Anda di halaman 1dari 22

ARTIKEL

TANTANGAN BISNIS
Disusun oleh : Vina Maulidatul Khasanah, Mohammad Faiq, Dimas Nur Cahyono

Program Studi Ekonomi Syariah

Institut Agama Islam Al Falah As Sunniyyah

Kencong - Jember

E-mail : vinamaulidatulhasanah15@gmail.com, cahyonod399@gmail.com,

mohammadfaiq19011998@gmail.com

ABSTRAK

Lahirnya kewirausahaan pada masyarakat disebabkan karena adanya peluang, dan ketidakpastian
masa depan. Peluang tersebut untuk dimaksimalkan, berkaitan dengan keberanian mengambil peluang,
berspekulasi, menata organisasi, dan melahirkan berbagai macam inovasi. Di dalam kewirausahaan juga
sangat membutuhkan e-commerce atau teknologi, aplikasi untuk melakukan jual beli seperti pertukaran
barang, pertukaran informasi melalaui internet, televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. 1

Jadi, kesimpulannya tujuan pembahasan ini adalah memudahkan seseorang untuk memahami
lingkup kewirausahaan dan juga hambatan-hambatan yang terjadi dalam perusahaan. sehingga dapat
meningkatkan kreativitas usaha yang dijalankan atau dilakukan oleh orang tersebut.
Kewirausahaan atau bisnis bermanfaat bagi masyarakat dari latar belakang sosial dan ekonomi yang
berbeda-beda karena mengajarkan orang untuk mengembangkan keterampilan unik dan berpikir secara
kreatif dan inovatif. Selain itu, menciptakan peluang, menanamkan kepercayaan, menjamin keadilan
sosial dan merangsang ekonomi.

1
Janner Simarmata and others, Pengantar Teknologi Informasi (Yayasan Kita Menulis, 2021).
A. Pendahuluan
Bisnis merupakan aktivitas yang selalu ada disekitar kita dan dikenal oleh kaum muda hingga kaum
tua. Pada era globalisasi saat ini, masyarakat Indonesia khususnya para mahasiswa masih bingung
dengan manfaat dan tujuan dari bisnis tersebut. Bangsa Indonesia, merupakan bangsa yang memiliki
kekayaan alam yang melimpah jika kita tidak pandai mengatur itu semua, maka bangsa kita akan jatuh
ke dalam keterpurukan dalam hal perekonomian, kemiskinan, dan menjadikan negeri kita gagal atau
miskin. Pasti sebagai rakyat Indonesia kita tidak mau jika hal tersebut terjadi di Negara yang kita cintai.
Dilihat dari pertumbuhan ekonomi kita saat ini, jumlah pengangguran di Indonesia menduduki
angka yang sangat fantastis. Namun, pemerintah belum bisa mengatasi problema tersebut. Jika adanya
pasar kerja yang dibuka, masyarakat berbondong-bondong untuk menjadi pegawai negeri yang impikan
tetapi pekerjaan kita tidak hanya pegawai negeri saja. Masih banyak pekerjaan yang bisa kita lakukan
pewirausaha atau pengusaha.
Maka dari itu, penulis ingin membahas makalah yang mengenai materi ini yaitu “Tantangan
Bisnis” yang mana dalam makalah ini membahas peluang bisnis serta tantangan bisnis yang menjadi
salah satu topik pembahasan penulis. Penulis berusaha untuk menyusun makalah ini semenarik mungkin
agar para masyarakat khususnya mahasiswa dapat menyukai makalah yang kami buat ini. Sehingga
mahasiswa dapat mengenal dan mengerti bahkan mampu memahami serta menambah wawasan dalam
suatu dunia bisnis.
B. Pembahasan
A. E-Commerce
Perkembangan sistem berbasis komputer untuk perdagangan Elektronik ( Internet
Commerce) lebih menekankan pada aspek pemahaman konsep yang mendasarinya, kemudian
menggunakan konsep itu untuk menganalisis permasalahan dan perancang framework berbasis
PC untuk mendapatkan solusi untuk permasalahan tersebut. Electronic Commerce (EC)
merupakan konsep baru yang bisa digambarkan sebagai expositions jual beli barang atau jasa
pada World Wibe Web atau compositions jual beli atau pertukaran produk, jasa dan informasi
melalui jaringan informasi termasuk web .

Tantangan dan peluang E-Commerce di indonesia


Perkembangan web berdampak pada perubahan cara organisasi merancang, memproses,
memproduksi, memasarkan, dan menyampaikan produk. Lingkup persaingan yang semakin luas
juga menuntut integrasi dan koordinasi antara departemen sistem informasi, layanan pelanggan,
dan departemen lainnya dalam organisasi. Beraneka ragam peluang pemanfaatan web yang bisa
dieksploitasi meliputi; (1) sumber baru untuk informasi pasar; (2) cara baru menjalin relasi online
dengan pelanggan dan membangun citra merek (intuitive promoting); (3) peluang baru bagi
distribusi produk dan komunikasi pemasaran.
Konsep e-commerce bukan hanya terbatas pada manajemen situs Web, namun jauh lebih luas dari
itu. Ada banyak sekali aplikasi e-commerce, di antaranya home banking, berbelanja di online stores dan
online malls, membeli saham, mencari pekerjaan, mencari jodoh, melelang barang, memesan tiket
pesawat, menelusuri perpustakaan maya, bekerja sama dalam proyek riset dan pengembangan secara
elektronik, dan sebagainya. Aplikasi bisnis tersebut ditunjang oleh beberapa pilar infrastruktur. Empat
pilar utama yang ada meliputi :
a. Orang (people), terdiri dari pembeli, penjual, perantara manajemen, dan staf sistem informasi
b. Kebijakan publik (public policy), perundang-undangan, nama domain, dan seterusnya
c. Standard teknis, baik untuk dokumen, keamanan, protokol jaringan, maupun pembayaran
d. Organisasi, yaitu mitra bisnis, pesaing, asosiasi, dan instansi pemerintah
Sedangkan infrastruktur e-commerce meliputi :

a. Common business service infrastructure, seperti security smart card/authentication, pembayaran


elektronis, direktori, dan katalog
b. Messaging and information distribution infrastrukture, di antaranya EDI, e-mail, dan hypertext
transfer protocol
c. Multimedia content and network publishing infrastructure, seperti HTML, Java, Word Wide
Web (WWW), dan VRML
d. Network infrastructure, di antaranya jasa telkom, TV kabel, wireles, internet, VAN, WAN,
LAN, Intranet, dan Extranet
e. Interfacing infrastructure, baik untuk database, pelanggan, maupun aplikasi.

Menurut modahl (2000), tantangan terberat bagi para pendatang baru dalam bisnis dotcom adalah
menemukan komunitas pelanggan baru, memberikan proporsi nilai tambah baru yang harus lebih baik
dibandingkan bisnis konfensional, dan membangun struktur harga yang lebih kompetitif. Dalam lingkup
yang lebih luas, perkembangan e-commerce dalam konteks ekonomi baru (new-economy) atau
webeconomic di Indonesia masih menghadapi sejumlah tangan besar, di antaranya, pertama,
peningkatan ketersediaan dan kecepatan akses internet secara luas. Kedua, pembenahan infrastruktur
dan regulasi. Ketiga, isu privasi dan keamanan dalam transaksi via internet, terutama masalah kartu
kredit ‘ilegal’. Hal ini mempengaruhi rendahnya tingkat ke percayaan masyarakat yang pada gilirannya
menyebabkan masih rendahnya volume transaksi online.

Faktor mempengaruhi E-COMMERCE


Pelopor E-commerce di Indonesia adalah sebuah toko buku online yang disebut Sanur.
Dikembangkan sebagai menyediakan virtual dan pusat perbelanjaan portal. Sanur berusaha menjadi
toko buku Indonesia pertama di Indonesia yang menjual buku di internet.
a. Infrastruktur
Kita dapat mengatakan infrastruktur yang merupakan salah satu aspek yang paling penting.
Secara geografis, Indonesia merupakan negara kepulauan. Struktur ini membuat sulit untuk
membangun optik berbasis bacbound serat.

b. Kesadaran
Kita melihat bahwa e-commerce belum menjadi bagian dari aktivitas internet di kalangan
pengguna di Indonesia. Para pengguna setuju bahwa internet mampu memuaskan mereka dalam
beberapa hal transaksi. Tetapi tidak banyak dari mereka menyadari bahwa dampak internet juga
sangat kuat media bisnis dan hanya beberapa dari mereka bersedia untuk bertransaksi melalui
internet. Kita dapat mengatakan e-commerce kesadaran masih rendah di kalangan pengguna
internet Indonesia.
c. Keamanan
Kepada pengguna bahasa Indonesia menunjukkan bahwa hal utama yang membuat mereka
melakukan transaksi di internet adalah keamanan pembayaran. Mereka ingin penyedia layanan
untuk menjamin transaksi yang aman melalui situs mereka.
d. Budaya dan kebiasaan
Peralatan komputer untuk bisa terhubung ke internet masih dianggap sebagai hal yang mewah.
Mereka tidak ingin membeli melalui internet karena mereka akan khawatir tentang kualitas
produk mereka yang merka telah perintahkan. Dengan kata lain, mungkin tidak sesuai dengan
harapan mereka.
e. E-commerce penyedia
Ada tiga partai dari penyedia e-commerce: Merchant, E-Commerce Fasilitator, dan Bank (atau
gateway pembayaran). Hanya beberapa pedagang sudah mendapat terlibat dalam e-commerce.
Kebanyakan penyedia e-commerce masih memiliki sistem pembayaran offline, sementara
beberapa menjalankan sistem semi-manual.

A. Business to Business (B2B) dan business to Customer (B2C)


a. Pengertian B2B
Business to Business atau B2B adalah transaksi yang dilakukan secara elektronik maupun fisik
dan terjadi anatara entitas bisnis satu ke bisnis lainnya. B2B merupakan penjualan produk atau
jasa yang diberikan oleh bisnis tersebut dan diperuntukkan untuk bisnis lain, bukan kepada
customer.2
b. Pengertian B2C
Kebalikan dari B2B, business to Customer atau B2C adalah bisnis yang melakukan pelayanan
atau penjualan barang atau jasa kepada konsumen perorangan atau grup secara langsung .3
Dengan kata lain, bisnis yang anda lakukan berhubungan langsung dengan konsumen bukan
perusahaan atau bisnis lainnya.
2
Mariana Simanjuntak, ‘PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PADA E-BUSINESS’, E-Business:
Inovasi Di Era Digital, 2022, 33.
3
Y L R Rehatalanit, ‘Peran E-Commerce Dalam Pengembangan Bisnis’, Jurnal Teknologi Industri, 5 (2021).
dari penjelasan singkat ini, nempak jelas bahwa perbedaan B2B dan B2C terletak pada target
pembelinya. Barang yang ditawarkan bisa saja sama. Tapi, siapa yang membeli jadi hal yang
penting. Sekilas, perbedaan antara B2C dan B2C terlihat begitu tipis. Namun nyatanya, target
pasar yang berbeda saja bisa mengakibatkan perbedaan pada aspek-aspek lainnya.

c. Perbedaan B2B dan B2C


Ada tujuh perbedaan antara B2B dan B2C :
1. Target audiens atau pasar
Dilihat dari namanya, B2B dan B2C jelas memiliki target pasar yang berbeda.
B2B menyasar pelaku-pelaku bisnis, sedangkan B2C menargetkan pembelian oleh
konsumen perorangan. Dari sini saja terlihat bahwa perbedaan B2B dan B2C begitu besar.
Secara jumlah, prospek pasar B2B cenderung kecil. Bisa dibilang begitu karena jumlah
pengusaha atau produsen pastinya lebih kecil dibandingkan konsumennya. Itu mengapa
B2B memiliki potensi penjualan yang kecil dan spesifik.
Lain halnya dengan B2C yang menargetkan konsumen. Potensi pasar B2C sangat
luas dan kemungkinannya hampir tak terbatas. Meski perbedaannya begitu terlihat, tetapi
tak bisa mengatakan satu model bisnis lebih baik di antara lainnya. perbedaan keduanya
hanyalah seperti alamat atau kebutuhan yang berbeda.
2. Jumlah pembelian dan harga
Dalam marketing, siapa yang membeli ikut mempengaruhi jumlah barang yang
dibeli berikut juga harganya. Untuk B2B misalnya, tidak perlu menjual barang dalam
jumlah besar untuk mendapatkan omzet tinggi. Karena pada dasarnya, harga per unit pada
model B2B sudah sangat tinggi.
Beda halnya dengan marketing B2C. Modal satu ini mengharuskan menjual produk
dalam jumalah besar untuk memaksimalkan omzet. Tak lain, ini karena harga per unitnya
sudah sangat murah. Ditambah, tak banyak orang yang membeli barang-barang retail dalam
jumlah besar.
3. Motivasi
Memaksimalkan keuntungan, efesiensi pekerjaan, dan investasi setidaknya itulah motivasi
yang dimiliki pembeli B2B. Di sisi lain, motivasi pemebeli barang-barang B2C sangatlah
beragam. Bisa jadi pelanggan membeli karena produk baru, memanfaatkan momen promo,
menyukai produk yang dimaksud, membelikan barang untuk hadiah, alasan prestise, dan
sebagainya. Apapaun alasannya, bisa dikatakan kalau motivasi mereka didasarkan pada sisi
emosi.
4. Pembuatan keputusan
Klien bisnis B2B adalah klien bisnis yang logis. Klien ini perlu mempertimbangkan banyak
hal serta keuntungan jangka panjang sebelum membeli produk. Maka tak jarang, ada
banyak pihak yang diminta pertimbangan.
Lain lagi dengan pembeli produk B2C. Karena produk yang akan dibeli digunakan dalam
lingkup yang sempit dan personal, pembuatan keputusan dilakukan secara individu. Kalau
pun ada pertimbangan dari orang lain, pertimbangan yang diberikan pun tidak akan serumit
B2B.
5. Hubungan penjual dan pembeli
Praktik bisnis B2B dan B2C memiliki hubngan anatara penjual dan pembeli yang berbeda.
Sifat kontras ini sedikit banyak dipengaruhi oleh motivasi dan proses pembuatan
keputusan.
Dalam kasus B2B misalnya, proses yang panjang dan rumit membuat klien B2B bisnis
cenderung menjalin hubungan jangka panjang dengan supplier-nya.
Berbeda dengan hubungan B2C. Motivasi personal dan pengambilan keputusan yang cepat
membuat hubungan pemebeli dan penjual berlangsung jangka pendek. 4
6. Persaingan
Dilihat dari banyaknya pelaku bisnis, B2B memiliki tingkat persaingan yang sedikit
rendah. Model B2B belum banyak diminati di Indonesia. Sehingga pelaku-pelakunya
kebanyakan orang-orang lama. Namun, persaingan sesungguhnya bagi B2B adalah soal
reputasi dan koneksi.
Berbeda halnya dengan B2C. Dilihat dari banyaknya pelaku bisnis, B2C tentu memiliki
tingkat persaingan yang amat tinggi. Persaingan terjadi dalam berbagai sektor dan skala.
Mulai dari perusahaan kelas tinggi samapai industri rumahan.

7. Strategi marketing

4
Eka Nurjati, ‘Peran Dan Tantangan E-Commerce Sebagai Media Optimalisasi Manajemen Rantai Nilai Produk
Pertanian’, in Forum Penelitian Agro Ekonomi, 2021, XXXIX, 105–23.
B2B kerap menggunakan strategi marketing untuk meningkatkan reputasinya. Biasanya,
B2B menggunakan media untuk menampilkan berbagai konten dan portofolionya. Cara ini
meyakinkan calon klien bahwa sebuah bisnis memang memiliki keahlian di bidang
tersebut.
Strategi tersebut sedikit berbeda dengan B2C. Meski sama-sama membutuhkan reputasi,
bisnis B2C mewujudkannya dengan cara cara berbeda. Bisnis yang langsung menyasar
konsumen biasanya akan menggunakan strategi marketing yang bersifat emosional.
Artinya, konsumen bisa saja dibuat merasa senang, sedih, atau bangga akhirnya membeli
produk yang diiklankan. Selain itu, banyak bisnis B2C yang gencar melakukan promosi
dan diskon.

B. Globalisasi
a. Teori Globalisasi
Theodore Levitte orang yang pertama kali menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.
Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan internasional. 5 Pengertian globalisasasi
sendiri dapat diinterpretasikan berbagai macam. Dalam artikel-ekonomi-bisnis-pengaruh. Html
mengemukakan pendapat para pakar, Globalisasi dapat diartikan sebagai sebuah proses”global
network‟ dan interaksinya dalam suatu pembangunan ekonomi dan kebijakan-kebijakan lainnya
yang terkait di dalamnya. Jadi globalisasi boleh dikatakan sudah masuk ke semua sendi-sendi
kehidupan manusia di seluruh dunia ini yang mencakup aspek kehidupan sosial, ekonomi, politik,
budaya dan agama. Dalam hal ini masing-masing negara tetap
mempertahankan identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.
Dalam globalisasi ekonomi bisnis membawa berbagai kemajuan dan menghadapi berbagai kendala
yang mengarah pada kondisi yang negative, untuk itu perlu diupayakan alternatif pemecahannya.

5
Patta Rapanna, ‘Menembus Globalisasi Di Pusaran Kearifan Lokal’, 2022.
b. Globalisasi Ekonomi Bisnis
Dalam globalisasi ekonomi bisnis memandang dunia sebagai satu kesatuan. Pada sisi bisnis atau
perdagangan, investasi bergerak menuju liberalisasi perdagangan dan investasi dunia secara
keseluruhan. Kondisi pendorong globalisasi ekonomi bisnis adalah sebagai berikut: (1) adanya
globalisasi di bidang informasi dan komunikasi antara bangsa-bangsa di dunia, (2) kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, khususnya di bidang komunikasi dan transportasi, (3) semakin
majunya kerja sama internasional. Globalisasi ekonomi sangat erat kaitannya dengan bisnis bebas
(Free Trade). Bisnis atau perdagangan bebas berusaha menciptakan kawasan bisnis yang lebih luas
dan menghilangkan hambatan-hambatan yang mengakibatkan tidak lancarnya perdagangan
internasional. Globalisasi ekonomi bisnis adalah proses hasil dari inovasi, kreatifitas manusia dan
kemajuan teknologi. Hal ini mengacu pada peningkatan integrasi ekonomi seluruh dunia, terutama
melalui pergerakan barang, jasa, dan modal lintas batas. 6
c. Dampak Globaliasasi Ekonomi Bisnis
Globalisasi ekonomi bisnis membawa kemajuan secara positif dan memunyai akbibat negatif
dalam kehidupan ekonomi bisnis sebagaimana diuangkapkan dalam Wikipedia bahasa Indonesia.7
Berbagai kondisi pengembangan positif globalisasi ekonomi bisnis adalah sebagai berikut, yaitu:
1. Produksi global dapat ditingkatkan.
Pandangan ini sesuai dengan teori keuntungan komparatif dari David Ricardo. Melalui
spesialisasi dan perdagangan faktor-faktor produksi dunia dapat digunakan dengan lebih
efesien, output dunia bertambah dan masyarakat akan memperoleh keuntungan dari
spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk pendapatan yang meningkat, yang selanjutnya
dapat meningkatkan pembelanjaan dan tabungan.
2. Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu Negara.
Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai negara mengimpor
lebih banyak barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen mempunyai pilihan
barang yang lebih banyak. Selain itu, konsumen juga dapat menikmati barang yang lebih
baik dengan harga yang lebih rendah.

6
Bonaraja Purba and others, Ekonomi Internasional (Yayasan Kita Menulis, 2021).
7
Muhammad Fitri Rahmadana and others, Sejarah Pemikiran Ekonomi: Pemikiran Dan Perkembangan (Yayasan
Kita Menulis, 2021).
3. Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri.
Perdagangan luar negeri yang lebih bebas memungkinkan setiap negara memperoleh pasar
yang jauh lebih luas dari pasar dalam negeri.
4. Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik.
Modal dapat diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati oleh negara-negara
berkembang karena masalah kekurangan modal dan tenaga ahli serta tenaga terdidik yang
berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh negara-negara berkembang.
5. Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi.
Pembangunan sektor industri dan berbagai sektor lainnya bukan saja dikembangkan oleh
perusahaan asing, tetapi terutamanya melalui investasi yang dilakukan oleh perusahaan
swasta domestik.

Sedangkan berbagai kendala globalisasi ekonomi bisnis yang mengarah pada kondisi
negatif adalah sebagai berikut:
1. Menghambat pertumbuhan sektor industri.
Salah satu efek dari globalisasi adalah perkembangan sistem perdagangan luar negeri yang
lebih bebas. Perkembangan ini menyebabkan negara-negara berkembang tidak dapat lagi
menggunakan tarif yang tinggi untuk memberikan proteksi kepada industri yang baru
berkembang (infantri industry).
2. Memperburuk neraca pembayaran.
Globalisasi cenderung menaikkan barang-barang impor. Sebaliknya, apabila suatu negara
tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak berkembang.
3. Sektor keuangan semakin tidak stabil.
Salah satu efek penting dari globalisasi adalah pengaliran investasi (modal) portofolio
yang semakin besar. Investasi ini terutama meliputi partisipasi dana luar negeri ke pasar
saham.
4. Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Apabila hal-hal yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dalam jangka
pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil.
d. Realitas Globalisasi Ekonomi Bisnis
1. Globalisasi Ekonomi
Globalisasi ekonomi adalah kehidupan ekonomi global yang bersifat terbuka dan tidak mengenal
batas-batas teritorial, atau kewilayahan antara daerah yang satu dengan daerah yang lain. 8 Di sini
dunia dianggap sebagai suatu kesatuan yang semua daerah dapat terjangkau dengan cepat dan
mudah. Di sisi perdagangan dan inventaris menuju kearah liberalisasi kapitalisme, sehingga
semua orang bebas untuk berusaha di mana saja dan kapan saja di dunia ini.
Perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi menurut Tanri Abeng dalam Wikipedia bahasa
Indonesia, antara lain terjadi dalam bentuk-bentuk berikut:
a. Globalisasi produksi, di mana perusahaan berproduksi di berbagai negara, dengan sasaran agar
biaya produksi menajdi lebih rendah.
b. Globalisasi pembiayaan. Perusahaan global mempunyai akses untuk memperoleh pinjaman atau
melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio ataupun langsung)
di semua negara di dunia.
c. Globalisasi tenaga kerja. Perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga kerja dari
seluruh dunia sesuai kelas-nya, seperti penggunaan staf profesional diambil
dari tenaga kerja yang telah memiliki pengalaman internasional atau buruh kasar yang biasa
diperoleh dari negara berkembang. Dengan globalisasi maka human movement akan semakin
mudah dan bebas.
d. Globalisasi jaringan informasi. Masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat mendapatkan
informasi dari negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi,
e. Globalisasi Perdagangan. Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif
serta penghapusan berbagai hambatan nontarif. Dengan demikian kegiatan perdagangan dan
persaingan menjadi semakin cepat, ketat, dan fair.

8
Ani Sri Rahayu, Pengantar Pemerintahan Daerah: Kajian Teori, Hukum Dan Aplikasinya (Sinar Grafika, 2022).
2. Globalisasi Bisnis
Bisnis di era global makin merambah di segala bidang dan aspek kehidupan manusia.
Segala sesuatu seolah bisa dibisniskan, dicari dan dikembangkan nilai tambahnya, baik dalam
wujud barang atau jasa. Iklim bisnis makin kompetitif dan serius, mencuat ke permukaan dengan
makin melibatkan banyak orang , teknologi dan sarana yang lain. Siapapun bisa melakukan
bisnis, tak perlu bakat atau pendidikan tertentu. Kalau dulu ada kesan, bahwa bisnis hanya bisa
dilakukan oleh orang tertentu, yang berbakat dan dari ras tertentu. Kini batasan itu lenyap, dunia
bisnis semakin global, yang terpenting apakah seseorang itu memiliki nalar bisnis. Dalam
melakukan bisnis, hanya skalanya yang berbeda, antara lain bergantung pada kapasitas sumber
daya, peluang, dan kadar motivasi. Ada orang yang berbinis hanya dengan motivai untuk
memperoleh sesuap nasi, mendapatkan penghasilan layak, hingga menjadi konglomerat. Ada
yang motivasinya bertahan seumur hidup, ada juga yang senantiasa berubah. Umpamanya, ada
seorang anak yang berbisnis dengan cara menjajakan rokok di tempat-tempat ramai, motivasinya
tak lebih dari sekedar mencari “sesuap nasi” atau membantu keluarga. Karena dorongan tertentu,
ketika si anak tumbuh dewasa, motivasinya itu bisa berkembang, umpamanya untuk meraih
kekayaan. Banyak faktor yang menentukan perkembangan bisnis seseorang.

C. Menilai Peluang Membuka Usaha Baru


Melihat, menilai, mencari dan bertindak terhadap peluang usaha yang tersedia adalah Peluang
bisnis dan dapat dijelaskan sebagai suatu ide yang menarik atau usulan bisnis yang memberi
kemungkinan untuk memberikan hasil bagi investor atau seseorang yang mengambil resiko. Peluang
seperti itu diwakili oleh persyaratan Peluang Bisnis dapat dijelaskan sebagai ide investasi atau usulan
usaha yang menarik yang memberi kemungkinan untuk memberikan hasil atau keuntungan bagi
seseorang yang memiliki resiko. Peluang seperti itu digambarkan oleh persyaratan dan mengarah ke
penyedian suatu usaha produk atau usaha jasa yang dibuat atau ditambahkan nilainya untuk
keperluan pembeli atau pengguna akhir.
Peluang usaha merupakan situasi dimana orang memungkinkan menciptakan pola pikir baru
dalam rangka mengkreasi dan mengkombinasikan sumberdaya, ketika pengusaha merasa yakin
terhadap keuntungan yang diperoleh Perbedaan utama antara peluang kewirausahaan dengan situasi
yang lainadalah dalam peluang usaha adalah orang mencari keuntungan yang membutuhkan suatu
kerangka fikir yang baru dari pada sekedar mengoptimalkan kerangka fikir yang telah 9 ada. Peluang
usaha percaya bahwa informasi baru merupakan suatu yang penting
dalam menjelaskan eksistensi peluang usaha. Perubahan teknologi, tekanan politik, faktor-faktor
lingkungan makro dan kecenderungan sosial dalam menciptakan informasi baru yang dapat
digunakan pengusaha untuk mendapatkan dan mengkombinasikan kembali sumber daya dalam
bentuk yang lebih bernilai.
Karakter Dari Suatu Peluang Usaha Yang Bagus Suatu peluang usaha harus memenuhi, atau mampu
memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut :
1) Permintaan yang nyata, yaitu : merespon kebutuhan yang tidak dipenuhi atau
mensyaratkan pelanggan yang mempunyai kemampuan untuk membeli dan bisa
memilih
2) Pengembalian investasi (return on investment) yaitu memberikan hasil dalam jangka
waktu cepat, lama dan tepat waktu
3) Kompetitif yaitu dapat mengimbangi/lebih baik, atau sama dari sudut pandang
pelanggan dibandingkan dengan produk atau jasa yang tersedia
4) Mencapai tujuan yaitu memenuhi tujuan dan aspirasi dari orang atau organisasi yang
mengambil resiko
5) Ketersediaan sumberdaya dan keterampilan, yaitu terjangkau oleh penguasa dari segi
sumberdaya, kompetensi, persyaratan hukum.
D. Mengidentifikasi dan Menilai peluang usaha

Ide dan Peluang harus disaring dan dinilai untuk kelayakannya setelah ide dan peluang diidentifikasi
atau dihasilkan. Ini bukan tugas yang mudah dan juga sangat penting. Hal ini dapat membedakan
antara berhasil dan gagal, antara membuat kaya atau melenyapkan apapun yang anda miliki.

9
Ardhariksa Zukhruf Kurniullah and others, Kewirausahaan Dan Bisnis (Yayasan Kita Menulis, 2021).
Mengidentifikasi dan menilai peluang usaha pada intinya menentukan resiko dan hasil/imbalan yang
menggambarkan beberap faktor seperti di bawah ini:

a. Kondisi industri dan pasar


b. Lamanya masa peluang produk
c. Tujuan pengusaha dan kompetensi yang dimiliki pengusaha
d. Pengelola tim
e. Persaingan
f. Modal, Teknologi dan Sumberdaya
g. Kondisi Lingkungan (politik, ekonomi, hokum, kebijakan pemerintah

Sumber Peluang usaha

Peluang usaha dapat bersumber dari beberapa faktor, yaitu:

a. Perubahan Teknologi
Perubahan teknologi merupakan sumber yang penting dalam kewirausahaan
karena memungkinkan untuk mengalokasikan sumber daya dengan cara yang
berbeda dan lebih potensial dalam melakukan meluaskan jaringan
pemasaran.
b. Perubahan politik dan kebijakan
Perubahan politik dan kebijakan terkadang menjadi sumber peluang kewirausahaan karena
perubahan tersebut dapat memungkinkan rekombinasi sumber daya agar lebih produktif.
c. Perubahan demografi
Struktur demografi juga mempengaruhi peluang usaha. Salah satu contohnya yaitu kota
Yogyakarta. Yogyakarta selain dikenal sebagai kota pelajar dan budaya, dikenal sebagai daerah
tujuan bagi pensiunan. Hal ini membawa dampak bagi jenis usaha yang dikembangkan di kota
Yogyakarta. Yogyakarta didominasi oleh usia muda dan mahasiswa yang membutuhkan sarana
dan prasarana untuk kost.
d. Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan adalah sumber peluang usaha karena sebagai pusat penelitian. Hasil-hasil
penelitian tersebut menjadi dasar peluang usaha.
E. Keunggulan Kompetitif dan Strategi Bersaing
Keunggulan kompetitif adalah kemampuan perusahaan untuk memformulasi strategi pencapaian
peluang profit melalui faksimisasi dari investasi yang dilakukan. Sekurang-kurangnya ada dua
prinsip pokok yang perlu dimiliki perusahaan untuk meraih keunggulan kompetitif yaitu adanya nilai
pandang pelanggan dan keunikan produk.
Keunggulan kompetitif (competitive advantage) adalah kemampuan yang diperoleh melalui
karakteristik dan sumber daya suatu perusahaan untuk memiliki suatu kinerja yang lebih tinggi
dibandingkan perusahaan lain pada industri atau pasar yang sama.
Keunggulan kompetitif akan membangun kecakapan untuk performa aktivitas yang lebih dari
lawan usaha atau lebih dari efektif dari pesaing, dengan kata lain perusahaan membangun
keunggulan kompetitif ketika memanfaatkan kekuatan untuk beberapa aktivitas lebih dari
performanya.10

Cara Mencapai Keunggulan Kompetitif


Ada 2 (dua) cara dasar untuk mencapai keunggulan kompetitif :
1. Strategi biaya rendah yang memampukan perusahaan untuk menawarkan produk dengan harga
yang lebih murah dari pesaingnya.
2. Strategi differensiasi produk, sehingga pelanggan menganggap memperoleh manfaat unik yang
sesuai dengan harga yang cukup.
Akan tetapi kedua strategi tersebut mempunyai pengaruh yang sama yakni meningkatkan
anggapan manfaat yang dinikamati oleh pelanggan.

Perusahaan Mampu Bersaing Bukanlah satu-satunya kunci Keberhasilan


Ada tiga faktor yang dibutuhkan untuk menciptakan suatu keunggulan kompetitif yang dapat
dipertahakan, yaitu :
1. Dasar persaingan strategi harus didasarkan pada seperangkat asset, skill dan kemampuan. Ketiga
hal tersebut akan mendukung strategi yang dijalankan sehingga keunggulan dapat bertahan.
2. Di pasar mana pasar bersaing dalam hal ini, penting bagi perusahaan memliih pasar sasaran yang
sesuai dengan strategi yang dijalankan atau dengan kata lain asset, skill dan kemampuan harus
mampu mendukung strategi dalam memberikan sesuatu yang bernilai bagi pasar.

10
NAWAWI MUHAMMAD and YUNIA DABELLA, ‘Model Proses Bisnis ERP, Pengendalian Manajemen Dan
Keunggulan Kompetitif’, JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS, 7.1 (2021), 11–22.
3. Dengan siapa perusahaan bersaing, selanjutnya perusahaan harus mampu mengidentifikasi
pesaingnya, apakah pesaing tersebut lemah, sedang, atau kuat.

Keunggulan kompetitif berkembang dari nilai yang mampu diciptakan untuk membelinya yang
melebihi biaya perusahaan dalam menciptakannya.

Ada dua jenis keunggulan kompetitif yaitu :

1. Keunggulan biaya merupakan inti dari setiap strategi Bersaing


Untuk mencapai keunggulan biaya, sebuah perusahaan harus bersiap menjadi produsen berbiaya
rendah dalam industrinya. Perusahaan harus memiliki banyak segemen, bahkan beroperasi dalam
industri terkait.
2. Diferensiasi
Cara melakukan diferensiasi berbeda untuk tiap industri dan pada umumnya dapat di dasarkan
kepada produk, sistem penyerahan, pendekatan pemasaran dan lain-lain.

Tiga kondisi diferensiasi yang memungkinkan perusahaan secara serentak mencapai keunggulan
biaya yang diferensiasi adalah :
1. Para pesaing terperangkap ditengah, sehingga tidak memiliki posisi yang cukup baik untuk
mencapai keunggulan (tidak konsisten)
2. Perusahaan merintis inovasi besar yang memungkinkan penurunan biaya dan meingkatkan
diferensiasi
3. Perusahaan memungkinkan biaya tambahan di tempat lain dan mempertahankan keunggulan
biaya keseluruhan atau mengurangi biaya diferensiasi dibanding pesaing.

Strategi keunggulan kompetitif

Perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif senantiasa memiliki kemampuan dalam


memahami perubahan struktur pasar dan mampu memilih strategi pemasaran yang efektif.

Studi yang dilakukan Michael P. Porter selanjutnya menetapkan strategi generik yang
diklasifikasikan dalam tiga kategori, yaitu :

1. Cost leadership
2. Diferensiasi
3. Fokus (terdiri dari cost fokus dan diferensiasi fokus)
F. Karakteristik menjadi Pebisnis Sukses
a) Pengertian kewirausahaan
Kewirausahaan Menurut Eddy Soeryanto Soegoto (2014:26), kewirausahaan adalah usaha
kreatif yang dibangun berdasarkan inovasi untuk menghasilkan sesuatu yang baru, memiliki nilai
tambah, memberi manfaat, menciptakan lapangan kerja dan hasilnya berguna bagi orang lain.
Entrepreneurship mengandung makna wiraswasta atau wirausaha yaitu cabang ilmu ekonomi yang
mengajarkan bagaimana kita bisa mandiri dalam memulai suatu usaha dalam rangka mencapai
profit serta mengembangkan seluruh potensi ekonomi yang dimiliki. 11
b) Jiwa wirausaha
Menurut Eddy Soeryanto Soegoto (2014:27) wirausaha adalah orang yang berjiwa kreatif
dan inovatif yang mampu mendirikan, membangun, mengembangkan, memajukan, dan menjadikan
perusahaannya unggul. Seorang wirausaha haruslah jiwa seorang yang mampu melihat ke depan.
Melihat ke depan bukan melamun kosong, tetapi melihat, berfikir dengan penuh perhitungan,
mencari pilihan dari berbagai alternatif masalah dan pemecahannya. 12

Untuk mendapatkan kemampuan-kemampuan tersebut seorang pengusaha harus memiliki jiwa


kewirausahaan, yaitu:
a. Mengarahkan diri Pengusaha hendaknya bersikap menyenangkan dan memiliki displindiri yang
tinggi walaupunmerupakan pemilik usaha dan penanggungjawab akan keberhasilan maupun
kegagalan usaha.
b. Percaya diri Pengusaha harus percaya akan ide yang didapatnya walaupun tidak ada orang yang
memikirkannya,dan harus melengkapi antusiasme pengusaha.
c. Berorientasi pada tindakan gagasan bisnis yang luar biasa belumlah cukup tanpa adanya
semangat untuk mewujudkan, mengaktualisasikan, dan mewujudkan impian menjadi kenyataan.
d. Energi bisnis ini, harus emosional, mental, dan fisik mampu bekerja lama dan keras.
e. Toleran terhadap ketidak pastian Pengusaha sukses dengan menempuh resiko-resiko yang telah
diperhitungkan sebelumnya. Kewirausahaan tidak ditujukan bagi orang-
orang yang suka memilih keadaan atau takut untuk menerima kegagalan.
Tips bagi pengusaha yang potensial:
11
Hilda Yuliani, ‘Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Dan Kelanggengan Usaha Terhadap Keunggulan Bersaing
(Survey Pada Pakaian Anak Pagarsih Di Bandung)’ (Universitas Komputer Indonesia, 2021).
12
M M H Iskandar and others, Kewirausahaan (Media Sains Indonesia, 2022).
 Bekerja dengan orang lain, dan pelajari bagaimana mereka mendapatkan
 Riset pasar anda, tetapi jangan dilakukan dalam jangka waktu lama
 Mulailah usaha anda ketika anda telah memiliki pelanggan sebagai permulaan, jadikan usaha
anda sebagai usaha sampingan dahulu.
 Susun suatu tujuan spesifik tetapi jangan terlalu tinggi karena dalam memulai usaha, aspek
yang paling tersita adalah aspek keuangananda.
 Rencanakan beberapa tujuan anda dalam time schedule.
 Biasakan diri anda bergaul dengan orang yang lebih pintar, misalnya seorang akuntan atau
direktur yang tertarik dengan usaha anda dan bisa memberi jawaban pertanyaan anda seputar
usaha yang dilakukan.Jangan takut gagal. Pengusaha baru harus siap kehabisan waktu
beberapa waktu sebelum mereka berhasil.
c) Ciri-ciri atau karakteristik kewirausahaan
Menurut Eddy Soeryanto Soegoto (2014: 29) Seorang yang memiliki jiwa kewirausahaan
haruslah memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
 Penuh percaya diri Indikatornya adalah penuh keyakinan, optimis,berkomitmen, disiplin,
bertanggung jawab.2. Memiliki inisiatif Indikatornya adalah penuh energi, cekatan dalam
bertindak, dan aktif.
 Memiliki motif berprestasi indikatornya adalah terdiri dari orientasi pada hasil dan wawasan
ke depan.
 Memiliki jiwa kepemimpinan.Indikatornya adalah berani tampil Beda, dapat dipercaya, dan
tangguh dalam bertindak.
 Berani mengambil risiko Indikatornya adalah penuh perhitungan.
 Kemauan/daya juang
 Disiplin
 kerja keras
 Tanggungjawab

G. Inspirasi Entrepreneur Sukses


Keinginan menjadi entrepreneur tidak dimiliki oleh semua orang sebagai harapan hidup.
Pemahaman secara mikro, kebanyakan orang memilih untuk berkarier menjadi pegawai negeri sipil
(PNS) atau pegawai di perusahaan besar. Hal ini karena diasumsikan dapat memberikan jaminan
hidup yang pasti karena mendapatkan gaji tetap. Sementara menjadi enterpreneur membutuhkan
modal yang besar.
Pola pikir tersebut tidak berlaku bagi orang-orang yang rata-rata sejak kecil sudah berjuang
untuk bertahan hidup. Tuntutan keadaan bembuat seseorang untuk melakukan usaha demi memenuhi
kebutuhan hidupnya. Menurut winardi (2003:17), orang yang berinofasi sehingga mampu
menciptakan sesuatu yang baru, dengan menghadapi tentangan, resiko dan juga ketidak pastian
dengan mengidentifikasipeluang dan mengkombinasikan beberapa sumber daya, dikatakan seorang
entrepreneur.13

Kisah Sukses Menjadi Entrepreneur


Entrepreneur dianggap sebagai orang yang otaknya penuh dengan pemikiran kreatif dan
inovatif dalam usaha mencari terobosan baru. Namun hal itu tidak cukup karena harus diiringi
dengan dedikasi dan kerja keras, serta terbangun dengan jiwa, motivasi dan prinsip yang kuat.
Banyak kisah sukses dari para entrepreneur yang memiliki jiwa, motivasi, dan prinsip, baik di dunia
maupun di Indonesia.
Contoh di Indosenia seperti dialami oleh PT. Cipto, PT Jaya Grub dan PT Metropolitan Grub.
Ciputra, memiliki perusahaan tersebut, merupakan anak pedagang kelontong yang mampu mengubah
kotoran dan rongsokan menjadi emas. Konotasi tersebut tercermin pada daerah ancol yang dulunya
merupakan wilayah yang kotor dan terlantar dapat diubahnya menjadi taman impian jaya Ancol,
yang sekarang termasuk kawasan lima besar dunia dengan pengunjung lebih dari 13 juta orang per
tahun.

Tumbuhnya Jiwa Entrepreneur


Seorang menjadi entrepreneur tidak muncul begitu saja. Semua melalui proses panjang dalam
perjalanan hidupnya. Menurut Raco Tanod (2012:74-76) entrepreneur lahir dari suatu kondisi yang
tidak seimbang. Ketidak seimbangan itu dilihat sebagai peluang dan mengambil keuntungan
ekonomi dari kondiri tersebut. Entrepreneur memiliki sikap dan perilaku yang unik, yang mampu
menangkap peluang di mana orang lain mungkin tidak dapat melihatnya. Artinya, tidak semua orang
memiliki motivasi dan jiwa yang sama untuk menjadi entrepreneur.
13
Rossa Ayuni and Fitri Laras Sati, ‘Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan Dan Minat Berwirausaha Terhadap
Motivasi Untuk Menjadi Young Entrepreneur Pada Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Muhammadiyah
Bengkulu’, Jurnal Economic Edu, 2.2 (2022).
A. Kesimpulan
Jadi, kesimpulannya tujuan pembahasan ini adalah memudahkan seseorang untuk memahami
lingkup kewirausahaan dan juga hambatan-hambatan yang terjadi dalam perusahaan. sehingga dapat
meningkatkan kreativitas usaha yang dijalankan atau dilakukan oleh orang tersebut.
Kewirausahaan atau bisnis bermanfaat bagi masyarakat dari latar belakang sosial dan ekonomi
yang berbeda-beda karena mengajarkan orang untuk mengembangkan keterampilan unik dan
berpikir secara kreatif dan inovatif. Selain itu, menciptakan peluang, menanamkan kepercayaan,
menjamin keadilan sosial dan merangsang ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA

Ayuni, Rossa, and Fitri Laras Sati, ‘Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan Dan Minat Berwirausaha
Terhadap Motivasi Untuk Menjadi Young Entrepreneur Pada Mahasiswa Pendidikan Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Bengkulu’, Jurnal Economic Edu, 2.2 (2022)

Banjaŕnahor, Astri Rumondang, Bonaraja Purba, Andriasan Sudarso, Syafrida Hafni Sahir, Risma
Nurhaini Munthe, Iskandar Kato, and others, Manajemen Komunikasi Pemasaran (Yayasan Kita
Menulis, 2021)

H Iskandar, M M, Catur Setiya Sulistiyana, S E Neng Asiah, and S T Ragil Pardiyono, Kewirausahaan
(Media Sains Indonesia, 2022)

Kurniullah, Ardhariksa Zukhruf, Hengki Mangiring Parulian Simarmata, Anggri Puspita Sari, Sisca Sisca,
Mardia Mardia, Darwin Lie, and others, Kewirausahaan Dan Bisnis (Yayasan Kita Menulis, 2021)

MUHAMMAD, NAWAWI, and YUNIA DABELLA, ‘Model Proses Bisnis ERP, Pengendalian
Manajemen Dan Keunggulan Kompetitif’, JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS, 7.1 (2021), 11–22

Nurjati, Eka, ‘Peran Dan Tantangan E-Commerce Sebagai Media Optimalisasi Manajemen Rantai Nilai
Produk Pertanian’, in Forum Penelitian Agro Ekonomi, 2021, XXXIX, 105–23

Prasetio, Adhi, Muhammad Ashoer, Jeperson Hutahaean, Janner Simarmata, Ridha Sefina Samosir, Hafiz
Nugraha, and others, Konsep Dasar E-Commerce (Yayasan Kita Menulis, 2021)

Purba, Bonaraja, Dewi Suryani Purba, Pratiwi Bernadetta Purba, Pinondang Nainggolan, Elly Susanti,
Darwin Damanik, and others, Ekonomi Internasional (Yayasan Kita Menulis, 2021)
Rahayu, Ani Sri, Pengantar Pemerintahan Daerah: Kajian Teori, Hukum Dan Aplikasinya (Sinar
Grafika, 2022)

Rahmadana, Muhammad Fitri, Bonaraja Purba, Elidawaty Purba, Ahmad Syafii, Nur Zaman, Irdawati
Irdawati, and others, Sejarah Pemikiran Ekonomi: Pemikiran Dan Perkembangan (Yayasan Kita
Menulis, 2021)

Rapanna, Patta, ‘Menembus Globalisasi Di Pusaran Kearifan Lokal’, 2022

Rehatalanit, Y L R, ‘Peran E-Commerce Dalam Pengembangan Bisnis’, Jurnal Teknologi Industri, 5


(2021)

Simanjuntak, Mariana, ‘PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PADA E-


BUSINESS’, E-Business: Inovasi Di Era Digital, 2022, 33

Simarmata, Janner, Melda Agnes Manuhutu, Devi Yendrianof, Akbar Iskandar, Muhammad Amin, Alfry
Aristo J Sinlae, and others, Pengantar Teknologi Informasi (Yayasan Kita Menulis, 2021)

Yuliani, Hilda, ‘Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Dan Kelanggengan Usaha Terhadap Keunggulan
Bersaing (Survey Pada Pakaian Anak Pagarsih Di Bandung)’ (Universitas Komputer Indonesia,
2021)

Anda mungkin juga menyukai