Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PENGANTAR APLIKASI KOMPUTER

ELEKTRONICAL COMMERCE DI MASA PANDEMIK

Dosen Pengampu : Febry Lodwyk Rihe Riwoe, S.Kom., M.M.

Disusun Oleh :
Annisa Septi Julianti
201110363

Manajemen G Pagi / S1

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS BISNIS

INSTITUT BISNIS & INFORMATIKA KESATUAN BOGOR

Juli, 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun proposal ini dengan
baik dan tepat pada waktunya. Dalam proposal ini kami membahas mengenai tugas
mata kuliah Pengantar Aplikasi Komputer yang bermaksud untuk menjelaskan
mengenai E- Commerce di masa Pandemik.

Proposal ini dibuat dengan berbagai bantuan dari berbagai pihak untuk
membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan proposal ini.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa
masih banyak kekurangan yang mendasar pada proposal ini. Oleh karena itu kami
mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun
kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga proposal ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Bogor, Juli 2021

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................1

DAFTAR ISI...................................................................................................................2

ABSTRAK......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..................................................................................................4


1.2 Tujuan...............................................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 E-Commerce.....................................................................................................7
2.2 Media Sosial.....................................................................................................7
2.3 Media Massa.....................................................................................................8
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pengaruh media sosial dalam berbelanja online di e-commerce pada
masa pandemi Covid-19...................................................................................10

3.2 Pengaruh metode pembayaran paylater yang dilakukan terhadap


preferensi konsumen dalam berbelanja online di e-commerce
pada
masa pandemi Covid-19...................................................................................11
3.3 Kelebihan dan Kekurangan berbelanja online di E-Commerce pada
masa pandemik..................................................................................................14
3.4 Mengetahui beberapa media elektronik yang digunakan dalam
E –Commerce....................................................................................................17
3.5 Perkembangan E-Commerce di Indonesia.........................................................18

BAB IV PENUTUP

Kesimpulan..............................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................21

2
ABSTRAK

Pandemi Covid-19 sedang melanda Indonesia dan juga seluruh dunia yang
memberikan dampak yang sangat besar salah satunya pada Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM). Diperlukan adanya pergerakan yang besar untuk kembali
membangkitkan gairah perekonomian di Indonesia khususnya UMKM yaitu salah
satunya dengan memanfaatkan e-commerce.

E-Commerce merupakan salah satu konsep yang cukup berkembang dalam


bidang teknologi informasi. E-Commerce juga merupakan aktivitas perdagangan
melalui media internet. Konsep E-Commerce memberikan banyak kemudahan dan
kelebihan jika dibandingkan dengan konsep belanja yang konvensional, diantaranya
semua informasi yang diinginkan konsumen dapat diakses lebih detail, cepat tanpa
dibatasi tempat dan waktu, dan proses transaksi pun bisa dilakukan menjadi jauh lebih
mudah. Sehingga dengan penerapan sistem ini akan sangat mempermudah dan lebih
menguntungkan banyak pihak, baik pihak konsumen, maupun penjual.

Dengan tugas mata kuliah Pengantar Aplikasi Komputer yakni tentang E-


Commerce. Media internet mencakup luasan dari berbagai lini kehidupan, untuk itu
tidak akan selesai membicara e-Commerce tanpa harus mempersempit cakupan
permasalahan yang sedang dibahas ini. Penulis berharap dengan adanya perkembangan
pesat dibidang ilmu teknologi ini, akan mengantar setiap orang pada pemahaman
mencari dan meraup keuntungan plus lewat media Internet, khususnya membuat blog
interaktif dan menarik.

Kata Kunci : E-Commerce, Media Sosial, Media Massa, Covid 19, Pandemik.

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring perkembangan zaman, gaya hidup masyarakat serba instan


dikarenakan mayoritas masyarakat memiliki mobilitas yang tinggi dalam
kegiatan sehari-harinya. Sehingga masyarakat mencari sesuatu yang praktis dan
serba instan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal tersebut diikuti dengan
adanya berbagai penyediaan layanan yang membantu masyarakat. Setiap
perusahaan menawarkan keunggulan kepada konsumen supaya dapat terus
bertahan. Semakin menarik, mudah, dan menguntungkan sistem penjualan bagi
konsumen, maka keuntungan bagi perusahaan semakin besar. Oleh karena itu,
sistem penjualan suatu perusahaan merupakan hal yang penting untuk
diperhatikan perusaan karena sistem penjualan perusahaan tidak terlepas dari
perkembangan teknologi informasi.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menyebabkan


perubahan yang demikian cepat pada bidang sosial, ekonomi dan budaya. Salah
satu contoh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada saat ini
adalah Internet. Kemudahan memanfaatkan internet memberikan dampak pada
berbagai aspek kehidupan, salah satunya gaya hidup manusia yang menjadi
semakin praktis (Sujana dan Suprapti, 2015). Penggunaan internet tidak hanya
untuk mencari informasi saja, tetapi juga untuk transaksi ekonomi yang disebut
dengan e-commerce. E-commerce adalah kegiatan jual beli barang atau jasa
melalui jaringan internet (Limpo, 2015).

Sektor perdagangan Indonesia saat ini telah menciptakan strategi


penjualan berbasis internet atau e-commerce yang menyebabkan minat beli
masyarakat akan transaksi di e-commerce tinggi. Tingginya pertumbuhan
pengguna internet tersebut berimbas pada nilai jual beli belanja online. Terlihat

4
dari data Asosiasi Pengguna Internet Indonesia bahwa rata-rata pelaku pengguna
internet di Indonesia dalam berbelanja online yang pernah dilakukan sebesar
13,73 persen (APJII, 2016). Electronic commerce atau dapat disebut sebagai e-
commerce merupakan salah satuudari revolusi teknologi informasi dalam bidang
ekonomiiyang menghilangkan berbagai batasanndalam bisnis tradisional
(Nanehkaran, 2013).

Sejak wabah pandemi Covid-19 mengguncang dunia, banyak masyarakat


Indonesia berbelanja dari rumah dengan bermodalkan internet, dan antusias
masyarakat semakin meningkat dalam transaksi berbelanja online. Hal ini
mempengaruhi kebiasaan berbelanja yang biasanya bertemu antara penjual dan
pembeli secara konvensional, namun sekarang masyarakat sudah bisa mengakses
aplikasi dan berbelanja dari rumah. Oleh karena itu preferensi masyarakat dalam
berbelanja online lebih nyaman karena tidak memerlukan seseorang untuk
mengunjungi toko secara langsung (Holmes et.al, 2020).

Berkembangnya e-commerce di Indonesia telah merubah beberapa


perilaku konsumen. Contohnya yaitu kebiasaan berbelanja di pusat perbelanjaan
atau toko sekarang mulai beralih dengan menggunakan media online (Harahap
dan Amanah, 2018). Selama terkoneksi dengan internet, konsumen tidak harus
mendatangi toko atau tempat perbelanjaan untuk mendapatkan barang atau jasa
yang diinginkannya. Banyaknya perusahaan e-commerce yang ada di Indonesia,
serta beragam jenis layanan yang di tawarkan membuat para konsumen lebih
leluasa dalam memilih toko online mana yang ingin mereka kunjungi. Namun
tidak dapat dipungkiri bahwa berbelanja online juga beresiko terhadap produk
yang di inginkan seperti tidak sesuai dengan keinginan atau produk yang dibeli
rusak.

E-commerce jenis Marketplace yang ada di Indonesia antara lain


tokopedia.com, bukalapak.com, blibli.com, zalora, lazada,dan sebagainya. Salah
satu jenis marketplace yang cukup populer di Indonesia adalah shopee.co.id. Di

5
Indonesia, belanja secara online telah menjadi pilihan banyak pihak untuk
memperoleh barang.

1.2 Tujuan

Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan pembuatan makalah ini yakni:


1) Pengaruh media sosial yang digunakan oleh konsumen dalam berbelanja
online di e-commerce pada masa pandemi Covid-19
2) Mengetahui pengaruh metode pembayaran paylater yang dilakukan
terhadap preferensi konsumen dalam berbelanja online di e-commerce
pada masa pandemi Covid-19
3) Kelebihan dan Kekurangan berbelanja online di E-Commerce pada masa
pandemik
4) Mengetahui beberapa media elektronik yang digunakan dalam E-
Commerce
5) Mengetahui perkembangan e-commerce di Indonesia

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 E-Commerce

E-commerce adalah singkatan dari istilah electronic commerce. E-


commerce adalah suatu model transaksi di masa depan, karena semakin lama,
maka semakin banyak juga masyarakat yang menggunakan internet. Nah, e-
commerce ini tidak hanya terkait tentang jual beli.

Menurut Kotler & Amstrong (2012) E-commerce adalah saluran online


yang dapat dijangkau seseorangelalui komputer, yang digunakan oleh pembisnis
dalam melakukan aktifitas bisnis yang digunakan konsumen untuk mendapatkan
informasi dengan menggunakan bantuan media komputer/device yang dalam
prosesnya diawali denan memberi jasa informasi pada konsumen dalam
penentuan pilihan.

Menurut Jony Wong Pengertian E-Commerce (Perdagangan Elektronik)


adalah pembelian, penjualan, dan pemasaran barang serta jasa melalui sistem
elektronik.

Menurut Vermaat pengertian E-Commerce adalah transaksi bisnis yang


terjadi dalam jaringan elektronik seperti internet. Dengan kata lain, siapapun
yang memiliki jaringan internet dapat berpartisipasi dalam kegiatan E-
Commerce.

Menurut Loudon (1998) pengertian E-Commerce adalah suatu proses


transaksi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual dalam membeli dan menjual
berbagai produk secara elektronik dari perusahaan ke perusahaan lain dengan
menggunakan komputer sebagai perantara transaksi bisnis yang dilakukan.

2.2 Media Sosial

Menurut Henderi, bahwa pengertian media sosial adalah situs jaringan


sosial berbasis web yang memungkinkan bagi setiap individu untuk membangun
profil publik ataupun semi public dalam sistem terbatasi, daftar pengguna lain

7
dengan siapa mereka terhubung, dan melihat serta menjelajahi daftar koneksi
mereka yang dibuat oleh orang lain dengan suatu sistem (Henderi, 2007: 3)

Sedangkan menurut Phillip Kotler dan Kevin Keller media sosial adalah
sarana bagi konsumen untuk berbagi informasi teks, gambar, video dan audio
dengan satu sama lain dan dengan perusahaan dan sebaliknya (Kotler, Keller
2012: 568).

Teknologi-teknologi web baru memudahkan semua orang untuk


membuat dan yang terpenting menyebarluaskan konten mereka sendiri. Post di
Blog, tweet, instagram, facebook, atau video di YouTube yang dapat
direproduksi dan dilihat oleh jutaan orang secara gratis. Pemasang iklan tidak
harus membayar banyak uang kepada penerbit atau distributor untuk memasang
iklannya. Sekarang pemasang iklan dapat membuat konten sendiri yang menarik
dan dilihat banyak orang (Zarrella, 2010, h. 2).

2.3 Media Massa

Menurut Leksikon Komunikasi, media massa adalah "sarana untuk


menyampaikan pesan yang berhubungan langsung dengan masyarakat luas
misalnya radio, televisi, dan surat kabar".

Menurut Cangara, media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk
menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak, sedangkan pengertian
media massa sendiri alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber
kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat komunikasi seperti surat kabar,
film, radio dan televisi (Canggara, 2010:123,126).

Menurut Effendy (2003:65), media massa digunakan dalam komunikasi


apabila komunikasi berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh. Media massa
yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari umumnya adalah surat
kabar, radio, televisi, dan film bioskop, yang beroperasi dalam bidang informasi,
edukasi dan rekreasi, atau dalam istilah lain penerangan, pendidikan, dan
hiburan.

8
Dengan demikian media massa adalah suatu alat untuk melakukan atau
menyebarkan informasi kepada komunikan yang luas, berjumlah banyak dan
bersifat heterogen. Media massa adalah alat yang sangat efektif dalam
melakukan komunikasi massa karena dapat mengubah sikap, pendapat dan
perilaku komunikannya. Keuntungan komunikasi dengan menggunkan media
massa adalah bahwa media massa menimbulkan keserempakan yaitu suatu pesan
dapat diterima oleh komunikan yang berjumlah relatif banyak.

9
BAB III
PEMBAHASA
N

3.1 Pengaruh media sosial dalam berbelanja online di e-commerce pada masa
pandemi Covid-19

Penggunaan akan perangkat teknologi seperti komputer, smartphone atau


tablet mengalami peningkatan yang sangat tinggi. Hal tersebut juga berbanding
lurus dengan kebutuhan akan jaringan internet. Banyak hal yang dapat
dilakukan, dan media sosial adalah salah satu fitur yang paling sering digunakan
oleh pengguna internet saat ini.

Mungkin, bagi sebagian besar pengguna sudah mengetahui fungsi dan


berbagai fitur yang disajikan dalam sebuah aplikasi media sosial. Namun, ada
beberapa manfaat lain yang perlu anda ketahui dan juga dapat anda eksplorasi
lebih dalam agar mendapatkan berbagai keuntungan dalam menggunakan sebuah
media sosial.

Biasanya jenis – jenis media sosial yang sering digunakan untuk


menunjang produktivitas bisnis adalah Facebook, Twitter, Instagram, Whatsapp,
Youtube, dan Linkedin.

Pengaruh media sosial dalam berbelanja online di e-commerce pada


masa pandemi Covid-19 yaitu salah satunya membawa pengaruh positif.
Dimana masyarakat tidak perlu datang ke toko lagi untuk membeli sebuah
barang. Melainkan dapat memilih melalui media sosial yang nantinya akan
diantar melalui layanan jasa pengiriman seperti JNT, JNE, Wahana, dan
sebagainya.

Selain itu, pembelanjaan melalui media online juga mengakibatkan tidak


timbulnya kerumunan. Sehingga membantu dalam pengendalian Covid-19.
Sehingga membuat konsumen merasa jadi lebih aman dalam proses transaksi
dan sebagainya.

10
3.2 Pengaruh metode pembayaran paylater yang dilakukan terhadap
preferensi konsumen dalam berbelanja online di e-commerce pada masa
pandemi Covid-19

Pengguna metode pembayaran 'Paylater' saat belanja online,


meningkat selama pandemi Covid-19. Peningkatan pengguna metode 'utang'
itu meningkat di tengah kenaikan nilai transaksi e-commerce pada hampir
semua kategori produk.

Itu sesuai dengan riset tahunan edisi kedua Perilaku Konsumen E-


Commerce Indonesia 2021 yang dihelat Kredivo dan Katadata Insight
Center. Riset menggunakan 10 juta data primer sampel transaksi dari enam
pemain e-commerce terbesar Indonesia bulan Januari-Desember 2020.

Berdasarkan riset tersebut, dari konsumen yang menyatakan pernah


menggunakan paylater, 55% pengguna baru menggunakannya di saat
pandemi. Selain untuk membeli kebutuhan mendesak atau berbelanja
dengan cicilan pendek, sebanyak 41% konsumen memilih fitur paylater
untuk mengontrol cash flow (pengeluaran bulanan).

VP Marketing & Communications Kredivo, Indina Andamari,


mengungkapkan pandemi telah mengubah banyak hal dalam keseharian,
termasuk perilaku masyarakat saat bertransaksi digital. Riset yang
dilakukan Kredivo bersama Katadata Insight Center tahun ini memperkuat
kesimpulan bahwa adopsi e-commerce akan terus meningkat tiap
tahunnya. Di samping meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap e-
commerce, pandemi juga mendorong masyarakat untuk berpindah ke
transaksi digital.

"Riset pada tahun ini menunjukkan bahwa pandemi juga berdampak


pada akselerasi penggunaan paylater menjadi metode pembayaran pilihan
yang cepat, mudah dan aman di e-commerce. Sebagai pelaku pembiayaan
berbasis digital terdepan, tentunya kami optimis bahwa berbagai temuan ini
dapat mendorong visi perusahaan untuk melayani 10 juta pelanggan pada

11
2025 melalui solusi pembiayaan yang cepat, terjangkau dan mudah
diakses," jelasnya.

Beberapa temuan menarik lainnya dari riset ini di antaranya terjadi


peningkatan rata-rata nilai transaksi secara konsisten di hampir semua
kategori produk yang disebabkan oleh konsumen yang bergeser ke
pembelanjaan secara online. Hal ini menunjukkan meningkatnya
kepercayaan konsumen terhadap transaksi digital, walaupun distribusi
belum merata di beberapa wilayah.

"Konsumen yang berusia lebih tua semakin nyaman berbelanja


online. Di tengah dominasi gen Z dan milenial, generasi X (kelompok usia 36-
45) mengalami peningkatan jumlah transaksi berbelanja online dari 13% pada
2019 menjadi 19% pada 2020," jelasnya.

Riset tersebut juga mengungkapkan, pandemi ubah preferensi


belanja konsumen saat bertransaksi online. Karena konsumen lebih banyak
beraktivitas dari rumah, pandemi mendorong konsumen untuk membeli
produk yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi
belanja produk non-pokok.

"Ini terlihat dari penurunan volume transaksi produk fashion (30%


di tahun 2019 menjadi 22% di tahun 2020) sedangkan terjadi peningkatan
signifikan di kategori produk seperti peralatan rumah tangga, isi ulang pulsa
dan voucher, serta makanan," terangnya.

Promosi dan festival belanja online masih efektif untuk menarik


konsumen untuk berbelanja. Hari Belanja Online Nasional (12.12) dan
festival belanja tanggal kembar seperti 9.9 dan 11.11 terbukti masih efektif
dalam menarik konsumen untuk berbelanja. Jumlah rata-rata transaksi pada
tanggal 11.11 dan 12.12 tahun 2020 meningkat hingga 3 kali rata-rata
transaksi harian tahun 2020.

12
"Paylater berpotensi semakin diminati sebagai pembayaran pilihan
yang cepat, aman, dan nyaman. Paylater diperkirakan menjadi salah satu
pembayaran digital yang tumbuh paling cepat di e-commerce dalam satu
tahun terakhir. Studi ini menunjukkan bahwa hampir 90% konsumen
menyadari bahwa paylater merupakan sebuah opsi pembayaran; mereka
yang sudah menggunakan paylater sangat puas dan 50% di antaranya
berencana menggunakan paylater lebih sering daripada sebelumnya,"
paparnya.

Expert Panel Katadata Insight Center (KIC), Mulya Amri, menyebut


suatu kehormatan bagi Katadata Insight Center untuk kembali terlibat dalam
riset perilaku e-commerce bersama Kredivo. Besarnya data Kredivo yang
diteliti membuat mereka dapat melihat secara dekat perubahan maupun
dampak yang terjadi pada industri e-commerce dari tahun 2019 ke tahun
2020 di tengah pandemi ini.

"Melalui pendekatan bottom up yang berdasarkan data primer, riset


ini hadir sebagai pelengkap dari laporan atau riset yang selama ini hanya
menggunakan pendekatan makro atau analisis top-down, tanpa
menganalisis perilaku konsumen e-commerce secara lebih komprehensif,"
tukasnya.

Sementara itu Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA),


Bima Laga, menyambut baik hadirnya riset ini. Dia menyadari bahwa
pandemi membawa banyak perubahan dalam tatanan kehidupan masyarakat
sehari-hari.

"Jadi memang penting untuk bisa mempelajari tren dan perilaku


konsumen online, bukan hanya bagi pelaku industri e-commerce tapi juga
para penyedia layanan digital pendukung ekosistem e-commerce seperti
fintech. Industri digital memang ditantang untuk terus berinovasi demi
memenuhi kebutuhan konsumen. Seiring meningkatnya popularitas e-
commerce maupun paylater sebagai metode pembayaran selama setahun

13
terakhir, kami berharap riset Kredivo ini bisa mendorong pertumbuhan
ekonomi digital negeri lebih cepat lagi," tambahnya.

Riset ini menggunakan data primer pengguna Kredivo yang tersebar


di 34 provinsi dan dari lima kelompok umur dan pendapatan serta
ditentukan berdasarkan random sampling. Penelitian yang dilakukan pada
kuartal 1 tahun 2021 tersebut juga menganalisa profil dan tipe-tipe
konsumen yang berbelanja online dari berbagai aspek, termasuk gender,
umur, dan lokasi, hingga menggali lebih jauh jenis-jenis produk yang dibeli
oleh konsumen.

3.3 Kelebihan dan Kekurangan berbelanja online di E-Commerce pada masa


pandemik

Kelebihan

Transaksi online jelas memiliki segudang kelebihan, apalagi untuk


dilakukan pada saat pandemi virus corona seperti saat ini. Berikut beberapa
kelebihan dari belanja online saat wabah corona:
1) Menghindari Kontak Langsung
Kelebihan pertama dari belanja online saat pandemi corona adalah dapat
mengurangi kontak langsung dengan orang lain. Telah diketahui bahwa virus
corona dapat menular melalui kontak langsung dengan orang lain.
Dengan berbelanja online, Anda hanya cukup berselancar melalui daring
Anda hingga menemukan barang yang dicari. Lalu dengan mudah petugas kurir
akan mengantarkan barang yang Anda beli ke rumah Anda.
Yang patut diperhatikan adalah selalu jaga kebersihan tangan dan hindari
kontak langsung dengan petugas atau kurir yang mengantarkan barang Anda.
Anda dapat menyarankan kurir agar meletakkan barang di depan rumah Anda.
Setelah itu, cegah penularan virus dengan menyemprotkan disinfektan pada
barang yang diterima.

2) Menghindari Risiko Penularan Melalui Barang

14
Kelebihan kedua dari belanja online pada saat wabah corona adalah
dapat menghindari risiko penularan melalui barang.
Jika pada saat membeli barang secara konvensional, Anda tentu akan
memegang barang-barang yang sekiranya menjadi pilihan Anda. dalam hal ini,
tentu saja terdapat beberapa pilihan yang mengharuskan Anda untuk
menyentuhnya secara langsung.
Hal ini dapat menjadi media penularan virus corona covid-19. Sebab,
Anda mungkin saja terpapar virus corona melalui droplets (cairan batuk, bersin,
dan air liur) yang ditinggalkan oleh orang lain saat memegang barang tersebut.

3) Mudah Menemukan Barang yang Diinginkan

Kelebihan selanjutnya dari belanja online saat wabah virus corona adalah
Anda dapat menemukan barang yang diinginkan lebih cepat. Sebab, terdapat
fitur untuk mencari barang yang diinginkan pada aplikasi belanja online.
Dengan menemukan barang yang diinginkan lebih cepat, maka waktu
Anda juga dapat digunakan untuk hal yang lain. Mengeksplor hobi baru adalah
hal yang bisa dilakukan selama karantina di rumah.

4) Sistem Pembayaran Online

Dapat menggunakan sistem pembayaran online adalah salah satu


kelebihan belanja online di saat wabah virus corona. Sebab, transaksi online
akan menghindarkan Anda untuk menyentuh uang secara langsung.

Bisa jadi, virus corona dapat menular melalui uang. Sebab dilansir
dari Hallodoc virus corona diketahui dapat bertahan hidup pada kertas hingga 4
hari.

5) Mendapatkan Potongan Harga


Kelebihan terakhir dari belanja online pada saat pandemi corona adalah
mendapatkan potongan harga. Hal ini tentu saja dapat menyelamatkan keuangan
Anda. Banyak dari aplikasi belanja online yang menyediakan potongan harga
dalam waktu tertentu. Jadi, belanja online adalah salah satu langkah yang tepat
untuk menghemat keuangan Anda di tengah wabah virus corona.

15
Kekurangan
Selain memiliki kelebihan, ternyata banyak kelemahan yang ada saat belanja
online di tengah wabah virus corona apabila Anda tidak bijak. Berikut 5 ulasan
mengenai kelemahan dari belanja online di e-commerce :
1) Dapat Mengganggu Manajemen Keuangan
Di tengah wabah corona yang mengancam jiwa, tentu keuangan adalah
salah satu hal yang krusial untuk bertahan hidup. Dengan berbelanja online
secara bijak, Anda dapat menghemat pengeluaran.
Namun apabila belanja online adalah kegiatan Anda untuk mengusir rasa
bosan secara terus meenerus, maka hal tersebut tentu saja dapat mengganggu
manajemen keuangan Anda.
Sudah saatnya untuk memperbaiki keuangan Anda dengan tetap berada di
rumah dan berbelanja sesuai dengan kebutuhan.
2) Tidak Dapat Menjamin Kualitas
Kelemahan belanja online berikutnya adalah tidak terjaminnya kualitas barang
yang dibeli. Sebab, Anda tidak dapat memeriksa barang secara langsung ketika
Anda berbelanja online.
3) Tidak Dapat Menjamin Kebersihan Barang
Kelemahan selanjutnya adalah tidak terjaminnya kebersihan barang yang dibeli.
Sebab, Anda tidak akan pernah tahu berapa orang yang telah menyentuh barang
tersebut.
Bisa jadi, virus corona tertinggal pada barang tersebut apabila orang lain tidak
menjaga kebersihan tangan sebelum menyentuh barang yang Anda beli.
Maka dari itu, semprotkan cairan disinfektan pada barang yang diterima sebelum
membuka pembungkus dan pada saat menyentuh barang tersebut.

4) Cenderung Membeli Barang yang Tidak Diperlukan


Pada saat melakukan pencarian barang di aplikasi belanja online, maka
seseorang akan lebih cenderung untuk membeli barang yang tidak diperlukan.
Terlebih, apabila belanja online dilakukan pada saat rasa bosan menghampiri. Tentu
saja ini akan membuat pengeluaran Anda menjadi semakin membengkak.

16
5) Meningkatkan Penggunaan Kuota Internet
Kelemahan terakhir dari belanja online saat pandemi corona adalah dapat
meningkatkan penggunaan internet. Sebab apabila belanja online dijadikan solusi
untuk mengusir rasa bosan, maka Anda akan cenderung untuk melihat banyak
barang.
Dengan melihat banyak barang, maka otomatis penggunaan internet Anda juga
akan meningkat. Hal ini tentu dapat mempengaruhi pengeluaran Anda.

3.4 Mengetahui beberapa media elektronik yang digunakan dalam E-Commerce


Penikmat kegiatan belanja online di Indonesia memang sangat tinggi.
Tidak mengherankan kalau kemudian terus tumbuh e commerce baru, yang turut
memeriahkan jagad jualan di dunia maya. Meskipun begitu, hanya ada beberapa
e commerce saja yang dapat bertahan dan maju di tengah ketatnya persaingan.
Di bawah ini adalah contoh e commerce yang berkembang pesat di Indonesia.

1) Bukalapak
Startup e commerce yang diluncurkan sejak 2010 silam ini, merupakan
salah satu Unicorn yang ada di Indonesia. Mewadahi jutaan pelapak dalam
platformnya, Bukalapak memang cukup sukses dan diminati.
2) Shopee
Meskipun bisa dikatakan masih bau kencur apabila dibandingkan,
dengan e commerce yang ada sebelumnya. Namun platform satu ini tidak
bisa disepelekan.
Dengan beragam promosi menarik mulai dari gratis ongkir, flash sale,
cashback, hingga undian. Shopee berhasil menjadi salah satu e commerce
dengan tingkat transaksi paling tinggi di Indonesia.
3) Lazada
E commerce ini merupakan salah satu yang paling terkenal di tanah
air. Sebagai salah satu start up yang sudah berdiri sejak lama, Lazada
memang berhasil mempertahankan eksistensinya.
4) Gojek

17
E business jenis online to offline ini juga berkembang dengan cepat
setelah diluncurkan. Bahkan saat ini Gojek sudah masuk dalam daftar start
up Unicorn di Indonesia. Memiliki ribuan driver yang tersebar di seluruh
tanah air. Gojek memang menawarkan kemudahan transportasi.

3.5 Perkembangan E Commerce di Indonesia

Perkembangan e commerce di Indonesia bisa dikatakan sangat pesat.


Apabila dibandingkan dengan negara lain yang ada di sekitar. Seperti yang dapat
Anda lihat sendiri, kalau e commerce semakin menjamur seiring dengan
berjalannya waktu. Tentunya hal ini juga menyesuaikan dengan permintaan
pasar yang semakin menggandrungi kegiatan perbelanjaan online.

Secara umum, ada beberapa jenis e commerce yang berkembang di tanah


air. Bagi Anda yang tertarik untuk terjun ke dunia bisnis elektronik dengan
membangun sebuah e-komersial. Di bawah ini akan dibahas secara tuntas jenis-
jenis e commerce yang ada di Indonesia.

1) Business to Business
Jenis e commerce satu ini memiliki skala paling besar. Karena
transaksi yang dilakukan adalah antar perusahaan. Pada business to business,
kegiatan transaksi di aplikasikan secara fisik dan elektronik. Dan
konsumennya adalah suatu kelompok yang juga menjalankan bisnis.
Contohnya adalah distributor, reseller, dan sebagainya.

2) Business to Consumers

Ini adalah jenis e commerce yang paling terkenal, khususnya di


Indonesia. Dimana produsen atau perusahaan (pihak penjual), memasarkan
produk secara langsung. Dengan customer (pengguna) sebagai mangsa pasar.
Jadi, di ibaratkan seperti toko ritel berbasis online. Dimana pembeli bisa
membeli produk secara eceran, tanpa jumlah minimal tertentu.

3) Consumer to Business

18
Dalam jenis consumer to business, transaksi penjualan dilakukan oleh
pihak konsumen. Sedangkan perusahaan adalah target pasarnya. Jadi,
individu memberikan penawaran mengenai sebuah produk berupa barang
atau jasa. Kepada perusahaan-perusahaan yang memang membutuhkan.
Misalnya saja desainer grafis yang menawarkan skill-nya.
4) Consumer to Consumer
Jenis e commerce ini dilakukan dari konsumen ke konsumen.
Klasifikasinya terdiri dari 2 model, yaitu classifed dan marketplace. Kalau
dalam classified, buyer dan seller melakukan transaksi secara langsung.
Sedangkan dalam marketplace, konsumen (penjual) memerlukan platform
untuk tempat melakukan transaksi. Contoh marketplace, adalah Shopee.
5) Business to Administration
Pada jenis e commerce ini, pelaku bisnis menjual produk barang atau
pun jasa dengan menjadikan lembaga pemerintahan sebagai pasar. Transaksi
yang dilakukan juga dalam bentuk tender.
6) Online to Offline
Di zaman modern sekarang ini, jenis e commerce satu ini sangat
populer. Dimana pihak seller melakukan kegiatan promosi, mencari pembeli,
dan menyediakan produk dengan memanfaatkan jaringan online sebagai
media. Namun pembeli memiliki option untuk dapat belanja langsung di
toko offline.

19
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan

E-commerce adalah singkatan dari istilah electronic commerce. E -


commerce adalah suatu model transaksi di masa depan, karena semakin lama, maka
semakin banyak juga masyarakat yang menggunakan internet.

Dengan adanya e-commerce di masa pandemik ini, sangat membantu


masyarakat. Dimana dengan berbelanja di e-commerce mempermudah dalam
pelaksanaan jual beli. Ketika konsumen ingin membeli suatu barang, maka tinggal
membuka salah satu aplikasi e-commerce sehingga dapat menemukan benda yang
konsumen cari. Dengan bantuan flitur e-commerce yang ada.

Serta belanja di e-commerce juga di permudah dalam pembayarannya. Dimana


adanya sistem flitur transfer via banking yang kita miliki. Ataupun sistem cod yang
dapat dipilih oleh konsumen. Juga adanya flitur paylater, dimana konsumen dapat
mencicil pembayaran yang mereka pilih.

E-commerce juga membantu program pemerintah, yang dimana kita perlu


berdiam diri di rumah tidak boleh kemana mana. Sehingga ketika berbelanja di e -
commerce juga kita semua dapat mematuhi protokol kesehatan, yang dimana ketika kita
tidak perlu datang ketoko dan tidak menimbulkan kerumunan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Pengajarku, 2020. Pengertian Abstrak Abstrak Adalah : Pengertian, Fungsi, Sifat, Unsur
dan Contoh (pengajar.co.id) diakses pada tanggal 10 Juli.

Awaabiin, Salma. 2021. Pengertian Tinjauan Pustaka Pengertian TinjauanPustaka,


Manfaat, Cara Membuat dan Contoh Lengkap (penerbit deepublish.com) diakses pada
tanggal 10 Juli.

Binus, 2020, E-comerce menurut para ahli E-Commerce – Business Creation


(binus.ac.id) diakses pada tanggal 10 Juli.

Anonim, 2020. Media sosial menurut para ahli BAB II.pdf (umm.ac.id) diakses pada
tanggal 10 Juli.

Aulia, Wahyudi. 2021. Pembayaran Paylater di masa pandemik Belanja Online


Meningkat Selama Pandemi, Bayarnya Pakai Cicilan (idxchannel.com) diakses pada
tanggal 11 Juli.

Anggraini, Mutia. 2020. Kelebihan dan kekurangan belanja online di e-commerce 10


Kelebihan dan Kekurangan Belanja Online Saat Pandemi Corona, Wajib Tahu Semua
Halaman | merdeka.com diakses pada tanggal 11 Juli.

Nugroho, Andi. 2019. Perkembangan e-commerce di Indonesia Pengertian E-


Commerce dan Perkembangannya di Indonesia - Qwords diakses pada tanggal 11 Juli.

21

Anda mungkin juga menyukai