Dosen pengajar:
Doni Dirgantara Asikin S.IP M.M
Disusun oleh:
Friska Danilia (01012111047)
Hani Nur Hanifah (01012111048)
Isma Rusmiati (01012111050)
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI STRATA SATU (S1) MANAJEMEN
UNIVERSITAS NASIONAL PASIM
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberi kami kekuatan dan
petunjuk untuk menyelesaikan tugas makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya
lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Klasifikasi Bisnis E-
Commerce.
Makalah ini disusun berdasarkan tugas dan proses pembelajaran pada mata
kuliah E-Commerce di Universitas Nasional Pasim. Selain itu, kami sangat
berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan dan
pengetahuan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
5. Mendapatkan umpan balik segera dari konsumen. 7. Merupakan saluran
distribusi alternatif.
6. Menyediakan biaya penyebaran informasi merek yang efektif dan efisien
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Enam dimensi keberhasilan sistem informasi menurut DeLone dan
McLean (2004) yang dapat diterapkan juga pada lingkungan e-commerce
adalah sebagai berikut:
a. Kualitas Sistem dalam lingkungan Internet, karakteristik sistem e-
commerce dapat diukur sesuai kegunaan, ketersediaan, kehandalan,
kemampuan beradaptasi, dan waktu respon (misalnya, waktu
download dan proses data)
b. Kualitas Informasi dalam menangkap isu konten e-commerce. Jaringan
konten harus dipersonalisasi, lengkap, relevan, mudah dimengerti, dan
aman jika calon pembeli atau pemasok memulai transaksi melalui
internet.
c. Kualitas layanan Dukungan keseluruhan disampaikan oleh penyedia
layanan, terlepas dari apakah dukungan tersebut disampaikan oleh
departemen system informasi atau unit organisasi baru atau mungkin
secara outsourcing ke penyedia layanan internet.
d. Penggunaan. Diukur dari kunjungan ke situs web dan navigasi dalam
situs tersebut untuk pencarian informasi dan pelaksanaan transaksi.
e. Kepuasan Pengguna. Ini merupakan cara penting untuk mengukur
pendapat pelanggan dalam sistem e-commerce dan harus mencakup
seluruh yang pengalaman pelanggan dalam siklus pembelian,
pembayaran, sampai penerimaan produk maupun layanan.
f. Manfaat. Ini juga penting, karena penting untuk menangkap
keseimbangan dampak positif dan negatif dari e-commerce pada
pelanggan, pemasok, karyawan, organisasi, pasar, industri, ekonomi,
dan bahkan masyarakat secara keseluruhan.
7
Karena sifat khusus dari e-commerce, maka perkembangannya selalu
tergantung pada perkembangan teknologi dan undang-undang. Kemajuan
signifikan pertama menuju e-commerce terjadi pada awal 1990-an ketika
Amerika Serikat menghapuskan larangan penggunaan komersial internet,
Pada tahun 1995, IBM adalah perusahaan pertama yang secara aktif
mempromosikan solusi e-commerce dan juga menarik minat kalangan
peneliti. Keberhasilan Amazon membuar booming e-commerce secara
global pada tahun 1999. Namun, seperti yang selalu terjadi dengan
pengembangan teknologi, gelombang pertama revolusi e-commerce gagal
karena model bisnis yang lemah dan proses implementasi yang tidak
professional (Rosalund, 2015). Popularitas Google barulah memulai tahap
baru e-commerce, yang masih terus berlanjut sampai sekarang.
8
1. B2B (Business to Business)
Konsep model bisnis yang satu ini yakni dengan menjual produk
atau jasa ke berbagai perusahaan lain. Tidak mengherankan kalau siklus
penjualannya terbilang panjang karena konsumennya belum tentu end user
yang masih bisa bertindak sebagai reseller (menjual produk atau jasa yang
dibeli ke konsumen lain)
2. B2C (Business to Consumer)
Bisa dibilang, model bisnis yang satu ini terbilang paling umum
digunakan, yakni retail tradisional. Adapun model bisnis e commerce dan
contohnya ini seperti e-commerce Tokopedia atau Lazada yang menjual
produk atau jasa secara langsung kepada konsumen tanpa perantara.
Dengan demikian, konsumen produk B2C dikategorikan sebagai end user
dan dapat membuat bisnis berkembang lebih cepat. Jangkauan konsumen
juga lebih luas sehingga model bisnis tersebut membutuhkan lebih banyak
interaksi.
3. C2C (Consumer to Consumer)
Sesuai namanya, model bisnis ini merupakan jual-beli antar
konsumen di mana para pelanggan akan saling berinteraksi. Para penjual
umumnya akan bergantung pada situs iklan, marketplace, hingga berbagai
forum untuk pemasaran barangnya.
4. C2B (Consumer to Business)
Adapun metode operasi bisnis ecommerce yang satu ini terjadi
pada saat seseorang menjual produk atau jasanya kepada bisnis atau
perusahaan lain. Selain menjual ke sesama konsumen, penjual juga akan
menawarkan produk atau jasa ke sektor yang membutuhkan. Dengan
begitu, model bisnis ini memerlukan proses pemasaran yang tinggi,
5. B2G ( Bussiness to Government)
Merupakan model bisnis dengan kegiatan jual beli yang berupa
transaksi elektronik antara perusahaan dan lembaga pemerintah. Dengan
begitu, perusahaan berperan sebagai pemasok untuk menawarkan berbagai
jenis produk dalam kegiatan operasional dan proyek pemerintah.
9
6. G2C (Government to consumer)
Ada juga model bisnis ecommerce yang berkaitan dengan proses
transaksi elektronik yang dilakukan oleh konsumen atau individu kepada
lembaga pemerintahan. Contohnya seperti pembayaran pajak, pembayaran
tilang elektronik, hingga iuran BPJS.
3.3 Klasifikasi Bisnis E-Commerce di Indonesia
10
online. Seluruh
transaksi online
harus difasilitasi oleh
website yang
bersangkutan
3 Shopping Mall Model bisnis ini Blibli.com, B2B, B2C
mirip dengan Zalora.com
marketplace, tapi
penjual yang bisa
berjualan disana com
haruslah penjual atau
brand ternama karena
proses prerivikasi
yang ketat
4 Toko Online Model bisnis ini Lazada.id, B2C
cukup sederhana, Bineka.com
yakni sebuah toko
online dengan alamat
website (domain)
sendiri di mana
penjual memiliki
stok produk dan
menjualnya secara
online kepada
pembeli.
5 Toko Online di Banyak penjual di Siapapun yang C2C
Media sosial Indonesia yang berjualan di
menggunakan situs media sosial
media sosial seperti
Facebook, Twitter
dan Instagram untuk
mempromosikan
barang dagangan
11
mereka
6 Jenis-jenis Website dipakai Kitabisa.com, C2B
Website crowd sebagai platform wujudkan.com
sourcing dan untuk
crowd unding mengumpulkan
orang-orang dengan
skill yang sama atau
untuk penggalangan
dana secara online.
12
Personalized demands (dapat mengubah permintaan sesuai keinginan).
Dalam lingkungan e-commerce, pelanggan dapat merealisasikan lebih
banyak keinginan dalam produk atau kualitas layanan. Serentak, inovasi
teknologi dapat mengaktifkan proses bisnis perusahaan 'secara otomatis
sehingga pelanggan dapat memperoleh layanan yang lebih nyaman dari
sebelumnya.
Integrasi Bisnis. Hal ini dapat tercermin pada integrasi dan penyatuan
pengolahan bisnis untuk perusahaan-perusahaan yang terlibat. Prosedur
kerja lebih teratur, operasi pengerjaan dan pengolahan informasi elektronik
secara keseluruhan dapat memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber
daya material. Selain itu, dapat membantu perusahaan membangun
kemitraan yang erat dengan industri hilir.
13
Organisasi perusahaan e-commerce juga lebih dinamis dan tidak
perlu struktur organisasi internasional besar-besaran. Karakter virtual
commerce telah menghapus biaya tradisional penggunaan kantor dan
ruang kerja konvensional. Perubahan signifikan juga menyebabkan
kurangnya jumlah pemasok atau perantara. Dalam berbagai kasus,
pelanggan dapat lebih langsung berhubungan dengan perusahaan. (Shaw,
2012).
Keberadaan kuat teknologi untuk mendukung transaksi
memungkinkan perusahaan untuk menerima pemahaman pasar yang lebih
baik dan kemampuan untuk respon lebih cepat terhadap perilaku
pelanggan. Platform e-commerce juga memungkinkan pebisnis untuk
mengumpulkan banyak statistik tentang banyaknya pelanggan datang ke
website mereka, bagaimana mereka memilih atau membandingkan
berbagai alternatif, dan apa logika dalam setiap situasi pembelian. E-
commerce juga telah meningkatkan konektivitas dan interaktivitas
perusahaan, juga telah meningkatkan kekuatan pelanggan sehingga
meningkatkan persaingan di pasar.
14
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
15
REFERENSI
16