Anda di halaman 1dari 14

PAPER TENTANG

E – COMMERCE

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDONESIA


2022
Disusun Oleh :
Muhammad Ludfi Effendy
186710651058
ABSTRAK
E-Commerce, dalam arti luas, adalah penggunaan jaringan komputer untuk
meningkatkan kinerja organisasi, meningkatkan profitabilitas, memperoleh pangsa pasar,
meningkatkan layanan pelanggan, dan pengiriman produk secara cepat. E-Commerce
bukan sekedar memesan barang dari katalog On-line. Tetapi melibatkan semua aspek
interaksi elektronik organisasi dengan perusahaan stakeholder, orang-orang yang
menentukan masa depan organisasi. Perdagangan elektronik termasuk kegiatan seperti
mendirikan sebuah halaman Web untuk mendukung hubungan investor atau berkomunikasi
secara elektronik. Secara singkat, E-Commerce melibatkan penggunaan teknologi
informasi untuk meningkatkan komunikasi dan transaksi dengan seluruh pemangku
kepentingan organisasi. Stakeholder tersebut meliputi pelanggan, pemasok, pemerintah
regulator, lembaga keuangan, manajer, karyawan, dan masyarakat pada umumnya.
Menurut pemerintah UK untuk menjelaskan batasan e-commerce untuk industri, E-
Commerce adalah pertukaran informasi melalui jaringan elektronik, pada setiap tahapan
dalam supply chain (rantai pasokan), apakah di dalam organisasi, antar bisnis, antara bisnis
dan consumers (pelanggan), atau antara publik dengan private sector, apakah berbayar atau
tidak. Dalam definisi ini, e-commerce tidak dibatasi pada pembelian dan penjualan produk,
tetapi juga termasuk aktivitas pra-penjualan dan pasca-penjualan di dalam supply chain
(rantai pasokan).
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perkembangan teknologi informasi yang sangat dramatis dalam beberapa tahun
terakhir telah membawa dampak transformational pada berbagai aspek kehidupan,
termasuk di dalamnya dunia bisnis. Setelah berlalunya era “total quality” dan
“reengineering”, kini saatnya “era elektronik” yang ditandai dengan menjamurnya
istilah-istilah e-business, e-university, e-government, e-economy, e-entertainment, dan
masih banyak lagi istilah sejenis. Salah satu konsep yang dinilai merupakan paradigma
bisnis baru adalah e-business atau dikenal pula dengan istilah e-commerce sebagai
bidang kajian yang relatif masih baru dan akan terus berkembang. E-Business
berdampak besar pada praktek bisnis, setidaknya dalam hal penyempurnaan direct
marketing, transformasi organisasi, dan redefinisi organisasi.
E-commerce adalah suatu kegiatan bisnis yang dilakukan lewat dunia maya
(internet), dengan memanfaatkan kemajuan teknologi para pengguna e-commerce dapat
melakukan penjualan, pebelian dan lain-lain. E-commerce sangat menguntungkan untuk
para penggunanya karena memudahkan untuk pembeli yang menginginkan suatu barang
tanpa harus bepergian untuk membelinya. Sekarang sudah semakin banyak bermunculan
online shop ataupun perusahan-perusahaan yang menjual berbagai macam barang
melalui media e-commerce dengan cara hanya dengan membuat website. Tanpa harus
bersusah payah untuk pergi ke pasar ataupun pusat perbelanjaan lain untuk membeli
barang yang diinginkan kita bisa dengan mudah mendapatkan barang tersebut dengan
media e-commerce dan kita bisa melakukan transaksi jual beli dengan media e-
commerce juga. Media internet semakin dilirik oleh para produsen untuk menjual
ataupun mempromosikan produk mereka kepada customer. Pada proses e-commerce
terjadi efisiensi pada penggunaan fax, pencetakan dokumen, entry ulang dokumen, serta
jasa kurir. Efisiensi tersebut akan memperlihatkan adanya pengurangan biaya dan
waktu/kecepatan proses. Kualitas transfer data juga menjadi lebih baik, karena tidak
dilakukannya entry ulang yang memungkinkan terjadinya human error.
Dengan adanya layanan e-commerce banyak manfaat yang dapat memudahkan
dalam proses jual beli atau jasa yang diberikan informasi tentang perusahaan dan
penawaran-penawaran khusus bisa diakses calon customer dengan lebih jelas dan
lengkap meskipun para calon customer tersebut mengakses internet dari perangkat
mobile mereka.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalahnya yaitu :
1. Bagaimana Pengertian E-Commerce dan pengertian menurut Para Ahli ?
2. Bagaimana jenis-jenis E-Commerce ?
3. Bagaimana kelemahan dan kendala E-Commerce ?
4.

1.3. Tujuan
Adapun tujuan menyusun tugas ini untuk :
1. Mendenifisikan pengertian E-Commerce.
2. Mendenifisikan pengertian E-Commerce menurut Para Ahli.
3. Mendeskripsikan jenis-jenis E-Commerce.
4. Untuk Mengetahui dampak Positif dan Negatif E-Commerce.
5.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian E-Commerce dan menurut Para Ahli


E-Commerce, dalam arti luas, adalah penggunaan jaringan komputer untuk
meningkatkan kinerja organisasi, meningkatkan profitabilitas, memperoleh pangsa
pasar, meningkatkan layanan pelanggan, dan pengiriman produk secara cepat. E-
Commerce bukan sekedar memesan barang dari katalog On-line. Tetapi melibatkan
semua aspek interaksi elektronik organisasi dengan perusahaan stakeholder, orang-
orang yang menentukan masa depan organisasi. Perdagangan elektronik termasuk
kegiatan seperti mendirikan sebuah halaman Web untuk mendukung hubungan investor
atau berkomunikasi secara elektronik. Secara singkat, E-Commerce melibatkan
penggunaan teknologi informasi untuk meningkatkan komunikasi dan transaksi dengan
seluruh pemangku kepentingan organisasi. Stakeholder tersebut meliputi pelanggan,
pemasok, pemerintah regulator, lembaga keuangan, manajer, karyawan, dan masyarakat
pada umumnya.

Menurut Kalakota dan Whinston, 1997, ecommerce bisa dilihat dari beberapa
perspektif sebagai berikut :
 Perspektif komunikasi, penyebaran/pengiriman informasi, produk/layanan atau
pembayaran secara elektronik.
 Perspektif proses bisnis, Aplikasi teknologi menuju transaksi bisnis secara otomatis
transaksi dan aliran kerja perusahaan
 Perspektif layanan, mampu melakukan pemangkasan biaya dan dalam waktu yang
sama meningkatkan kecepatan layanan dan kualitas.
 Perspektif online, pembelian dan penjualan produk dan informasi secara online.

Dalam buku Introduction to Information Technology, E-Commerce berarti


perdagangan elektronik yang mencakup proses pembelian, penjualan, transfer, atau
pertukaran produk, layanan, atau informasi melalui jaringan komputer, termasuk
Internet (Turban, 2005:181).
Menurut Robert E. Johnson, E-Commerce merupakan suatu tindakan melakukan
transaksi bisnis secara elektronik dengan menggunakan internet sebagai media
komunikasi yang paling utama. Pada website ECARM (The Society For Electronic
Commerce And Rights Management) dijelaskan bahwa e-commerce secara umum
menunjukkan seluruh bentuk transaksi yang berhubungan dengan aktifitas-aktifitas
perdagangan, termasuk organisasi dan perorangan yang berdasarkan pada pemrosesan
dan transmisi data digital termasuk teks, suara, dan gambar-gambar visual.

E-Commerce merupakan suatu konsep baru yang biasa digambarkan sebagai proses
jual beli barang atau jasa pada Word Wide Web Internet atau prose jual beli atau
pertukaran produk, jasa, dan informasi melalui jaringan informasi termasuk internet. E-
commerce merupakan kegiatan bisnis yang dijalankan secara elektronik melalui suatu
jaringan internet atau kegiatan jual beli barang atau jasa melalui jalur komunikasi
digital. (Adi Nugroho, 2006:1).

E-Commerce adalah melakukan bisnis online. Dalam bentuknya yang paling jelas
e-commerce menjual produk kepada konsumen secara online, tapi faktanya jenis bisnis
apapun yang dilakukan secara elektronik adalah E-commerce. Sederhananya E-
commerce adalah membuat, mengelola, dan meluaskan hubungan komersial secara
online. (Kienna, 2001:4).

E-Commerce juga dapat diartikan sebagai suatu proses berbisnis dengan


menggunakan teknologi elektronik yang menghubungkan antara perusahaan, konsumen
dan masyarakat dalam bentuk transaksi elektronik dan pertukaran/penjualan barang,
servis, dan informasi secara elektronik (Munawar, 2009:1).

E-Commerce adalah pembelian, penjualan dan pemasaran barang serta jasa melalui
sistem elektronik. Seperti televisi, radio dan jaringan komputer atau internet. Jony
Wong (2010:33).
2.2 Mendeskripsikan jenis-jenis E-Commerce
Jenis-jenis E-Commerce terbagi menjadi menjadi beberapa jenis diantaranya :
 Business-to-Consumer (B2C): pihak penjual adalah suatu organisasi, dan pihak
pembeli adalah perorangan
 Business-to-Business (B2B): baik pihak penjual dan pembeli kedua-duanya adalah
organisasi bisnis
 Consumer-to-Consumer (C2C): pihak perorangan menjual produk ataupun jasa ke
orang lain.
 Business-to-Employee (B2E): suatu organisasi menggunakan e-commerce di dalam
internal organisasi tersebut untuk memberikan informasi dan jasa pada para
pegawainya
 E-Government: penggunaan teknologi internet dan e-commerce untuk memberikan
layanan informasi mengenai layanan publik kepada masyarakat (disebut sebagai
[G2C EC]), atau rekan bisnis dan supplier (disebut government-to-business [G2B
EC])
 Mobile Commerce (M-commerce): E-commerce dilaksanakan dengan
menggunakan fasilitas wireless. Misal: penggunaan handphone untuk berbelanja
melalui internet.

BUSINESS TO BUSINESS E-COMMERCE MEMILIKI KARAKTERISTIK :


 Trading partners yang sudah diketahui dan umumnya memiliki hubungan
(relationship) yang cukup lama. Informasi hanya dipertukarkan dengan partner
tersebut. Dikarenakan sudah mengenal lawan komunikasi, maka jenis informasi
yang dikirimkan dapat disusun sesuai dengan kebutuhan dan kepercayaan (trust).
 Pertukaran data (data exchange) berlangsung berulang-ulang dan secara berkala,
misalnya setiap hari, dengan format data yang sudah disepakati bersama. Dengan
kata lain, servis yang digunakan sudah tertentu. Hal ini memudahkan pertukaran
data untuk dua entiti yang menggunakan standar yang sama.
 Salah satu pelaku dapat melakukan inisiatif untuk mengirimkan data, tidak harus
menunggu parternya.
 Model yang umum digunakan adalah peer-to peer, dimana processing intelligence
dapat didistribusikan di kedua pelaku bisnis.
BUSINESS TO CONSUMER ECOMMERCE
Memiliki karakteristik sebagai berikut : Terbuka untuk umum, dimana informasi
disebarkan ke umum.
 Servis yang diberikan bersifat umum (generic) dengan mekanisme yang dapat
digunakan oleh khalayak ramai. Sebagai contoh, karena sistem Web sudah umum
digunakan maka servis diberikan dengan menggunakan basis Web.
 Servis diberikan berdasarkan permohonan (on demand). Konsumer melakukan
inisiatif dan produser harus siap memberikan respon sesuai dengan permohonan.
 Pendekatan client/server sering digunakan dimana diambil asumsi client
(consumer) menggunakan sistem yang minimal (berbasis Web) dan processing
(business procedure) diletakkan di sisi server.

Menurut sebuah report dari E&Y Consulting, perkembangan kedua jenis E-


Commerceini dapat dilihat pada tabel berikut. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa
perkembangan Business to Business lebih pesat daripada Business to Consumer. Itulah
sebabnya banyak orang mulai bergerak di bidang Business-to-business.

Tabel 1. 1 Perkembangan Jenis Transaksi


Jenis Transaksi 1997 2000
Business to Business $7 billion $327 billion
Business to Consumer $5 billion $70 billion

Meskipun demikian, Business-to-Consumer masih memiliki pasar yang besar


yang tidak dapat dibiarkan begitu saja. Tingginya PC penetration (teledensity)
menunjukkan indikasi bahwa banyak orang yang berminat untuk melakukan transaksi
bisnis dari rumah. Negara yang memiliki indikator PC peneaion yang tinggi mungkin
dapat dianggap sebagai negara yang lebih siap untuk melakukan E-Commerce. Business
to Consumer E-Commerce memiliki permasalahan yang berbeda. Mekanisme untuk
mendekati consumer pada saat ini menggunakan bermacam-macam pendekatan seperti
misalnya dengan menggunakan “electronic shopping mall” atau menggunakan konsep
“portal”.
Electronic shopping mall menggunakan web sites untuk menjajakan produk dan
servis. Para penjual produk dan servis membuat sebuah storefront yang menyediakan
catalog produk dan servis yang diberikannya. Calon pembeli dapat melihat-lihat produk
dan servis yang tersedia seperti halnya dalam kehidupan sehari-hari dengan melakukan
window shopping. Bedanya, (calon) pembeli dapat melakukan shopping ini kapan saja
dan darimana saja dia berada tanpa dibatasi oleh jam buka toko. Konsep portal agak
sedikit berbeda dengan electronic shopping mall, dimana pengelola portal menyediakan
semua servis di portalnya (yang biasanya berbasis web). Sebagai contoh, portal
menyediakan E-Mail gratis yang berbasis Web bagi para pelanggannya sehingga
diharapkan sang pelanggan selalu kembali ke portal tersebut

2.3 Mengklasifikasi model-model bisnis dalam E- Commerce


Model-model Bisnis dalam E- Commerce:
 Online direct marketing: vendor atau pengecer menjual produk atau jasanya secara
langsung ke pelanggan.
 Electronic tendering system: pebisnis (atau pemerintah) meminta penawaran atas
suatu tender dari para supplier; model ini menggunakan tipe B2B (atau G2B).
 Name-your-own-price: konsumen menentukan sendiri jumlah harga yang ingin
mereka bayar.
 Find-the-best-price: konsumen menentukan apa yang ia butuhkan dan si perantara
membandingkan harga-harga yang diajukan para provider dan dan menunjukkan
penawaran harga termurah atas barang atau jasa yang dibutuhkan oleh konsumen.
 Affiliate marketing: pihak vendor menempatkan logo atau banner-nya ke dalam situs
rekanan. Apabila ada konsumen yang meng-klik logo, masuk ke situs vendor, dan
kemudian membeli sesuatu, maka vendor akan membayar komisi ke rekanannya.
 Viral marketing: penerima mengirimkan informasi mengenai suatu produk ke teman-
temannya.
 Group purchasing: para pembeli berskala kecil mengumpulkan daftar belanjaan
mereka sehingga menjadi berskala besar, kemudian melakukan penawaran atau
negosiasi untuk mendapatkan harga yang lebih murah.

 Online auctions: perusahaan melakukan lelang sejumlah produk di internet.


 Product customization: konsumen menggunakan internet untuk menentukan produk
atau jasa yang ia perlukan, dan kemudian pihak penjual akan menentukan harganya.
 Deep discounters: perusahaan menawarkan diskon harga yang besar.
 Membership: jasa yang disediakan hanya dapat digunakan oleh anggota.
 Bartering online: suatu proses barter secara online lewat perantara untuk suatu
produk yang memiliki nilai surplus, dan/atau perusahaan menerima “poin-poin” atas
kontribusinya, dan poin-poin tersebut dapat digunakan untuk membeli produk atau
jasa lain yang diperlukan.

2.4 Mendeskripsikan Infrastruktur E-Commerce


E-Commerce dibangun di atas sejumlah teknologi yang berbeda. Berbagai
teknologi ini menciptakan sebuah layer infrastruktur, terintegrasi yang merupakan
pengembangan dan penyebaran aplikasi perdagangan elektronik (lihat gambar 2.1).
Setiap lapisan didirikan dari lapisan bawah dan tidak dapat berfungsi bila lapisan
tersebut tidak ada.

Electronic Commerce Application


Business Service Infrastucture

Electronik Publishing Infrastructure


Messege Distribution Infrastructure

National Information Infrastructure

Gambar 2. 1 Infrastruktur E-Commerce


NATIONAL INFORMATION INFRASTRUKTUR
Lapisan ini adalah landasan perdagangan elektronik karena semua lalu lintas
harus ditransmisikan oleh satu atau lebih dari jaringan komunikasi yang terdiri dari
infrastruktur informasi nasional (NII). Komponen-komponen dari NII tediri dari :
industri siaran TV dan radio, TV kabel, jaringan telepon, sistem komunikasi selular,
jaringan komputer, dan Internet. Kecenderungan di banyak negara untuk meningkatkan
persaingan, di antara berbagai unsur-unsur NII digunakan untuk meningkatkan efisiensi
secara keseluruhan karena diyakini bahwa NII adalah penting untuk meciptakan
kekayaan nasional .

MESSAGE DISTRIBUTION INFRASTRUCTURE


Lapisan ini terdiri dari perangkat lunak untuk mengirim dan menerima pesan.
Tujuannya adalah untuk menyampaikan pesan dari server ke klien. Sebagai contoh, bisa
memindahkan sebuah file HTML dari server web ke klien dengan menjalankan
Netscape. Pesan dapat bentuk format e-mail, pesanan pembelian. Elektronik data
interchange (EDI), e-mail, dan hypertext transfer protocol (HTTP) adalah contoh dari
pesan perangkat lunak.

ELECTRONIC PUBLISHING INFRASTRUCTURE


Terkait dengan konten, Web adalah contoh yang sangat baik dari lapisan ini. Hal
ini memungkinkan organisasi untuk mempublikasikan penuh berbagai teks dan
multimedia. Ada tiga elemen kunci dari Web:
 Uniform Resource Locator (URL), yang digunakan untuk secara unik
mengidentifikasi server apapun;
 Jaringan protokol;
 Bahasa markup terstruktur, HTML
Lapisan penerbitan elektronik masih khawatir dengan beberapa isu terkait dengan
TCP/IP untuk Internet yang merupakan bagian dari lapisan NII. Disana masih perlu
mempertimbangkan addressability (yaitu, URL) dan bahasa umum yang dimiliki di
seluruh jaringan (misalnya, HTTP dan HTML). Namun, hal ini dibangun di atas lapisan
sebelumnya, dalam kasus URL, atau pada tingkat yang lebih tinggi, dalam kasus
HTML.

BUSINESS SERVICES INFRASTRUCTURE


Tujuan utama dari lapisan ini adalah untuk mendukung proses bisnis umum.
Hampir setiap bisnis berhubungan dengan pembayaran atas barang atau jasa yang
dijualnya. Dengan demikian, layer bisnis jasa mendukung transmisi yang aman,
misalnya dengan menyediakan enkripsi untuk nomor kartu kredit dan elektronik transfer
dana. Selain itu, lapisan layanan bisnis harus mencakup fasilitas untuk enkripsi dan
otentikasi (lihat Keamanan).

ELECTRONIC COMMERCE APPLICATIONS


Akhirnya, di atas semua lapisan lainnya adalah aplikasi. Contoh kasus penjual
buku dengan katalog on-line (lihat tabel 2.1). Aplikasi katalog buku diantaranya:
enkripsi digunakan untuk melindungi nomor kartu kredit pelanggan , aplikasi ditulis
dalam HTML, HTTP adalah pesan protokol , dan Internet secara fisik membawa pesan
antara penjual buku dan pelanggan.

Tabel 2. 1 E-Commerce Application


E-Commerce Applications Book Catalog
Business Service Infrastructure Encryption
Business Service Infrastructure HTML
Message Distribution Infrastructure HTTP
Message Distribution Infrastructure Internet
ELECTRONIC PUBLISHING
Dua pendekatan umum untuk penerbitan elektronik Format portabel dokumen
Adobe (PDF) dan HTML. Perbedaan antara HTML dan PDF dirangkum dalam Tabel
2.2.

Tabel 2. 2 Perbedaan HTML dan PDF


HTML PDF
A markup language A page description language
PDF files are created using
HTML files can be created by a wide special software sold by Adobe
variety of software. Most word processors that is more expensive than
can generate HTML many HTML creator
alternatives
Browser is free Viewer is free
Captures structure Captures structure and layout
Can have links to PDF Can have links to HTML
Creator determines
Reader can change presentation
presentation

HTML atau PDF?


Pilihan antara HTML dan PDF tergantung pada tujuan utama dari dokumen. Jika
maksudnya adalah untuk menginformasikan pembaca, maka informasi yang dibaca dan
disajikan haruslah jelas. Pembaca dapat diberikan kontrol bagaimana informasi
disajikan, seperti untuk mempengaruhi pembaca contohnya: iklan haruslah menarik dan
informatif, atau mempertahankan tampilan asli dari dokumen sumber (misalnya, bentuk
perpajakan atau koran), maka PDF adalah alternatif yang lebih baik. Dua format dapat
saling berdampingan. Sebuah dokumen PDF dapat menyertakan link ke dokumen
HTML, dan sebaliknya. Juga, sejumlah perusahaan perangkat lunak terkemuka yang
bekerja pada ekstensi untuk HTML akan memberikan kontrol yang lebih besar
membuat tampilan dari HTML (misalnya, menentukan font yang akan digunakan).

2.5

Anda mungkin juga menyukai