang pertama ini, untuk meningkatkan ekspor, pemerintah dapat
memberikan beberapa kemudahan bagi produsen barang ekspor. Kebijakan yang
mendukung peningkatan ekspor antara lain berupa kemudahan mengurus perizinan
serta memberikan fasilitas kepada produsen barang ekspor.

Fasilitas dapat berupa pemberian bantuan teknologi, pelatihan inovasi produk,


bantuan kredit dengan bunga rendah. Hal ini akan menjadikan produsen menjadi
semangat untuk berproduksi. Harga faktor produksi yang murah dapat menurunkan
harga jual sehingga dapat meningkatkan daya saing perusahaan.

Menjaga Kestabilan Nilai Tukar Rupiah


Kestabilan nilai tukar rupiah sangat penting bagi eksportir karena nilai tukar Rupiah
yang stabil terhadap mata uang asing akan mempermudah para eksportir untuk
menghitung biaya produksi produk ekspornya. Dengan kepastian nilai Rupiah, para
eksportir lebih mudah dalam menentukan harga produknya di pasar internasional.
Keadaan ini akan mengurangi tingkat keraguan eksportir untuk melakukan ekspor
pada produk mereka.

Membuat Perjanjian Dagang Internasional


Perjanjian mengenai perdagangan internasional telah banyak dilakukan oleh beberapa
negara. Perjanjian ini mencakup kesediaan masing-masing negara untuk menjadi
pembeli atau penjual suatu barang, sehingga masing-masing negara memperoleh
keuntungan.
Penjual atau eksportir mempunyai pasar dengan perlindungan istimewa dari
perjanjian tersebut. Selain itu, pembeli juga dapat mempunyai penjual yang telah
memenuhi kriteria sesuai perjanjian.

Meningkatkan Promosi
Dalam rangka mengenalkan produk dalam negeri di pasaran internasional, promosi
menjadi hal yang sangat penting. Pelaksanaan promosi dapat berupa kegiatan
pameran dagang, festival olah raga, seni, maupun kegiatan lainnya yang dapat
berfungsi sebagai promosi. Promosi dagang tersebut dilakukan oleh individu, lembaga
swasta, maupun pemerintah. Pemerintah dapat menangani promosi dan pusat
informasi dagang di luar negeri.

Contohnya, kantor-kantor pusat promosi dagang Indonesia atau Indonesian Trade


Promotion Centre (ITPC), yang mengusahakan agar produk-produk Indonesia dikenal
di luar negeri.
Pemerintah telah mengusahakan membuat berbagai kebijakan terkait dengan ekspor
untuk mendorong berkembangnya produsen dalam negeri. Akan tetapi, pada
pelaksanaannya, terdapat pula beberapa hal yang dapat memengaruhi lancar atau
tidaknya perkembangan ekspor suatu negara.

d. Faktor Pendorong Ekspor


 Keadaan Pasar Luar Negeri
Besar atau kecilnya permintaan dan penawaran dari berbagai negara dapat
memengaruhi harga di pasar dunia. Apabila permintaan di pasar dunia lebih banyak
dari pada penawaran, maka harga cenderung naik. Sebaliknya, apabila penawaran
lebih banyak dari permintaan, maka harga cenderung turun. Keadaan ini akan
memengaruhi para eksportir untuk meningkatkan atau menurunkan ekspornya.

 Keuletan Eksportir untuk Menangkap Peluang Pasar


Seorang eksportir harus pandai menangkap dan memanfaatkan peluang pasar. Dengan
kepandaian tersebut, mereka dapat memperoleh wilayah pemasaran yang luas. Oleh
karena itu, para eksportir harus ahli di bidang strategi pemasaran.

 Kondisi Sosial, Ekonomi, Politik Suatu Negara


Bidang ekonomi, sosial, dan politik merupakan bidang yang terkait satu sama lain.
Ketika ada ketidakstabilan pada salah satu bidang, maka bidang lain akan
terpengaruh.
Contohnya: negara tujuan ekspor sedang mengalami kerusuhan politik berupa perang
antarsuku. Hal tersebut tentu sangat memengaruhi keberlangsungan proses ekspor ke
negara tersebut.

e. Manfaat Perdagangan AntarNegara


Menurut Sadono Sukirno (2010), manfaat perdagangan antarnegara adalah sebagai
berikut.

 Memperoleh Keuntungan
Manfaat dari perdagangan adalah memperoleh keuntungan. Dengan adanya
spesialisasi, yaitu produk unggul yang khas di tiap-tiap negara, produsen dapat
menghasilkan produk dengan efisien.
Perdagangan antarnegara menyebabkan produsen bersemangat memaksimalkan
produktivitas mereka tanpa khawatir kelebihan produknya tidak akan terjual. Sebab,
mereka dapat menjualnya ke luar negeri.

 Memperoleh Barang yang Tidak Dapat Diproduksi di dalam Negeri


Setiap negara memiliki sumber daya yang belum tentu dimiliki oleh negara lain,
sehingga hasil produksi tiap negara pun berbeda pula. Banyak faktor yang
memengaruhi perbedaan tersebut, antara lain kondisi geografi, iklim, penguasaan
teknologi. Dengan adanya perdagangan antarnegara, setiap negara dapat bertukar
hasil produksi untuk memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negara
mereka.

 Menjalin Persahabatan Antarnegara


Jalinan persahabatan antarnegara menjadi hal yang sangat penting di era globalisasi.
Adanya perdagangan antarnegara akan lebih memudahkan terjalinnya persahabatan.
Hubungan yang baik di bidang ekonomi akan memengaruhi hubungan di bidang yang
lain, seperti pendidikan, kesehatan, sosial, serta kemanusiaan.

 Transfer Teknologi Modern


Untuk menggunakan barang-barang impor berteknologi tinggi, dibutuhkan
pengetahuan dan keterampilan tertentu. Maka, pada umumnya importir memberikan
pelatihan penggunaan teknologi tersebut. Hal ini akan mempercepat terjadinya
transfer teknologi modern.

e. Faktor-Faktor yang Mendorong Perdagangan Antarnegara


Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan antarnegara, di
antaranya:

 Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri.


Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara.
Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
mengolah sumber daya ekonomi.
Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual
produk tersebut. Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga
kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil
produksi dan adanya keterbatasan produksi.
Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik, dan dukungan dari negara lain.
Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri.

f. Perbedaan Perdagangan Antarpulau dengan Perdagangan Antarnegara


Ada tiga perbedaan utama antara perdagangan antarnegara dan perdagangan
domestik/perdagangan antarpulau, yaitu sebagai berikut.

 Peluang Perdagangan yang Lebih Luas


Pada perdagangan antarnegara, suatu negara dapat menjual barang/jasanya ke negara
lain dan bisa membeli barang/jasa dari negara lain.
Dalam perdagangan antarpulau, kita hanya dapat melakukan perdagangan antardaerah
atau pulau dalam lingkup satu negara.
Jika tidak ada perdagangan antarnegara, orang Indonesia tidak bisa memiliki mobil,
orang Amerika belum dapat makan pisang, seluruh dunia tidak dapat menikmati film
Hollywood, dan lain sebagainya.

 Adanya Kedaulatan Bangsa


Pada perdagangan antarnegara, bangsa-bangsa dapat mengatur aliran barang/ jasa,
tenaga kerja, dan keuangan. Negara-negara menunjukkan kedaulatannya di sini.
Sementara di perdagangan domestik, aliran perdagangan berjalan secara bebas tanpa
regulasi yang berarti dari negara.

 Penggunaan Kurs Tukar


Dalam melakukan perdagangan antarnegara, negara-negara menggunakan kurs tukar
yang berbeda-beda. Ini berbeda dengan perdagangan domestik yang hanya
menggunakan satu kurs tukar. Perdagangan antarnegara juga membutuhkan sistem
keuangan antarnegara yang dapat memastikan kelancaran aliran mata uang ini.

Untuk mendukung perkembangan perdagangan di Indonesia, perlu dikembangkan


sektor yang potensial untuk mendukung perdagangan, yaitu ekonomi maritim dan
agrikultur.

2. Perubahan Masyarakat Indonesia Pada Masa Penjajahan dan Tumbuhnya


Semangat Kebangsaan

Wilayah Indonesia sangat luas, kekayaan melimpah, dan kaya akan berbagai budaya.
Kondisi tersebutlah yang menjadi daya tarik bangsa-bangsa lain datang ke Indonesia.
Hubungan dagang dan interaksi budaya merupakan contoh hubungan Indonesia
dengan bangsa-bangsa asing. Hubungan dengan bangsa-bangsa asing tidak hanya
berdampak positif, tetapi juga negatif.

Salah satu dampak negatif hubungan Indonesia dengan bangsa asing adalah terjadinya
penjajahan pada masa lalu. Penjajahan telah menyebabkan perubahan dalam aspek
geograi, sosial, budaya, dan politik.
Penjajahan menyebabkan penderitaan bangsa Indonesia. Rakyat di berbagai daerah
berusaha mengusir penjajah dari bumi pertiwi, tetapi seringkali gagal.

Bangsa Indonesia sadar bahwa perlawanan di berbagai daerah gagal mengusir


penjajah karena kurangnya persatuan dan kesatuan.

Kerap disebut semboyan 3G dikarenakan motivasi bangsa-bangsa Barat untuk


melakukan penjelajahan samudra tersebut berawalan dengan huruf “G”, yakni Gold,
Glory, dan Gospel.

 Gold artinya emas, yang identik dengan kekayaan. Semboyan ini


menggambarkan bahwa tujuan bangsa Barat ke Indonesia adalah untuk mencari
kekayaan.

 Glory bermakna kejayaan bangsa.


 Gospel adalah keinginan bangsa Barat untuk menyebarluaskan atau mengajarkan
agama Nasrani khususnya agama Kristen ke bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan
Amerika Selatan.

Memasuki abad XIX, bangsa Indonesia sadar bahwa salah satu kelemahan perjuangan
selama ini adalah berjuang sendiri-sendiri, lebih mengandalkan satu pemimpin.

Pada tahun 1928, secara tegas bangsa Indonesia mengikatkan diri dalam perjuangan
nasional melalui ikrar Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Usaha bangsa Indonesia
mencapai kemerdekaan tercapai dengan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia
pada tanggal 17 Agustus 1945.

Sejak saat itulah bangsa Indonesia hidup dalam kemerdekaan hingga saat ini. Pada
masa penjajahan Jepang dan Belanda, masyarakat Indonesia mengalami banyak
perubahan terutama dalam aspek geograis, pendidikan, ekonomi, dan politik.

 Kedatangan Bangsa-bangsa Barat ke Indonesia


a. Kedatangan Bangsa Portugis di Maluku
b. Ekspedisi Bangsa Inggris
c. Kedatangan Bangsa Belanda di Jayakarta (Jakarta)

 Kondisi Masyarakat Indonesia pada Masa Penjajahan


 Pengaruh Monopoli dalam Perdagangan
a. Rakyat merasa kecewa terhadap barat
b. Rakyat dirugikan akibat sistem monopoli

 Pengaruh Kebijakan Kerja Paksa


a. Rakyat terpaksa bekerja tanpa upah yang sepadan
b. Banyak rakyat yang akhirnya tewas karena sistem ini

 Pengaruh Sistem Sewa Tanah


a. Petani harus menyewa tanah meskipun dia adalah pemilik tanah tersebut.
b. Harga sewa tanah tergantung kepada kondisi tanah.
c. Pembayaran sewa tanah dilakukan dengan uang tunai.
d. Bagi yang tidak memiliki tanah dikenakan pajak kepala.

 Pengaruh Sistem Tanam Paksa


a. Kelebihan hasil panen tanaman wajib tidak pernah dibayarkan.
b. Waktu untuk kerja wajib melebihi dari 66 hari, dan tanpa imbalan yang memadai.
c. Tanah yang digunakan untuk tanaman wajib tetap dikenakan pajak.

 Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme


1. Perlawanan terhadap Persekutuan Dagang
a. Sultan Baabullah Mengusir Portugis
b. Perlawanan Aceh
c. Ketangguhan “Ayam Jantan dari Timur”
d. Serangan Mataram terhadap VOC

2. Perlawanan terhadap Pemerintah Hindia Belanda


a. Perang Saparua di Ambon
b. Perang Paderi di Sumatra Bara
c. Perang Diponegoro
d. Perang Aceh
e. Perlawanan Sisingamangaraja, Sumatra Utara
f. Perang Banjar
g. Perang Jagaraga di Bali

 Tumbuh dan Berkembangnya SemangatKebangsaan


1.Latar Belakang Munculnya Nasionalisme Indonesia
Ada beberapa faktor munculnya nasionalisme, antara lain

a. Perluasan Pendidikan
b. Kegagalan Perjuangan di Berbagai Daerah
c. Rasa Senasib Sepenanggungan
d. Perkembangan Organisasi Etnis, Kedaerahan, dan Keagamaan
e. Berkembangnya Berbagai Paham Baru
f. Berbagai Peristiwa dan Pengaruh dari Luar Negeri:
g. Kemenangan Jepang atas Rusia pada tahun 1905
h. Berkembangnya nasionalisme di berbagai Negara

 Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia


a. Budi Utomo
b. Sarekat Islam
c. Indische Partij
d. Perhimpunan Indonesia
e. Partai Nasional Indonesia

 Pergerakan Nasional pada Masa Pendudukan Jepang


a. Memanfaatkan Organisasi Bentukan Jepang
b. Gerakan Bawah Tanah
c. Perlawanan Bersenjata

 Perubahan Masyarakat Indonesia pada Masa Penjajahan


1. Perubahan pada Masa Kolonial Barat

a. Perluasan Penggunaan Lahan


b. Persebaran Penduduk dan Urbanisasi
c. Pengenalan Tanaman Baru
d. Penemuan Tambang-Tambang
e. Transportasi dan Komunikasi
f. Perkembangan Kegiatan Ekonomi
g. Mengenal Uang
h. Perubahan dalam Pendidikan
i. Perubahan dalam Aspek Politik
j. Perubahan dalam Aspek Budaya
2. Masyarakat pada Masa Penjajahan Jepang

a. Perubahan dalam Aspek Geografi


b. Perubahan dalam Aspek Ekonomi
c. Perubahan dalam Aspek Pendidikan
d. Perubahan dalam Aspek Politik
e. Perubahan dalam Aspek Budaya
PRAKAYA

1. Kerajinan Bahan Limbah Keras

 Pengertian Limbah Keras


Limbah keras adalah limbah yang berwujud keras, padat, tidak mudah berubah
bentuk, tidak mudah diolah, dan tidak mudah terurai dalam tanah.
Limbah keras relatif sulit terurai, dan mungkin beberapa bisa terurai tetapi
memerlukan waktu yang lama.

 Jenis Jenis Limbah Keras


Limbah keras dibagi menjadi dua yaitu :

a. Limbah keras organik


Limbah keras organik adalah limbah yang berasal dari alam (tumbuhan dan hewan)
bersifat keras, padat, dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk terurai dalam
tanah.

b. Limbah keras anorganik


Limbah keras anorganik adalah jenis limbah yang berwujud keras, padat, sangat sulit
atau bahkan tidak bisa untuk diuraikan atau tidak bisa membusuk. Contohnya plastik,
pecahan keramik, pecahan kaca, dan baja.

 Teknik Pengolahan Limbah Keras


Ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam mengolah limbah keras, yaitu :

a. Sanitasi
Sanitasi atau disebut juga Sanitary Landfill adalah suatu metode pengolahan sampah
terkontrol dengan sistem sanitasi yang baik.

b. Pembakaran
Pembakaran atau disebut juga Inceneration adalah sampah dibakar di dalam alat
insinerator dan hasil pembakarannya berupa gas dan residu pembakaran.
Penghancuran atau disebut juga Pulverisation adalah penghancuran sampah dilakukan
di dalam mobil pengumpul sampah yang telah dilengkapi dengan alat pengaduk
sampah.

c. Penghancuran
Penghancuran atau disebut juga Pulverisation adalah penghancuran sampah dilakukan
di dalam mobil pengumpul sampah yang telah dilengkapi dengan alat pengaduk
sampah.

 Pengolahan Bahan Limbah Keras


Limbah keras yang dapat didaur ulang yaitu tempurung kelapa, cangkang kerang,
tulang belulang, plastik, logam, kaca, plastik, dan kaleng.
Pengolahan limbah keras anorganik maupun organik memiliki prinsip yang sama
yaitu dengan sistem 3R yaitu reduce, reuse, dan recycle. Di bawah ini proses
pengolahan sederhana yang dapat dilakukan untuk bahan limbah keras:
 Pemilahan bahan limbah
Seleksi bahan limbah keras perlu dilakukan sebelum proses produksi.
Pembersihan limbah
Keadaan limbah keras biasanya tidak cukup bersih. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pencucian dengan menggunakan detergen agar zat bekas makanan atau minuman
dapat larut dan limbah keras menjadi bersih.

 Pengeringan
Pengeringan dilakukan secara konvensional yaitu menggunakan sinar matahari
langsung atau dapat juga secara langsung dengan dibersihkan menggunakan lap
kering.

 Pewarnaan
Pewarnaan pada limbah keras dapat dilakukan dengan cara disemprot atau dikuas
dengan cat.

 Pengeringan setelah pewarnaan


Setelah diberi warna, bahan limbah harus dikeringkan kembali dengan sinar matahari
langsung atau diangin anginkan.

 Penghalusan bahan agar siap pakai


Bahan limbah yang sudah kering dapat difinishing agar mudah diproses menjadi
karya. Proses finishing juga berbagai macam caranya, seperti dipotong, ditempa,
dilem, digerinda, dan diamplas.

 Contoh Limbah Keras yang Dapat Diolah:


Limbah keras yang dapat diolah tergantung pada karakteristik wilayahnya. Berikut ini
contoh limbah keras yang dapat diolah berdasarkan wilayahnya :

 Daerah pesisir pantai/laut


Limbah keras yang banyak tersedia seperti cangkang kerang, tempurung kelapa, sisik
ikan, dan tulang ikan.

 Daerah pegunungan
Limbah keras yang banyak dihasilkan di daerah ini adalah limbah kayu pinus, kayu
abasia, dan kayu kamper.

 Daerah pertanian
Limbah keras yang didapat di daerah ini adalah tulang-tulang hewan ternak seperti
tulang sapi, kerbau, kambing, ayam, serta tulang ikan.

 Daerah perkotaan
Limbah keras yang dihasilkan di daerah perkotaan biasanya berupa pecahan kaca,
pecahan keramik, potongan logam, dan aneka plastik bekas perabot.
Proses Kerajinan Bahan Limbah Keras Organik

Berikutnya mari kita pelajari proses kerajinan bahan limbah keras organik. Ada
beberapa proses yang akan kita bahas, yaitu :
 Kerajinan Limbah Cangkang Kerang
Berikut ini adalah langkah umum membuatnya :

1.Cangkang kerang dipilah-pilah sesuai ukuran dan bentuknya.


2.Cangkang kerang dicuci dengan menggunakan air mengalir dan direndam dalam
larutan natrium soda, agar sisa-sisa daging cangkang kerang dan kotoran, serta bau
yang ada di dalam cangkang kerang dapat larut.
3.Cangkang kerang dikeringkan dengan pengering, tidak menggunakan sinar matahari
langsung, agar kualitas cangkang kerang tetap terjaga baik.
4.Persiapan bahan baku cangkang kerang dengan cara dikikir, diamplas, ataupun
dipotong sesuai kebutuhan.
5.Cangkang kerang siap dibuat produk kerajinan sesuai desain yang telah dibuat.

 Kerajinan Limbah Sisik Ikan


Berikut ini adalah langkah umum membuatnya :

1. Sisik-sisik ikan direndam selama 2 jam dengan air detergen dan dibilas dengan
air bersih sebanyak 3 kali hingga benar-benar bersih dari detergen.
2. Rendam kembali sisik-sisik ikan dengan campuran air jeruk nipis dan air selama
2 jam agar bau amisnya hilang.
3. Pisahkan sisik ikan sesuai ukuran dan ketebalan dan tiriskan dengan saringan.
4. Pemberian warna pada sisik-sisik ikan diperlukan kehati-hatian. Rebuslah air
hingga hangat dengan ditambahkan larutan benzoat sebagai pengawet.
5. Masukkan pewarna wantex atau cat tekstil pada panci dan masukkan pula sisik-
sisik ikannya. Perlu diperhatikan jangan sampai air menjadi mendidih, karena
sisik ikan akan menjadi matang dan menempel satu sama lain.
6. Matikan kompor dan biarkan sisik-sisik ikan itu terendam zat warna selama 20
menit.
7. Tiriskan sisik-sisik ikan dan keringkan dengan cara diangin-anginkan agar
permukaan tidak melengkung.

 Kerajinan Limbah Tempurung Kelapa


Berikut ini adalah langkah umum membuatnya :

1. Pilihlah tempurung kelapa yang sudah benar-benar tua dan kering dengan ciri
bagian potongannya berwarna kehitaman.
2. Bersihkan serabut kasar di permukaan tempurung kelapa menggunakan pecahan
kaca atau pisau. Lakukan langkah ini dengan hati-hati.
3. Bersihkan sisa serabut halus pada permukaan tempurung menggunakan amplas
kasar, kemudian gunakan amplas halus untuk menghaluskan permukaan
tempurung secara merata.
4. Agar permukaan tempurung mengilap, kamu dapat menggosok permukaan
tempurung menggunakan daun kering secara berulang sampai terlihat mengilap.
Cara lain yang bisa ditempuh dengan mengecatnya menggunakan cat pernis.
5. Potong tempurung sesuai dengan pola kerajinan yang akan dibuat menggunakan
gergaji besi
2. Alat Penjernih Air

 Sistem Penyaringan Air dari Bahan Alami


Secara umum proses penjernihan air berguna untuk menghilangkan zat pengotor atau
untuk memperoleh air yang kualitasnya memenuhi standar persyaratan kualitas air.
Proses ini mempunyai tujuan-tujuan sebagai berikut.

 Menghilangkan gas-gas terlarut.


 Menghilangkan rasa yang tidak enak.
 Membasmi bakteri pathogen yang sangat berbahaya.
 Memperkecil sifat air yang menyebabkan terjadinya endapan pada pipa dan
saluran air.
 Teknik penyaringan

 Saringan kain katun


 Saringan kapas
 Aerasi
 Saringan Pasir Lambat (SPL)
 Saringan Pasir Cepat (SPC)
 Graffiti-fed filtering system
 Saringan arang
 Saringan keramik
 Saringan cadas
 Teknik pengendapan

 Biji kelor
 Tawas
 Kaporit
 Kapur gamping
 Arang batok kelapa

 Bahan dan Alat Penjernih Air dengan Bahan Alami


Gergaji, Bor, Pisau, Palu

 Teknik dan Prosedur Pembuatan Alat Penjernih Air dengan Bahan Alam
a. Memotong
b. Melubangi
c. Menyambung

 Pembuatan alat penjernih air dilakukan melalui prosedur atau tahapan


sebagai berikut.

1. Menentukan atau memutuskan model bentuk dan ukuran alat penjernih air yang
akan dibuat, setelah sebelumnya melakukan pengamatan alur cara kerja penjernih
air, baik melalui pelatihan, internet atau informasi tentang alat penjernih air yang
ada di daerah setempat.
2. Membuat sketsa gambar benda yang akan dibuat dan gambar teknik yang
dilengkapi dengan ukuran.
3. Menentukan dan menyiapkan alat tangan (hand tools) yang akan digunakan dan
bahan alam apa saja yang diperlukan sebagai penyaring serta sebagai wadah air,
saluran penghubung pipa, selang atau bambu maupun keran yang dibutuhkan.
4. Menentukan langkah membuat alat penjernih air, yaitu menentukan bagian mana
yang akan dibuat terlebih dahulu.
5. Membuat dan merakit alat penjernih air sesuai rencana.
6. Menguji merupakan bagian penting dalam pembuatan alat penjernih air dan
dilanjutkan dengan menyempurnakan.

 Hal pertama yang harus dipikirkan saat akan membuat alat penjernihan air
sebagai berikut.

1. Alat penjernih air yang akan dibuat harus dapat menjawab permasalahan yang
dihadapi, apakah menyaring lumpur atau menyaring kuman, menyaring zat besi,
atau ketiga-tiganya.
2. Untuk ditempatkan di manakah alat penjernih air yang akan dibuat: apakah
digunakan di sekolah, rumah, atau untuk satu kelompok masyarakat.
3. Bahan penyaring apakah yang dapat melakukan penyaringan fisika/ mekanis
yang harus disiapkan?
4. Pada alat penjernih air apakah bahan penyaringan mudah dibersihkan.

 Tahap kedua yaitu membuat gambar dengan memperhatikan hal-hal


berikut.

1. Membuat desain/sketsa alat penjernih air yang akan dibuat, disesuaikan dengan
kebutuhan.
2. Membuat gambar teknik lengkap dengan ukurannya.
3. Menentukan langkah kerja.
4. Menuliskan alat yang akan digunakan.

 Tahap ketiga adalah mulai membuat alat penjernih air.

1. Membuat pipa penyaringan.


2. Membuat penampung air kotor.
3. Membuat penyaring air yang berisi lapisan- lapisan bahan penyaring dengan
urutan yang tepat. Bahan penyaring dapat disesuaikan dengan yang ada di daerah.
Bahan-bahan yang biasanya digunakan adalah batu, pasir, kerikil, arang
tempurung kelapa, arang sekam padi, tanah liat, ijuk, biji kelor, dan lain-lain.
Peralatan yang digunakan juga dapat dipilih sesuai alat yang tersedia di sekolah
atau rumah masing-masing.
4. Menyiapkan penampungan air bersih, untuk hal itu tidak terlalu sulit untuk
disiapkan yang penting tidak bocor dan ukurannya memadai.

 Penjernih Air dari Bahan Buatan

1. Penjernih Air dari Bahan Buatan


Tujuan penjernih air dari bahan buatan sama seperti penjernih dari bahan alami yaitu
untuk mendapatkan air bersih.
2. Bahan dan Alat Penjernih Air dengan Bahan Buatan
a. Klorin tablet
b. Pasir aktif
c. Resin softener
d. Resin kation
e. Pasir zeolit
f. Pasir mangan berwarna merah
g. Pasir silika
h. Karbon aktif atau arang aktif
i. Tawas dan kaporit
j. Polyaluminium clorida (PAC)

3. Teknik dan Prosedur Pembuatan Alat Penjernih Air dengan Bahan Buatan
Teknik pembuatan alat penjernih air buatan sebenarnya lebih mudah, yaitu dengan
menyiapkan bak atau tempat penampung air kotor yang memadai dan diberi pengaduk
bahan kimia. Selanjutnya, menyiapkan bak pengendap dan penampung air bersih.
Pembuatan bak-bak tersebut pasti akan menerapkan teknik melubangi, menyambung,
dan memotong yang baik agar alat penjernih air tidak bocor.

4. Tahapan pembuatan penjernih air bahan buatan


a. Perencanaan
- Ide/gagasan
Satu buah penjernih air dari bahan buatan.

- Identifikasi Kebutuhan
Pembuatan penjernih air berdasarkan bahan dan alat yang tersedia di sekitarmu, dan
dibuat secara efisien sehingga tidak memakan tempat.

- Bahan dan Alat


- Bahan:
Bahan penjernih yang digunakan, sama seperti penjernihan dengan bahan alam, yaitu
potongan bata, ijuk, arang tempurung kelapa, pasir, dan kerikil. Tetapi ditambahkan
bahan buatan seperti tawas, kaporit, dan batu kapur.

- Alat yang diperlukan:


Buah drum plastik kapasitas 100 liter atau bak paralon/pipa PVC, diameter 1/2 inci,
pengaduk dari kayu, ember, keran, lem pipa, selotip, tali plastik, dan gergaji.

b. Proses pembuatan
Langkah-langkah/prosedur kerja

1. Pemasangan keran dengan drum atau pembuatan bak penampungan dapat dibantu
oleh orang dewasa sehingga hasilnya lebih baik. Pemasangan bahan penjernih
bisa dilakukan sendiri.
2. Siapkan bahan penjernih buatan antara lain kaporit 0,20 gram, batu kapur 2 gram,
dan tawas 2 gram. Cairkan bahan tersebut masing-masing dalam satu buah
sendok makan.
3. Persiapkan bak atau drum air untuk tempat pengendapan yang dapat menampung
air keruh sekitar 20 liter atau sesuai kebutuhan. Kemudian kaporit, batu kapur,
dan tawas yang sudah dicairkan dimasukkan ke dalam bak tersebut dan diaduk
lima menit, diamkan selama 10 menit. Pada saat pengendapan dan pengadukan,
lubang bak atau drum harus disumbat.
4. Setelah didiamkan 10 menit, penyumbat dibuka dan alirkan air keruh tersebut ke
bak penyaring yang berisi pecahan genting/bata, pasir, kerikil, ijuk, dan arang
tempurung kelapa. Tebal pecahan genteng 2-5 cm, pasir 15 cm, kerikil 5 cm, ijuk
5 cm, arang 10 cm, dan ijuk lagi 5 cm.
5. Air hasil penyaring ditampung dalam ember atau bak yang bersih dan dapat
dipergunakan. Hal yang perlu diingat, apabila air akan diminum maka terlebih
dahulu dimasak dulu.

3. Budi Daya Satwa Harapan

 Jenis-Jenis Satwa Harapan


a. Cacing Tanah
b. Jangkrik
c. Lebah Madu
d. Ulat Sutra

 Sarana dan Peralatan Budi Daya Satwa Harapan

1. Sarana Produksi Budi Daya Satwa Harapan


Bahan:
a. Bibit
b. Pakan
c. Obat-obatan
d. Air
e. Kandang

Alat:
1. Tempat minum
2. Tempat makan
3. Timbangan

2. Teknik Budi Daya Satwa Harapan


a. Pemeliharaan Kandang
b. Pemilihan Bibit
c. Pemberian Pakan
d. Pencegahan Hama dan Penyakit

 Tahapan Budi Daya Satwa Harapan

1. Perencanaan
1. Menentukan jenis satwa harapan yang akan dibudi dayakan.
2. Menentukan kandang yang akan digunakan untuk budi daya satwa harapan.
3. Menentukan jadwal kegiatan budi daya.
4. Menyiapkan kebutuhan sarana, alat, dan bahan.
5. Menentukan tugas individu.
2. Menyiapkan Sarana Produksi
Bahan:
a. Induk jangkrik
b. Pakan hijauan dan konsentrat
c. Obat-obatan
d. Vitamin atau probiotik

Alat:
1. Timbangan
2. Tempat makan dan minum
3. Pembersih kotoran

3. Proses Budi Daya Satwa Harapan


Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan dalam merencanakan usaha ternak jangkrik,
yaitu penyusunan jadwal kegiatan, menentukan struktur organisasi, menentukan
spesifikasi pekerjaan, menetapkan fasilitas fisik, merencanakan metode pendekatan
pasar, menyiapkan anggaran, mencari sumber dana dan melaksanakan usaha ternak
jangkrik.
a. Sarana dan Prasarana
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat kandang jangkrik.

a. Lokasi kandang di tempat yang teduh dan gelap. Kandang jangkrik jangan
terkena sinar matahari.
b. Suasana kandang dibuat mendekati habitat aslinya. Dinding kandang diolesi
dengan lumpur sawah dan diberikan daundaun kering seperti daun pisang, daun
sukun, dan daun-daun lainnya untuk tempat persembunyian di samping untuk
menghindari sifat kanibalisme dari jangkrik.
c. Dinding atas kandang bagian dalam dilapisi lakban agar jangkrik tidak merayap
naik sampai keluar kandang.
d. Sisi dinding kandang dibuat lubang yang ditutup kasa untuk memberikan
sirkulasi udara yang baik dan untuk menjaga kelembapan kandang.
e. Sesuaikan ukuran kandang dengan jumlah populasi jangkrik tiap kandang.
f. Ketinggian 30-50 cm, lebar 60-100 cm panjangnya 120-200 cm.
g. Keempat kaki kandang dialasi mangkuk yang berisi air, minyak tanah atau juga
vaselin (gemuk) yang dilumurkan ke tiap kaki penyangga untuk menghindari
gangguan binatang seperti semut, tikus, cecak dan serangga lainnya.

b. Pembibitan
1. Pemilihan Bibit dan Calon Induk
Bibit dipilih yang sehat (tidak sakit), tidak cacat (sungut atau kaki patah) dan berumur
sekitar 10-20 hari. Calon induk jangkrik yang baik adalah jangkrik-jangkrik yang
berasal dari tangkapan alam bebas karena biasanya memiliki ketahanan tubuh yang
lebih baik. Kalaupun induk betina tidak didapat dari hasil tangkapan alam bebas,
induk dapat dibeli dari peternakan. Induk jantan diusahakan dari alam bebas karena
lebih agresif. Ciri-ciri indukan dan induk jantan yang baik sebagai berikut.

 Indukan:
a) sungutnya masih panjang dan lengkap
b) kedua kaki belakangnya masih lengkap
c) bisa melompat dengan tangkas, gesit dan kelihatan sehat
d) badan dan bulu jangkrik berwarna hitam mengkilap
e) berbadan besar
f) mengeluarkan zat cair dari mulut dan duburnya apabila dipegang.

 Induk jantan:
a) selalu mengeluarkan suara mengerik
b) permukaan sayap atau punggung kasar dan bergelombang; dan tidak mempunyai
ovipositor di ekor.

 Induk betina:
a) tidak mengerik
b) permukaan punggung atau sayap halus
c) ada ovipositor di bawah ekor untuk mengeluarkan telur.

2. Perawatan Bibit dan Calon Induk


Perawatan jangkrik yang sudah dikeluarkan dari kotak penetasan berumur 10 hari
harus benar-benar diperhatikan dan dikontrol makanannya. Hal tersebut dikarenakan
pertumbuhannya sangat pesat. Apabila makanannya kurang, anakan jangkrik akan
menjadi kanibal terhadap anakan yang lemah. Untuk mengurangi sifat kanibal dari
jangkrik, makanan tidak boleh kurang. Makanan yang biasa diberikan antara lain ubi,
singkong, sayuran dan dedaunan.

Makanan tersebut diberikan bergantian setiap hari. Selain itu, perlu juga dikontrol
kelembapan udara dan binatang pengganggu. Seperti semut, tikus, cecak, kecoa, dan
laba-laba.

3. Sistem Pembiakan
Sampai saat ini, pembiakan jangkrik yang dikenal adalah dengan mengawinkan induk
jantan dan induk betina.

4. Reproduksi dan Perkawinan


Induk dapat memproduksi telur yang daya tetasnya tinggi ± 80-90% apabila diberikan
makanan yang bergizi tinggi. Pakan yang disukai jangkrik antara lain bekatul jagung,
ketan hitam, tepung ikan, dan kuning telur. Jangkrik biasanya meletakkan telurnya di
pasir atau tanah. Jadi, di dalam kandang khusus peneluran perlu disiapkan media pasir
yang dimasukkan di piring kecil. Perbandingan antara betina dan jantan 10 : 2, agar
didapat telur berdaya tetas tinggi. Apabila jangkrik sudah selesai bertelur sekitar 5
hari, telur dipisahkan dari induknya agar tidak dimakan induknya. Kemudian,
kandang bagian dalam disemprot dengan larutan antibiotik.

5. Proses Kelahiran
Sebelum penetasan telur, terlebih dahulu disiapkan kandang yang permukaan dalam
kandang dilapisi dengan pasir, sekam atau handuk yang lembut. Kemudian masukkan
1-2 sendok teh telur (satu sendok teh telur diperkirakan berkisar antara 1.500-2.000
butir telur). Selama proses ini berlangsung warna telur akan berubah warna dari
bening sampai kelihatan keruh. Kelembapan telur harus dijaga dengan menyemprot
telur setiap hari dengan air dan dibolak-balik agar tidak berjamur. Telur akan menetas
merata sekitar 4-6 hari.
 Pemeliharaan
1. Sanitasi
2. Pengontrolan Penyakit
3. Perawatan Ternak
4. Pemberian Pakan
5. Pemeliharaan Kandang
6. Hama dan Penyakit
7. Pemberian Vaksin dan Obat
8. Panen

4. Pengolahan Bahan Setengah Jadi dari Serealia, Kacang-kacangan, dan


Umbi-umbian Menjadi Makanan Khas Wilayah Setempat

 Pengertian
Tanaman serealia, kacang-kacangan, dan umbi-umbian selain mengandung kadar
karbohidrat tinggi juga mengandung vitamin dan mineral. Jenis tanaman ini juga
tahan terhadap suhu tinggi. Kandungan mineral/air yang terdapat pada bahan pangan
serealia, kacang-kacangan dan umbi membuat tidak dapat bertahan lama setelah
dipanen.

 Jenis dan Karakteristik


1. Jenis Olahan Pangan Setengah Jadi dari Bahan Serealia
a. Beras
Bahan pangan setengah jadi dari beras yaitu kerupuk gendar, rengginang, tepung
beras, bihun, dan beras instan.

b. Jagung
Pengolahan jagung menjadi bahan setengah jadi yaitu jagung pipil kering, beras
jagung, tepung jagung/maizena, dan jagung instan.

c. Gandum
Pengolahan gandum menjadi bahan setengah jadi yaitu whole oat, aneka pasta, dan
tepung gandum/terigu.

d. Sorgum
Pengolahan sorgum menjadi bahan setengah jadi yaitu biji/beras sorgum dan tepung
sorgum.

2. Jenis Olahan Pangan Setengah Jadi dari Bahan Kacang-kacangan


Jenis olahan pangan setengah jadi dari bahan serealia telah diuraikan di atas.

3. Jenis Olahan Pangan Setengah Jadi dari Bahan Umbi


a. Ubi Jalar
Pengolahan ubi jalar menjadi bahan setengah jadi yaitu pati ubi jalar, gaplek (irisan
ubi kering), dan tepung ubi jalar ungu.

b. Singkong/Ubi Kayu
Pengolahan singkong menjadi bahan setengah jadi yaitu kerupuk tette, keripik
singkong, gaplek, tiwul instan, beras singkong, tepung tapioka/pati, tepung singkong,
dan tepung mokaf.
c. Talas
Pengolahan talas menjadi bahan setengah jadi yaitu tepung talas.

d. Kentang
Pengolahan kentang menjadi bahan setengah jadi yaitu tepung kentang dan kentang
beku

 Teknik Pengolahan
1. Pengawetan Secara Fisik
 Pengawetan dengan Suhu Rendah
 Pengawetan dengan Suhu Tinggi
 Pengawetan dengan Pengeringan

2. Pengawetan Secara Biologis


 Fermentasi
 Enzim

3. Pengawetan Secara Kimiawi


a. Penggunaan Pengawet Alami
 Gula Pasir
 Garam Dapur
 Cuka
 Bawang Putih
 Kunyit
 Kluwak

b. Pengawet Sintetis (Bahan Tambahan Makanan )


 Asam Benzoat (acidum benzoicum)
 Kalsium Benzoat
 Sulfur Dioksida (SO2)
 Kalium Nitrit
 Kalsium Propionat/Natrium Propionat
 Natrium Metasulfat
 Asam Sorbat
 Zat Pewarna

c. Pengasapan
Komponen yang terdapat dalam asap adalah senyawa antimikrobia dan komponen
antioksidan.

 Tahapan Pengolahan dan Contohnya


1. Proses Pengolahan Pangan Setengah Jadi Kerupuk (produk berbentuk potongan
pipih tebal dan tipis)
a. Kerupuk Rengginang
1. Perencanaan
Membuat rengginang sebagai alternatif pemanfaatan nasi yang berlebih.

2. Pelaksanaan/Pembuatan
Bahan Beras, bumbu garam, bawang putih, terasi dikira-kira secukupnya, dan minyak
goreng.
Alat : (a) Baskom, (b) panci, (c) dandang pengukus, (d) rice cooker, (e) centong kayu,
(f) sutil spatula, (g) wajan penggorengan, dan (h) ulekan.

Proses Pembuatan :
1. Cuci beras ketan lalu tiriskan
2. Ulek bawang putih, terasi, dan garam sampai halus.
3. Campur bumbu yang sudah diulek dengan beras ketan bersih
4. Tuang beras ketan berbumbu pada rice cooker, beri air lalu masaklah hingga
matang.
5. Ambil satu sendok nasi dan bentuk pipih, lalu taruh di tampah.
6. Lakukan hingga semua nasi habis.
7. Setelah nasi dibentuk pipih, susun di tampah dan dijemur di bawah sinar matahari
hingga kering.
8. Rengginang yang sudah kering.
9. Gorenglah rengginang kering dengan minyak yang banyak hingga merekah dan
matang

3. Penyajian/Pengemasan
Penyajian dan Pengemasan Rengginang

b. Tempe
Bahan: Kacang kedelai 1 kg, ragi tempe 2 gram, dan air sesuai kebutuhan.
Alat: Panci, baskom, tampah/baki, bungkusan plastik/daun pisang, garpu untuk
melubangi plastik berisi tempe.

Teknik pembuatan tempe:


a. Sesuai tahapannya yaitu perendaman, perebusan, pengasaman, dan fermentasi.
b. Cuci kedelai sampai bersih kemudian rendam selama kurang lebih enam jam.
Kedelai akan mengembang.
c. Proses Pembuatan
d. Bersihkan dan rendam kedelai dalam air selama semalam (24 jam).
e. Kupas kulit kedelai dengan meremas-remas hingga seluruh kulit ari kedelai
terlepas, lalu cuci kedelai hingga bersih lagi. Pastikan kulit ari kedelai terlepas
dan kedelainya terbelah. Kedelai yang masih terbungkus kulit ari tidak dapat
terproses oleh ragi tempe dan akibatnya tempe yang dihasilkan akan busuk. Biji
kedelai yang terbelah akan menghasilkan tempe yang lebih padat.
f. Rebus kedelai hingga air mendidih. Matikan kompor dan tiriskan kedelai.
Perebusan dimaksudkan untuk melunakkan biji kedelai.
g. Bila kedelai rebus masih keras, rebus kembali kedelai hingga air mendidih.
Buang air dan tiriskan kedelai.
h. Angkat kedelai yang sudah direbus dan dinginkan di atas tampah besar (nampan
besar) hingga kedelai dingin.
i. Pindahkan kedelai yang di tampah ke dalam baskom. Tambahkan ragi tempe dan
aduklah hingga rata. Dalam mengaduk hendaknya menggunakan sendok agar
tempe yang dihasilkan tidak terkontaminasi bakteri.
j. Masukkan campuran kedelai ke dalam plastik atau daun pisang.
k. Kedelai yang sudah dibungkus plastik/daun, letakkan di tampah dan tutup dengan
kain/handuk kecil.
l. Tempe siap dipasarkan. Ciri fermentasi yang berhasil sempurna, jika kedelai
tertutup jamur putih secara merata dan tempe berbau segar.
m. Setelah tempe jadi, segera bekukan/simpan di tempat yang dingin atau buka
plastiknya karena proses fermentasi masih berlanjut.

c. Kerupuk Tette
Bahan:
Singkong, garam, dan air untuk merebus.
Alat:
Panci untuk merebus, talenan, pisau, tampah, dan ulekan batu.

Proses Pembuatan:
1. Singkong dikupas, dicuci bersih lalu masukkan pada panci.
2. Merebus singkong yang sudah dicuci bersih dan memberinya garam.
3. Setelah singkong matang, dinginkan, lalu dipotong tipis sesuai selera dengan
menggunakan pisau dan alat talenan.
4. Setelah singkong dipotong, pipihkan sampai setipis emping menggunakan ulekan
batu.
5. Letakkan singkong pipih pada tampah, jemurlah dibawah terik matahari sampai
kering.
6. Setelah kering, dapat langsung digoreng dan disajikan pada stoples dengan
dilengkapi sambal petis.
7. Jika tidak mau digoreng langsung, dapat disimpan dengan kemasan plastik lalu
lem sehingga kedap udara agar tidak cepat rusak.

2. Proses Pengolahan Pangan Setengah Jadi Jagung Pipil dan Beras Tiwul Instan
a. Jagung Pipil
Bahan:
Jagung, anyaman bambu atau terpal, karung, dan tali rafia.
Alat:
Anyaman bambu atau terpal plastik (secara tradisional), mesin
pengering (secara modern).

Proses Pembuatan:
a. Kulit jagung/klobot hendaknya segera dikupas setelah pemetikan dari pohonnya.
b. Setelah pengupasan, dilakukan pengeringan. Pengeringan secara tradisional
dilakukan dengan cara menjemur jagung di bawah sinar matahari.
c. Pengeringan secara modern dapat dilakukan dengan mesin pengering.
d. Setelah kering, dilakukan pemipilan jagung.
e. Setelah pemipilan jagung, maka dilakukan penyortiran yaitu biji-biji jagung
dipisahkan dari sisa-sisa tongkol, biji kecil, biji pecah, biji hampa, dan kotoran
selama pemetikan atau pada waktu pemipilan.
f. Langkah terakhir adalah pengemasan. Jika jumlah biji jagung pipil sangat banyak
dapat dikemas dengan karung yang bersih dan dijahit mulut karung dengan tali
rafia. Apabila, ingin dikemas per 1 kg maka dapat dikemas dengan plastik dan
mulut plastic dipres dengan mesin atau api lilin.
b. Tiwul Instan
Perencanaan:
Membuat tiwul instan sebagai makanan modern untuk melestarikan kuliner kearifan
lokal khas Yogyakarta.

Bahan: Gaplek, tepung kacang hijau, air, dan gula jawa


Alat : Baskom, tampah, dan lumpang-alu

Proses Pembuatan:
1. Masukkan gaplek dalam baskom, tuangkan air untuk merendamnya.
2. Setelah tiga hari direndam, tiriskan gaplek dan letakkan di tampah, lalu dijemur
di bawah sinar matahari sampai gaplek kering.
3. Setelah gaplek kering, tumbuklah gaplek di dalam lumpang dengan alu hingga
menjadi tepung gaplek halus.
4. Tepung gaplek halus dicampur dengan tepung kacang hijau dan gula merah
dengan perbandingan tepung gaplek : tepung kacang hijau : gula merah = 4 : 1 : 1
sampai rata.
5. Setelah adonan tepung tercampur rata, tepung tiwul komposit ditampi/ditinting
agar butiran halus dan besar terpisah.
6. Kemudian kukuslah adonan tepung tiwul komposit hingga matang menjadi
berwarna kuning kecokelatan.
7. Tiwul matang diurai di tampah atau daun pisang dan didinginkan dahulu/diangin-
anginkan.
8. Penyajian/Pengemasan

Tiwul instan dikemas dengan plastik yang dipres. Tiwul instan yang diproses dengan
baik mempunyai daya simpan relatif lama (lebih kurang enam bulan masih belum
menunjukkan perubahan sifat).

 Penyajian dan Pengemasan


Bahan penyajian dan pengemasan untuk produk pengolahan pangan setengah jadi
tidak jauh berbeda dengan penyajian dan pengemasan olahan pangan makanan.
Perbedaannya, hanya pada pengemasan produk pengolahan pangan setengah jadi
hendaknya kedap udara.

5. Pengolahan Hasil Samping Serealia, Kacang-kacangan, dan Umbi Menjadi


Produk Pangan

 Pengertian
Produk hasil samping adalah produk yang dihasilkan selain produk utama. Hasil
samping serealia, kacang-kacangan, dan umbi masih bisa dimanfaatkan menjadi
produk pangan.

 Jenis, Kandungan dan Manfaat


1. Bekatul (Serealia)
Bekatul pun memiliki manfaat yang sangat baik bagi kesehatan tubuh dikarenakan
kandungan gizinya yang luar biasa.
2. Ampas Kedelai (Kacang-kacangan)
Susu kedelai dibuat dengan menggiling kacang kedelai sehingga menghasilkan cairan
putih yang merupakan susu kedelai. Hasil samping dari penggilingan kacang kedelai
menjadi susu berupa limbah kacang kedelai atau tepatnya dikatakan sebagai ampas
kedelai.

3. Kulit Singkong (Umbi)


Bagian tanaman singkong yang biasa dimanfaatkan sebagai bahan pangan yaitu umbi
dan daun singkong.

4. Daun Ubi Jalar (Umbi)


Mengandung polifenol yang dapat mencegah penyakit jantung dan menurunkan kadar
gula darah pada penderita diabetes, serta dapat mengobati diare, sakit perut, mual, dan
demam.

 Teknik Pengolahan
 Teknik Pengolahan Makanan Panas Basah (Moist Heat)
 Teknik Pengolahan Panas Kering (Dry Heat Cooking)

 Pengawetan
 Pengawetan secara Fisik
 Pengawetan dengan Suhu Rendah
 Pengawetan dengan Suhu Tinggi

 Tahapan Pengolahan dan Contohnya


1. Bangket Bekatul dan Jus Pepaya-Nanas Bekatul
Bahan yang diperlukan, antara lain: kelapa parut, tepung bekatul, telur, gula pasir,
vanili, dan sedikit garam. Proses pembuatannya, pertama dengan mencampur kelapa
parut dan tepung bekatul, lalu disangrai hingga matang.
Setelah itu kocok telur, gula, vanili dan sedikit garam hingga mengembang, kemudian
campur bersama adonan bekatul yang telah disangrai. Tuang adonan kedalam cetakan
dan panggang hingga matang, lalu sajikan bersama teh manis hangat.

2. Tempe Gembus
Perencanaan:
Membuat tempe gembus sebagai teman sarapan nasi goreng.
Bahan:
• Ampas kedelai 500 gram
• Ragi tempe 1 sendok teh
Alat-alat:
Plastic sealed, tusuk gigi, panci kukusan, nampan, wajan dan sutil penggorengan,
serta rak kawat dan serbet

Proses Pembuatan:
1. Isi bagian bawah panic kukusan dengan air, letakkan sarang kukusan diatasnya,
lalu masukkan ampas kedelai pada panci kukusan dan kukus selama 30 menit.
2. Angkat ampas kedelai sangrai dan dinginkan dengan dihampar pada nampan
secara merata.
3. Setelah dingin, sangria ampas kedelai kukus hingga kering (tidak terasa lembab
jika dipegang dengan jari).
4. Angkat ampas kedelai kukus dengan dihampar pada nampan secara merata dan
dinginkan dengan cara dianginkan.
5. Setelah ampas kedelai sangria dingin beri satu sendok teh ragi dan campurkan
secara merata dengan menggunakan sedok atau sutil penggorengan. Usahakan
tangan jangan sampai menyentuh ampas kedelai yang telah dicampur ragi.
6. Masukkan ampas kedelai bercampur ragi pada plastik sealed dan rapatkan.
Lubangi kedua permukaan plastik dengan menggunakan tusuk gigi agar ada
rongga udara. Letakkan plastic sealed berisi ampas kedelai diatas rak kawat yang
telah dihampar dengan serbet dan diamkan selama 2 s.d 3 hari.

Penyajian:
 Untuk penyajian tempe gembus perlu dimasak terlebih dahulu. Caranya dengan
menggoreng secara langsung atau dibuat tempe gembus goreng tepung yang
diberi bawang putih cincang halus, garam, dan irisan daun bawang.
 Untuk pengemasan bisa memakai wadah stereofoa yang dialasi kertas nasi coklat
atau wadah kotak plastic

3. Sambal Glandir Asam


Perencanaan:
Memasak daun ubi/glandir dengan sambal asam dan dimakan bersama nasi panas
serta ikan tongkol sangat nikmat saat tubuh lelah.
Bahan:
 Sayur daun glandir/ubi jalar satu ikat
 Cabe merah besar, cabe rawit, bawang merah, tomat, terasi, gula merah dan jeruk
nipis.
Alat-alat:
a. Baskom
b. Panci
c. Talenan
d. Centong saring
e. Piring saji dan sendok garpu

Proses Pembuatan:
1. Potong daun ubi jalar/glandir satu persatu, kemudian cuci bersih.
2. Rebus daun ubi jalar/glandir dengan diberi sedikit garam agar daun terlihat hijau
segar.
3. Dalam merebus sayuran daun, angkat dan tiriskan segera setelah sayuran tidak
kaku lagi dan agar rasanya renyah-lunak. Sayur daun ubi jalar/ glandir jika
direbus terlalu lama akan menjadi lunak dan berlendir
4. Siapkan dan bersihkan cabe merah, cabe rawit, bawang merah, dan tomat, lalu
kukus sebentar agar bahan sambal menjadi sedikit lunak.
5. Setelah dikukus, ulek semua bahan dan masukkan terasi serta gula merah. Setelah
halus atau agak halus beri perasan jeruk purut, campurkan.

Penyajian/pengemasan:
 Untuk penyajian sambal glandir asam bisa disajikan terpisah antara sayur dan
sambal atau disatukan dalam satu wadah.
 Untuk pengemasan bisa memakai wadah stereofoam yang dialasi kertas nasi
coklat atau wadah kotak plastik untuk sayur glandirnya, sedangkan sambalnya di
tempatkan pada plastic sealed.
 Pengemasan
Persyaratan dari suatu pengemasan :
Kemasan harus bisa mewadahi produk
Kemasan harus bisa melindungi produk

Anda mungkin juga menyukai