Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SIAT

ISLAM DI KAMBOJA DAN PERKEMBANGANNYA

DISUSUN
OLEH
CINDY ANNISYA ANGGRAINI
12070120752

MAULANA MARDIAN FAHREZA


12070111744

RIAN NOVAL
12070117665
RINI
12070120765

RIZKI PUTRA WANSYAH


12070117563
SALSABILA UTAMI
12070122249

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UIN SULTAN SYARIF KASIM RIAU
1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................................ 2


KATA PENGANTAR.............................................................................................................................................. 3
BAB I ....................................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................................... 4
A. LATAR BELAKANG..................................................................................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................................................ 4
C. TUJUAN .......................................................................................................................................................... 4
BAB II ...................................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ...................................................................................................................................................... 5
A. SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI KAMBOJA. ....................................................................................... 5
B. PERKEMBANGAN DAN NASIB MUSLIM DI KAMBOJA. ...................................................................... 7
BAB III ................................................................................................................................................................... 10
PENUTUP .............................................................................................................................................................. 10
A. KESIMPULAN ............................................................................................................................................. 10
B. SARAN .......................................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................................ 11

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Islam di Kamboja dan Perkembangannya” ini. Sholawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang
telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna
dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.

Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas Sejarah
Islam Asia Tenggara dengan judul “Islam di Kamboja dan Perkembangannya” disamping itu,
kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kamu selama
pembuatan makalan ini berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat kami
perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat kekurangannya.

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Nama resmi negara ini dalam bahasa Indonesia adalah Kerajaan Kamboja (Bahasa Inggris:
KingdomofCambodia), merupakan hasil terjemahan dari bahasa Khmer
PreăhRéachéanachâkKâmpŭchéa. Sering disingkat menjadi Kampuchea (Bahasa Khmer: កម្ពុជា).
Kata Kampuchea berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu Kambuja.

Secara geografis, Kamboja berbatasan dengan Thailand disebelah Barat, Laos disebelah Utara dan
Vietnam disebelah Timur. Disebelah selatan, Kamboja berbatasan dengan Teluk Thailand. Luas
negara ini 181.055 Km2 dengan jumlah penduduk 11.400.000 jiwa, 6% beragama Islam dan
mayoritas beragama Budha serta minoritas Katholik.

Agama Islam sampai di Kamboja pada abad ke-11 Masehi. Ketika itu kaum muslimin berperan
penting dalam pemerintahan kerajaan Campa, sebelum keruntuhannya pada tahun 1470 M, setelah
itu kaum muslimin memisahkan diri. Campa merupakan suatu kerajaan besar di Asia Tenggara
pada abad ke-17. Islam masuk ke Campa diperkirakan pada tahun 1607, melalui jalur dagang
dengan berbagai negara tetangga. Mayoritas Muslim Kamboja sekarang adalah orang-orang
Campa, yaitu benar-benar penduduk asli Indochina.

Atas latar belakang itulah kami tertarik membahas bagaimana “Sejarah Islam di Kamboja” yang
akan diulas lebih dalam pada bab selanjutnya

B. RUMUSAN MASALAH

1. Sejarah Masuknya Islam di Kamboja.


2. Perkembangan dan nasib Muslim di Kamboja.

C. TUJUAN

1. Pembaca dapat memahami sejarah masuknya islam di kamboja.


2. Pembaca dapat memahami bagaimana perkembangan dan nasib muslim di kamboja.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI KAMBOJA.

Islam tiba di Kamboja pada abad ke-10 hingga abad ke-11. Sebagian besar etnis Cham memeluk
Islam pada abad ke-16 hingga abad ke-17 menjelang jatuhnya Kerajaan Champa. Menjelang
jatuhnya Kerajaan Champa mereka pergi ke daerah lain, yaitu Malaysia, Indonesia dan Tiongkok.
Namun, terdapat juga etnis Cham di Kamboja dan mereka adalah muslim.

Etnis Cham juga memegang peranan penting dalam penyebaran Islam di Kamboja. Mereka
mempunyai hubungan yang turun temurun dengan Raja Kamboja. Mereka juga bergabung dengan
entitas muslim Melayu yang telah tiba di Kamboja pada abad ke-13.

Sebelum terjadinya Khmer Merah, komunitas Muslim Kamboja kebanyakan terdiri dari orang
Cham yang berasal dari Kerajaan Champa yang berlokasi di Vietnam yang runtuh pada tahun 1740.
Kaum Cham merupakan orang asli Asia yang dimualafkan oleh perajin dari Timur Tengah dan
India.

Mereka berimigrasi dalam jumlah besar ke Kamboja pada abad ke-15. Selain mereka, terdapat juga
etnis Melayu dan Muslim Malaysia yang datang ke negara tersebut pada abad yang sama.

Sejarah Masuknya Islam di KambojaMasuknya Islam ke Kamboja tidak dapat dipisahkan dengan
datangnya orang-orang Champa ke negari tersebut. Islam masuk ke Kamboja pada abad ke 15 atau
sekitar tahun 1471 M, ketika jatuhnya Kerajaan Champa di Vietnam akibat serangan Kerajaan
Annam. Pada saat orang-orang Champa memasuki Kamboja mereka telah memeluk Islam dari
negeri asalnya. Alasan mereka meninggalkan tanah airnya karena desakan Nam Tien atau
pergerakan orang-orang Vietnam ke selatan, agar selamat dari desakan tersebut mereka hijrah ke
Kamboja.

Sesampainya di Kamboja orang-orang Champa bertemu dengan kelompok Melayu yang datang
dari Nusantara. Hal tersebut menyebabkan terjadinya akulturasi budaya karena persamaan agama
dan rumpun bahasa Austronesia ke dalam sebuah masyarakat baru yang disebut Melayu-
Champa.Terdapat teori yang mengatakan bahwa jauh sebelum jatuhnya Kerajaan Champa, orang-
orang Kamboja telah menjalin hubungan niaga dengan para pedagang-pedagang Arab, Persia,
Gujarat, dan Melayu. Karena sebagaimana yang diketahui, Kamboja bukan merupakan jalur
perdagangan yang ramai dilalui oleh para pedagang. Namun hal ini bisa jadi benar, karena sebelum
abad ke-15 pada saat jatuhnya Kerajaan Champa, Kamboja merupakan daerah penghasil beras yang
besar.

Dan telah lama Kamboja melakukan kontak niaga dan kebudayaan dengan etnis lain terutama
melayu.Pada abad ke-15 hubungan Melayu dan Kamboja semakin meningkat dari segi ekonomi
dan agama, banyak orang-orang Melayu datang ke Kamboja dengan tujuan untuk berdagang dan
5
menyebarkan agama. Kebanyakan orang-orang Melayu berasal dari Borneo, Jawa, Sumatera,
Singapura, Terengganu, dan Patani. Bahkan pada ketua masyarakat Melayu waktu-waktu tertentu
menjalin kerja sama dan saling membantu dengan raja-raja Khmer.

Gelombang migrasi pertama datangnya orang Champa ke Kamboja yaitu pada tahun 1471, ketika
Vietnam menduduki Vijaya, gelombang berikutnya pada tahun 1697, ketika Vietnam menduduki
Panduranga, dan gelombang terakhir yaitu pada tahun 1832, karena mendapat siksaan yang luar
biasa. Migrasi tersebut terjadi karena melarikan diri dari serangan Vietnam, sedangkan migrasi
Melayu dari Nusantara karena perdagangan dan penyebaran agama Islam. Kedua etnis yang
berbeda asal usul bersatu dalam satu agama, kedua etnis tersebut akhirnya bekerja sama dan bahkan
menajalin hubungan melalui perkawinan, sehingga melahirkan etnis baru yang disebut Champa-
Malayu.

PenguasaKhmermengizikankan masyarakat Champa-Malayu untuk menempati beberapa daerah


yaitu di wilayah Outdong (ibukota Khmer pada waktu tersebut), seperti ThbaungKhmum,
StungTrang,dan daerah-daerah Kompot, Battambang, dan Kampung Luong. Masyarakat Melayu-
Champa membentuk satu komunitas khusus yang dikenal dengan nama Cham-Jva, yang ditafsirkan
masyarakat Kamboja sebagai semua masyarakat Melayu dari manapun asalnya. Di daerah yang
telah disebut di atas banyak kita jumpai Mesjid dan Surau serta tempat pendidikan agama.
Kebanyakan dari mereka bekerja sebagai peladang, nelayan, peternak lembu, dan pedagang yang
handal, sebagian dari mereka juga menjadi kaki tangan dari pihak kerajaan, mulai dari pegawai
dari tingkat kampung, bahkan ada juga menjadi tentara atau memegang jabatan politik.

Dari fenomena di atas terlihat bahwa pemerintah Khmer tidak pernah menganggap bahwa mereka
sebagai penduduk asing atau pendatang, melainkan warga negaranya, sebaliknya juga masyarakat
Melayu-Champa sudah merasakan Kamboja adalah negaranya, termasuk ketika Kamboja dijajah
oleh Prancis. Kamboja dijadikan daerah Protektorat oleh Perancis dari tahun 1863 sampai dengan
1953, sebagai daerah dari Koloni Indochina. Setelah penjajahan Jepang pada 1940-an, akhirnya
Kamboja meraih kemerdekaannya dari Perancis pada 9 November 1953.

Kamboja menjadi sebuah kerajaan konstitusional di bawah kepemimpinan Raja


NorodomSihanouk. Masa jabatan NorodomSihanouk direbut oleh Lon Nol, Pada saat Perang
Vietnam tahun 1960-an, Kerajaan Kamboja memilih untuk netral. Hal ini tidak dibiarkan oleh
Jenderal Lon Nol dan Pangeran Sirik Matak yang merupakan aliansi pro-AS untuk menyingkirkan
NorodomSihanouk dari kekuasaannya. Dari Beijing, NorodomSihanouk memutuskan untuk
beraliansi dengan gerombolan Khmer Merah, yang bertujuan untuk menguasai kembali tahtanya
yang direbut oleh Lon.

Kerajaan Champa di Vietnam akibat serangan kerajaan Annam (adalah salah satu kerajaan yang
terletak di Vietnam, dan masih memiliki kekerabatan dengan Champa). Orang muslim yang berada
di Champa melarikan diri ke wilayahwilayah sekitar Vietnam, termasuk salah satunya adalah
Kamboja. Orang-orang muslim Champa sebelum serangan kerajaan vietnam pada abad 15 terdiri
dari beberapa etnis, yaitu Arab, India, Pakistan, Afganistan, dan Melayu. Etnis-etnis inilah yang
membawa islam ke Champa. Namun setelah serangan kerajaan Vietnam etnis-etnis itu terdiaspora
6
menyebar ke seluruh wilayah Asia Tenggara Kamboja menjadi salah satu tempat pelarian muslim
Champa dari serangan Vietnam pada abad 15. Kedatangan mereka dikamboja di sambut baik oleh
pemerintah setempat, yakni raja Khemr yang memerintah Kamboja saat itu. Orang-orang Champa
yang berimigrasi ke Komboja di dominasi oleh etnis Cham dan Melayu, yang sampai masa
berikutnya mereka menjadi etnis muslim yang bertahan di Kamboja.

Pola-pola islamisasi yang terjadi di Kamboja memiliki perbedaan dengan negara-negara di Asia
Tenggara Lainnya. Faktor pendorong sejauh yang pemakalah ketahui mengenai islamisasi di
Kamboja adalah diaspora etnis Cham dan Melayu ke Kamboja akibat serangan Vietnam pada Abad
ke 15. Yang mana mayoritas penduduk kerajaan Champa pada saat itu menganut agama Islam sejak
Dinasti Zoong di China.

Terdapat teori yang mengatakan bahwa jauh sebelum kejatuhan Kerajaan Champa, orang-orang
Kamboja telah menjalin hubungan niaga dengan para pedagang-pedagang Arab, Persia, Gujarat,
dan Melayu. Karena sejauh yang pemakalah ketahui Kamboja bukan merupakan jalur perdagangan
yang ramai dilalui oleh para pedagang. Namun hal ini bisa jadi benar, karena sebelum abad 15 pada
saat kejatuhan Kerajaan Champa, Kamboja merupakan daerah penghasil beras yang besar. Dan
telah lama Kamboja melakukan kontak niaga dan kebudayaan dengan etnis lain terutama melayu.

B. PERKEMBANGAN DAN NASIB MUSLIM DI KAMBOJA.

Di Asia Tenggara, beberapa negara seperti Indonesia, mayoritas penduduknya beragama Islam.
Namun, beberapa negara di Aisa Tenggara, umat muslim merupakan minoritas. Salah satunya
adalah Kamboja. Negara yang pernah mengalami perang saudara pada 1970-an ini sebagian besar
penduduknya beragama Buddha. Lalu, sejak kapan Islam masuk ke Kamboja?

Dalam acara Bincang Ramadhan bertajuk ‘Kaum Minoritas Islam di Asia Tenggara’ secara virtual
pada Senin, 11 Mei 2020, hal tersebut dikemukakan oleh Betti Rosita Sari. Menurut Peneliti P2W-
LIPI yang mengangkat tema Mengenal Minoritas Muslim Cham di Kamboja. Islam masuk saat
Kamboja masih mempunyai beragam kerajaan.Yang paling dikenal adalah Kerajaan Champa.
Islam masuk sekitar abad ke-10 dan 11. Sebagian besar etnis Cham memeluk Islam pada abad ke-
16 dan 17, menjelang jatuhnya Kerajaan Champa.

"Menjelang runtuhnya kerajaan Champa, banyak dari mereka yang berpindah ke daerah lain, atau
ke Malaysia, Indonesia dan China. Tapi sampai saat ini komunitas Cham masih ada di Kamboja
dan mereka sebagiab besar adalah muslim," terang Betti. Ia menambahkan, komunitas Cham
memegang peran penting dalam menyebarkan Islam di Kamboja. Mereka punya hubungan yang
turun naik dengan Raja Kamboja. Mereka berbaur dengan komunitas muslim Melayu yang sudah
ada di Kamboja sejak abad ke-13.

Perkembangan Islam di Kamboja Sebelum Tahun 1975 Ketika kondisi sebuah negara berjalan
dengan stabil dapat dipastikan keadaan manusia di dalamnya pun berkembang dengan stabil pula.
7
Begitupun dengan kasus islam di Kamboja, pada awal kedatangannya sampai perkiraan awal abad
19 sebelum Rezim Khmer Merah berkuasa. Sehingga dalam senggang masa itulah umat islam
tumbuh dan berkembang menjadi sebuah agama minoritas yang cukup berpengaruh dan tidak dapat
dipandang sebelah mata. Dalam hal populasi data yang pemakalah temukan pada tahun 1974
jumlah muslim Kamboja sebanyak 550.000, Sensus ini dilakukan seblum Rezim Khemr Merah
Berkuasa di Kamboja. Sebagian umat islam Kamboja terkonsentrasi di Utara Phnom Penh, Provinsi
Kompong, dan di sepanjang sungai Mekong di daerah tersebut setidaknya di tinggali oleh 36 persen
dari jumlah populasi islam di Kamboja.

Sisanya terkonsentrasi di wilayah Kampot, Kandal, KampongChang, KampongThum, Karacheh


dan Batdambang. Untuk menjadikan muslim Cham yang berstatus sebagai pendatang pada tahun
1950 Pemerintah kamboja akhirnya memberikan julukan bagi etnis Cham-Melayu Muslim dengan
julukan Khemr Islam. Langkah ini bertujuan agar muslim pendatang yang berbeda dengan etnis
asli Kamboja merasa dekat dan merupakan bagian dari segara, meskipun dalam perjalanan
sejarahnya mereka berbeda etnis. Sebagian besar dari para orang Cham muslim yang berada di
Kamboja bekerja sebagai Petani, nelayan dan Peternak . Mungkin sedikit dari mereka juga menjadi
Aristokrat, sebagian lagi bekerja sebagai guru dan pendakwah. Perkembangan Islam di Kamboja
tidak hanya mencakup permasalahan agama saja, Pendidikan pun juga menjadi ranah tempat
berkembangnya islam diKamboja.

Dalam hal keberagamaan telah jelas umat islam mengalami perkembangan yang cukup baik,
terbukti dengan tumbuhnya masjid-masjid di Kamboja dan tumbuhnya mushollah serta madrasah.
Tercatat pada permulaan tahun1970 umat muslim Kamboja memiliki 122 masjid, 200 mushollah .
Angka ini menunjukan jumlah yang cukup mengejutkan, secara tidak langsung hal ini
menggambarkan bahwa islam meskipun minoritas akan tetapi tetap berkembang. Dalam hal
pendidikan pun umat islam tidak Jummud mereka berkembang cukup signifikan. Masih dalam
rentan tahun 1970, data yang di muat dalam situs VOA menunjukan jumlah Madrasah di Kamboja
sekitar 300 buah madrasah Islamiyah. Lebih dari itu Islam di Kamboja juga telah memiliki satu
lembaga untuk para penghafal Al-Qur’an. Para pelajar muslim di Kamboja banyak yang dikirim
ke Klantan untuk di sekolahkan dan belajar agama. Madrasah-madrasah di Kamboja juga banyak
mendatangkan para tenaga pengajar yang berasal dari Malaysia.

Hal-hal tersebut menunjukan bahwa perkembangan islam di Kamboja tidak bisa di spelekan,
meskipun Minoritas Umat islam juga bisa berkembang sebagaimana islam di negara mayoritas
muslim. Muslim Kamboja Pada Masa Jajahan Prancis Awal abad 19 atau sekitar tahun 1864
sebelum Kamboja di kuasai oleh Khemr Merah, terlebih dahulu Perancis telah bercokol di
Kamboja. Munculnya Prancis di Kamboja membawa kesetabilan politik di Negeri ini. Perancis
menjadikan Kamboja sebagai negara Protektorat hingga tahun 1970. Namun dalam beberapa
sumber tidak banyak dijelaskan bagaimana hubungan umat muslim Kamboja dengan Perancis.

Namun dalam artikel yang ditulis oleh Muhamad Zain Musa memuat sedikit mengenai hubungan
Prancis dengan Umat islam di Kamboja. Di jelaskan bahwa Perancis bersikap toleran terhadap
kedua agama yang berkembang di Kamboja, yakni Budha dan Islam. Bahkan di katakan bahwa

8
umat islam, Budha dan Prancis menjalin hubungan baik bagai simbiosis Mutualisme yang saling
menguntungkan. Keberadaan agama di Kamboja tidak diusik oleh Perancis, bahkan Perancis
merangkul dan mempersatukan agama-agama yang sebelumnya telah berkembang di Kamboja.
Namun sangat disayangkan pemakalah belum banyak mengetahui informasi lebih jauh mengenai
hubungan muslim Kamboja dan Perancis pada masa penjajahan Perancis. Dalam segala aspek baik
sosial, pendidikan, politik, maupun ekonomi.

Muslim Kamboja di Bawah rezim Khemer Merah Pada tahun 1975 samapai dengan tahun 1979
kelompok Komunis Khemr Merah mendeklarasikan dirinya sebagai rezim yang berkuasa penuh di
Kamboja . Rezim ini menghapus undang undang keberagamaan di Kamboja. Sejak itulah hal ini
menjadi sejarah umat islam yang cukup kelam. Bahkan derita ini tidak hanya dirasakan oleh umat
islam, namun seluruh umat beragama di Kamboja termasuk Katolik dan Budha. Ketika rezim
Khemr Merah berkuasa banyak terjadi gesekan-gesekan antar masyarakat beragama Kamboja
dengan pemerintah. Akibat dihapusnya undangundang keberagamaan oleh Rezim ini.

Akhirnya banyak tempat-tempat ibadah maupun simbol-simbol keberagamaan di hancurkan pada


saat rezim ini berkuasa. Penduduk islam kala Rezim Khemr Merah berkuasa berjumlah sekitar
800.000, namun tidak kurang dari 70 persen dari mereka tewas di bantai . Diantara dari mereka
yang disiksa dan dibantai adalah sisa-sisa politikus Rezim sebelumnya, para dokter, birokrat,
intelektual, dan orang-orang kaya serta para mereka yang tidak seideologi dengan Rezim Khemr
Merah. Tidak hanya pembantaian, perusakan simbol keagamaan dan tempat ibadah pun tak luput
dari perusakan. Bahkan dari sekitar 122 masjid yang berada di Kamboja hanya tersisa sekitar 20
masjid.

Begitu tegang suasana kala itu. Namun melihat kondisi yang terpuruk seperti itu, umat isalam tidak
tinggal diam. Mereka menuntut hak kebebasan mereka dalam beragama. Di plopori oleh Dr. Abdul
Kayoun salah seorang pemimpin komunitas muslim yang mewakili kaum minoritas, ia duduk
dibadan tertinggi yaitu Front Persatuan Nasional, bersama dengan teman-temannya alumni dari Al-
Azhar ia berjuang untuk mendapatkan kebebasan dalam beragama di Kamboja. Dan akhirnya pada
tahun 1979 kekuasaan rezim ini berakhir di Kamboja. Setelah berakhirnya Rezim Khemer Merah
akhirnya umat Islam dapat kembali berkembang sperti sedia kala. Masjid, mushollah, dan lembaga
keilmuan islam pun kembali dibangun dan dikembangkan. Tak kurang dari 168 masjid, 200
mushollah, dan 300 madrasah didirikan pasca berakhirnya Rezim Khemr Merah.

Minoritas Muslim Kamboja Pasca Rezim Khemr Merah telah kami sebutkan dalam bahasan
sebelumnya, bahwa pasca berakhirnya Rezim Khemr di Kamboja umat islam mengalami kemajuan
yang signifikan. Namun pada bahasan kali ini pemakalah akan menekankan mengenai hubungan
politk pemerintah Kamboja pasca rezim Pol-pot dengan muslim Kamboja. Setelah berakhirnya
Rezim Pol-pot umat islam Kamboja memasuki ranah baru sejarah mereka. Dimana mereka
diberikan kebebasan oleh pemerintah untuk mengembangkan ajarannya. Umat islam Kamboja juga
diberikan keleluasaan untuk bekerja, dan memilih tempat tinggal.

Lebih dari itu pemerintah Kamboja juga memberikan izin berdirinya organisasi-organisasi
keislaman di Kamboja. Demikianlah gambaran hubungan vertikal antar muslim Kamboja dengan
9
pemerintah Kamboja. Di sisi lain umat islamkamboja juga memiliki hubungan yang harmonis
dengan penganut agam lain, sejauh yang pemakalah ketahui belum pernah terjadi konflik horisontal
antar muslim kamboja dengan penganut agama lain secara serius. Meski umat muslim Kamboja
merupakan Minoritas baik dari segi etnis maupun agama akan tetapi keberadaannya dihormati dan
memiliki hubungan yang harmonis dengan penganut agama lain terutama agama Budha yang
mayoritas di anut oleh rakyat Kamboja. Sejauh yang pemakalah ketahui belum pernah terjadi
konflik horisontal antar muslim kamboja dengan penganut agama lain secara serius di Kamboja.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Kesimpulan Berawal dari dispora akibat serangan kerajaan Annam di Vietnam umat islam yang
berasal dari kerajaan Champa berimigrasi meminta perlindungan dengan kerajaan Khemr di
Kamboja. Kehadiran umat islam di Kamboja disambut hangat oleh raja dan para rakyat di
10
Kamboja. Keterbukaan ini disebabkan karena karakter umat islam yang kosmopolitan dan egaliter,
serta hubungan historis panjang yang telah terjalin lama. Umat islam yang terdiaspora didominasi
oleh etnis Cham dan Melayu sehingga pada masa berikutnya merekalah yang menjadi komunitas
muslim di Kamboja. Dalam perjalanannya di Kamboja umat islam mengalami sejarah yang
panjang, baik yang menyenangkan maupun yang kelam.

Namun jika kita menelaah dalam aspek lain ditengahkeminorannya umat islam dapat bertahan.
Bahkan lebih dari itu, mereka dapat berkembang dalam berbagai aspek kehidupan. Terbukti dengan
berdirinya tempat-tempat ibadah, madrasah, dan lembaga-lembaga keagamaan lainnya. Fakta-fakta
itu menunjukan bahwa eksistensi umat islam di Kamboja tidak dapat dipandang sebelah mata.
Dalam perjalanan sejarah umat islam di Kamboja banyak terjadi pergantian iklim politik. Umat
islam tetap bertahan sejak masa kerajaan Khemr, masa penjajahan Prncis, dan yang terakhir ketika
rezim Khemr Merah berkuasa.

Berkuasanya rezim Khemr Merah menjadi sejarah kelam umat islam di Kamboja. Meskipun semua
agama di Kamboja menjadi sasarannya. Pada masa rezim ini berkuasa banyak masjid, dan
madrasah yang dihancurkan. Genosida alias pembantaian masal pun juga dirasakan oleh umat
islam. Sekitar 70 persen dari seluruh total populasi muslim di Kamboja di Bantai oleh Rezim ini.

Namun setelah kekuasaan rezim Khmer merah berakhir akahirnya umat islam dapat kembali
menemukan kebebasannya yang terpasung. Mereka bangkit dari keterpurukan dan mulai
mengembangkan sayapnya. Berbagai aspekdikembangkan. Dalam masa yang stabil ini umat islam
tumbuh menjadi agama minor Kamboja yang hidup harmonis berdampingan dengan penganut
agama lainnya.

B. SARAN

Penulis menyadari bahwa makalah yang dilampirkan masih banyak sekali mempunyai kekurangan,
kedepannya penulis akan berusaha melampirkan makalah dengan sumber – sumber dengan hasil
yang lebih terperinci dan lebih lengkap.

DAFTAR PUSTAKA

https://pdfcoffee.com/sejarah-masuknya-islam-di-kamboja-pdf-free.html

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Kamboja

11
https://pdfcoffee.com/sejarah-masuknya-islam-di-kamboja-pdf-free.html

https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4251463/mengulik-sejarah-islam-di-kamboja-
berkembang-pesat-sebelum-dikikis-khmer-merah

12

Anda mungkin juga menyukai