MAKALAH
Dosen Pengampu:
Oleh :
BANDUNG
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................................
BAB I....................................................................................................................................................
PENDAHULUAN................................................................................................................................
BAB II..................................................................................................................................................
PEMBAHASAN...................................................................................................................................
BAB III...............................................................................................................................................
KESIMPULAN..................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Hingga saat ini android terus berkembang baik secara sistem maupun aplikasinya.
Perkembangan aplikasi mobile tersebut akhirnya memberikan dampak pada
berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah bidang perdagangan.
2
1.5 Metode Penelitian
Tahapan penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai
berikut :
1. Pengumpulan Data
a. Studi Literatur
Mengunmpulan referensi baik dari ebook dan jurnal mengenai
mobile commerce ini
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
ini. Sebut saja Commonwealth Bank , yang menanamkan fitur investasi dalam
layanan mobile banking-nya. Melalui layanan tersebut nasabah dapat dapat
memanufaktur fluktuasi harga saham sehingga melakukan pembelian dan
penjualan berbagai jenis investasi. Sekali lagi, semuanya dapat dilakukan cukup
dilakukan dengan ponsel yang dimiliki nasabah . selain perbankan, operator juga
telah menjalani praktek m-commerce meskipun tidak secara menyeluruh. Layanan
T-Cash dan Tap-lzy dari Telkomsel misalnya, menyediakan bentuk pembayaran
transaksi melalui perangkat mobile. Namun pelanggan tidak dapat barang atau
jasa yang akan dibeli secara virtual, melainkan harus mendatangi tokonya
langsung.
Prospek yang menarik dari m-commerce ini semakin dilirik oleh kalangan
yang semakin luas. Visa yang layanannya telah digunakan secara Internasional,
belum lama meluncurkan layanan barunya yang diberi nama M-saku. Geliat m-
commerce ini rupanya menarik bagi perusahaan yang sebelumnya dikenal mellui
layanan pembayaran berbasis kartu ini.
5
jaringan internet, sedangkan m-commerce menggunakan handphone yang
mendukung web browser.
Kelebihan
6
mereka. Ini tidak hanya membuka pasar pedesaan baru, ini adalah kesempatan
untuk memeriksa model bisnis Anda saat ini dan mencari peluang baru.
3. Buat lebih banyak akses ke data pengguna.
Saat Anda hadir dalam perdagangan seluler, Anda masih dapat mempertahankan
tingkat inventaris yang lebih rendah untuk produk yang Anda jual. Anda tidak
akan menghadapi situasi backorder karena Anda selalu dapat mengetahui apa
yang tersedia ketika ada database produk. Anda juga bisa mendapatkan item
tertentu hanya saat Anda membelinya dari perangkat seluler, sehingga
mengurangi kebutuhan untuk membawa jenis inventaris tertentu.
5. Memungkinkan Anda untuk meningkatkan skala bisnis dengan sangat
cepat.
Saat Anda hadir dalam perdagangan seluler, Anda dapat dengan cepat
menskalakan bisnis Anda untuk memenuhi kebutuhan saat ini. Anda dapat
menambahkan uang ke anggaran iklan saat Anda melihat bahwa kampanye
berjalan dengan baik. Anda tidak perlu khawatir menambah ruang atau inventaris
baru untuk pembeli karena semuanya tersedia secara online. Jika Anda
menggunakan pengiriman drop, Anda bahkan tidak perlu menghasilkan produk
atau layanan baru untuk toko Anda, memungkinkan Anda untuk tumbuh dengan
cepat.
6. Menyediakan platform untuk memproses pesanan besar.
7
waktu. Pelanggan dapat masuk ke platform Anda, menemukan apa yang mereka
inginkan, dan kemudian membayar pada waktu yang nyaman bagi mereka. Jika
platform berfungsi sebagaimana mestinya, waktu tunggu diukur dalam
sepersekian detik.
7. Lebih mudah menerapkan pemasaran ulang kepada pelanggan dengan
perdagangan seluler.
Jika pelanggan berbelanja di toko fisik dan berubah pikiran tentang sesuatu,
mereka akan meninggalkan produk dan pergi. Anda tahu mereka tertarik dengan
artikel itu. Dorongan pemasaran atau iklan mungkin meyakinkan mereka untuk
membelinya. Tidak ada cara untuk menghubungi pelanggan itu lagi. Pada
platform perdagangan seluler, Anda memiliki kemampuan itu. Anda dapat
memasarkan ulang item yang ditinggalkan di keranjang atau ditemukan selama
penelusuran produk untuk membuat orang kembali ke bisnis Anda.
8. Tawarkan platform yang mendorong pembelian impulsif.
Jika pelanggan tidak memiliki perangkat seluler, maka itu tidak akan
menjadi bagian dari pengalaman perdagangan seluler yang ditawarkan
perusahaan. Bahkan jika Anda memiliki perangkat seluler, perangkat tersebut
harus dapat mengambil informasi perusahaan, memberikan informasi tentang
produk atau layanan, dan mengirimkan pesanan penjualan agar menjadi
8
pengalaman yang sukses. Jika suatu aplikasi digunakan, itu harus diunduh dan
diperbarui untuk menyediakan akses ke informasi.
2. Menawarkan kurangnya sentuhan pribadi.
Terlepas dari grafik yang menarik, deskripsi produk yang terperinci, dan
diskon konsumen, merek harus berhati-hati saat menggunakan perdagangan
seluler. Kesan pertama dari sebuah situs web atau aplikasi seluler cenderung
menjadi dasar opini yang tersisa dari pelanggan. Ulasan ini bertahan selamanya,
yang berarti perusahaan perlu mendapatkan kesan pertama yang benar sesering
mungkin. Karena kurangnya kontak pribadi, ada lebih sedikit peluang untuk
membalikkan pengalaman yang awalnya buruk.
3.Memerlukan aplikasi atau situs web agar berfungsi.
9
melakukan hal yang sama persis seperti Anda. Meskipun Anda mungkin satu-
satunya penyedia di komunitas Anda, mengumpulkan penjualan perdagangan
seluler dapat memakan waktu. Konsumen harus menemukan kualitasnya melalui
white noise dari semua orang yang mengatakan bahwa mereka dapat melakukan
hal yang sama.
6. Anda harus memiliki layanan cepat yang tersedia setiap saat.
10
perkembangan jaringan internetnya belum modern tidak dapat mendukung
bagi perkembangan 3G tersebut.
3. Lisensi 3G. Kebanyakan lisensi dari penggunaan dan pengembangan 3G
masih ditenderkan oleh pemerintah dari beberapa Negara. Di beberapa negara
lain, lisensi 3G tidak dijual atau ditenderkan dengan harga yang murah.
Perbedaan-perbedaan ini menyebabkan beberapa negara belum dapat dilayani
standar 3G atau walaupun ada tentu dengan harga yang sangat mahal.
4. Transmisi. Batasan transmisi juga menjadi penghambat dari perkembangan
m-commerce tersebut. Beberapa hal yang utama seperti pengaruh cuaca,
situasi dan kondisi geografis dari satu daerah dan batasan dari daya pancar
gelombang.
5. Konsumsi catu daya yang besar. Ketika semakin meningkatkannya atas
kebutuhan bandwith dari perangkat m-commerce tentu akan membutuhkan
jumlah catu daya/battere yang lebih besar pula.
6. Kekecewaan pengguna. Selama perusahaan-perusahaan pengembang m-
commerce masih terus mencoba menyempurnakan teknologinya, tentunya
batasan-batasan yang masih ada tersebut kadangkala dapat mengecewakan
para pengguna yang ada dan mempengaruhi dukungan para pengguna bagi
perkembangan dari m-commerce itu sendiri.
11
Transaksi kecil atau transaksi bernilai kecil, authentikai hanya
cukup dilakukan pada level jaringan operator antara lain melalui
SIM Card.
3. Isu Anonim. Identitas pelanggan tidak di ktahui oleh merchant
4. Validasi. Dilakukan secara online atau offline
Selain keempat isu utama tersebut E-commerce dan M-commerce juga
dipengaruhi oleh isu lainnya. Yaitu:
1. Biaya tranaksi yang timbul di sisi customer dan merchant.
2. Performansi (respon time).
3. Biaya per transaksi.
4. Terjaminnya ACID (Atomicity, Consistency, Isolation, Durability ).
5. System yang berjalan di tingkat nasional maupun internasional.
12
2. Inisiasi Pembayaran. Pada tahap ini informasi pembayaran dikirimkan
melalui jaringan seluler atau protocol wireless lainnya kepada merchant.
3. Authentikasi. Tahapan ini merupakan tahapan yang paling penting pada
transaksi, karena pada tahapan ini di periksa apakah pengguna berhak
melakukan tranaksi, serta memenuhi persyaratan finansial tertentu.
4. Penyelesaian Pembayaran. Dilakukan ketika pengguna telah berhasil di
authentikasi, demikian juga transaksi itu sendiri. System pembayaran yang
banyak digunakan pada E-commerce saat ini pada umumnya tidak dapat
diterapkan pada Mobile commerce (m-commerce).
13
➢ Operator jaringan seluler, merupakan fasilitator dari m-comnerce,
menyampaikan informasi transaksi secara aman melalui jaringan
➢ Institusi financial, memiliki perhatian khusus pada integritas dari system
pembayaran, sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya fraud atau bad-debt.
➢Merchant, menuntut agar proses pembayaran menjadi mudah di sisi pengguna,
sehingga dapat membangkitkan transaksi. Dan menuntut agar pembayaran dari
institusi financial dapat berlangsung dengan sempurna.
Model E-Commerce
9. Layanan keuangan
➢Perbankan.
Menurut Kasmir (2016 : 3) menyatakan Bank adalah lembaga keuangan
yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa
Bank lainnya.
➢Mobile Payment
14
Mobile payment merupakan alat pembayaran dalam bertransaksi dengan
menggunakan perangkat elektronik (smartphone) (Chen & Nath, 2008).
Kepopuleran mobile payment pertama kali di Asia dan Eropa sebelum menjadi
United States dan Canada. Mobile payment sendiri sangat mudah untuk
digunakan dan efisien dalam menyimpan uang dalam perangkat elektronik
(smartphone) (Gosal & Linawati, 2015).
15
ada di dalam e-Wallet adalah uang yang sebelumnya memang sudah disimpan
dalam dompet digital tersebut. Dalam kasus yang lain, untuk top up e-wallet juga
bisa dilakukan dengan cara menautkan rekening bank ke akun dompet digitalnya.
2. Belanja
➢Marketplace
Marketplace merupakan media online berbasis internet (web based) tempat
melakukan kegiatan bisnis dan transaksi antara pembeli dan penjual. Pembeli
dapat mencari supplier sebanyak mungkin dengan kriteria yang diinginkan,
sehingga memperoleh sesuai harga pasar. Sedangkan bagi supplier/penjual dapat
mengetahui perusahaan-perusahaan yang membutuhkan produk/jasa mereka
(Opiida, 2014).
16
Marketplace merupakan model E-Business yang berhubungan dengan
penjual dan pembeli (seller & buyer). MarketPlace di Indonesia merupakan salah
satu media penggerak ekonomi nasional dalam rangka menghadapi era
globalisasi. Untuk itu, perlu dikembangkan MarketPlace yang teratur, wajar dan
efisien.
3. Iklan
Menurut Jaiz (2014: 4) Iklan didefinisikan sebagai segala bentuk pesan
tentang suatu produk yang disampaikan lewat media, ditunjukan kepada sebagian
atau seluruh masyarakat
Selain itu, ada juga mobile B2B diantaranya : Pemesanan jasa secara
mobile, mengecek ketersediaan barang, melakukan pemesanan produk tertentu,
melayani keamanan akses, mengurangi kesalahan petugas. Juga ada Mobile B2C,
yaitu: Transaksi antara organisasi bisnis dengan pelanggan, Personalisasi
notifikasi barang dagang, mobile games, dan pelayanan hotel.
17
BAB III
KESIMPULAN
18
Berikut ini batasan-batasan dalam m-commerce yaitu standar dari security
protocol, bandwith, lisensi 3G, transmisi, konsumsi satu daya yang besar, dan
kekecewaan pengguna. Dalam sistemnya, m-commerce memiliki sejumlah besar
payment system E-Commerce dan M-Commerce. M-commerce memiliki empat
tahapan umum dalam proses mobile commerce. Beberapa model dalam m-
commerce di antaranya, layanan keuangan, belanja, dan iklan.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyo, K. N., Achmad Fatkharrofiqi, Haris Dermawan, & Dwiza Riana. (2022).
Anteseden Kepuasan Pembeli Melakukan Transaksi M-Commerce:
Eksplorasi Efek Moderasi dari Kustomisasi Tampilan M-Commerce. E-
Bisnis : Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis, 14(2), 173–180.
https://doi.org/10.51903/e-bisnis.v14i2.582
Nisaa V & Susanto P. (2021). Persepsian risiko, kepuasan, citra harga dan niat
beli ulang menggunakan m-commerce. Jurnal Kajian Manajemen Bisnis,
10(2)(April), 91–105.
Rachbini, W., Salim, F., Haque, M. G., & Rahmawati, E. (2019). Analisis Niat
Pembelian Ulang E-Comerce Mobile dengan Pendekatan Technology
Acceptance Model (TAM). Jurnal Aplikasi Bisnis Dan Manajemen, 5(3),
530–540. https://doi.org/10.17358/jabm.5.3.530
Sistem, J., Fakultas, I., Komputer, I., Sriwijaya, U., Raya, J., Km, P.-P., Ogan Ilir,
I., Meida, A., Jauhari, J., Srijaya, J., Bukit, N., & Palembang, B. (2011).
Aplikasi M-Commerce Untuk Penjualan Buku Pada Suatu Toko Buku
19
Berbasis WAP (Wireless Application Protocol) Service Dengan Media
Handphone. Jurnal Sistem Informasi (JSI), 3(2), 346–358.
http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index
Vincentius, O., Kalim, W., Fenny, & Johanes, F. A. (2018). Effect of Mobile E-
Commerce Application on Easing Online Transactions. ITSMART: Jurnal
Teknologi Dan Informasi, 6(2), 80–84.
https://jurnal.uns.ac.id/itsmart/article/view/15834
20