Anda di halaman 1dari 10

DAMPAK BISNIS ONLINE PASCA PANDEMI

DILIHAT DARI ASPEK EKONOMI,SOSIAL, DAN


HUKUM

I Wayan Rangga Wahyu Darmika


121113702
FEB/Manajemen

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Universitas Pendidikan Nasional Denpasar
2022
Kata Pengantar
Puji dan syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena tidak hentinya
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya. Atas izin-Nya pua kegiatan pembuatan
makalah dengan judul “Dampak Bisnis Online Pasca Pandemi Dilihat Dari Aspek
Ekonomi, Sosial, Dan Hukum”.
Tujuan ditulisnya makalah ini untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
Dosen Pengajar, makalah ini dibuat berdasarkan inormasi yang penulis dapat dari
berbagai sumber media. Penulis menyadari bahwa makalah yang penulis buat ini
jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis dengan lapang dada akan menerima
kritik maupun saran demi kesempurnaan karya ilmiah ini.
Penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembacanya.

Denpasar,27 Oktober 2022

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ....................................................................................... i


Daftar Isi................................................................................................ ii
BAB I Pendahuluan............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................... 1
BAB II Pembahasan .............................................................................. 2
2.1 Aspek Ekonomi ............................................................................ 2
2.2 Aspek Sosial................................................................................. 3
2.3 Aspek Hukum .............................................................................. 3
BAB III Penutup ................................................................................... 5
3.1 Kesimpulan .................................................................................. 5
Daftar Pustaka ....................................................................................... 7

ii
1

BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Istilah belanja online sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia.
Kehidupan yang belum dapat berjalan normal seperti duu karen Virus Covid-
19 membuat sebagian masyarakat memilih untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginanya melalui belanja online. Meningkatnya keinginan masyarakat
terhadap sesuai yang praktis, cepat, dan mudah ini membuat E-commerce saat
ini sangat populer.
E-commerce memiliki banyak peran bagi para konsumen, pelaku bisnis,
maupun pemerintah. Peran untuk konsumen antara lain :

• Efisien karena bisa diakses dimanapun.


• Memberikan banyak promo atau diskon.
• Jangkauan yang luas.
E-commerce juga menarik para investor untuk berinvestasi di perushaan e-
commerce sehingga pelaku usaha dapat meningkatkan skala bisnisnya. Selain
itu, diberlakukannya pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 10% dikenakan
atas barang dan jasa yang dijual memalui platform online asing yang tidak
memiliki keberadaan fisik di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun beberapa rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu :
1. Bagaimana dampak bisnis online pasca pandemi jika dilihat dari aspek
ekonomi ?
2. Bagaimana dampak bisnis online pasca pandemi jika dilihat dari aspek
sosial ?
3. Bagaimana dampak bisnis online pasca pandemi jika dilihat dari aspek
hukum ?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, antara lain :
1. Untuk mengetahui dampak bisnis online pasca pandemi jika dilihat dari
aspek ekonomi.
2. Untuk mengetahui dampak bisnis online pasca pandemi jika dilihat dari
aspek sosial.
3. Untuk mengetahui dampak bisnis online pasca pandemi jika dilihat dari
aspek hukum.
2

BAB II
Pembahasan

2.1 Aspek Ekonomi


Sebelum pandemi covid-19 melanda Indonesia, seluruh masyarakat
melakukan transaksi jual-beli secara offline yang mengahruskan mereka untuk
saling bertemu dan bertatap muka. Namun, disaat pandemi melanda membuat
masyarakat mulai beradaptasi dengan melakukan segala transaksi jual-beli
secara online, banyaknya aplikasi (E-commerce) yang bermunculan semakin
membantu dan mempermudah segala transaksi jual-beli. Selain masyarakat
para pembisnis juga mulai beradaptasi dengan cara menggunakan aplikasi (E-
commerce) untuk memasarkan produk yang mereka punya, memikirkan
kembali cara memasarkan atau marketing yang menarik melalui sosial media
menjadi sebuah tantangan baru bagi mereka yang melakukan bisnis secara
online.
Praktis dan mudah mungkin menjadi alasan mengapa sampai saat ini
bisnis online masih bisa bertahan. Banyaknya masyarakat yang mulai
kecanduan berbelanja secara online daripada harus langsung berpergian ke toko
lama-kelamaan akan memunculkan dampak negatif serta postif untuk
perekonomian Indonesia, antara lain :

• Dampak Positif
i. Bertambahnya lapangan pekerjaan di Indonesia.
ii. Mempermudah masyarakat untuk menemui barang yang tidak
diproduksi di daerah mereka tinggal.
iii. Memiliki jangkauan yang luas serta memungkinkan transaksi terjadi
lintas budaya dan negara.

• Dampak Negatif
i. Pendapatan masyarakat rendah.
ii. Memberikan dampak sosial terhadap pembangunan nasional.
iii. Pendapatan nasional menurun.
E-commerce merupakan kumpulan teknologi, aplikasi, dan bisnis yag
menghubungkan perusahaan atau perseorangan sebagai konsumen untuk
melakukan transaksi elektronik, pertukaran barang, dan pertukarangn informasi
melalui internet, surel, atau jaringan komputer, di Indonesia sendiri ada
beberapa contoh dari E-commerce antara lain : Shopee, Bukalapak, Blibli,
Tokopedia,Dll.
2.2 Aspek Sosial
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia membuat
kegiatan bersosialisasi secara tatap muka antara kelompok atau perseorangan
menjadi terganggu dikarenakan peraturan pemerintah yang mengaharuskan
untuk berjaga jarak dan berdiam diri dirumah. Namun, dengan kemajuan
teknologi yang semakin pesat kegiatan bersosialisasi tetap dapat dilakukan
walaupun hanya lewat ponsel atau komputer.
Dalam dunia bisnis contohnya, kegiatan kerjasama kedua belah pihak
tetap bisa berjalan dengan baik walaupun dilakukan secara daring atau online.
Namun, dibalik kerjasama yang berhasil dilakukan pasti ada banyak hambatan
yang sudah pasti terjadi karena susah untuk bertemu secara langsung, perbedaan
lokasi, maupun gangguan sinyal yang membuat proses penyelesaian kerjasama
menjadi sedikit lambat.

2.3 Aspek Hukum


Negara Indonesia yang merupakan Negara Hukum membuat hampir
semua hal diatur oleh hukum, termasuk berbisnis secara online dan
perlindungan terhadapt konsumen yang diatur dalam :

• Undang-Undang Perdagangan
Undang-Undang No. 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan mengatur semua
hal yang berhubungan dengan perdagangan baik offline maupun online.

Terkait bisnis online, Undang-Undang Perdagangan tepatnya pada pasal 65


mengatur mengenai data/informasi yang disediakan bisnis online.

Pada pasal tersebut, disebutkan bahwa data yang disediakan


bisnis online harus lengkap dan benar. Data yang dimaksud di sini berupa:
• Identitas dan legalitas pelaku usaha sebagai produsen dan pelaku usaha
distribusi.
• Persyaratan teknis barang yang ditawarkan.
• Persyaratan teknis atau kualifikasi jasa yang ditawarkan.
• Harga dan cara pembayaran barang dan/atau jasa.
• Cara penyerahan barang.

Apabila data yang ditunjukkan tidak lengkap atau benar, maka izin bisnis
dapat dicabut

3
• Peraturan Pemerintah (PP) No 80 Tahun 2019
Peraturan Pemerintah nomor 80 tahun 2019 secara khusus mengatur
perdagangan melalui sistem elektronik (PMSE). Lebih lanjut lagi, disebutkan
bahwa PMSE dapat dilakukan antara pelaku usaha dengan pelaku usaha, pelaku
usaha dengan konsumen, instansi penyelenggara negara dengan pelaku usaha,
atau pribadi dengan pribadi.
Peraturan ini tidak hanya berlaku bagi pelaku usaha dalam negeri, tetapi
juga bagi pelaku usaha luar negeri.Pada PP 80/2019, disebutkan bahwa
pedagang wajib memiliki izin usaha dari Kementerian atau lembaga yang sesuai
dengan bidang yang dijalankan, termasuk juga bagi pelaku bisnis
di marketplace.

• Undang-Undang Perlindungan Konsumen

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen:

“Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia
dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain,
maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.” Pentingnya
kehadiran konsumen dalam perniagaan yang semakin maju di era digital dewasa
ini sudah tidak diragukan lagi. Perlindungan terhadap konsumen haruslah
diupayakan sehingga menjamin adanya kepastian hukum pada pelaksanaannya.

Bagi Anda yang mungkin ingin membangun sebuah brand dalam bisnis
online, ada baiknya Anda mempelajari dan memahami aspek-aspek yang sudah
diatur dalam Undang-Undang. Agar Anda sudah mempunyai bekal untuk
menghadapi sesuatu yang mungkin saja terjadi di kemudian hari.

4
5

BAB III
Penutup

3.1 Kesimpulan
E-commerce merupakan kumpulan teknologi, aplikasi, dan bisnis yag
menghubungkan perusahaan atau perseorangan sebagai konsumen untuk
melakukan transaksi elektronik, pertukaran barang, dan pertukarangn informasi
melalui internet, surel, atau jaringan komputer, di Indonesia sendiri ada
beberapa contoh dari E-commerce antara lain : Shopee, Bukalapak, Blibli,
Tokopedia,Dll. Banyaknya aplikasi (E-commerce) yang bermunculan semakin
membantu dan mempermudah segala transaksi jual-beli. Selain masyarakat
para pembisnis juga mulai beradaptasi dengan cara menggunakan aplikasi (E-
commerce) untuk memasarkan produk yang mereka punya.
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia membuat
kegiatan bersosialisasi secara tatap muka antara kelompok atau perseorangan
menjadi terganggu dikarenakan peraturan pemerintah yang mengaharuskan
untuk berjaga jarak dan berdiam diri dirumah. Dalam dunia bisnis, kegiatan
kerjasama kedua belah pihak tetap bisa berjalan dengan baik walaupun
dilakukan secara daring atau online. Namun, dibalik kerjasama yang berhasil
dilakukan pasti ada banyak hambatan yang sudah pasti terjadi karena susah
untuk bertemu secara langsung, perbedaan lokasi, maupun gangguan sinyal
yang membuat proses penyelesaian kerjasama menjadi sedikit lambat.
Negara Indonesia yang merupakan Negara Hukum membuat hampir
semua hal diatur oleh hukum, termasuk berbisnis secara online dan
perlindungan terhadapt konsumen yang diatur dalam :

• Undang-Undang Perdagangan
Undang-Undang No. 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan mengatur semua
hal yang berhubungan dengan perdagangan baik offline maupun online.

• Peraturan Pemerintah (PP) No 80 Tahun 2019


Peraturan Pemerintah nomor 80 tahun 2019 secara khusus mengatur
perdagangan melalui sistem elektronik (PMSE). Lebih lanjut lagi,
disebutkan bahwa PMSE dapat dilakukan antara pelaku usaha dengan
pelaku usaha, pelaku usaha dengan konsumen, instansi penyelenggara
negara dengan pelaku usaha, atau pribadi dengan pribadi.
• Undang-Undang Perlindungan Konsumen

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen:

“Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia
dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain,
maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.” Pentingnya
kehadiran konsumen dalam perniagaan yang semakin maju di era digital
dewasa ini sudah tidak diragukan lagi. Perlindungan terhadap konsumen
haruslah diupayakan sehingga menjamin adanya kepastian hukum pada
pelaksanaannya.

6
7

Daftar Pustaka
store.sirclo.com.2022,undang-undang-perdagangan-online

kompasiana.2021,dampak-e-commerce-terhadap-perkembangan-ekonomi-indonesia-di-
masa-pandemi

Anda mungkin juga menyukai