Anda di halaman 1dari 168

Studi Kelayakan

Bisnis
Buku II
Oleh:
Syafrizal Helmi Situmorang
Ami Dilham

2007

i
USU Press
Art Design, Publishing & Printing
Gedung F,
Jl. Universitas No. 9, Kampus USU
Medan, Indonesia

Telp. 061-8213737; Fax 061-8213737

Kunjungi kami di:


http://usupress.usu.ac.id

Terbitan pertama 2007

© USU Press 2007

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang; dilarang memperbanyak menyalin,


merekam sebagian atau seluruh bagian buku ini dalam bahasa atau
bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penerbit.

ISBN 979 458 296 4

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Situmorang, Syafrizal Helmi


Studi kelayakan bisnis (buku II)/oleh Syafrizal Helmi Situmorang dan Ami
Dilham. Cet. 1. – Medan: USU Press, 2007.
v, 160 p.; ilus.: 24 cm.

Bibliografi
ISBN: 979-458-296-4

1. BISNIS I. Dilham, Ami II. Judul


650 – dc22

Dicetak di Medan, Indonesia

ii
Kata Pengantar

Alhamdulillah, akhirnya penulisan buku II Studi Kelayakan Bisnis


ini selesai. Buku ini merupakan lanjutan dari buku I Studi
Kelayakan Bisnis. Pada buku I, pembahasan lebih banyak
berorientasi pada aspek teoretis sedangkan pada buku II,
pembahasan lebih berorientasi aspek praktis. Pada buku II ini
penulis berkolaborasi dengan Ami Dilham terutama pada aspek
analisis profil perusahaan, analisis industri dan persaingan serta
menyusun proposal bisnis.

Pada kesempatan ini penulis berterima kasih kepada seluruh


pihak yang membantu terbitnya buku ini Civitas Akademika
Fakultas Ekonomi USU, dan USU Press, khususnya kepada istri
tercinta Isyatun Mardhiyah Syahri, SKM, MKes yang terus
memberikan dorongan dan semangat untuk terus berkarya, kedua
putra tersayang, Syahriza Ilmi Hakim Situmorang dan Hilmi Muthahhari
Situmorang yang rela mengorbankan waktu bermainnya agar penulis
dapat berkarya.

Akhirnya semoga buku ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan
menjadi alternatif dalam memberikan pengambilan keputusan
membangun dan mengembangkan bisnisnya.

Wassalam,
Medan, 5 Agustus 2007

Syafrizal Helmi Situmorang


Ami Dilham

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................. iii

DAFTAR ISI ........................................................................... iv

BAB VIII. Aspek Keuangan ................................................... 1


8.1. Kebutuhan Dana ...................................................... 2
8.2. Sumber Pendanaan ................................................. 4
8.3. Biaya Modal (Cost of Capital) .................................. 14
8.4. Aliran Kas (Cash Flow) ............................................ 14
8.5. Pemilihan Investasi .................................................. 15
8.6. Menganalisis Laporan Keuangan ............................ 25

BAB IX. Aspek Teknologi Informasi ................................... 37


9.1. Pengertian Teknologi Informasi ............................... 39
9.2. Klasifikasi Sistem Teknologi Informasi..................... 40
9.3. Peranan Sistem Informasi bagi Perusahaan ........... 41
9.4. Pemanfaatan Teknologi Informasi ........................... 46
9.5. Risiko dan Kegagalan Penerapan
Teknologi Informasi.................................................. 49

BAB X. Memahami Perilaku Konsumen............................ 53


Perilaku Konsumen di Indonesia.............................. 55

BAB XI. Analisis Industri dan Persaingan ......................... 80


11.1. Analisis Situasi untuk Pembuatan Strategi .............. 80
11.2. Struktur Lingkungan................................................. 81
11.3. Prosedur Pelaksanaan Analisis Lingkungan............ 89
11.4. Evaluasi Proses Analisis Lingkungan ...................... 90
11.5. Menyusun Arsitektur Strategi Bisnis ........................ 91

BAB XII. Analisis Profil Perusahaan.................................... 106


12.1. Analisis SWOT......................................................... 106
12.2. Langkah-Langkah Analisis SWOT ........................... 107
12.3. Matriks Evaluasi Faktor Internal (EFI) dan
Evaluasi Faktor Eksternal (EFE).............................. 116
12.4. Matriks Posisi Perusahaan ..................................... 118

iv
BAB XIII. Aspek Risiko .......................................................... 121
13.1. Macam-Macam Risiko ............................................ 122
13.2. Upaya Penanggulangan Risiko................................ 124
13.3. Risiko yang Dihadapi Pengusaha ............................ 131

BAB XIV. Menyusun Proposal Bisnis ................................. 134

DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 158

v
vi
Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________

BAB VIII
ASPEK KEUANGAN

Keuangan merupakan salah satu fungsi bisnis yang bertujuan


untuk membuat keputusan keputusan investasi, pendanaan, dan
dividen.
Keputusan investasi ditujukan untuk menghasilkan
kebijakan yang berhubungan dengan (a) kebijakan pengalokasian
sumber dana secara optimal, (b) kebijakan modal kerja
(c) kebijakan investasi yang berdampak pada strategi perusahaan
yang lebih luas (merger dan akuisisi) (Damodaran, 1997).
Keputusan pendanaan difokuskan untuk medapatkan
usaha optimal dalam rangka mendapatkan dana atau dana
tambahan untuk mendukung kebijakan investasi. Sumber dana
dibagi dalam 2 kategori yakni:
(a) internal yaitu dari laba ditahan (retained earnings)
(b) sumber eksternal yaitu:
1. Dalam bentuk utang yang meliputi penundaan pembayaran
utang, pinjaman jangka pendek sebagai tambahan modal
kerja, dan pinjaman jangka panjang (obligasi) sebagai
dana investasi.
2. Menerbitkan saham, baik dalam bentuk saham perdana
(Initial Public Offer/IPO) maupun saham biasa baru
sebagai sumber modal investasi dalam rangka ekspansi
perusahaan.

Masalah utama dalam mengoptimalkan keputusan


pendanaan adalah menetapkan struktur modal (utang dan ekuitas)
yang optimal sebagai asumsi dasar dalam memutuskan berapa
jumlah dana dan bagaimana komposisi jumlah dana pinjaman dan
dana sendiri yang ditambahkan untuk mendukung kebijakan

1
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

investasi sehingga kinerja keuangan perusahaan dapat tumbuh


secara sehat. Di samping itu, komposisi struktur modal harus pula
dipertimbangkan hubungan antara perusahaan, kreditur, maupun
pemegang saham sehingga tidak terjadi konflik (Saragih,
Manurung dan Manurung, 2005).
Keputusan dividen ditentukan dari jumlah keuntungan
perusahaan setelah pajak (earning after tax). Oleh karena itu
tujuan memaksimumkan keuntungan yang dibagikan kepada
pemegang saham (dividen) dengan kendala memaksimumkan
laba ditahan untuk diinvestasikan kembali sebagai sumber dana
internal, dengan kata lain semakin banyak jumlah laba ditahan
berarti semakin sedikit uang yang tersedia bagi pembayaran
dividen.

Perusahaan cash Investors


securities
reinvest
Secondary
markets
Cash flow

tax

Pemerintah

Gbr 8.1. Hubungan Perusahaan, Pemerintah, dan Investor

8.1. Kebutuhan Dana


Suatu aktivitas bisnis tidak akan dapat berjalan dengan
baik bila tidak didukung oleh ketersediaan dana yang baik dan
mencukupi. Bila suatu aktivitas bisnis tidak dapat memenuhi
permintaan barang atau jasa sesuai dengan jumlah dan kriteria

2
Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________

pelanggan dikarenakan bisnis tersebut tidak memiliki dana yang


cukup untuk melakukan proses produksinya, maka sudah dapat
dipastikan usaha bisnis tersebut akan terancam gagal.
Dalam menentukan besarnya dana yang akan diperlukan
untuk menjalankan suatu aktivitas bisnis, dibutuhkan suatu
peramalan (forecasting) yang baik. Peramalan atau taksiran ini
berbeda-beda untuk masing-masing jenis proyek. Pada umumnya,
taksiran dana yang dibutuhkan tersebut tergantung pada
kompleksitas dari kegiatan pendanaan itu sendiri, misalnya
penentuan lokasi bisnis yang bergantung kepada harga tanah.
Semakin mahal harga tanah maka akan semakin besar pula dana
yang dibutuhkan oleh bisnis tersebut. Di samping itu, terdapat pula
faktor-faktor biaya yang akan dikeluarkan selama umur bisnis
tersebut.
Menurut Carter dan Usry (2004) biaya adalah: nilai tukar,
pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfat. Biaya
seringkali sinonim dengan beban. Biaya-biaya dapat dibagi dalam
kategori (diklasifikasi) menjadi biaya langsung, biaya utama, biaya
konversi, biaya tidak langsung, biaya tetap, biaya variabel, biaya
terkendali, biaya produk, biaya periode, biaya bersama (joint cost),
biaya estimasi, biaya standar, biaya tertanam (sunk cost), dan
biaya tunai.
Studi keuangan akan lebih memberikan pendalaman ke
arah bagaimana dana akan dialokasikan. Secara umum,
pengalokasian dana tersebut dapat dilakukan ke dalam dua
bentuk, yaitu untuk aktiva tetap (fixed assets), dan untuk modal
kerja (working capital).

1. Alokasi Dana untuk Aktiva Tetap


Aktiva tetap terdiri dari aktiva tetap berwujud (tangible
assets), dan aktiva tetap tidak berwujud (intangible assets). Aktiva
tetap berwujud adalah aktiva yang berwujud yang dapat digunakan
dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi, seperti
tanah, gedung perkantoran dan peralatannya, gedung pabrik dan
mesin-mesin, serta aktiva tetap lainnya. Aktiva tetap tidak berwujud

3
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

adalah: aktiva tetap yang tidak berwujud secara fisik yang memiliki
umur lebih dari satu tahun seperti hak paten, lisensi, copyright,
goodwill, biaya pendahuluan, biaya-biaya pra-operasional, dan lain
sebagainya.

2. Alokasi Dana untuk Modal Kerja


Weston & Copeland (1995) mendefinisikan modal kerja
adalah investasi perusahaan dalam bentuk uang tunai, surat
berharga, piutang dan persediaan dikurangi beban lancar.
Sedangkan Sawir (2005), menyatakan modal kerja adalah
keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan untuk
membiayai kegiatan operasi sehari-hari.
Secara umum modal kerja dapat diartikan dalam dua
bentuk, yaitu: gross working capital dan net working capital.
Menurut Van Horne dan Wachowichz (2005) gross working capital
adalah: keseluruhan aktiva lancar yang akan digunakan dalam
operasi. Sedangkan net working capital menunjukkan kelebihan
aktiva lancar di atas hutang lancar. Modal kerja di sini akan
diartikan sebagai keseluruhan aktiva lancar yang akan digunakan
untuk kegiatan operasional bisnis, di luar dari penggunaan dana
untuk aktiva tetap yang tersebut di atas. Estimasi dari modal kerja
tergantung kepada rencana produksi dan penjualan dari bisnis
tersebut. Semakin besar rencana produksi dan penjualan yang
akan dilaksanakan oleh suatu bisnis, maka akan semakin besar
pula modal kerja yang dibutuhkan.

8.2. Sumber Pendanaan


Pendanaan adalah suatu indikator penting dalam
mendeteksi apakah suatu bisnis dapat dijalankan atau tidak. Akhir-
akhir ini, telah banyak berkembang berbagai lembaga keuangan
maupun non-keuangan yang telah bersedia untuk mendanai suatu
aktivitas bisnis, tentu saja dengan persyaratan tertentu. Sumber
dana dari lembaga-lembaga itu sering disebut sebagai modal
asing (modal pinjaman). Sumber dana bisa didapat dari (1) modal

4
Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________

asing yaitu: sumber dana yang didapatkan dari luar perusahaan


(kreditur) yang tidak ikut memiliki perusahaan tersebut seperti
bank, perusahaan leasing, dan lain sebagainya. Sumber dana dari
modal asing biasanya berwujud hutang, baik hutang jangka
panjang, maupun hutang jangka pendek. (2) dari internal
perusahaan yang akan melakukan aktivitas bisnis. Sumber dana
ini disebut juga sebagai sumber dana modal sendiri. Sumber dana
modal sendiri biasanya berwujud modal saham dan laba ditahan.

NERACA
Aktiva Pasiva
Hutang lancar

Hutang jangka panjang MODAL


ASING
Modal pemegang saham:
1. Modal saham preferen
MODAL
2. Modal saham biasa
SENDIRI
3. Laba ditahan

Gbr 8.2. Sumber Pendanaan

Masalah yang sebenarnya pada akhirnya akan dibahas di


dalam studi aspek keuangan itu sendiri – perihal modal – adalah
bagaimana bisnis tersebut akan didanai baik dengan modal
sendiri, modal asing, ataupun gabungan keduanya, akan dapat
mencapai keuntungan yang ekonomis. Artinya: bagaimana struktur
modal tersebut disusun agar dapat meminimumkan biaya modal
(cost of capital), sehingga akan optimal penggunaannya.
Perhitungan biaya modal penting dilakukan untuk
menentukan tingkat keuntungan (cut off rate) yang diharapkan dari
suatu aktivitas bisnis. Artinya, suatu aktivitas bisnis akan sangat
bergantung kepada biaya modal perusahaan yang didanai oleh
modal asing atau modal sendiri atau gabungan keduanya

5
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

Perbedaan antara Modal Hutang dan Modal Sendiri


Jenis Modal
Karakteristik
Modal Hutang Modal Sendiri

Hak suara Tidak ada Ada

Tuntutan atas Lebih didahulukan Kurang didahulukan


pendapatan dan aset dari modal sendiri dari pinjaman

Jatuh tempo Ada Tidak ada

Dividen dikeluarkan
Perlakuan pajak atas Bunga pinjaman
dari laba bersih
biaya modal mengurangi pajak
setelah pajak

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dana


pembelanjaan dapat diperoleh dari 2 sumber, di antaranya:
1. Hutang/kredit/modal asing
2. Modal sendiri

Pembelanjaan Hutang
Pembelanjaan hutang (debt) sebagai sumber pendanaan
akan memiliki risiko (risk) berupa pembayaran bunga (interest) dan
pengembaliannya (repayment). Hal ini dikarenakan adanya prinsip
the risk–return trade off, yaitu: kecenderungan investor untuk
memberikan investasi kepada proyek dengan risiko yang tinggi,
dengan tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return)
akan tinggi pula (Keown dkk., 2001). Artinya: hutang/kredit dapat
dipenuhi, apabila tingkat suku bunga terhadap pinjaman tersebut
sesuai dengan keinginan kreditor atau investor.
Hutang yang digunakan untuk membelanjai kegiatan
perusahaan dapat dibagi dua, yaitu:
1. Hutang jangka pendek (short term debt)
2. Hutang jangka panjang (long term debt)

6
Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________

Hutang Jangka Pendek


Menurut Warren, Reeve & Fess, (2005), such liabilities that
are to be paid out of current assets and are due within a short
time, usually one year, are called current liabilities. Artinya: hutang
jangka pendek akan dikembalikan dalam tempo waktu kurang dari
1 tahun. Hutang jangka pendek ini hanya dapat digunakan untuk
pembiayaan investasi jangka pendek pula, misalnya: pembiayaan
aktiva lancar atau modal kerja.
Pendanaan hutang jangka pendek dapat berasal dari:
1. Pinjaman dari lembaga keuangan
Lembaga keuangan biasanya akan memiliki beberapa
penilaian tentang layak atau tidaknya suatu bisnis menerima
pinjaman investasi. Penilaian tersebut berkenaan dengan
faktor-faktor sebagai berikut:
a. Rencana penggunaan pinjaman perusahaan.
b. Kondisi keuangan bisnis perusahaan.
c. Peramalan tentang industri atau lingkungan di sekitar
bisnis perusahaan.
d. Adanya jaminan dari perusahaan yang dapat digunakan
untuk mengembalikan pinjaman.

Persyaratan-persyaratan tersebut akan menentukan jumlah


pinjaman, jangka waktu pinjaman, jaminan terhadap pinjaman,
dan tingkat suku bunga pinjaman.
Contoh:
suatu perusahaan membeli bahan baku secara kredit. Bunga
dari kredit tersebut sebesar 20%, tingkat pajak penghasilan
(tax rate) 30%, maka biaya hutang setelah pajak sebesar:
kt = kb (1- t) = 0,20 (1- 0,30) = 0,14 =14%
2. Menerbitkan surat dagang
Surat dagang misal: surat hutang wesel dan surat hutang
lainnya dengan tingkat suku bunga yang menarik.
3. Kredit dagang
Kredit dagang adalah surat hutang yang memiliki kekuatan
hukum lebih lemah dibandingkan surat dagang.

7
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

4. Sumber keuangan lainnya


Misal: pegadaian, masyarakat pemodal (kreditor), dan
sebagainya.

Biaya hutang yang ditanggung oleh perusahaan yang


menggunakan dana hutang tidak lain adalah sebesar tingkat
keuntungan yang telah disyaratkan oleh investor. Pada dasarnya
pengunaan hutang jangka panjang (cost of debt) yang biasanya
berasal dari obligasi (cost of bond) dapat dihitung dengan cara
perhitungan tingkat pendapatan investasi dalam obligasi dengan
rumus metode singkat dan metode present value.

Hutang Jangka Panjang


Menurut Warren, Reeve, & Fess (2005), liabilities that will
be due for a long time (usually more than one year) are called
long-term liabilities. Artinya hutang jangka panjang akan
diharapkan dibayarkan kembali dalam kurun waktu lebih dari 1
tahun, misal: obligasi (bonds), hipotik (mortage), dan sebagainya.
Hutang jangka panjang dapat digunakan untuk pembiayaan modal
kerja ataupun membiayai aktiva tetap.
Banyak perusahaan besar yang umumnya membutuhkan
dana yang besar, memilih memperoleh dana dari obligasi, yaitu
merupakan surat hutang jangka panjang yang dibeli oleh para
investor dari negara. Hal ini dikarenakan tingkat suku bunga
obligasi yang relatif lebih rendah dibandingkan pinjaman terhadap
lembaga keuangan lainnya.
Ketika sebuah perusahaan berencana akan menerbitkan
obligasi, maka perusahaan tersebut akan membuat suatu indent
document (dokumen inden). Dokumen inden adalah suatu
dokumen resmi yang menerangkan atau menjamin kesanggupan
perusahaan untuk membayarkan hutang kepada pemegang
obligasi. Dokumen inden memberikan hak kepada perusahaan
penerbit obligasi untuk melakukan pembelian kembali obligasi
yang telah diterbitkan sebelum jatuh temponya obligasi tersebut.

8
Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________

Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam


menggunakan pendanaan hutang untuk membelanjai aktivitas
usaha suatu bisnis, yaitu:
1. biaya
2. risiko
3. syarat-syarat yang ditetapkan kreditor
4. tingkat inflasi
5. kemampulabaan
6. posisi likuiditas
7. keamanan usaha

Pembelanjaan Modal Sendiri


Pembelanjaan yang akhir-akhir ini umumnya dipakai oleh
banyak aktivitas bisnis adalah pembelanjaan modal sendiri.
Pembelanjaan modal sendiri disebut juga sebagai pembelanjaan
atau pendanaan ekuitas, yang digunakan untuk waktu yang tidak
terbatas. Artinya pendanaan tersebut akan digunakan selama
perusahaan tersebut berdiri.
Di dalam pendanaan ekuitas, terdapat 2 hal yang penting,
yaitu:
1. Laba Ditahan
Perusahaan akan memilih menahan laba daripada
mendistribusikannya langsung kepada pemilik untuk memperoleh
pendanaan ekuitas, misal untuk tujuan memperluas ekspansi
perusahaan. Perusahaan besar biasanya akan menahan sebagian
labanya untuk dividen, dan sebagian lagi untuk ditahan.
Sementara perusahaan kecil akan menahan sebahagian besar
labanya untuk tujuan tertentu.

2. Penerbitan Saham
Pendanaan ekuitas, biasanya akan sering menggunakan
saham pada perseroan terbatas sebagai sumber pendanaannya,
atau pada persekutuan komanditer (CV) dan firma (Fa) digunakan
modal sekutu. Sementara untuk perusahaan perseorangan,
pembelanjaan sendirinya menggunakan modal pribadi. Sedangkan
untuk PT biasanya menerbitkan saham. Saham adalah sebuah

9
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

tanda bukti keikutsertaan seseorang atau suatu pihak akan


kepemilikan suatu perusahaan atau suatu bisnis. Saham akan
diterbitkan oleh perusahaan yang membutuhkan pendanaan
ekuitas.
Saham yang akan diterbitkan dibagi menjadi dua, yaitu:
saham biasa dan saham preferen. Saham biasa adalah sekuritas
yang mewakili sebagian kepemilikan dari perusahaan tertentu.
Saham memiliki nilai nominal, dan dibukukan berdasarkan pada
nilai nominalnya. pemegang saham preferen adalah merupakan
partner yang diam karena mereka tidak mempunyai hak suara
dalam menentukan manajemen perusahaan
Di dalam perusahaan perseroan terbatas, yang menggunakan
pendanaan ekuitas, akan terdapat suatu Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS). Di dalam RUPS tersebut, hanya para pemegang
saham biasa yang memiliki suara di dalam mengambil keputusan-
keputusan perusahaan. Sementara pemegang saham preferen akan
memiliki prioritas utama di dalam penerimaan dividen, apabila sebuah
perusahaan tidak membayarkan dividen selama periode tertentu.
Dividen adalah balas jasa yang diterima oleh pemegang
saham (stock holder’s) berupa bunga dividen atas investasi yang
dilakukan oleh mereka. Besarnya dividen yang dibayar, dapat
ditentukan berdasarkan per lembar saham atau persentase.
Dividen yang diterima oleh para investor, akan ditentukan
berdasarkan suatu kebijakan perusahaan di dalam RUPS. Produk
kebijakan tersebut disebut juga devidend payout ratio, yang
besarnya antara 0–100% dihitung dari pendapatan yang tersedia
bagi para pemegang saham biasa (earnings available to common
stock holder’s). Saham preferen juga memiliki hak klaim yang
utama terhadap aktiva perusahaan bila perusahaan tersebut
mengalami kebangkrutan.
Saham diperdagangkan pada pasar modal (capital market).
Harga dari saham yang dijual oleh perusahaan (emisi saham)
akan menghadapi tiga kemungkinan:

10
Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________

1. Harga pasar (market price) > nilai nominal


Apabila hal ini terjadi, maka proyek dinyatakan surplus. Para
pemegang saham yang bebas memperdagangkan sahamnya,
akan memperoleh pendapatan modal (capital gain).
2. Harga pasar = nilai nominal
Apabila hal ini terjadi, maka akan terjadi suatu kondisi Break
Event Point (BEP). Artinya: para pemegang saham berada
pada titik impas.
3. Harga pasar < nilai nominal
Apabila hal ini terjadi, maka proyek dikatakan akan mengalami
kerugian atau sering disebut defisit. Sementara para
pemegang saham, akan mengalami kerugian modal (capital
loss).

Pembelanjaan Campuran
Seperti dijelaskan sebelumnya, di dalam menjalankan
usahanya, suatu entitas bisnis diharapkan harus memiliki modal
yang cukup untuk melakukan pembiayaan terhadap aktivitas-
aktivitas bisnisnya dalam rangka pemenuhan atas barang ataupun
jasa terhadap kepuasan konsumen. Dari aktivitas pembiayaan
tersebut, diharapkan suatu perusahaan mampu menghasilkan laba.
Untuk memenuhi modal yang cukup tersebut, perusahaan
akan melakukan kegiatan pencarian modal. Modal tersebut dapat
diperoleh dari hutang atau modal sendiri. Dalam kenyataannya,
jumlah kredit atau hutang di dalam kegiatan permodalan suatu
perusahaan untuk membelanjai proyek selalu terbatas.
Semakin tinggi peranan hutang di dalam pembiayaan
aktivitas bisnis suatu perusahaan, maka akan semakin besar pula
kemungkinan untuk mencapai kemampulabaan modal sendiri yang
tinggi dari perusahaan tersebut, diikuti semakin tingginya risiko,
namun keamanan yang dijamin akan semakin rendah. Sebaliknya,
bila peranan modal sendiri yang semakin tinggi, maka risiko yang
dihadapi perusahaan akan lebih rendah, sementara keamanan
akan lebih tinggi, dan sekaligus pula kemampulabaan akan modal
sendiri semakin rendah.

11
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

Karena faktor-faktor di atas, banyak pimpinan proyek selalu


menggunakan pembelanjaan campuran di dalam mendanai kegiatan
bisnisnya. Pembelanjaan campuran (financing mix) adalah penggunaan
pembelanjaan dengan mengkombinasikan antara pembelanjaan modal
sendiri dan pembelanjaan hutang/kredit. Dengan pembelanjaan
campuran, diharapkan perusahaan dapat menghasilkan laba dengan
cara yang efektif.
Pertimbangan di dalam memilih penggunaan pembelanjaan
campuran adalah dengan melihat faktor kemampulabaan (return
on equity) dan risiko serta keamanan.

Risiko dan Kemampulabaan (Return on Equity)


Tujuan untuk menentukan biaya penggunaan modal adalah
dalam rangka penentuan investasi yang terbaik. Kalau
berinvestasi menggunakan modal sendiri, maka cut off rate-nya
adalah biaya modal sendiri.
Kemampulabaan atau Return on Equity (ROE) adalah
merupakan tingkat pengembalian perusahaan bisnis terhadap
investasi yang diberikan oleh para kreditor. Sedangkan risiko
adalah: tingkat perbedaan antara nilai yang diharapkan (expected
value), dengan nilai yang sebenarnya akan diterima (actual value)
di masa depan.
Tingkat pengembalian investasi adalah balas jasa dari
risiko. Artinya semakin besar risiko suatu proyek, maka akan
semakin besar pula ROE yang diharapkan akan diterima di masa
depan. Sebaliknya, semakin kecil risiko suatu proyek, akan
semakin rendah pula tingkat ROE yang diharapkan akan diterima.
Van Horne (2005) untuk menganalisis risiko biasanya
dilakukan dengan mengukur secara operasional suatu standar
deviasi. Standar deviasi adalah: ukuran lebar dispersi titik tengah
distribusi probabilitas.

12
Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________

Risiko yang muncul dari kegiatan pendanaan adalah risiko


ekonomi (economic risk), dan risiko keuangan (financial risk).
Risiko ekonomi berhubungan dengan faktor permintaan dan faktor
penawaran. Risiko keuangan berkaitan erat dengan penggunaan
kredit untuk aktivitas pembiayaan itu sendiri, yang sering
digambarkan dengan tingkat bunga dan keamanan pembayaran
kembali (repayment).

Keamanan
Setiap penanam modal/investor tentunya menanamkan
modalnya, dengan tujuan ingin memperoleh kompensasi
tambahan lebih dari modal yang akan ia tanamkan pada suatu
perusahaan. Namun, meskipun demikian, kompensasi atau tingkat
pengembalian yang diharapkan oleh investor di masa depan,
tentunya tidak selamanya akan sesuai dengan harapan si
pemegang saham. Sebab masa depan penuh dengan risiko dan
ketidakpastian. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu tingkat
keamanan dari perusahaan yang dapat digambarkan dari laporan
keuangan dan analisis pengembalian modal dari perusahaan yang
bersangkutan.
Keterkaitan antara keamanan dengan analisis keuangan,
terutama kegiatan pembelanjaan campuran, yaitu: semakin lama
jangka waktu (validitas) jatuh tempo suatu dana yang digunakan
dalam aktivitas pendanaan perusahaan, maka akan semakin
aman pula aktivitas pendanaan tersebut digunakan untuk
membiayai proyek. Sehingga dapat kita simpulkan, dana yang
paling aman digunakan untuk membelanjai aktiva adalah dari
modal sendiri. Sebab modal sendiri dapat digunakan untuk
membiayai proyek selama umur proyek, artinya dana modal
sendiri memiliki probabilitas pembayaran kompensasi nilai lebih
besar dibandingkan dengan hutang/kredit. Dan dana yang paling
tidak aman untuk diinvestasikan adalah yang bersumber dari
hutang lancar, karena hutang lancar akan dilunasi dalam kurun
waktu kurang dari 1 tahun.

13
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

8.3. Biaya Modal (Cost of Capital)


Setiap modal yang ditanamkan atau diinvestasikan, akan
mengeluarkan biaya modal (cost of capital) tersendiri. Biaya modal
tersebut maksudnya adalah: biaya yang harus dikeluarkan setelah
adanya penanaman modal, misalnya keharusan adanya
pembayaran dividen bagi pemegang saham.
Biaya modal hutang jangka panjang mengurangi besarnya
pajak pendapatan. Biaya hutang jangka pendek akan dibayar sebelum
perhitungan pajak pendapatan, sehingga tidak berpengaruh terhadap
perhitungan pajak pandapatan. Sebaliknya, perhitungan biaya modal
dari modal sendiri baik dividen saham preferen, maupun saham biasa
diperhitungkan setelah perhitungan pajak pendapatan.
Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk
masing-masing sumber dana atau disebut biaya modal individual.
Biaya modal individual tersebut dihitung satu per satu untuk tiap
jenis modal. Namun, apabila perusahaan menggunakan beberapa
sumber modal maka biaya modal yang dihitung adalah biaya
modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital
disingkat WACC) dari seluruh modal yang digunakan. Konsep
biaya modal erat kaitannya dengan dengan konsep mengenai
pengertian tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of
return). Tingkat keuntungan yang disyaratkan sebenarnya dapat
dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi investor dan perusahaan.

8.4. Aliran Kas (Cash Flow)


Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan
informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pembayaran
kas sebuah perusahaan selama suatu periode. Rincian
pengeluaran dan penerimaan kas di dalam laporan arus kas dapat
dibedakan menjadi tiga aktivitas, antara lain:
1. Aktivitas Operasi (Operating Activities)
Aktivitas ini meliputi segala aktivitas bisnis perusahaan yang
berhubungan baik secara langsung, maupun tidak langsung
dengan kegiatan operasional pokok atau yang utama dari

14
Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________

perusahaan, yaitu dari transaksi yang digunakan untuk


menentukan laba bersih.
2. Aktivitas Investasi (Investing Activities)
Aktivitas ini meliputi segala kegiatan yang berhubungan
dengan harta (assets) yang terdapat pada neraca.
3. Aktivitas Pembiayaan (Financing Activities)
Aktivitas ini akan memiliki kaitan dengan segala transaksi atau
proses aktivitas bisnis suatu perusahaan yang mempengaruhi
pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik.

Para investor biasanya terlebih dahulu akan memperhatikan


laporan arus kas dibandingkan laporan laba rugi (income
statement). Hal ini dikarenakan kas adalah tergolong harta lancar
yang tingkat likuiditasnya paling tinggi di antara semua harta
lancar. Karena tingkat likuiditasnya paling tinggi, maka kas
tersebut dapat dengan segera melunasi segala kewajiban yang
ada pada perusahaan terhadap investor. Dengan kata lain, dalam
keadaan yang paling buruk, sejauhmana perusahaan dalam
menjalankan aktivitas bisnisnya dapat melunasi kewajibannya,
dapat diukur dengan seberapa besar nilai kas yang ada pada
laporan arus kas-nya.

8.5. Pemilihan Investasi


Dalam bisnis kategori pemilihan investasi didasarkan pada
replacement (mengganti peralatan yang telah rusak/boros) dan
expansion (ekspansi untuk produk yang sudah ada atau produk
yang berbeda).
Beberapa metode yang dapat dilakukan di dalam penilaian
investasi akan dipaparkan dalam bagian ini. Metode-metode yang
akan dikemukakan ini adalah metode-metode yang secara umum
digunakan di dalam Laporan Studi Kelayakan Bisnis.

15
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

Metode-Metode Evaluasi Proyek


Keputusan investasi merupakan keputusan manajemen
keuangan yang paling penting di antara ketiga keputusan jangka
panjang yang diambil manajer keuangan. Disebut penting, karena
selain penanaman modal pada bidang usaha yang membutuhkan
modal yang besar, juga keputusan tersebut mengandung risiko
tertentu, serta langsung berpengaruh pada nilai perusahaan.
Pada umumnya, langkah-langkah yang perlu dilakukan
dalam pengambilan keputusan investasi adalah sebagai berikut:
1. Adanya usulan investasi (proposal investasi).
2. Memperkirakan arus kas (cash flow) dari usulan investasi
tersebut.
3. Mengevaluasi profitabilitas investasi dengan menggunakan
beberapa metode penilaian kelayakan investasi.
4. Memutuskan menerima atau menolak usulan investasi
tersebut.

Untuk menilai profitabilitas rencana investasi dikenal dua


macam metode, yaitu metode konvensional dan metode non-
konvensional (discounted cash flow). Dalam metode konvensional
dipergunakan dua macam tolok ukur untuk menilai profitabilitas
rencana investasi, yaitu payback period dan accounting rate of
return, sedangkan dalam metode non-konvensional dikenal tiga
macam tolok ukur profitabilitas, yaitu Net Present Value (NPV),
Profitability Index (PI), dan Internal Rate of Return (IRR).

1. Metode Payback Period (PP)


Payback period adalah suatu metode berapa lama
investasi akan kembali atau periode yang diperlukan untuk
menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment)
dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback period
merupakan rasio antara initial cash investment dengan cash flow-
nya yang hasilnya merupakan satuan waktu. Suatu usulan
investasi akan disetujui apabila payback period-nya lebih cepat
atau lebih pendek dari payback period yang disyaratkan oleh
perusahaan.

16
Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________

• Rumus payback period jika arus kas dari suatu rencana


investasi/proyek berbeda jumlahnya setiap tahun:

a−b
Payback Period = n + × 1 tahun
c −b

di mana:
n = tahun terakhir di mana arus kas masih belum bisa menutupi
initial investment
a = jumlah initial investment
b = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n
c = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n+1

• Rumus payback period jika arus kas dari suatu rencana


investasi/proyek sama jumlahnya setiap tahun:

Initial Investment
Payback Period = × 1 tahun
Cash Flow

Metode payback period merupakan metode penilaian


investasi yang sangat sederhana perhitungannya, sehingga
banyak digunakan oleh perusahaan. Tetapi di lain pihak metode ini
mempunyai kelemahan-kelemahan, yaitu:
a) Tidak memperhatikan nilai waktu uang.
b) Mengabaikan arus kas masuk yang diperoleh sesudah
payback period suatu rencana investasi tercapai.
c) Mengabaikan nilai sisa (salvage value) investasi.

Meskipun metode payback period memiliki beberapa


kelemahan, namun metode ini masih terus digunakan secara
intensif dalam membuat keputusan investasi, tetapi metode ini
tidak digunakan sebagai alat utama melainkan hanya sebagai
indikator dari likuiditas dan risiko investasi.

17
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

Keunggulan metode payback period adalah sebagai berikut:


a) Perhitungannya mudah dimengerti dan sederhana.
b) Mempertimbangkan arus kas dan bukan laba menurut akuntansi.
c) Sebagai alat pertimbangan risiko karena makin pendek
payback makin rendah risiko kerugian.

Contoh:
1. Besarnya suatu project 250 juta, penerimaan investasi 50
juta/tahun, maka payback period project adalah 5 tahun.
2. Berapa lama suatu investasi akan kembali, jika dana yang di
investasikan sebesar 650 juta dan penerimaan investasi per
tahun sebesar 150 juta.
(650) 150 150 150 150 150 150 150 150

0 1 2 3 4 5 6 7 8
Payback period sebesar 4,33 tahun

Jika perusahaan merencanakan pengembalian investasi


selama 5 tahun, maka project diterima.

2. Metode Net Present Value (NPV)


Secara umum ada anggapan bahwa metode net present
value merupakan kriteria seleksi kuantitatif yang paling baik
sehingga paling sering digunakan untuk menilai kelayakan suatu
usulan investasi. Namun ada kalanya perusahaan dalam proses
pembuatan keputusan investasi tidak hanya menggunakan
metode net present value tetapi juga menggunakan metode-
metode lainnya secara bersama-sama.
Metode ini adalah metode yang mengurangkan nilai
sekarang dari uang dengan aliran kas bersih operasional atas
investasi selama umur ekonomis termasuk terminal cash flow
dengan initial cash flow (initial investment).
Secara matematik rumus untuk menghitung Net Present
Value (NPV) dapat dituliskan sebagai berikut:

18
Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________

n CIF t
NPV = ∑ − COF
t =1 (1 + k )t
di mana:
CIF = cash inflow pada waktu t yang dihasilkan suatu investasi
k = biaya modal
COF = initial cash outflow
n = usia investasi

Metode ini memperhatikan nilai waktu uang, maka arus kas


masuk (cash inflow) yang digunakan dalam menghitung net
present value (nilai sekarang bersih) adalah arus kas masuk yang
didiskontokan atas dasar discount rate tertentu (biaya modal,
opportunity cost, tingkat bunga yang berlaku umum). Selisih antara
present value penerimaan kas dengan present value pengeluaran
kas dinamakan Net Present Value.

Kriteria keputusan:
• Jika NPV bertanda positif (NPV > 0), maka rencana investasi
diterima.
• Jika NPV bertanda negatif (NPV < 0), maka rencana investasi
ditolak.

Keunggulan metode NPV Kelemahan metode NPV


a) Memperhitungkan nilai a) Manajemen harus dapat menaksir
waktu dari uang. tingkat biaya modal yang relevan
b) Memperhitungkan arus kas selama usia ekonomis proyek.
selama usia ekonomis b) Jika proyek memiliki nilai invetasi
proyek. inisial yang berbeda, serta usia
c) Memperhitungkan nilai ekonomis yang juga berbeda, maka
sisa proyek. NPV yang lebih besar belum
menjamin sebagai proyek yang
lebih baik.
c) Derajat kelayakan tidak hanya
dipengaruhi oleh arus kas,
melainkan juga dipengaruhi oleh
faktor usia ekonomis proyek.

19
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

Contoh:
Sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan proyek A dan B,
tiap proyek memerlukan investasi sebesar Rp 50.000.000,- biaya
modal proyek itu adalah 10%. Cash flow investasi proyek A dan B
sebagai berikut:

Tahun Proyek A Proyek B


(dalam ribuan)
0 Rp (50. 000) Rp (50. 000)
1 25.000 8.000
2 15.000 16.000
3 12.000 18.000
4 8.000 25.000

Hitung NPV tiap-tiap project?


Proyek A
NPV = -50.000 + 25.000 + 15.000 + 12.000 + 8.000
(1+0.1)¹ (1+0.1)² (1+0.1)³ (1+0.1)4

NPV = - 50.000 + 25.000 (0.9091) + 15.000 (0.8264) + 12.000


(0.7513) + 8.000 (0.6830)

NPV = - 50.000 + 22.727 + 12.396 + 9.015 + 5464


= -398

Proyek B
NPV = -50.000 + 7.272 + 13.222 + 13.523 + 17.075
= 1.092

Jika NPV positif, usulan proyek investasi dinyatakan layak,


sedangkan jika NPV negatif dinyatakan tidak layak. jika NPV = 0
maka nilai perusahaan tetap walaupun usulan proyek diterima
atau ditolak.

20
Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________

3. Metode Discount Payback Period


Untuk mengatasi salah satu kelemahan dari metode
payback period, yaitu tidak memperhatikan nilai waktu uang, maka
dicoba untuk memperbaiki metode tersebut dengan cara
mempresent-valuekan arus kas masuk (cash inflow) dari rencana
investasi tersebut kemudian baru dihitung payback period-nya.
Dengan demikian arus kas yang dipakai adalah arus kas yang
telah didiskontokan atas dasar cost of capital/interest rate/required
rate of return atau opportunity cost.
Contoh:
misalkan sebuah perusahaan ingin membiayai sebuah proyek.
Total investasi sebuah proyek sebesar Rp 1,1 Milyar, tingkat
pengembalian dilihat dari data-data di bawah ini:

Tahun Arus Kas bersih DF (20%) PV Arus Kas Bersih


(A) (B) (C) (D) = (B x C)
1 400.000.000 0,833 333.200.000
2 450.000.000 0,694 312.300.000
3 425.000.000 0,579 246.075.000
4 500.000.000 0,482 241.000.000
5 525.000.000 0,402 211.050.000
6 400.000.000 0,335 134.000.000

Total Investasi Rp 1. 100.000.000

PV Arus Kas Bersih tahun 1 Rp 333.200.000


PV Arus Kas Bersih tahun 2 Rp 312.300.000
PV Arus Kas Bersih tahun 3 Rp 246.075.000 +
Total PV Arus Kas Bersih Rp 891.575.000 -
Kekurangan Rp 209.425.000

209.425.000 x 12 bulan = 10, 42


241.000.000

Payback period investasi adalah 3 tahun, 10, bulan 12 hari

21
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

4. Metode Internal Rate of Return


IRR adalah nilai discount rate i yang membuat NPV dari
proyek sama dengan nol. Discount rate yang dipakai untuk
mencari present value dari suatu benefit/biaya harus senilai
dengan opportunity cost of capital seperti terlihat dari sudut
pandangan si penilai proyek. Konsep dasar opportunity cost pada
hakikatnya merupakan pengorbanan yang diberikan sebagai
alternatif terbaik untuk dapat memperoleh sesuatu hasil dan
manfaat atau dapat pula menyatakan harga yang harus dibayar
untuk mendapatkannya.
Cara 1. Secara matematik rumus internal rate of return (IRR)
dapat dituliskan sebagai berikut:

n CIF t
COF = ∑
t =1 (1 + IRR )t

Contoh:
Diketahui initial investment = 20 juta
Procedd tahunan = 6 juta selama 4 tahun,
Tingkat bunga 14%
Ditanya IRR:
Jawab:
PVIFA 4 tahun, 14% = 2,9137
Maka 2,9137 X Rp 6 Juta = 17,48 Juta
Investasi........................... = 20,00 Juta
NPV= -2.52 Juta
Keputuan:
Investasi tak dapat diterima.

Kriteria penilaian yang dilakukan adalah: jika IRR yang diperoleh


ternyata memiliki nilai lebih besar dari rate of return yang
ditentukan, maka investasi dapat diterima.

22
Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________

Cara 2. Secara trial dan error


Menggunakan rumus:
IRR = Dr1 – Dr2 - Dr1 X NPV1
NPV2 - NPV1
Keterangan:
Dr1 = Tingkat bunga ke-1
Dr2 = Tingkat bunga ke-2
NPV1 = NPV yang dihitung berdasarkan Dr1
NPV2 = NPV yang dihitung berdasarkan Dr2

Contoh:
Sebuah proyek membutuhkan investasi sebesar 5.000.000,- dan
mempunyai perkiraan cash inflow untuk tahun 1 = 2.500.000,
tahun 2 = 2.000.000,-, tahun 3 = 1.800.000,-, dan tahun 4 sebesar
1.200.000,-, hitung IRR dengan tingkat bunga 12% – 15%.

Jawab:
Tahun Cash Inflow Tingkat Bunga 12% Tingkat Bunga 15%
DF PV DF PV
1 2.500.000 0.8929 2.232.250 0.8696 2.174.000
2 2.000.000 0.7972 1.944.000 0.7561 1.512.200
3 1.800.000 0.7118 1.281.240 0.6575 1.183.500
4 1.200.000 0.6355 762. 600 0.5718 686.160
PV of CI = 6.220.090 PV of CI = 5.755.860
C0 = 5.000.000 C0 = 5.000.000
NPV1 = 1. 220.090 NPV2 = 755.860

IRR = Dr1 – Dr2 - Dr1 X NPV1


NPV2 - NPV1

= 0.12 - (0.03/ -464.230) 1. 220.090


= 0.12 – (-0.078)
= 0.198 = 19,8%

Keputusan, jika diketahui COC sebesar 12-15% maka investasi


dapat dilaksanakan.

23
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

5. Modified Internal Rate of Return (MIRR)


IRR adalah suatu tingkat diskonto yang menyebabkan
present value biaya (cash outflow) sama dengan present value
nilai terminal, di mana nilai terminal adalah future value dari arus
kas masuk (cash inflow) yang digandakan dengan biaya modal.
MIRR memiliki kelebihan dibandingkan IRR karena MIRR
mengasumsikan arus kas dari proyek diinvestasikan kembali
(digandakan) dengan menggunakan biaya modal. Selain itu MIRR
juga dapat menghindari masalah “multiple IRR” yang terjadi pada
metode IRR.

Rumus untuk menghitung MIRR adalah:

N ila i T e r m in a l
P V B ia ya =
(1 + M IR R )n

n n−t
∑ CIFt (1 + i )
t =1
PV Biaya =
(1 + MIRR )n

6. Metode Profitability Index (PI)


Profitability index dapat dihitung dengan membandingkan
antara PV kas masuk dengan PV kas keluar.
Rumus:
PV kas masuk
PI =
PV kas keluar

Kriteria penilaian PI adalah: jika nilai PI lebih besar dari 1,


usulan proyek dinyatakan layak, sebaliknya jika PI lebih kecil dari
1 usulan proyek dinyatakan tidak layak.

24
Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________

Contoh:
Perusahaan XYZ dihadapkan pada pilihan proyek A dan B. Proyek
A biaya investasinya sebesar 50 juta dan proyek B biaya
investasinya sebesar 60 juta.
Proceeds yang diperoleh proyek A selama 10 tahun adalah 8 juta
dan 12 juta untuk proyek B. Manakah yang dipilih jika tingkat suku
bunga 15%?

PI A = PVIFA 10 tahun, 15% X 8.000.000


50.000.000
= 5.0188 X 8.000.000 = 0.803
50.000.000

PI B = PVIFB 10 tahun, 15% X 12.000.000


50.000.000
= 5.0188 X 12.000.000 = 1.00376
50.000.000

Investasi B dinyatakan layak karena lebih besar dari 1

8.6. Menganalisis Laporan Keuangan


Seorang pebisnis yang ingin menanamkan investasinya atau
menyertakan modalnya pada perusahaan lain tentu membutuhkan
informasi-informasi yang dapat memberikan gambaran mengenai
kinerja perusahaan tersebut. Salah satu cara adalah dengan melihat
laporan keuangan, karena memberikan informasi lengkap mengenai
aktivitas perusahaan tersebut.
Laporan keuangan adalah laporan yang memberikan
gambaran akuntansi atas operasi serta posisi keuangan
perusahaan. Financial statements terdiri atas:
1) Laporan Laba/Rugi (Income Statement), yang berisi laporan
sistematis tentang pendapatan-pendapatan/revenues dan
biaya-biaya/expenses perusahaan selama satu periode
tertentu.

25
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

Contoh:
LAPORAN LABA RUGI

[Nama Perusahaan]
TAHUN 2008

A. HASIL PENJUALAN

Penjualan
Sub Total Hasil Penjualan
B. HARGA POKOK PENJUALAN

Bahan Baku

Bahan Pembantu

Upah Buruh Produksi

Transport (Pengiriman Produk)

Biaya Lain-Lain
Sub Total HPP
C. BEBAN TETAP

Gaji Pimpinan

Gaji Staf Administrasi dan Umum

Biaya Pemeliharaan

Penyusutan
Sub Total Beban Tetap
D. BEBAN ADMINISTRASI

Biaya Pemasaran

Alat Tulis Kantor

Listrik, Air, Telepon

Biaya Lain-Lain
Sub Total Beban Administrasi
E. TOTAL (B + C + D)

F. Laba Sebelum Pajak (A - E)

G. Pajak

H. Laba Bersih (F - G)

26
Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________

2) Laporan Arus Kas (Statements of Cash Flows), laporan arus


kas berupa laporan atas dampak kegiatan operasi, investasi,
dan pembiayaan perusahaan terhadap arus kas selama satu
periode tertentu.

Penggunaan laporan arus kas:


a) Pembuatan laporan sumber dari penggunaan dana/kas:
Sumber:
(1) Setiap kenaikan dalam prakiraan utang atau modal
sendiri, seperti peminjaman dari bank;
(2) Setiap penurunan dalam perkiraan aktiva, seperti menjual
aktiva tetap.

Penggunaan:
(1) Setiap penurunan dalam perkiraan utang atau modal
sendiri, seperti melunasi pinjaman;
(2) Setiap kenaikan dalam perkiraan aktiva, seperti membeli
aktiva tetap.

Laporan sumber dan penggunaan dana/kas.

27
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

LAPORAN ARUS KAS

[Nama Perusahaan]
TAHUN 2008

DES. JAN. FEB.


2006 2007 2007
A. PENERIMAAN

Penerimaan Penjualan

Penerimaan Pinjaman

Sub Total Penerimaan

B. PENGELUARAN

Pembelian Aset (Investasi)

Pembelian Bahan Baku

Pembelian Bahan Pembantu

Upah Buruh Produksi

Transport (Pengiriman Produk)

Biaya Produksi Lain-Lain

Gaji Pimpinan

Gaji Staf Administrasi dan Umum

Biaya Pemeliharaan

Beban Pemasaran

Alat Tulis Kantor

Listrik, Air, Telepon

Beban Administrasi Lain-Lain

Angsuran Pokok

Biaya Bunga

Biaya Pajak
Sub Total Pengeluaran
C. SELISIH KAS

D. SALDO KAS AWAL

E. SALDO KAS AKHIR

28
Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________

3). Laporan Tahunan (Annual Report), annual report adalah


laporan yang disampaikan setiap tahun oleh perusahaan
kepada para pemegang sahamnya. Annual report terdiri atas:
1) Informasi verbal, yang berisi opini manajemen atas operasi
tahun lalu dan prospek perusahaan di masa mendatang;
2) Informasi kuantitatif, yang berupa laporan keuangan/
financial statements.

[Nama Perusahaan]

TAHUN 2008
AKTIVA

A. AKTIVA LANCAR
Kas
Piutang
Persediaan
Bahan Baku
Bahan Pembantu
Barang Jadi
Jumlah Aktiva Lancar
B. AKTIVA TETAP
Tanah
Bangunan
Peralatan
Penyusutan
Lain-Lain
Jumlah Aktiva Lancar
JUMLAH AKTIVA (A + B)

29
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

PASIVA

C. HUTANG JANGKA PENDEK


Hutang Dagang
Hutang Jatuh Tempo
Lain-Lain
Jumlah Hutang Jangka Pendek
D. PINJAMAN JANGKA PENDEK
Pinjaman Jangka Panjang
Lain-Lain
Jumlah Pinjaman Jangka Panjang
E. MODAL
Modal Disetor
Laba Ditahan
Jumlah Modal
JUMLAH PASIVA (C + D + E)

Analisis Rasio Keuangan


Penganalisisan rasio keuangan ada beberapa cara, di
antaranya:
1) Analisis horizontal/trend analysis, yaitu membandingkan rasio-
rasio keuangan perusahaan dari tahun-tahun yang lalu dengan
tujuan agar dapat dilihat trend dari raiso-rasio perusahaan
selama kurung waktu tertentu.
2) Analisis vertikal, yaitu membandingkan data rasio keuangan
perusahaan dengan rasio semacam dari perusahaan lain yang
sejenis atau industri untuk waktu yang sama.
3) The du pont chart berupa bagan yang dirancang untuk
memperlihatkan hubungan antara ROI, assets turnover, dan
profit margin.

30
Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________

Rasio Likuiditas
Kemampuan untuk
membayar hutang yang
segera harus dipenuhi
Current ratio dengan aktiva lancar.
Setiap hutang lancar Rp.
1,- dijamin oleh aktiva
lancar Rp. 2,50
Kemampuan untuk
membayar hutang yang
segera harus dipenuhi
Cash ratio
dengan kas yang tersedia
(Ratio of
dalam perusahaan dan efek
immediate
yang dapat segera
solvency)
diuangkan. Setiap hutang
lancar Rp. 1,- dijamin oleh
kas dan efek Rp. 0,71
Kemampuan untuk
membayar hutang yang
segera harus dipenuhi
Quick (Acid dengan aktiva lancar yang
test) ratio lebih likuid (quick assets).
Setiap hutang lancar Rp.
1,- dijamin oleh quick
assets Rp. 1,-

Working
Likuiditas dari total aktiva
capital to
dan posisi modal kerja
total assets
(netto)
ratio

Rasio Leverage

Bagian dari
setiap rupiah
modal sendiri
yang
dijadikan
jaminan
untuk
Total debt to
keseluruhan
Equity ratio
hutang. Rp.
0,63 dari
setiap rupiah
1 sendiri
menjadi
jaminan
hutang.

31
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

Berapa bagian
dari
keseluruhan
kabutuhan
dana yang
dibelanjai
dengan
hutang atau
Berapa bagian
dari aktiva
Total debt to
yang
total capital
digunakan
Assets
untuk
menjamin
hutang. Rp.
0,39 dari
setiap rupiah
aktiva
digunakan
untuk
menjamin
hutang.
Bagian dari
setiap rupiah
modal sendiri
yang
dijadikan
jaminan
untuk hutang
jangka
Long term
panjang. Rp.
debt to
0,33 dari
Equity ratio
setiap rupiah
modal sendiri
digunakan
untuk
menjamin
Hutang
jangka
panjang.
Besarnya
aktiva tetap
tangible yang
digunakan
Tangible
untuk
assets debt
menjamin
coverage
hutang
jangka
panjang
setiap

32
Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________

rupiahnya.
Setiap rupiah
hutang
jangka
panjang
dijamin oleh
aktiva
tangible
sebesar Rp.
3,90
Besarnya
jaminan
keuntungan
untuk
membayar
bunga hutang
jangka
Times panjang.
interest Setiap rupiah
earned ratio bunga hutang
jangka
panjang
dijamin oleh
EBIT sebesar
Rp. 14,3

Rasio Aktivitas

Kemampuan Dana
yang tertanam dalam
keseluruhan aktiva
berputar dalam suatu
periode tertentu atau
kemampuan modal
yang diinvestasikan
untuk menghasilkan
'revenue'. Dana yang
Total Assets
tertanam dalam
Turnover
keseluruhan aktiva
rata-rata dalam satu
tahun berputar 1,33 X
atau setiap rupiah
aktiva selama
setahun dapat
menghasilkan
revenue sebesar 1,33
X

33
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

Kemampuan dana
yang tertanam dalam
piutang berputar
Recievables dalam suatu periode
turnover tertentu. Dalam satu
tahun rata-rata dana
tertanam dalam
piutang berputar 25 X
Periode rata-rata
yang diperlukan
untuk mengumpulkan
piutang. Piutang
Average
dikumpulkan rata-
Collection
rata setiap 15 hari
Periode
sekali. Makin
kecil/makin sedikit
jumlah hari, ACP-nya
makin baik
Kemampuan dana
yang tertanam dalam
inventory berputar
dalam suatu periode
tertentu atau
likuiditas dari
Inventory
inventory dan
Turnover
tendensi untuk
adanya 'overstock'.
Dana yang tertanam
dalam inventory
berputar rata-rata 3,6
X dalam setahun
Periode menahan
Average persediaan rata-rata
day's atau periode rata-rata
inventory persediaan barang di
gudang
Kemampuan modal
kerja (netto) berputar
dalam suatu perisklis
kas (cash cycle) dari
perusahaan. Dana
Working yang tertanam dalam
Capital modal kerja berputar
Turnover rata-rata 4,8 x dalam
setahunnya.

34
Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________

IV. Rasio Keuntungan


Laba bruto per
rupiah
penjualan.
Gross profit Setiap rupiah
margin penjualan
menghasilkan
laba bruto Rp.
0,25,-
Laba operasi
sebelum bunga
dan pajak (net
operating
Operating income) yang
income ratio dihasilkan oleh
(Operating setiap rupiah
profit penjualan.
margin) Setiap rupiah
penjualan
menghasilkan
laba operasi Rp.
0,11
Biaya Operasi
per rupiah
penjualan.
Setiap rupiah
penjualan
Operating
mempunyai
ratio
biaya operasi
Rp. 0,89,-
Makin besar
rasio, berarti
makin buruk
Keuntungan
netto per rupiah
penjualan.
Net profit
Setiap rupiah
margin
penjualan
(sales
menghasilkan
margin)
keuntungan
netto sebesar
Rp. 0.06,-

35
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

Analisis Keuangan Sistem Du Pont


Sistem analisis yang dirancang untuk menunjukkan
hubungan antara return on investment, assets turnover, dan profit
margins.

Du Pont Chart

Return on
investment

Net profit Dikali Asset


margin Dengan turnover

Dibagi Laba setelah Dibagi Laba setelah


Penjualan Penjualan
dengan pajak dengan pajak

Total Dikurangkan Aktiva Harta


Penjualan
biaya dari tetap lancar

Biaya
HPP Surat
operasi Kas
berharga

Depresiasi Bunga Piutang Persediaan

Kurang
Pajak
pendapatan
lain-lain

36
Bab IX. Aspek Teknologi Informasi _____________________________________

BAB IX
ASPEK TEKNOLOGI INFORMASI

Sistem informasi dan teknologi telah menjadi komponen


yang sangat penting bagi keberhasilan bisnis dan organisasi.
Teknologi informasi dapat membantu segala jenis bisnis dalam
meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses bisnis, pengambilan
keputusan manajerial dan kerjasama kelompok kerja hingga
menjadi keunggulan kompetitif dalam pasar yang terus berubah.
Dalam dunia yang serba cepat dan penuh kompetisi
dibutuhkan perusahaan yang mampu menampung dan menyaring
informasi sebanyak mungkin. Kekuatan bisnis saat ini sangat
bergantung pada informasi yang dapat diolah menjadi keunggulan
kompetitif bagi dirinya. Setidaknya ada lima faktor yang sangat
mempengaruhi aspek ini yaitu:
(1) Pertumbuhan internet dan teknologi (internet growth and
technology convergence). Ditandai dengan munculnya
teknologi internet seperti VOIP, Wireless, Komputer yang
semakin cepat dan semakin murah, banyak situs-situs bisnis.
(2) Perubahan lanskap bisnis (transformation of the business
enterprise), banyak perusahan yang telah merubah lanskap
bisnisnya dari konvensional menjadi digital. Misalnya
perusahaan-perusahaan rekaman musik harus merubah
lanskap bisnisnya jika tidak ingin di bajak oleh MP3,
Perbankan yang dahulu hanya melayani bisnis secara
konvensional sekarang telah mengembangkan layanan
digital seperti sms banking, internet banking dsb., atau bisnis
pariwisata seperti agent travel, hotel dan penerbangan yang
mulai memanfaatkan fasilitas e- travel seperti garuda, hotel
yang bisa booking lewat internet dsb.
(3) Pertumbuhan globalisasi ekonomi (growth of a globally
connected economy), munculnya kesadaran untuk membuat
komunitas ekonomi baik secara regional dan global seperti

37
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

integrasi ekonomi Asia, masyarakat ekonomi Eropah dsb.


Pertumbuhan globalisasi ekonomi dicirikan dengan dunia
yang semakin flattening, decentralization, flexibility, location
independence, low transaction and coordination costs,
empowermen, collaborative work and teamwork.
(4) Ledakan informasi dan pengetahuan yang berbasis ekonomi
(Growth of knowledge and information-based economies).
Hal ini ditandai dengan (a) globalisasi ekonomi yang semakin
meningkat seperti Global workgroups, Global delivery
systems (b) munculnya ide-ide baru (produk dan service) di
bidang bisnis akan tetapi product life cycle yang singkat,
lingkungan bisnis yang terus berubah-ubah sehingga
munculnya kesadaran menjadikan pengetahuan sebagai
sumber keunggulan sehingga jargon-jargon seperti
knowledge management, learning organization dsb. menjadi
trend dalam bisnis belakangan ini.
(5) Munculnya perusahaan-perusahaan digital (emergence of
the digital firm) hal ini ditandai dengan banyaknya bisnis
berbasis digital seperti amazon.com, Inc.

Gbr 9.1. The Emerging Digital Firm


Sumber: Loudon, Management Information System, 2006

38
Bab IX. Aspek Teknologi Informasi _____________________________________

9.1. Pengertian Teknologi Informasi


Banyak istilah yang berhubungan dengan teknologi
informasi karena banyaknya perubahan dan tidak adanya
kesepakatan istilah yang digunakan. Beberapa istilah yang sering
digunakan adalah yaitu: sistem informasi manajemen, sistem
informasi manajemen berbasis komputer, teknologi informasi (TI),
teknologi sistem informasi, teknologi komputer, manajemen
informasi, dan sistem informasi (Jogiyanto, 2003:2).
Menurut beberapa pakar teknologi terdapat beberapa
definisi teknologi informasi (dalam Abdul Kadir dan Terra), yaitu:
a. Menurut Haag dan Keen, teknologi informasi adalah
seperangkat alat yang membantu Anda bekerja dengan
informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan
dengan pemrosesan informasi.
b. Menurut Martin, teknologi informasi adalah hal yang tidak
hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras
dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses
dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup
teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi.
c. Menurut Williams dan Sawyer, teknologi informasi adalah
teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer)
dengan jalur komunikasi kecepatan tinggi yang membawa
data, suara, dan video.
d. Menurut Rahardjo (2002: 74), teknologi informasi adalah
sama dengan teknologi lainnya, hanya informasi merupakan
komoditas yang diolah dengan teknologi tersebut. Dalam
hal ini, teknologi mengandung konotasi memiliki nilai
ekonomi yang mempunyai nilai jual.

Dari definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa teknologi


informasi tidak sekedar berupa teknologi komputer, tetapi juga
mencakup teknologi komunikasi. Dengan kata lain, teknologi
informasi adalah gabungan antara teknologi komputer dan
teknologi telekomunikasi, manajemen, dan organisasi.

39
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

9.2. Klasifikasi Sistem Teknologi Informasi


Sistem teknologi informasi dapat dibedakan dengan
berbagai cara pengklasifikasian. Menurut Kadir dan Triwahyuni
(2003) Teknologi Informasi dapat diklasifikasikan atas:
a) Menurut fungsi yang diemban sistem, sistem teknologi
informasi dapat dibedakan atas:
1) Embedded IT system adalah sistem teknologi informasi
yang melekat pada produk lain. Contohnya sistem VCR
(Video Cassette Recorder) memiliki sistem teknologi
informasi yang memungkinkan pemakai dapat merekam
tayangan televisi.
2) Dedicated IT system adalah sistem teknologi informasi
yang dirancang untuk melakukan tugas-tugas khusus.
Contohnya, ATM (Anjungan Tunai Mandiri) dirancang
secara khusus untuk melakukan transaksi keuangan bagi
nasabah bank.
3) General purpose IT system adalah sistem teknologi
informasi yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai
aktivitas yang bersifat umum. Contohnya, PC (Personal
Computer).
b) Menurut departemen dalam perusahaan bisnis, TI dibedakan
atas: sistem informasi akutansi, sistem informasi pemasaran,
sistem informasi produksi, dan lain-lain.
c) Menurut dukungan terhadap level manajemen dalam
perusahaan, TI dapat dibedakan atas: sistem pemrosesan
transaksi, sistem pendukung keputusan, dan sistem informasi
eksekutif.

40
Bab IX. Aspek Teknologi Informasi _____________________________________

Gbr 9.2. Klasifikasi Teknologi


Sumber: Loudon, Management Information System, 2006

9.3. Peranan Sistem Informasi bagi Perusahaan


Pada dasarnya peranan TI bagi setiap perusahaan bersifat
unik dan spesifik. Hal ini disebabkan karena masing-masing
perusahaan memiliki strategi yang berbeda satu dengan yang
lainnya. Walaupun dua buah perusahaan misalnya berada pada
sebuah industri yang sama, namun peranan teknologi
informasinya bisa sangat berbeda.

41
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

Enterprise Systems

Gbr. 9.3. Traditional View System dan Entreprise System


Sumber: Loudon, Management Information System, 2006

Dari kedua gambar di atas terlihat perbedaaan antara


perusahaan yang belum menggunakan teknologi informasi secara
maksimal (traditional system) di mana proses bisnis masih dilakukan
secara manual, dan perusahaan yang telah menggunakan
teknologi informasi secara maksimal (entreprise system).
Menurut Obrien (2005) ada tiga peranan penting sistem
informasi bagi perusahaan yaitu:
1. Mendukung proses bisnis: pembelian pelanggan, penelusuran
persediaan, pembayaran gaji karyawan, pembelian barang,
mengevaluasi trend penjualan, dsb.

42
Bab IX. Aspek Teknologi Informasi _____________________________________

2. Mendukung pengambilan keputusan: keputusan barang apa


yang harus dibeli atau dihentikan, investasi yang dibutuhkan,
dsb.
3. Mendukung berbagai strategi untuk keunggulan kompetitif:
database pelanggan, membangun program loyalitas
pelanggan, dll.

Sedangkan menurut Loudon (2006) sistem informasi akan


sangat mendukung perusahaan pada proses bisnis dan aktivitas
manajemen.

Gbr 9.4. The Business Information Value Chain


Sumber: Loudon, Management Information System, 2006

Dengan adanya Teknologi Informasi (TI), maka


produktivitas perusahaan akan meningkat, dan dapat membuat
strategi kompetitif yang baru seperti membuat model bisnis yang
sulit ditiru oleh pesaing. Contoh Dell Computer yang dapat
membuat komputer berdasarkan kebutuhan dan kondisi keuangan
para konsumen, atau Ebay yang mampu membangun situs lelang
terbesar yang memungkinan jutaan orang bertransaksi secara
online.
Teknologi informasi (TI), yang dikhususkan untuk
pengolahan data menjadi informasi yang bermanfaat bagi

43
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

organisasi. Teknologi informasi terus-menerus mengalami


perkembangan baik dari segi bentuk, ukuran, kecepatan dengan
kemampuan untuk mengakses multimedia dan jaringan komputer.

Sumber: Loudon, Management Information System, 2006

Di satu sisi perusahaan sadar bahwa sudah saatnya harus


memiliki suatu sistem TI yang menunjang bisnis mereka, sementara
di lain pihak mereka harus mengeluarkan biaya yang relatif cukup
besar untuk dapat merancang dan mengimplementasikan TI yang
dibutuhkan. Tanpa memiliki TI yang cukup canggih, sulit bagi
perusahaan untuk bersaing dengan perusahaan besar lainnya baik
dari dalam maupun dari luar negeri (Indrajit, 2004).
Menurut Jogiyanto (2003) sistem teknologi informasi
memberikan lima peran utama di dalam organisasi:
a. Meningkatkan efisiensi, yaitu menggantikan manusia dengan
teknologi di proses produksi.
b. Meningkatkan efektivitas, yaitu menyediakan informasi bagi
para manajer di organisasi untuk mendukung proses
pengambilan keputusan dengan lebih efektif yang didasarkan
dengan informasi yang akurat, tepat waktu, dan relevan sehingga

44
Bab IX. Aspek Teknologi Informasi _____________________________________

mendapat hasil produksi yang akurat dan bebas dari cacat


produksi sesuai dengan sasaran produksi yang diinginkan.
c. Meningkatkat komunikasi, yaitu mengintegrasikan penggunaan
sistem teknologi informasi dengan menggunakan email dan
chat.
d. Meningkatkan kolaborasi, yaitu dengan menggunakan video
conference dan teleconference.
e. Meningkatkan kompetitif, yaitu sistem teknologi informasi
digunakan untuk keunggulan kompetisi.

Menurut Indrajit (2003) jika ditinjau dari segi peranan


strategis TI, terdapat lima jenis tujuan dari dilakukannya investasi
terhadap teknologi tersebut, yaitu:
1) Karena alasan kelangsungan hidup perusahaan atau bisnis
itu sendiri, dalam arti bahwa perusahaan melihat keberadaan
TI di dalam bisnis terkait sifatnya adalah mutlak. Contohnya
adalah perusahaan semacam bank retail, hotel berbintang
lima, transportasi penerbangan, dan lain sebagainya yang
tidak mungkin dapat bertahan lama dalam ketatnya
persaingan bisnis tanpa diperlengkapi oleh TI.
2) Perusahaan melakukan investasi TI karena alasan ingin
memperbaiki efisiensi. Diharapkan dengan diimplementasikannya
TI dalam sejumlah aktivitas tertentu, maka akan dilakukan
proses reduksi atau optimalisasi terhadap alokasi berbagai
sumber daya perusahaan, seperti: manusia, waktu, biaya,
material, aset, dan lain-lain. Biasanya TI dipergunakan biaya
komunikasi dan transaksi.
3) Tujuan investasi TI adalah untuk memperbaiki efektivitas
usaha (do the right thing), di mana TI akan dipergunakan
untuk menopang kehandalan kegiatan bisnis.
4) Keinginan perusahaan untuk mendapatkan keunggulan
kompetitif agar dapat meninggalkan para pesaing bisnisnya
dengan mengembangkan TI yang tidak terdapat pada
perusahaan lain yang belum memilikinya. Dalam hal ini
diterapkan melalui konsep manajemen baru, di mana secara
signifikan implementasi berbagai perangkat TI diharapkan

45
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

membawa perusahaan jauh di depan dibandingkan dengan


para pesaing bisnisnya.
5) TI sebagai salah satu perangkat infrastruktur yang tidak dapat
dihindari keberadaannya bagi sebuah perusahaan di era
global ini. Adalah merupakan suatu standar bagi perusahaan
dewasa ini untuk memiliki corporate website yang dapat
diakses oleh para calon pelanggan di seluruh dunia,
menggunakan email sebagai sarana berkomunikasi sehari-
hari, dan lain sebagainya, di mana keseluruhan perangkat
tersebut sudah menjadi sebuah infrastruktur usaha yang
harus dimiliki oleh perusahaan.

Peranan TI pada masa sekarang tidak hanya


diperuntukkan bagi organisasi, melainkan juga untuk kebutuhan
perseorangan. Bagi organisasi, TI dapat digunakan untuk
mencapai keunggulan kompetitif, sedangkan bagi perseorangan TI
dapat digunakan untuk mencapai keunggulan pribadi, termasuk
untuk mencari pekerjaan (Kadir dan Tera, 2003).

9.4. Pemanfaatan Teknologi Informasi


Teknologi kini semakin marak diperbincangkan karena
diyakini dapat memberi keunggulan bersaing. Contohnya bank
BCA, meski bukan yang pertama dalam memanfaatkan TI sebagai
keunggulan utamanya, namun terus-menerus menciptakan
produk-produk layanan yang inovatif yang berbasis TI.
Keunggulan bersaing ini dapat dicapai melalui banyak cara
misalnya, harga terjangkau, kualitas terjamin, keramahan,
kecepatan layanan, dan lain sebagainya. Berkaitan dengan
pemanfaatan TI dalam perusahaan, keunggulan kompetitif
mengacu pada penggunaan TI untuk meningkatkan kualitas
informasi, kontrol kinerja perusahaan, dan peningkatan layanan
untuk memenangkan pasar. Ide dasarnya adalah perusahaan
menggunakan TI baik sebagai alat bantu maupun strategi yang
tangguh untuk mengintegrasikan dan mengolah data dengan

46
Bab IX. Aspek Teknologi Informasi _____________________________________

cepat dan akurat serta untuk penciptaan produk layanan baru


sebagai daya saing untuk menghadapi kompetisi.
Teknologi informasi juga dimanfaatkan oleh banyak
organisasi sebagai kekuatan untuk menghadapi persaingan yang
semakin ketat dewasa ini. banyak manfaat yang dipetik oleh
perusahaan dengan penggunaan TI, (Loudon, 2006) yaitu:
1) Help to unify the firm’s structure and organization: one
organization (integrasi data dan informasi). Pembangunan TI,
memungkinkan perusahaan untuk mengintegrasikan data baik
berupa data set up maupun data transaksi yang dilakukan dari
berbagai lingkungan jaringan.
2) Management: firm wide knowledge-based management
processes. Sistem pengorganisasian data memungkinkan
sistem bebas redudansi data. Pembangunan TI yang
bertumpu pada sistem pengorganisasian data, akan
menghindarkan sistem dari bahaya duplikasi data (redudansi)
artinya perubahan terhadap data yang satu belum tentu akan
diikuti perubahan data duplikatnya.
3) Business: more efficient operations & customer-driven business
processes. Meningkatkan kualitas produk dan kecepatan
layanan konsumen. Melalui TI, semua departemental dalam
perusahaan akan mendapat aliran informasi yang tepat pada
waktunya sehingga kualitas produksi dapat ditingkatkan. Karena
departemen persediaan barang dan departemen produksi
dapat memperoleh informasi yang jelas dan tepat dalam
waktu yang singkat, yang akan berdampak pada peningkatan
layanan konsumen. Meningkatkan citra perusahaan.
Pembangunan TI akan meningkatkan citra perusahaan dari
sudut pandang internal maupun eksternal perusahaan.
Layanan konsumen akan sangat cepat dilakukan sehingga
kepercayaan masyarakat meningkat dan akan mengalirkan
simpati yang cukup besar untuk mendorong tingkat pembelian
produk dari perusahaan.
4) Technology: unified platform. Meningkatkan kecepatan dan
keakuratan penyusunan laporan manajerial. Tuntutan akan
ketersediaan laporan manajerial yang standar sering
mengakibatkan tekanan psikologis yang sangat tinggi bagi

47
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

para manajer. Untuk itu TI membantu menghasilkan laporan


yang memudahkan dalam penyusunan laporan manajerial.

Sumber: Loudon, Management Information System, 2006

Menurut Jogiyanto (2003) sistem teknologi informasi dapat


dimanfaatkan di internal atau di eksternal organisasi. Di internal
organisasi TI dapat diterapkan di fungsi-fungsi organisasi dan di
tingkatan-tingkatan manajemen. Sistem TI yang diterapkan secara
eksternal merupakan sistem TI internal yang ditarik ke luar
organisasi menggunakan teknologi komunikasi. Tujuan dari sistem
TI ini adalah untuk menjangkau pihak eksternal perusahaan
secara lebih efektif sehingga menjangkau secara langsung
pemasok dan pelanggan perusahaan supaya perusahaan dapat
memenangkan persaingan, karena sistem TI seperti ini sekarang
merupakan alat yang memungkinkan menciptakan keunggulan
kompetisi.
Manfaat TI di bidang bisnis dapat dijadikan sebagai produk
atau dapat digunakan sebagai alat (tools). Jadi, sebuah
perusahaan dapat menghasilkan produk TI atau dapat
menggunakan TI untuk menghasilkan produk atau layanannya.

48
Bab IX. Aspek Teknologi Informasi _____________________________________

Dalam hubungan pembeli-penjual, informasi dapat


menentukan daya tawar relatif dari konsumen serta informasi
mendefinisikan relasi dengan pemasok. Adanya sebuah relasi
berarti bahwa perusahaan telah membangun saluran khusus
secara elektronik (TI).
Dalam pemanfaatan TI oleh perusahaan akan
memunculkan sebuah kebimbangan yaitu bagian mana dari fungsi
TI yang sebaiknya diambil dari luar (outsourced) dan yang
sebaiknya disediakan sendiri oleh perusahaan. Dalam hal ini
pertimbangan yang mendasar apakah operasi teknologi tertentu
memberikan manfaat strategis atau apakah hanya merupakan
komoditas yang tidak akan membedakan kita dengan pesaing.
Teknologi informasi kemudian tidak hanya menjadi komplemen
dari sumber keunggulan bersaing tradisional, tetapi menjadi
sumber keunggulan bersaing maupun pencipta basis persaingan
yang baru.

9.5. Risiko dan Kegagalan Penerapan Teknologi Informasi


Masalah investasi dan penggunaan di bidang TI
merupakan hal yang cukup memusingkan bagi perusahaan. Di
satu sisi perusahaan sadar bahwa harus memiliki TI yang dapat
menunjang bisnis, sementara di lain pihak perusahaan harus
mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk dapat merancang
dan mengimplementasikan TI yang dibutuhkan. Tanpa memiliki TI
yang cukup canggih, sulit bagi perusahaan untuk bersaing dengan
perusahan lain.
Dalam pemanfaatan TI, tentu mengandung risiko atau
kegagalan yang mungkin saja terjadi di dalam perusahaan. Risiko-
risiko atau kegagalan-kegagalan tersebut tersebut antara lain:
a) Gagalnya penerapan TI karena faktor internal dan eksternal
perusahaan yang belum siap untuk mengimplementasikan TI
sehingga investasi telah keluar secara percuma dan tidak
dapat dikembalikan lagi.

49
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

b) Tingginya biaya pemeliharaan dan pengembangan teknologi


yang harus ditanggung oleh perusahaan. Sehingga walaupun
secara bisnis telah terjadi peningkatan output, membengkaknya
biaya overhead pemeliharaan maupun pengembangan TI
telah menyebabkan tingginya faktor input yang dibutuhkan
sehingga secara langsung berdampak pada perhitungan
produktifitas.
c) Cepatnya perkembangan dan perubahan inovasi TI sehingga
perusahaan harus terus meng-up date TI yang dimilikinya
untuk dapat terus bersaing secara kompetitif. Padahal dalam
penerapan TI perusahaan harus mengeluarkan investasi yang
cukup besar.

Perusahaan harus memahami TI yang digunakan dengan


tingkat keamanan yang dibangun di sekeliling database dan
software secara hati-hati karena TI yang digunakan sangat rentan
terhadap gangguan dari luar seperti hacker, virus dan gangguan
lainnya yang merugikan perusahaan.

Perusahaan yang menggunakan IT

Perusahaan Story
Amazon.com Berhasil melakukan efisiensi gudang hingga
40%. Dan dapat menangani tiga kali lipat dari
volume yang dapat mereka tangani pada tahun
1999. Perputaran persedian gudang sebanyak
20x, melebihi gudang-gudang lain yang hanya
15x. Awalnya ketika ada ide investasi terkesan
bunuh diri dan menghabiskan banyak sekali
uang, ungkap Jef Bezos selaku CEO amazon
Wesco Internasional Sebuah perusahaan bernilai 3.9 miliar yang
berlokasi di Pittsburgh, dengan core business
alat-alat pemeliharaan, perbaikan serta
pengoperasian alat-alat perusahaan
manufaktur. Dengan melayani lebih dari 10.000
pelanggan di seluruh dunia dan memiliki 360
kantor cabang dan 6000 karyawan.
Pada awalnya perusahaan melayani
order/pesanan melalui telepon, sehingga

50
Bab IX. Aspek Teknologi Informasi _____________________________________

pengumpulan informasi untuk pembelian dan


melayani pelanggan menghabiskan 40% waktu
tenaga penjualan.

Untuk mengatasi hal ini Wesco Internasional


mengembangkan system e-business baru untuk
menghubungkan sistem pesanan pelanggan
dengan sistem persediaan.
Dengan sistem yang baru perusahaan dapat
menghemat waktu setiap panggilan telepon
sebanyak 6 menit/transaksi, dan dapat
menghemat sebanyak $ 12 juta/tahun jika dapat
menghemat waktu tenaga penjual sebanyak 3
jam/minggu.

Hershey Foods Pada awalnya gagal membangun sistem IT,


akhirnya berhasil mengembangkan sistem
ERP-nya (Entreprise resources planning).
A. Dec Inc Setelah mengganti sistem IT perusahaannya,
perusahaan berharap mampu mengotomisasi
bisnisnya sehingga menjadi lebih cepat, akan
tetapi mereka malah tertinggal dan kehilanggan
banyak bisnis akibat pekerja yang tidak
memahami sistemnya.
Akhirnya dilakukan desain ulang sistem
pemrosesan dan melatih para karyawannya
selama 6 bulan.
Kodak Co, HP dan Menghabiskan banyak waktu dan uang untuk
Amersham Biosciences melakukan penelitian, membuat laporan, bahan
promosi, dsb.
Akhirnya meminta Eloquent Inc, untuk membuat
software navigasi dan produksi inti yang
memungkinkan perusahaan untuk memberikan
informasi produk lengkap.
Aviall Inc Idenya mengubah sistem katalog menjadi bisnis
logistik berskala penuh.
Menginvestasikan $ 30 juta hingga $ 40 juta
untuk membangun infrastruktur IT. Pada
awalnya sistem ERP yang dibangun gagal
mengotomisasi dan mengintegrasi pemrosesan
pesanan, pengendalian persediaan, akuntansi
keuangan dan sistem SDM.
Akhirnya memperbaiki software yang ada
dengan menambahkan beberapa software baru

51
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

dan membuat situs web. Saat ini situs web


menyumbang sebesar 7,5% dari pendapatan
($60 juta) dan melakukan penghematan sebesar $8
dolar/transaksi jika pesanan melalui telepon.
Pacific Gas and Electric Co Menghabiskan biaya sebesar $240 juta untuk
mengembangkan sistem pelayanan pelanggan
yang meliputi penggantian hardware, software,
jasa konsultasi, dan proses uji coba.
Sebelumnya para karyawan PG&E harus
menunggu beberapa hari untuk memperbarui
rekening pelanggan dengan mengikuti proses
pekerjaan di tiap batch di-mainframe.
Sumber: O’Brien, James, Introduction to information system, 12th ed, 2005

52
Bab X. Memahami Perilaku Konsumen __________________________________

BAB X
MEMAHAMI PERILAKU KONSUMEN

Secara sederhana, perilaku konsumen mengacu kepada


perilaku yang ditunjukkan oleh individu dalam membeli dan
menggunakan barang dan jasa. Studi secara sistematis mengenai
konsumen telah berkembang pesat sejak dekade 1950-an. Disiplin
ilmu perilaku konsumen banyak mengadaptasi dari berbagai
disiplin ilmu lain. Lingkup studi perilaku konsumen meliputi
sejumlah aspek krusial sebagai berikut:
♦ Siapa yang membeli produk atau jasa? (WHO)
♦ Apa yang dibeli? (WHAT)
♦ Mengapa membeli produk atau jasa tersebut? (WHY)
♦ Kapan membeli? (WHEN)
♦ Di mana membelinya? (WHERE)
♦ Bagaimana proses keputusan pembeliannya? (HOW)
♦ Berapa sering membeli dan atau menggunakan produk/jasa?
(HOW OFTEN)

Salah satu faktor fundamental dalam studi perilaku


konsumen adalah premis bahwa "people often buy products not
for what they do, but for what they mean", artinya konsumen
membeli sebuah produk bukan semata-mata karena mengejar
manfaat fungsionalnya, namun juga mencari makna tertentu
seperti manfaat emosional (emotional benefit). Hermawan
Kartajaya dalam bukunya Marketing in Venus menyebutkan bahwa
emotional benefit dari pelanggan lebih menjadi nilai tambah
kepada perusahaan dibanding functional benefit semata.
Makna konsumsi sebuah produk bisa bermacam-macam
untuk konsumen yang berbeda. Ada empat tipe makna konsumsi
yang dialami konsumen, yaitu:

53
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

™ Self-concept attachment, yaitu produk membantu pembentukan


identitas diri konsumen. Contohnya: pembelin parfum dan
produk lain yang bermerek eksklusif.
™ Nostalgic attachment, yaitu produk bisa menghubungkan
konsumen dengan kenangan masa lalunya. Contohnya;
pembelian album musik lama.
™ Interdependence, di mana produk menjadi identitas sehari-hari
pelanggan. Contohnya; pembelian sabun mandi.
™ Love, di mana produk membangkitkan ikatan emosional
tertentu. Contohnya; Hash House Harrier.

Kenyataan menunjukkan bahwa keinginan dan tindakan


konsumen kadangkala menghasilkan konsekuensi negatif
terhadap diri sendiri dan atau masyarakat sekitarnya. Kondisi ini
biasa diakibatkan tekanan sosial dan eksposur berlebihan yang
sulit diwujudkan. Situasi-situasi negatif ini disebut "the dark side of
consumer behaviour", diklasifikasikan sebagai berikut:
ƒ Addictive consumption, misalnya; kecanduan internet,
videogames.
ƒ Compulsive consumption, misalnya; 'shopaholics', kecanduan
berbelanja.
ƒ Consumed consumers, misalnya; prostitusi, penjualan organ
tubuh serta aktivitas-aktivitas ilegal.

Terdapat berbagai macam definisi spesifik mengenai


perilaku konsumen, (Tjiptono, 2005) di antaranya sebagai berikut:
ƒ Perilaku konsumen (consumer behavior) adalah "aktivitas-
aktivitas individu dalam pencarian, pengevaluasian,
pemerolehan, pengonsumsi, dan penghentian pemakaian
barang dan jasa" (Craig – Lees, Joy & Browne, 1995).
ƒ Perilaku konsumen adalah "studi mengenai proses-proses
yang terjadi pada saat individu atau kelompok menyeleksi,
membeli, menggunakan, atau menghentikan pemakaian
produk, jasa, ide, atau pengalaman dalam rangka memuaskan
keinginan dan hasrat tertentu" (Solomon, 1997).

54
Bab X. Memahami Perilaku Konsumen __________________________________

ƒ Perilaku konsumen adalah "Perilaku yang ditunjukkan oleh


konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi
dan menghentikan konsumsi produk, jasa dan gagasan"
(Schiffman & Kanuk, 2000).
ƒ Perilaku konsumen adalah "studi mengenai individu, kelompok,
organisasi dan proses-proses yang dilakukan dalam memilih,
menentukan, mendapatkan, menggunakan dan menghentikan
pemakaian produk, jasa, pengalaman atau ide untuk
memuaskan kebutuhan serta dampak proses-proses tersebut
terhadap konsumen dan masyarakat" (Hawkins, Best & Coney,
2001).
ƒ Perilaku konsumen adalah "aktivitas mental dan fisik yang
dilakukan oleh pelanggan rumah tangga (konsumen akhir) dan
pelanggan bisnis yang menghasilkan keputusan untuk
membayar, membeli, dan menggunakan produk dan jasa
tertentu" (Sheth & Mittal, 2004).

Secara skematis, dimensi perilaku konsumen meliputi


tiga aspek utama, yaitu; tipe, perilaku, dan peranan pelanggan.

Aktivitas Mental
Konsumen akhir Users
Konsumen bisnis Aktivitas Fisik Buyers Payers

Tipe Pelanggan Perilaku Peranan

Perilaku Konsumen di Indonesia


Berbagai riset pasar dilakukan untuk melihat kondisi
perilaku konsumen di Indonesia, survei yang dilakukan seringkali
tidak akurat karena melihat data demografis yang memilah
konsumen berdasarkan usia, jenis kelamin, lokasi, besar
pengeluaran. Sehingga survei yang ada berfokus pada siapa
(konsumen) dan apa (produk), ketimbang bagaimana dan apa
yang menjadi dasar pertimbangan dalam membeli produk. Survei
yang dilakukan oleh Lowe Indonesia dan lembaga Riset Prompt

55
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

pada akhir 2005 menunjukkan 8 tipikal konsumen Indonesia


berdasarkan psikografis yakni confident establish (bapak baik-
baik) 15,2%, the optimistic domestic goddes (ibu PKK) 13,2%, the
change expectanting lad (demi teman) 10,5%, the cheerful
humanist (si lembut hati) 12,1%, the introvert wallflower (si pasrah)
8,1%, the savy conqueror/cityslickers (main untuk menang) 16%,
the networking pleasure seeker (gaul, glamour) 11%, the
spontaneoues fun- loving (bintang panggung) 13,6%.

Kerangka Analisis Perilaku Konsumen


Tjiptono (2005) Proses keputusan konsumen bisa
diklasifikasikan secara garis besar ke dalam tiga tahap utama,
yakni; prapembelian, konsumsi, dan evaluasi purnabeli.
Tahap
Tahap Pra – Pembelian Tahap konsumsi evaluasi

Identifikasi Pencarian Evaluasi Pembelian & Evaluasi


kebutuhan informasi Alternatif konsumsi purnabeli

Identifikasi Kebutuhan
Proses pembelian diawali ketika seseorang mendapatkan
stimulasi yang mendorong pertimbangan pembelian barang atau
jasa tertentu. Stimulasi berupa:
ƒ Commercial cues, yaitu stimulasi berupa promosi perusahaan
ƒ Social cues, adalah stimulasi dari kelompok referensi yang
dijadikan panutan. Kelompok referensi diklasifikasikan ke
dalam beberapa kategori, yaitu:
♦ Frekuensi kontak; kelompok primer dan kelompok skunder
♦ Sifat keanggotaan; symbolic group dan membership group
♦ Tingkat formalitas; kelompok informal dan kelompok formal
♦ Kebebasan memilih; ascribed group dan choice group
.

56
Bab X. Memahami Perilaku Konsumen __________________________________

Frekuensi Kotak
Sifat Keanggotaan Kelompok Primer Kelompok Sekunder
ƒ Keluarga ƒ Asosiasi profesional
ƒ Organisasi kerja ƒ Credit unions
ƒ Kelompok rohani ƒ Sukarelawan
Membership Group ƒ Kelompok kampanye politik
Persaudaraan atau
ikatan alumni

ƒ Role model pribadi ƒ Selebriti


ƒ Orang lain yang ƒ Perusahaan-
berpengaruh perusahaan yamg
Symbolic Group
ƒ Orang yang dikagumi masuk dalam
secara diam-diam Fortune 500.

Sumber: Sheth&Mital, Consumer Behaviour, A Managerial Perspective, 2004

Sementara itu, Sheth, et al. (1991) menegaskan bahwa


perilaku konsumsi setiap individu dipengaruhi oleh lima kebutuhan
utama di bawah ini.
1. Kebutuhan fungsional
Suatu barang/jasa bisa memuaskan kebutuhan ini melalui
tujuan/kegunaan fisik atau fungsionalnya. Misalnya sabun
cuci membersihkan kotoran.
2. Kebutuhan sosial
Suatu barang/jasa dapat memuaskan kebutuhan sosial
melalui asosiasinya dengan segmen demografi, sosioekonomis,
atau etnik kultur masyarakat tertentu
3. Kebutuhan emosional
Kebutuhan ini terpuaskan melalui penciptaan emosi dan
perasaan yang tepat, misalnya rasa senang seseorang
menerima kado.
4. Kebutuhan episdemik
Yaitu kebutuhan manusia untuk mengetahui atau
mempelajari suatu yang baru. Pemuasnya dapat
direalisasikan dengan berbagai cara, misalnya nonton TV.

57
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

5. Kebutuhan situasional
Produk-produk tertentu dapat memuaskan kebutuhan yang
bersifat situasional atau tergantung pada waktu dan
tempat. Misalnya, kebutuhan akan reparasi mobil darurat
selama perjalanan ke luar kota.

Sementara itu, keinginan merupakan hasrat akan


pemuasan tertentu dari suatu kebutuhan. Keinginan lebih bersifat
contexs-driven sehingga lebih mudah berubah dibandingkan
kebutuhan. Orang biasa saja memiliki kebutuhan yang sama,
tetapi keinginan berbeda-beda.
Kehadiran dan pertumbuhan pasar electronic retailers telah
menghadirkan platform ritel alternatif yang menawarkan kenyamanan,
kemudahan, kecepatan, fleksibelitas, dan pelayanan. Aspek hiburan
dalam dunia ritel (entertailing) mulai banyak diimplementasikan
sebagai alat bersaing utama. Sehubungan dengan pentingnya
aspek entertailing berbagai upaya telah dilakukan untuk
memahami motif-motif hedonis yang mendorong konsumen untuk
berbelanja. Studi eksploratoris kualitatif dan kuantitatif yang
dilakukan Arnold & Reynolds (2003) mengidentifikasikan enam
faktor motivasi belanja hedonis:
1. Adventure shopping, yaitu belanja untuk petualangan.
2. Social shopping, yaitu belanja untuk menikmati kebersamaan
dan berinteraksi dengan orang lain.
3. Gratification shopping, yaitu berbelanja sebagai perlakuan
khusus bagi diri sendiri.
4. Idea shopping, yaitu berbelanja untuk mengikuti tren dan
inovasi baru.
5. Role shopping, kesenangan berbelanja untuk orang lain.
6. Value shopping, yaitu berbelanja untuk mendapatkan harga
khusus.

58
Bab X. Memahami Perilaku Konsumen __________________________________

Motivasi Berbelanja Hedonis, menurut Arnold & Reynolds


(2003), yaitu:
No TIPE ITEM/SKALA PENGUKURAN
ƒ berbelanja bagaikan berpetualang
ƒ berbelanja dapat membangkitkan
1 Adventure Shopping semangat
ƒ berbelanja membuat diri menjadi
diri-sendiri
ƒ berbelanja sesuai mood
2 Grafication Shopping ƒ berbelanja untuk mengobati stres
ƒ berbelanja untuk memanjakan diri
ƒ berbelanja agar orang lain bahagia
3 Role Shopping ƒ berbelanja untuk teman & keluarga
ƒ berbelanja untuk mencari kado
ƒ berbelanja ketika ada diskon
4 Value Shopping
ƒ berbelanja dengan tawar-menawar
ƒ berbelanja dengan teman atau
keluarga
5 Social Shopping ƒ berbelanja untuk ‘gaul’
ƒ berbelanja dengan orang lain dapat
mengeratkan ikatan persahabatan
ƒ berbelanja untuk mengikuti trend
6 Idea Shopping ƒ berbelanja untuk melihat fashion
terbaru

Pencarian Informasi
Pencarian informasi bisa dilakukan secara pasif maupun
proaktif. Dalam pencarian internaf (pasif), konsumen mengakses
dan mengandalkan memorinya berkenaan dengan informasi-
informasi relevan menyangkut produk atau jasa yang akan dibeli.
Sedangkan dalam pencarian eksternal (proaktif), konsumen
mengumpulkan informasi-informasi baru melalui sumber-sumber
lain selain pengalaman sendiri.
Berdasarkan karakteristik personal versus impersonal dan
independensinya, sumber informasi bisa dikelompokkan sebagai
berikut:

59
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

™ Impersonal advocate sources, meliputi iklan media cetak dan


media elektronik.
™ Impersonal independent sources, terdiri dari informasi-
informasi pada artikel dan broadcast programming.
™ Personal advocate sources, yaitu informasi dari wiraniaga.
™ Personal independent sources, berupa informasi yang
didapatkan dari teman dan saudara.

Ditilik dari pihak yang mengendalikannya, sumber informasi


diklasifikasikan sebagai berikut:
™ Consumer dominated sources, yaitu informasi interpersonal
yang didominasi pelanggan dan berada di luar kendali pasar.
™ Marketer dominated sources, yaitu sumber informasi yang
bisa dikendalikan pemasar.
™ Neutral sources, yaitu sumber informasi yang berada di luar
kendali pemasar dan konsumen.

Sheth & Mittal (2004) mengelompokkan sumber informasi


ke dalam dua jenis, yaitu sumber pemasar dan sumber nonpemasar.
Sedangkan Murray (1991) mengelompokkan sumber-sumber
informasi ke dalam tujuh kategori, yakni; impersonal advocate
sources, impersonal independent sources, personal independent
sources, personal advocate sources, observasi langsung,
pengalaman pribadi dan outright purchase sources. Berdasarkan
penelitian Murray konsumen yang membeli jasa cenderung
bersifat:
ƒ Memiliki preferensi yang lebih rendah untuk melakukan
outright purschase.
ƒ Lebih mengutamakan dan mengandalkan sumber informasi
personal.
ƒ Meyakini bahwa personal independent sources lebih efektif.
ƒ Lebih mempercayai sumber-sumber personal.
ƒ Tidak terlalu mengandalkan observasi dan/atau product trial.
ƒ Lebih mengutamakan sumber internal manakala konsumen
bersangkutan berpengalaman dalam kategori produk.

60
Bab X. Memahami Perilaku Konsumen __________________________________

Awareness Set
(Semua Merek yang diminati)

Evoked Set Merek-merek yang TIDAK


(Merek-merek yang diingat) diingat

Consideration Set Merek-merek yang TIDAK


(Merek-merek yang dipertimbangkan untuk dibeli
dipertimbangkan untuk
dibeli)

Gambar Pencarian Informasi


Awareness Set, Evoked Set, dan Consideration Set
Sumber: Tjitono, Pemasaran Jasa, 2005

Evoked set pada jasa cenderung lebih sedikit daripada


barang. Ada 3 penyebabnya:
1. Adanya perbedaan retailing pada jasa dan barang.
2. Jarangnya dijumpai beberapa perusahaan jasa homogen
yang menjual jasa di lokasi yang sama.
3. Evoked set jasa yang lebih sedikit karena sulitnya
mendapatkan informasi prapembelian yang memadai
tentang jasa.

Peter & Donnely (2003), mengelompokkan sumber


informasi bagi pelanggan ke dalam lima kategori, yaitu:
1. Sumber internal, berupa pengalaman sebelumnya dalam
menangani kebutuhan serupa.
2. Sumber kelompok, yaitu pihak-pihak relevan lain (seperti
teman, keluarga, tetangga, dan rekan kerja) yang diyakini
konsumen memiliki keahlian khusus dalam keputusan
pembelian terkait.
3. Sumber pemasaran, berupa iklan, wiraniaga, dealer,
kemasan, dan pajangan.

61
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

4. Sumber publik, meliputi publisitas (seperti artikel koran


tentang produk) dan pemeringkatan independen terhadap
produk, contohnya laporan hasil riset produk dan Warta
Konsumen.
5. Sumber eksperiensial, yaitu menangani, menilai, dan
mungkin pula mencoba produk atau jasa sewaktu
berbelanja.

Secara garis besar, strategi pencarian informasi meliputi


beberapa hal sebagai berikut:
™ Mencari lebih banyak informasi, khususnya dari sumber
personal terpercaya.
™ Mengandalkan reputasi perusahaan jasa.
™ Mencari garansi dan jaminan.
™ Bertanya pada karyawan jasa mengenai jasa-jasa
alternatif.
™ Mencari peluang untuk mencoba jasa sebelum pembelian,
™ Menggunakan internet untuk mencari informasi.
™ Setia pada jasa saat ini, karena lebih familiar dengan
kinerjanya.
™ Mencari tangible cues atau bukti fisik lainnya sebagai
sarana untuk menilai kualitas jasa dan menekan persepsi
terhadap risiko jasa.

Dalam pembelian jasa, konsumen biasanya lebih


mengandalkan sumber personal. Konsumen jasa cenderung
mempersepsikan tingkat risiko yang lebih besar, karena
didasarkan pada penilaian kemungkinan terjadinya hasil-hasil
negatif. Ada beberapa kategori risiko yang mempengaruhi
penilaian dan keputusan konsumen, yaitu;
„ Risiko finansial, risiko kerugian moneter.
„ Risiko fungsional (risiko kinerja), ketidakpastian menyangkut
hasil kinerja jasa dalam memenuhi ekspektasi pelanggan
dan/atau janji penyedia jasa.
„ Risiko fisik, kemungkinan terjadinya kerusakan atau bahaya
fisik pada konsumen atau barang miliknya.

62
Bab X. Memahami Perilaku Konsumen __________________________________

„ Risiko psikologis, risiko bahwa jasa yang dibeli tidak sesuai


dengan konsep diri konsumen.
„ Risiko sensoris, dampak negatif jasa terhadap pancaindera.
„ Risiko sosial, kekhawatiran akan pendapat dan reaksi
negatif orang lain.
„ Risiko temporal, risiko pemborosan waktu dan konsekuensinya.
„ Risiko keusangan, risiko produk atau jasa yang dibeli akan
digantikan substitusi yang lebih baru dan superior.

Evaluasi Alternatif
Setelah terkumpul alternatif solusi kemudian konsumen
mengevaluasi dan menyeleksi untuk menentukan pilihan akhir.
Model multiatribut sangat populer digunakan oleh peneliti perilaku
konsumen. Menurut model ini menggunakan sejumlah atribut
penting untuk referensi mengevaluasi jasa. Atribut-atribut itu
mencerminkan berbagai aspek relevan dalam pengalaman jasa
spesifik.

63
64
Model Perilaku Konsumen Industri dari Sheth

Product and
Background of
Company Specific Situation
Individuals
Factor Factors

Autonomous Supplier or
Decisions Brand Choice
Active
Search

Information Industrial Buying


Expectations
Sources Process

Perceptual
Distortion
Joint Conflict
Decisions Resolution

Satisfaction
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II
Model Perilaku Konsumen Industri dari Sheth

Product and
Background of
Company Specific Situation
Individuals
Factor Factors

Autonomous Supplier or
Decisions Brand Choice
Active
Search

Information Industrial Buying


Expectations
Sources Process

Perceptual
Distortion
Joint Conflict
Decisions Resolution

Satisfaction
Bab X. Memahami Perilaku Konsumen __________________________________

65
66
Model Perilaku dari Engel, Kollat, dan Blackwell
Input Imformation Decision Decision External
Processing Process Process Influence
Variables

Problem
Recognitio

Motives

Exposure Search
M

Stimuli
Attention E Evaluative
Marketer Beliefs Criteria Cultural norms
Dominatio and values

Other Comprehension O

Alternative
Evaluation Attitude Livestyle
Yielding/ R
Acceptance Reference
Group/family

Y Normative
Retention compliance
Intention and
informational
imfluence

Externel Choice Reference


Search Group/family

Outcomes

Dissonance Satisfaction
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II
Model Perilaku Konsumen dari Kerby

Person Factors Sosial Factors

Mediational
Center

Stimuli Need Satisfier Purposive


Tension Motivation
Recognition Evaluation Action

Action
Evaluation

Habit
Bab X. Memahami Perilaku Konsumen __________________________________

67
68
Moden Prilaku Konsumen dari Nicosia

Field 4 Feedback

Field 2 Field 3
Field 1

Firm’s Message Consumer’s Attitude Search and Decision Purchasing


Motivation
Attributes Exposure Attributes Evaluation (Action) Behavior

Field 4
Purchasing
Experiance
Behavior
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II
Moden Prilaku Konsumen dari Nicosia

Field 4 Feedback

Field 2 Field 3
Field 1

Firm’s Message Consumer’s Attitude Search and Decision Purchasing


Motivation
Attributes Exposure Attributes Evaluation (Action) Behavior

Field 4
Purchasing
Experiance
Behavior
Bab X. Memahami Perilaku Konsumen __________________________________

69
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

Lima Tipe Konsumen Pria


Pria bisa saja merasa terwakili atau tidak dalam model-
model standar ini. Tapi, seabad setelah pemasar membidik
konsumen wanita, ternyata sudah terlambat bagi mereka untuk
membagi-bagi pasar pria. Apapun sah asal tak hanya terkotak-
kotak di metro dan retro.

Metroseksual Meski banyak yang bilang tipe ini sudah mati,


pria kota kaya berumur 20 sampai 50 tahun ini
jelas berbelanja, bahkan lebih dari sekedar
membeli. Mereka tak hanya mencari barang yang
diperlukan, tapi mengisi konsumerismenya dengan
makna, kualitas, dan keindahan yang lebih dalam.
Misalnya mereka memandang sandal selop sebagai
karya seni, perawatan tubuh/salon bukan hal yang
tabu/memalukan dsb., penampilan menjadi ciri khas
mereka. Berkat metroseksual, pemasaran untuk pria
tak akan sama lagi.
Maturiteen Remaja pria ini lebih pintar, bertanggung jawab,
matang, dan pragmatis dibanding remaja pria
pada generasi sebelumnya. Pengamat budaya
berpendapat kepercayaan diri mereka tumbuh
berkat orang tua generasi baby boomer yang
memperlakukan anak-anak layaknya teman.
Lantaran akrab dengan teknologi, mereka sangat
terampil dengan riset online dan kerap bersikap
seperti konsultan belanja di rumah. Mereka tak
pernah lepas dari internet. Aktivitas para remaja ini
pun membuat mereka punya pandangan radikal.
Perusahaan yang punya merek seperti Adidas,
Sony dan unilever terbukti sukses menuruti
kemauan remaja-remaja ini.
Pria Modern Tak masuk ke retro ataupun metro, mereka ada
di tengah. Para pria ini adalah konsumen matang
usia 20-an dan 30-an tahun, pembeli yang lebih
besar daripada generasi sebelumnya tapi juga
gemar olah raga. Mereka merasa nyaman dengan
perempuan tapi tak menganggap belanja dengan
wanita itu menyenangkan. Anggap saja begini:

70
Bab X. Memahami Perilaku Konsumen __________________________________

pelembab dan gel rambut masih bisa diterima: tapi


manicure rasanya agak berlebihan.
Sang Ayah Adakah tipe pria lain yang terabaikan selain
mereka? Begitu pria menikah dan punya anak,
mereka berhenti belanja. Sekalinya belanja,
mereka paling-paling mereka menjadi seperti ayah
yang meminta saran anaknya untuk tampil keren.
Tapi para pria ini cenderung sedang berada dalam
tahun-tahun puncak pendapatan. Plus, mereka
sering terlihat sedang mendorong kereta bayi dan
membeli popok, seperti halnya para ibu.
Retroseksual Jika metroseksual mendukung etos wanita,
retroseksual justru menentang. Para tradisionalis
ini telah menjalani kekacauan kultur dan
konsumerisme yang sama dengan pria modern dan
metroseksual, tapi retro menolak feminisme dan
dengan senang hati menikmati perilaku para
tradisional. Ia merindukan bagaimana segala
sesuatu dilakukan pada masa lalu.
Sumber: Business Week, 13 September 2006, Hal. 42-43, diolah

71
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

8 Tipe Perilaku Kosumen di Indonesia

SEGMEN BUILDING BLOCK DEMOGRAFI KARAKTERISTIK


DESIRES
ESTABILISHED - Gold: mencukupi - Umumnya - Ramah dan menyukai
(ORANG ALIM) kebutuhan laki-laki keharmonisan
15,2% keluarga - Urban - Senang jika dapat
- Glory: punya - SES Tinggi menolong orang lain
reputasi yang - Berpendidi- - Konservatif dan
baik kan Tinggi normatif
- Group: diterima - Menghargai dan
di masyarakat bertanggung jawab
- Umumnya sangat
percaya diri dan
merasa berada pada
jalur yang benar
sesuai dengan yang
mereka inginkan.

THE OPTIMISTIC - Gold: menyadari - Umumnya - Realistis, dan


FAMILY PERSON pentingnya wanita kekeluargaan
13,5% materi tidak - Rural - Memasak sebagai
hanya sekedar - Usia matang hobi tidak hanya
untuk memenuhi - SES rendah sebagai satu
kebutuhan kewajiban.
keluarga - Hidupnya hanya
- Glory: berada untuk keluarga dan
pada tempat orang sekitarnya
yang tepat - Di waktu senggang,
- Group: keluarga kelompok ini
adalah melakukan tidur
segalanya siang, mengunjungi
keluarga, berekreasi
bersama keluarga,
window shopping
dan menyukai iklan.

THE CHANGE- - Gold: materi - Umumnya Hidupnya berorientasi


EXPECTING hanya alat untuk laki-laki pada teman-temannya
LAND mempertahankan - Urban (kelompoknya)
(ANAK hidup - Usia muda All is one and one is
NONGKRONG), - Glory: diterima - SES rendah all. (Teman adalah
10,5% dan dicintai oleh segala-galanya).
teman-temannya - Tidak terlalu optimis

72
Bab X. Memahami Perilaku Konsumen __________________________________

- Group: teman- akan masa depan


teman adalah namun
motivasi hidup mengharapkan
perubahan
- Suka menonton TV,
mendengarkan
musik dan
mengamati iklan.
CHEERFUL - Gold: Tidak - Umumnya - Cenderung tidak
HUMANIST mementingkan perempuan suka menjadi pusat
(LEMBUT HATI), materi - Rural perhatian walaupun
12,1% - Glory: Berguna - Usia matang diterima di
bagi orang lain - SES rendah lingkungannya.
- Group: Berbagi - Berpendidi- - Menyukai lingkungan
kasih sayang kan rendah yang damai dan
penuh harmoni
- Perhatian dan
berempati pada
lingkungan dan
orang-orang di
sekitarnya
- Kelompok ini tidak
terlalu suka
memperhatikan
iklan.
INTROVERMENT - Gold: skeptis, - Perempuan - Tidak menginginkan
WALLFLOWER cenderung - Rural banyak hal dalam
(PASRAH), 8,1% menerima apa - Usia matang hidupnya
adanya (nrimo) - SES rendah - Umumnya introvert,
- Glory: berguna - Perpendidi- memiliki sedikit
bagi orang lain kan rendah teman, tapi sangat
- Group: loyal.
mempunyai - Bijaksana, rendah
loyalitas tinggi hati dan pekerja
pada kerabatnya keras.
- Tidak terlalu optimis
akan masa depan
mereka.
- Memasak dan
berkebun menjadi
hobi mereka, selain
gemar menonton TV,
mendengarkan
musik dan religius.

73
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

THE SAVVY - Gold: dimanja - Umumnya - Tujuan hidupnya


CONQUEROR/CITY oleh materi dan laki-laki adalah kejayaan dan
SLICKERS (MAIN barang-barang - Urban kemakmuran
UNTUK MENANG yang dipunyai (jakarta+) - Mereka menyenangi
- Glory: suka - Usia matang kompetisi dan
disanjung dan - SES tinggi senang dikagumi
dipuja - Berpendidi- orang lain.
- Group: supel dan kan tinggi - Cenderung dominan
penuh energi dalam pergaulan.
- Menyenangi
tindakan spontan
dan menantang
- Suka fashion,
traveling, iklan dan
politik serta pandai
terkadang berfilosofi.
- Penikmat makanan
di luar rumah,
THE - Gold: materi - Umumnya - Sangat memuja
NETWORKING modal perempuan materi dan ingin bisa
PLEASURE kebahagiaan - Urban tampil dalam
SEEKER (GAUL- - Glory: sangat (Jakarta+) majalah
GLAM), 11% diterima oleh - Usia matang - Mereka kerap tampil
lingkungan - SES tinggi di berbagai acara
pergaulannya] - Berpendidi- informal untuk
- Group: relasi dan kan tinggi menambah dan
kerabatnya membina
adalah networking.
pendukung - Berteman adalah
kesuksesan investasi
- Mengikuti setiap
perkembangan
fashion dan iklan
THE - Gold: materi - Umumnya - Hidup seperti
SPONTANEOUS sebagai alat laki-laki bintang, suka
FUNLOVING untuk memenuhi - Urban bergaul, pamer,
(BINTANG tuntutan gaya - Usia matang pesta dan kumpul-
PANGGUNG) hidup - SES tinggi kumpul
13,6% - Glory: suka - Menyukai hal-hal
disanjung dan baru yang sedang
dipuja menjadi tren seperti
- Group: fashion, gadget dan
kelompoknya hal-hal baru lainnya
menjadi alat kelompok ini sangat
untuk mencapai menikmati hidup
kepopuleran
Sumber: Hasil Riset LOWE, SWA 06/XXI/17-30 Maret 2005, Hal. 33, diolah

74
Bab X. Memahami Perilaku Konsumen __________________________________

Model Perilaku Konsumen Remaja di Indonesia

Lima segmen psikografis remaja Indonesia

Segmen Demografi Karakteristik


Aspirational - Merata dari segmen A, B, - Mereka senang bergaul dan
24% dan C menjadi bagian dari atau
- Merata ada di semua kota kelompok
usia 15-24 tahun - Gaya hidup dan kegiatan sehari-
- Kebanyakan Perempuan harinya sangat gaul
- Pelajar sekolah menengah - Kelompok ini senang
atau mahasiswa, bekerja menghabiskan waktu untuk
dan sebagian kecil tidak traveling
bekerja - Berpenampilan menarik, ingin
berada pada tempat yang tepat
sehingga uang merupakan hal
penting dalam hidupnya.
- Sebagian besar uang saku
mereka digunakan untuk
memperindah penampilan seperti
membeli pakaian, kosmetik, dan
aksesoris
- Kelompok ini senang berbelanja
di mall-mall atau supermarket
Conformist - SES A dan B - Sifatnya cenderung cuek
21% - Sebagian besar ada di - Kelompok yang bergaul cukup
Jakarta dan Surabaya dekat dengan lawan jenisnya
- Usia 15-24 tahun - Senang makan permen
- Kebanyakan laki-laki - Mereka lebih senang menonton
- Pelajar sekolah menengah film terbaru di bioskop
atau mahasiswa dibandingkan makan di luar
- Mereka merasa cukup puas dan
bahagia dengan pekerjaan dan
kegiatannya sekarang.
Conservative - Sebagian besar berasal - Kelompok yang menganggap
19% dari SES C1 pendapat masyarakat adalah hal
- Paling banyak ditemui di yang penting
Medan dan paling sedikit - Perhatian dan suka berbagi
di Jakarta - Golongan yang cenderung
- Usia 15-17 tahun introvert dan selalu mencari
- Sebagian besar pendapat orang lain/pendapat
perempuan umum sebelum mengambil
- Merata antara pelajar, keputusan

75
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

mahasiswa, sudah - Masih menjunjung nilai-nilai


bekerja dan belum kekeluargaan dibandingkan
bekerja karier dan keuangan
- Mereka lebih suka menyimpan
uangnya di bank atau
memberikan pada orang tua
Nesters, - Sebagian besar dari SES - Mereka belum begitu mengenal
19% B dan C1 dunia luar sehingga lebih sering
- Paling banyak ditemui di berkumpul bersama keluarga
Bandung dan Medan atau menonton TV.
- Usia 15-24 tahun - Kelompok yang sangat dekat
- Kebanyakan perempuan dengan keluarga.
- Rata-rata merupakan - Mereka sangat jarang hang out
pelajar sekolah bersama teman-teman.
menengah atau tidak - Karier dan pekerjaan bagi
bekerja (unemployed) mereka tidak terlalu penting
dibandingkan hubungan dengan
keluarga.
- Mereka lebih suka menabung di
rumah dari pada di bank
- Individu seperti ini, sulit ditemui di
bioskop
Funkters, - Rata-rata dari keluarga - Kelompok yang cenderung
17% SES A ekstrovert
- Hidup di kota besar - Bagi mereka gaya hidup lebih
(Sebagian basar berada penting daripada rutinitas
Jakarta dan Bandung) pekerjaan sehari-hari
- Rata-rata berusia 18-24 - Mereka senang berbelanja atau
tahun berada di mall-mall dan pusat
- Kebanyakan laki-laki perbelanjaan
- Rata-rata berstatus - Mereka sering makan di restoran
mahasiswa atau tidak dan merokok
bekerja (unemployed) - Rekening teleponnya terhitung
cukup besar
- Jika tidak sedang berkumpul
dengan teman-temannya,
mereka memilih surfing di
internet
- Suka menjadi trend center dan
berpenampilan sporty.
Sumber: Hasil Riset Synovate Research Reinvented, SWA 06/XXI/17-30 Maret
2005, Hal. 58

76
Bab X. Memahami Perilaku Konsumen __________________________________

FACES OF CINA

SEGMEN KARAKTERISTIK BRAND INSIGHT


LOBOS (LITTLE . Kalangan muda, hedonis dan . Merek yang
BOURGEOISIE), berani tampil beda membuat mereka
8,3% . Percaya bahwa suatu hari merasa mampu
mereka akan menjadi orang meraih puncak
kaya (mereka memang berasal . Merek-merek
dari keluarga dengan internasional yang
pendapatan melebihi rata-rata bergengsi
pendapatan penduduk urban di . Merek yang
Cina mengidentifikasikan
. Percaya bahwa keterbukaan New Modern China
merupakan suatu kunci sukses dan menolak Old
Cina (termasuk diri mereka China
sendiri)
QUIET . Golongan dewasa . Merek yang nilai
ACHIEVERS berpengalaman yang menikmati barang dan
5,6% keuntungan dari perubahan mutunya baik
ekonomi dan keterbukaan di . Mereka juga
Cina mempertimbangkan
. Cukup optimis tapi tetap punya merek internasional
sedikit kekhawatiran akan yang memiliki
adanya perubahan nilai fungsi dan kualitas
tradisional keluarga yang jelas
. Selalu mendengarkan pendapat . Merek yang dapat
orang lain sebelum diterima orang
memutuskan sesuatu banyak
FEN QING . Kelompok yang merasa tersisih, . Merek-merek
STRUGGLERS relatif muda namun berharap berciri underground
16,3% masa depan akan cerah . Merek-merek
. Mereka terbiasa dengan murah meriah
kehidupan yang keras, . Tertarik dengan
sehingga mencari ketenangan gadget dan
melalui dunia maya di warnet- gimmick promosi
warnet murah dengan loyalitas
. Senang mencari sesuatu yang rendah
baru, mengasyikan dan tidak
takut tampil beda, namun
keterbatasan income
membatasi ekspresi diri mereka
. Ada rasa frustasi karena
keadaan ekonomi keluarga
yang pas-pasan.

77
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

MISSED OUT . Golongan menengah bawah . Merek-merek yang


26% yang secara ekonomi stabil, memberikan
namun merasa bingung dan kenyamanan,
tersisisih karena perubahan di bersifat tradisional
Cina yang cukup dramatis dan terasa akrab
. Kelompok ini sangat . Agak sulit berganti-
mengkhawatirkan nilai-nilai ganti merek,
tradisional keluarga akan hilang kecuali jika merek
seiring dengan perubahan yang tersebut sudah
begitu cepat benar-benar
. Mereka lebih merasa khawatir diterima
daripada optimis terhadap masyarakat
perubahan yang akan terjadi . Kebutuhan sehari-
. Mereka memegang teguh tradisi hari dengan merek-
keluarga dan mencari merek lokal
kestabilan ekonomi
YOUNG . Secara ekonomi dan psikologis . Merek-merek yang
HOPEFULS kelompok ini berada di antara terjangkau, aspiratif
4,1% segmen Lobos dan Feng Qing dan ‘gaul’
Struggles . Merek yang
. Kelompok pekerja urban/kelas berjiwa muda dan
bawah kerah putih yang melihat simple pleasure
hidup dengan positif dan . Merek yang
realistis mampu
. Merasa tertekan oleh tuntutan mengangkat tali
kebutuhan keluarga dan kekeluargaan dan
kehidupan modern. Namun kemakmuran di
mereka yakin bisa mencapai masa depan
‘sesuatu’ dan tingkat
pendapatan menengahnya
membantu keyakinan tersebut
SUB URBAN . Menikmati setiap perubahan . Merek-merek
SPECTATORS dan perkembangan Cina, internasional tapi
15,6% walaupun tidak aktif di dalam yang tidak terlalu
nya mahal;
. Mereka setengah baya, merasa . Merek yang bisa
nyaman dengan kehidupan membuat mereka
sekarang dan terus bercita-cita merasakan
untuk memperoleh kemajuan kehidupan yang
. Mereka merasa menjadi bagian lebih baik dengan
dari perubahan Cina dan harga yang tidak
perubahan tersebut membuat mahal
gaya hidupnya terus meningkat . Merek yang bisa
tanpa harus meningkatkan mengikat tali

78
Bab X. Memahami Perilaku Konsumen __________________________________

income kekeluargaan dan


. Ketika berkeinginan untuk kemakmuran di
‘berperan’ mereka baru masa depan
menyadari bahwa playing days
mereka sudah habis
SELF-MADE . Golongan yang menikmati . Merek yang
EMPERORS booming-nya ekonomi Cina menunjukkan
& EMPRESSES . Bisa disebut OKB (Orang Kaya bahwa mereka
4,9% Baru) yang cenderung suka mampu
memamerkan kekayaannya . Merek yang makin
. Senang dengan barang-barang mahal baik
bermerek Internasional . Barang-barang
. Sebagian besar terdiri atas yang bisa
pengusaha dan profesional menaikkan status
dengan usia 30 hingga 50 mereka
tahun, golongan inilah yang
menjadi keinginan segmen
Lobos
BRIGHT COLLAR . Perpaduan antara kelompok . Merek-merek yang
TRADITIONALIST blue collar dan gold collar (self memiliki nilai
4,6% – made empepors) tradisional Cina
. Mereka adalah keluarga yang . Membeli barang
menjalankan bisnis skala kecil yang terbaik untuk
menengah keluarga (tapi
. Mereka tidak suka bukan untuk
memamerkan kekayaan dan dipamerkan)
tidak suka menonjolkan diri
. Kelompok yang suka bekerja
keras dan berinvestasi demi
anak cucu di masa mendatang.
RESIGNED . Golongan ini merasa tidak . Barang-barang
URBAN punya harapan dan rencana komoditas
POOR 14,6% yang jelas dalam hidup mereka . Merek-merek lokal
. Mereka adalah para pensiunan yang tua, familiar
atau pekerja yang di PHK dan dan murah
manggantungkan masa depan
kepada anak cucu
. Mereka hanya memikirkan
bagaimana bertahan hidup
setiap harinya.
Sumber: Hasil Riset LOWE, SWA 06/XXI/17-30 Maret 2005, Hal. 52, diolah

79
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

BAB XI
ANALISIS INDUSTRI DAN PERSAINGAN

11.1. Analisis Situasi untuk Pembuatan Strategi


Analisis situasi bertujuan untuk mempertimbangkan
keadaan baik situasi internal perusahaan maupun lingkungan
eksternal, yang langsung mempengaruhi peluang dan pilihan
strategi. Analisis industri dan persaingan menekankan pada
pengaruh lingkungan eksternal sedangkan analisis situasi
perusahaan berdasarkan pada pengaruh lingkungan internal.
Termasuk dalam lingkungan eksternal adalah faktor-faktor yang
lebih luas di luar perusahaan seperti situasi politik, hukum, sosial,
ekonomi, kependudukan, dan lain-lain. Sedangkan yang tergolong
lingkungan internal adalah faktor-faktor yang lebih sempit dan
dekat dengan perusahaan seperti faktor internal perusahaan, pesaing,
supplier, distributor, konsumen, dan lain-lain. Industri merupakan suatu
kelompok usaha, di mana produknya mempunyai kesamaan atribut
dan bersaing untuk pembeli yang sama.

Gbr 11.1. Analisis Pembuatan Strategi


Sumber: Thompson Jr, Strickland and Gamble, 2005, Crafting and Executing Strategy,
Concept & Cases, Mc Graw-Hill International Edition, New York

80
Bab XI. Analisis Industri dan Persaingan _________________________________

Menurut pendapat Certo dan Peter, maka ada tiga peran


utama dalam analisis lingkungan yakni:
1. Policy-Oriented Role
Peran yang dimaksud di sini adalah peran analisis yang
berorientasi pada kebijakan manajemen tingkatan atas dan
bartujuan untuk memperbaiki kinerja organisasi dengan
memberikan informasi bagi manajemen tingkat atas tentang
kecenderungan utama yang muncul dalam lingkungan.
2. Integrated Strategic Planning Role
Peran ini bartujuan untuk memperbaiki kinerja organisasi
dengan membuat manajemen tingkat atas dan manajer divisi
menyadari segala isu yang terjadi di lingkungan perusahaan
yang memiliki implikasi langsung pada proses perencanaan.
3. Function-Orinted Role
Peran ini bertujuan untuk memperbaiki kinerja organisasi
dengan menyediakan informasi lingkungan yang memberi
perhatian pada efektivitas kinerja fungsi organisasi tertentu.

11.2. Struktur Lingkungan


Secara umum, lingkungan organisasi dapat dikategorikan
ke dalam 2 bagian,yaitu:

11.2.1. Lingkungan Eksternal


Tingkatan eksternal terdiri dari lingkungan umum dan
industri, berikut perinciannya:
1. Lingkungan Umum
Lingkungan umum adalah suatu lingkungan dalam
lingkungan eksternal organisasi yang menyusun faktor-faktor yang
memiliki ruang lingkup luas dan faktor-faktor tersebut pada
dasarnya di luar dan terlepas dari operasi perusahaan. Faktor-
faktor tersebut di antaranya:
a) Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi mengacu kepada sifat, cara dan arah dari
perekonomian di mana suatu perusahaan akan atau sedang
berkompetisi. Indikator dari kesehatan perekonomian suatu negara
antara lain adalah tingkat inflasi, tingkat suku bunga, defisit atau

81
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

surplus perdagangan, tingkat tabungan pribadi dan bisnis, serta


produk domestik bruto.
Misalnya dalam APBN 2007, pemerintah mengasumsikan
pertumbuhan akan mencapai 6,3%, pertanyannya apakah cukup
realistis? Karena tingkat pertumbuhan ekonomi banyak yang
mempengaruhi misalnya pertumbuhan tiap sektor ekonomi, dari
tiap sektor akan terlihat mana yang paling menarik. Salah satu
pertimbangan investor akan menanamkan investasinya jika sektor
(industri) yang akan dimasukinya akan mengalami perkembangan
atau pertumbuhan. Jika sektor tersebut menurun apakah ada
pemberian insentif fiskal atau tidak.

b) Faktor Sosial
Faktor-faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan
mencakup keyakinan, nilai, sikap, opini yang berkembang, dan
gaya hidup dari orang-orang di lingkungan di mana perusahaan
beroperasi.

c) Faktor Politik dan Hukum


Faktor politik dan hukum mendefinisikan parameter-
parameter hukum dan bagaimana pengaturan perusahaan harus
beroperasi. Beberapa tindakan politik dan hukum juga didesain
untuk memberi manfaat dan melindungi perusahaan. Di dalam
bisnis kepastian hukum menjadi salah satu faktor yang paling
penting bagi pengusaha dalam menjalankan bisnisnya.

d) Faktor Teknologi
Faktor teknologi dalam lingkungan umum untuk merefleksikan
kesempatan dan ancaman bagi perusahaan. Kemajuan teknologi
secara dramatis telah mengubah produk, jasa, pasar, pemasok,
distributor, pesaing, pelanggan, proses persaingan.

e) Faktor Demografi
Faktor demografi ini adalah ukuran populasi, percampuran
etnis serta distribusi pendapatan. Perusahaan harus menganalisis

82
Bab XI. Analisis Industri dan Persaingan _________________________________

perubahan faktor ini dalam konteks yang global, bukan hanya


secara domestik.

2. Lingkungan Industri
Lingkungan industi adalah tingkatan dari lingkungan
eksternal organisasi yang menghasilkan komponen-komponen
yang secara normal memiliki implikasi yang relatif lebih spesifik
dan langsung terhadap operasionalisasi perusahaan.
Lima kekuatan persaingan masuknya pendatang baru,
ancaman produk pengganti, kekuatan tawar-menawar pembeli,
kekuatan tawar-menawar pemasok, serta persaingan konvensional di
antara para pesaing yang ada – merefleksikan kenyataan bahwa
persaingan dalam suatu industri tidak hanya terbatas pada pemain
konvensianal yang ada. Pelanggan, pemasok, produk pengganti,
serta pendatang baru potensial semuanya merupakan ‘pesaing’
bagi perusahaan-perusahaan dalam industri. Persaingan dalam
arti yang lebih luas ini dapat disebut sebagai extended rivalry,
sebuah pengertian persaingan yang diperluas.
Kelima kekuatan persaingan di atas secara bersama-sama
menentukan intensitas persaingan dan kemampuan laba dalam
industri, dan kekuatan yang paling besar akan sangat menentukan
serta menjadi sesuatu yang sangat penting dari sudut pandang
perumusan strategi.

83
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

Gbr 11.2. Five Forces, Model of Competition


Sumber: Thompson Jr, Strickland and Gamble, 2005, Crafting and Executing
Strategy, Concept & Cases, Mc Graw-Hill International Edition, New York

a) Ancaman Masuknya Pendatang Baru


Pendatang baru dalam industri biasanya dapat
mengancam pesaing yang ada. Karena pendatang baru seringkali
membawa kapasitas baru, keinginan untuk merebut pangsa pasar,
serta seringkali pula memiliki sumber daya yang besar. Beberapa
hambatan untuk memasuki industri adalah:
1. Skala Ekonomi (Economies of Scale)
Skala ekonomi adalah bertambahnya jumlah barang yang
diproduksi dalam suatu periode sehingga mengakibatkan biaya
produksi per unit menjadi turun. Hal ini memaksa pendatang baru
untuk masuk pada skala besar dan mengambil risiko menghadapi
reaksi yang keras dari pesaing yang ada atau masuk dengan skala
kecil dengan konsekuensi akan beroperasi dengan tingkat biaya
yang tidak menguntungkan.

84
Bab XI. Analisis Industri dan Persaingan _________________________________

2. Diferensiasi Produk (Product Differentiation)


Diferensasi produk artinya perusahaan tertentu mempunyai
identifikasi merek dan loyalitas pelanggan, yang disebabkan oleh
periklanan, pelayanan pelanggaran, perbedaan produk di masa
lampau, atau sekedar merupakan perusahaan pertama yang
memasuki industri. Diferensiasi menciptakan hambatan masuk
dengan memaksa pendatang baru mengeluarkan biaya yang
besar untuk mengatasi kesetiaan pelanggan yang ada.

3. Persyaratan Modal (Capital Requirement)


Modal yang besar menjadi salah satu hambatan yang
masuk, khususnya apabila modal yang diperlukan untuk
pengeluaran tidak dapat diterima kembali.

4. Biaya Peralihan Pemasok (Switching Cost)


Biaya peralihan pemasok yaitu biaya yang harus
dikeluarkan pembeli bilamana berpindah dari produk pemasok
tertentu ke produk pemasok lainnya. Jika biaya peralihan tinggi,
maka pendatang baru harus menawarkan penyempurnaan yang
besar dalam biaya atau prestasi agar pembeli mau beralih dari
pemasok lama.

5. Akses ke Saluran Distribusi


Bilamana saluran distribusi untuk produk tersebut telah
ditangani oleh perusahaan yang sudah mapan, perusahan baru
harus membujuk saluran tersebut agar menerima produknya
melalui cara-cara penurunan harga, kerjasama periklanan dan
sebagainya yang tentu saja berimplikasi terhadap turunnya laba,
hal ini termasuk hambatan masuk.

6. Kebijakan Pemerintah
Pemerintah dapat membatasi atau bahkan menutup
masuknya industri dengan melakukan pengendalian dan
pengawasan.

85
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

Persaingan tidak hanya terjadi antarperusahaan yang


sejenis, tetapi lebih jauh persaingan muncul dengan banyaknya
para pendatang baru, para pengusaha barang substitusi, daya
tawar supplier dan dengan para pembeli.
Persaingan yang paling sengit biasanya terjadi antar
perusahaan yang sejenis (rival). Masing-masing perusahaan ingin
memenangkan persaingan dan memperoleh posisi pasar yang
lebih kuat. Alat-alat persaingan yang dipakai menyangkut harga,
kualitas, bentuk, pelayanan, garansi, periklanan, distribusi, inovasi,
dan lain-lain. Pendatang baru/pesaing baru masuk ke pasar
dengan membawa produk baru. Mereka ingin merebut pasar yang
sudah ada. Berhasil tidaknya pendatang baru masuk pasar,
tergantung juga dari kesulitan masuk (entry barrier) dan reaksi dari
pemain lama. Persaingan juga muncul dari barang-barang
substitusi (substitute product). Apalagi barang ini dapat
menggantikan dengan lebih baik, seperti contohnya mesin tik
dengan komputer, kompor sumbu dengan kompor gas, dan lain-
lain. Persaingan dari supplier dan buyer dapat berupa pengaruh
dan kekuatan tawar-menawar (bargaining power).

b) Tingkat Rivalitas di Antara Para Pesaing yang Ada


Rivalitas (rivalry) di kalangan pesaing yang ada berbentuk
perlombaan untuk mendapatkan posisi dengan menggunakan
taktik-taktik seperti persaingan harga, jalur distibusi, perang iklan,
introduksi produk, dan meningkatkan pelayanan atau jaminan
kepada pelanggan.
Intensitas persaingan antar-perusahaan merupakan fungsi
dari beberapa faktor seperti:
• Adanya beberapa pesaing yang seimbang
• Pertumbuhan industri yang lambat
• Kurangnya diferensiasi atau switching cost
• Pertambahan kapasitas yang tinggi
• Pesaing yang berbeda-beda
• Hambatan pengunduran diri yang tinggi

86
Bab XI. Analisis Industri dan Persaingan _________________________________

c) Tekanan dari Produk Pengganti


Produk pengganti/barang substitusi merupakan salah satu
persaingan dari perusahaan-perusahaan. Ancaman dari produk
substitusi ini kuat jika:
• Konsumen dihadapkan pada sedikitnya switching cost dan
jika produk substitusi tersebut mempunyai harga yang lebih
murah atau kualitasnya sama bahkan lebih tinggi dari
produk-produk suatu industri.
• Harga subsitusi lebih murah dan menawarkan banyak
manfaat kepada konsumen seperti potongan harga, buy
one get free one, dll.
• Produk subsitusi lebih nyaman dipakai dan memiliki kinerja
lebih baik.

Ancaman dari produk substitusi ini lemah jika:


• Produk subsitusi yang ditawarkan tidak lebih baik (kurang
berkualitas).
• Produk subsitusi yang ditawarkan lebih mahal atau sama.
• Produk subsitusi yang ditawarkan susah untuk didapatkan.
• Produk subsitusi yang ditawarkan susah untuk dioperasikan
atau digunakan.

Contoh: orang akan sulit beralih ke open sources walaupun


banyak tersedia dan gratis, konsumen lebih senang menggunakan
windows atau office yang lebih user friendly.

d) Kekuatan Tawar Menawar Pembeli


Pembeli biasanya membeli barang dengan harga yang
termurah dengan meminta kualitas yang tinggi dan pelayanan
yang lebih baik. Hal ini membuat persaingan antara perusahaan
dalam industri yang sama. Biasanya kekuatan tawar menawar
pembeli meningkat jika situasi berikut terjadi:
• Pembeli membeli dalam jumlah besar.
• Produk yang dibeli adalah produk standar dan tidak
terdiferensiasi.
• Pembeli memperoleh laba yang rendah.

87
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

• Produk industri tidak penting untuk produk atau jasa pembeli.


• Pembeli menempatkan suatu ancaman melakukan integrasi ke
hulu untuk membuat produk industri.

Sedangkan posisi tawar-menawar pembeli rendah jika:


• Pembeli membeli dalam jumlah kecil.
• Beralih ke merek/ke produk lain membutuhkan biaya yang
cukup besar.
• Memiliki reputasi brand yang cukup baik dan berkualitas, sehingga
jika beralih ke produk lain, pembeli tidak akan mendapatkannya.

e) Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok


Pemasok dapat menekan perusahaan yang ada dalam
suatu industri dengan cara menaikkan harga serta menurunkan
kualitas barang yang dijualnya. Pemasok memiliki tawar menawar
yang lebih baik jika:
• Didominasi oleh sedikit perusahaan.
• Produknya adalah unik dan istimewa.
• Industri tersebut bukanlah pelanggan yang penting dari
pemasok.
• Pemasok memperlihatkan ancaman untuk melakukan integrasi
hilir sehingga memungkinkan menjadi rival di masa mendatang.
• Memiliki cost yang tinggi bila beralih ke perusahaan lain.

Sedangkan posisi supplier tawar menawar lemah jika:


• Produk yang ditawarkan banyak dimiliki oleh pemasok lainnya
(mudah didapat).
• Cost yang cukup rendah bila beralih ke pemasok lain.
• Pemasok lain muncul dengan menawarkan produk yang lebih
murah dan lebih baik.
• Perusahaan memutuskan untuk memproduksi sendiri bahan
baku yang diinginkan.

88
Bab XI. Analisis Industri dan Persaingan _________________________________

11.2.2. Lingkungan Internal


Lingkungan internal adalah lingkungan organisasi yang
berada di dalam organisasi tersebut dan secara normal memiliki
implikasi yang langsung dan khusus pada perusahaan. Analisis
lingkungan internal akan mencakup analisis mengenai sumber
daya, kapabilitas dan kompetensi yang dimiliki oleh perusahaan.
1. Sumber Daya (Resources)
Sumber daya manusia sengaja dipisah karena sifatnya yang
spesifik. Namun sumber daya yang mereka sumbangkan
kepada perusahaan adalah keterampilan, pengetahuan, dan
kemampuan dalam mengambil keputusan.
2. Kapabilitas (Capability)
Kapabilitas adalah suatu kumpulan sumber daya yang menampilkan
suatu tugas atau aktivitas tertentu secara integratif. Menentukan
kapabilitas suatu perusahaan didasarkan dua pendekatan
yaitu pendekatan fungsional dan pendekatan rantai nilai (value
chain).
3. Kompetisi Inti (Core Competence)
Kompetensi inti merupakan sekumpulan keterampilan dan
teknologi yang memungkinkan suatu perusahaan menyediakan
manfaat tertentu kepada pelanggan.

11.3. Prosedur Pelaksanaan Analisis Lingkungan


Dalam menganalisis lingkungan organisasi, manajemen
perusahaan perlu memperhatikan beberapa hal yang mendukung
terciptanya daya saing secara efektif dan efisien antara lain:
a. Menentukan Relevasi dari Tingkatan Lingkungan
Metode yang dibutuhkan untuk menyesuaikan tingkatan
lingkungan adalah dengan memperhatikan dan mempertimbangkan
besarnya perusahaan dan tingkat keterlibatannya dengan bisnis.

b. Menentukan Tingkat Relevasi dari Srategic Issues


Strategic issues adalah faktor lingkungan, baik faktor di
dalam atau luar perusahaan yang memiliki pengaruh pada
kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuannya.

89
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

c. Menerapkan Teknik-Teknik Analisis Lingkugan


Ada berbagai macam teknik untuk melakukan analisis lingkungan
yaitu:
1. External Factor Evaluation (EFE) Matrix dan Internal Factor
Evaluation (IFE matrix)
Untuk lingkungan eksternal, matrik yang digunakan adalah
EFE sedang IFE sebagaimana namanya digunakan untuk
lingkungan internal.

2. Environmental Scanning
Teknik analisis ini merupakan proses pengumpulan
informasi tentang berbagai peristiwa dan hubungannya dengan
lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Dalam perusahaan
environmental scanning ini terjadi dalam banyak bentuk, tiga
bentuk utama yaitu:
a. Irregular Scanning Systems
Sistem ini digunakan ketika terjadi lingkungan di mana fokus
utamanya ditujukan pada hal-hal yang sudah terjadi.
b. Regular Scanning Systems
Sistem ini menjalankan analisis regular atas lingkungan yang
signifikan.
c. Continuous Scanning Systems
Sistem ini secara konstan memonitor berbagai komponen
lingkungan.

3. Environmental Forecasting
Teknik ini merupakan proses penentuan kondisi-kondisi
apa yang mungkin muncul dalam lingkungan organisasi pada
masa yang akan datang. Teknik yang digunakan dapat berupa
meminta pendapat para ahli, ekstrapolasi tren, dan lain sebagainya.

11.4. Evaluasi Proses Analisis Lingkungan


Kegiatan analisis lingkungan biasanya digunakan untuk
membantu organisasi tersebut untuk mencapai tujuannya secara
efektif dan efisien. Jika analisis lingkungan sudah dilakukan, maka

90
Bab XI. Analisis Industri dan Persaingan _________________________________

perusahaan diharapkan sudah mampu mendapatkan gambaran


yang utuh tentang keadaannya.

Faktor-Faktor Kunci Sukses (Key Success Factors)


Faktor-faktor kunci sukses merupakan determinan terbesar
sukses persaingan dan keuangan dalam industri tertentu. Faktor
kunci sukses menunjukkan hasil spesifik yang sangat krusial untuk
sukses di pasar, dan merupakan kompetensi serta kapabilitas
untuk memperoleh keuntungan. Untuk bersaing di pasar, tiap-tiap
perusahaan mempunyai faktor kunci sukses. Faktor kunci sukses
ini merupakan keunggulan dan keunikan yang dimiliki oleh
masing-masing perusahaan, agar dapat hidup dan bersaing. Ada
banyak toko di pasar, tetapi ada yang senang berbelanja di toko
“A”, ada juga yang senang di toko “B”. Hal ini menunjukkan bahwa
tiap-tiap toko mempunyai faktor kunci sukses.

Contoh faktor-faktor kunci sukses:


ο Kemampuan inovasi produk (product innovation capability)
ο Produsen biaya rendah (low cost)
ο Jaringan yang kuat (strong network)
ο Karyawan penjualan yang efektif (effective sales force)
ο Citra dan reputasi yang baik (image and reputation)
ο Pelayanan yang menyenangkan (pleasant service)

11.5. Menyusun Arsitektur Strategi Bisnis


Terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui untuk
menghasilkan strategi yang akan diimplementasikan yaitu:
1) Tahapan analisis strategis (strategic analysys)
2) Pilihan strategis (strategic choice), dan
3) Implementasi strategis (strategic implementation)

1. Tahapan Analisis Strategis (Strategic Analysys)


Pada pendekatan pertama, arsitektur strategis disusun
dengan cara menganalisis kesenjangan yang terjadi antara

91
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

kapabilitas internal organisasi dengan sasaran masa depan yang


ingin dicapai oleh organisasi. Setelah mendapatkan hasil analisis
kesenjangan, organisasi kemudian menyusun arsitektur strategis
yang merupakan ‘peta’ untuk meminimalisir kesenjangan yang ada
dengan memuat beberapa rencana tindakan yang bersifat umum.
Hal ini berguna agar mampu menyusun langkah adaptif yang
fleksibel dalam menghadapi perubahan di masa yang akan
datang. Model penyusunan arsitektur strategis yang pertama
adalah sebagai berikut:

Persiapan Lines of business


Visi-Misi Kompetensi Inti
Stakeholders Strategic thrust
Peluang /Ancaman Budaya
Indikator Kinerja

Model
Perencanaan
Audit Kinerja Strategik Sasaran masa depan

Gap Analysis

Rencana
Tindakan

Sumber: Djohar, 2000 (dalam Yoshida, 2006)

92
Bab XI. Analisis Industri dan Persaingan _________________________________

2. Pilihan Strategis (Strategic Choice)

Analisis Tantangan Strategi dan


Internal Organisasi kebijakan

Industry Arsitektur
Visi / Misi foresight Strategik Sasaran

Analisis
eksternal Program

Sumber: Djohar, 2000 (dalam Yoshida, 2006)

Setelah dilakukan analisis internal dan eksternal maka redefinisi


bisnis di masa depan (industry foresight) akan terlihat. Dengan
menyusun suatu masa depan industri/bisnis, maka organisasi akan
dapat mengontrol evolusi industrinya dan membentuk takdirnya
sendiri. Penyusunan industry foresight sangat dipengaruhi oleh
fakor perkembangan teknologi, demografi, regulasi, dan gaya
hidup yang berlaku (Yoshida, 2006).

Jenis-Jenis Strategi Alternatif


A. Strategi Integrasi
ƒ Integrasi ke depan, memperoleh kepemilikan atau
meningkatkan kendali pada distributor atau pengecer.
Contohnya: Boeing, perusahaan ini terlibat negosiasi
dengan American, Delta, dan Continental Airlines yang
akan membeli jet buatan Boeing secara eksklusif.
Perusahaan penerbangan tadi menyukai strategi integrasi
ke depan dari Boeing karena mereka mendapat jet baru
yang lebih murah dan menghemat biaya perawatan dan
pelatihan atau Cisco System Inc. dengan temuan
teknologinya yaitu membuat remote control yang bisa
terkoneksi ke komputer. Luftansa (maskapai penerbangan

93
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

Jerman), Singapore Airlines, dan China Airlines bekerja


sama untuk perbaikan bidang teknologi.
ƒ Integrasi ke belakang, strategi yang mencari kepemilikan
atau kendali lebih besar pada perusahaan pemasok.
Strategi ini tepat kalau perusahaan saat ini tidak dapat
diandalkan. Contohnya: Ford dan Chrysler membeli
separuh suku cadangnya dari pemasok luar seperti TRW,
Eaton, General Electric, dan Jhonson Controls.
ƒ Integrasi horizontal, integrasi horizontal merujuk pada
strategi mencari kepemilikan dari atau kendali yang lebih
besar atas perusahaan pesaing. Penggunaan integrasi
horizontal sebagai strategi pertumbuhan seperti merger,
akuisisi, dan pengambil alihan di antara pesaing dapat
mendongkrak skala ekonomis dan meningkatkan
pengalihan sumber daya serta kompetensi.

B. Strategi Intensif
ƒ Penetrasi pasar, berusaha meningkatkan pangsa pasar
untuk produk atau jasa yang sudah ada di pasar yang
sudah lewat usaha pemasaran yang lebih gencar penetrasi
pasar termasuk menambah jumlah wiraniaga, menambah
belanja iklan, menawarkan barang promosi penjualan
ekssentif, atau menambah usaha publisitas.
ƒ Pengembangan pasar, memperkenalkan produk atau jasa
yang sudah ada ke wilayah geografi yang baru. Misalnya
banyaknya produk-produk internasional yang masuk ke
daerah-daerah di Indonesia.
ƒ Pengembangan produk, strategi yang mencari peningkatan
penjualan dengan memperbaiki dan memodifikasi produk
atau jasa yang sudah ada. Pengembangan produk
biasanya memerlukan pengeluaran yang besar untuk
penelitian dan pengembangan.

C. Strategi Diversivikasi
ƒ Diversifikasi konsentris, adalah menambah produk atau jasa
baru, tetapi berkaitan secara luas, misalnya perbankan yang
sekarang mulai merambah ke bisnis insurance.

94
Bab XI. Analisis Industri dan Persaingan _________________________________

ƒ Diversivikasi horizontal, menambah produk atau jasa baru


yang tidak berkaitan untuk pelanggan yang sudah ada.
Misalnya raksasa minuman Coca Cola baru-baru ini
memasuki pasar air minum dalam botol serta teh.
ƒ Diversivikasi konglomerat, adalah menambah produk atau
jasa baru. Beberapa perusahaan melakukan diversivikasi
konglomerat sebagian didasarkan pada laba dari memecah
mecah perusahaan yang dibeli dan menjual divisi sebagian
demi sebagian. General Electric merupakan sebuah contoh
perusahaan dengan usaha yang amat beraneka ragam.
GE membuat lokomotif, bola lampu, pembangkit tenaga
listrik, dan lemari es. GE mengelola kartu kredit lebih
banyak ketimbang American Express, GE memiliki lebih
banyak pesawat terbang komersial ketimbang American
Airlines.

D. Strategi Defensif
ƒ Usaha patungan, strategi popular yang terjadi kalau ada 2
perusahaan atau lebih membentuk kemitraan atau konsortium
sementara dengan tujuan kapitalisasi atau beberapa
peluang. Strategi ini dapat dianggap defensif hanya karena
perusahaan tidak melakukan proyek sendirian. Sering, dua
sponsor atau lebih membentuk organisasi terpisah dan
berbagi kepemilikan modal dalam bentuk yang baru. Tipe
pengaturan kerja sama yang lain termasuk kemitraan
penelitian dan pengembangan, persetujuan distribusi
silang, persetujuan lisensi silang, persetujuan manufaktur
silang, dan konsorsia lelang bersama. Usaha patungan dan
pengaturan kerja sama semakin banyak dipakai karena
memungkinkan perusahaan memperbaiki komunikasi dan
jaringan untuk operasi global dan untuk meminimalkan
risiko. Di bidang otomotif Daihatsu dan Toyota membuat
mobil kembar bersama yaitu Xenia dan Avanza, Genaral
Motor (GM) dan Isuzu membuat mobil kembar Isuzu
Panther dan Chevrolet Tavera, lalu Suzuki dan Mitshubishi
membuat Suzuki Futura dan Mitshubishi ST 100.

95
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

ƒ Penghematan/penciutan, penciutan usaha terjadi ketika


suatu organisasi mengubah kelompok lewat penghematan
biaya dan aset untuk mendongkrak penjualan dan laba
yang menurun kadang-kadang disebut strategi berbalik atau
reorganisasional, penciutan didesain untuk memperkuat
kompetensi khas mendasar dari organisasi. Selama proses
penciutan ahli strategi bekerja dengan sumber daya terbatas
dan menghadapi tekanan dari pemegang saham, karyawan
dan media. Penciutan mungin mengharuskan penjualan
lahan dan bangunan untuk menambah uang tunai yang
diperlukan, mengurangi lini produk, menutup bisnis manajerial,
menutup pabrik yang ketinggalan zaman, membuat proses
otomatis, mengurangi jumlah karyawan, dan melembagakan
sistem pengendalian biaya.
ƒ Divestasi, sering dipakai untuk meningkatkan modal untuk
akuisisi atau investasi strategis lebih lanjut. Divestasi dapat
menjadi bagian dari strategi penciutan menyeluruh untuk
menghapus suatu organisasi bisnis yang tidak mendatangkan
laba, yang memerlukan modal terlalu besar, atau tidak
cocok dengan aktivitas perusahaan yang lain. Divestasi
menjadi strategi yang popular ketika perusahaan mencoba
untuk memfokuskan pada kekuatan intinya dan
mengurangi tingkat diversivikasi.
ƒ Likuidasi, menjual semua aset perusahaan, bagian demi
bagian, untuk nilai dari aset berwujud. Likuidasi merupakan
pengakuan akan kekalahan konsekuensinya dapat menjadi
strategi yang sulit secara emosional. Namun barangkali
lebih baik untuk menghentikan operasi ketimbang terus
menderita kerugian dalam jumlah besar.
ƒ Strategi kombinasi, organisasi mengusahakan kombinasi
dari dua atau lebih strategi secara simultan tetapi suatu
strategi kombinasi mungkin membawa risiko yang istimewa
bila dilaksanakan terlalu jauh. Tidak ada organisasi yang
sanggup menjalankan semua strategi yang mungkin
bermanfaat bagi perusahaan. Keputusan yang sulit harus
dibuat, prioritas harus ditetapkan. Organisasi seperti

96
Bab XI. Analisis Industri dan Persaingan _________________________________

individu, mempunyai sumber daya yang terbatas. Baik


organisasi maupun individu harus memilih strategi alternatif
dan menghindari utang yang berlebihan. Dalam perusahaaan
besar dengan aneka macam usaha, strategi kombinasi
pada umumnya diterapkan kalau divisi berbeda melakukan
strategi berbeda, di samping itu organisasi yang berjuang
keras untuk bertahan hidup mungkin menggunakan
kombinasi dari berbagai strategi defensif seperti divestasi,
likuidasi, dan penciutan secara serentak.

E. Merger dan Leverage Buyout


ƒ Akusisi dan merger. Akuisisi dan merger merupakan dua
cara yang banyak dipakai untuk melakukan strategi.
Akuisisi terjadi ketika organisasi besar membeli organisasi
yang lebih kecil, atau sebaliknya merger terjadi ketika dua
buah organisasi dengan ukuran yang hampir sama
disatukan untuk membentuk satu perusahaan. Kalau
akuisisi atau merger tidak diinginkan oleh kedua pihak, hal
itu dapat disebut pengambilalihan atau pengambilalihan
paksa. Banyak alasan untuk merger atau akuisisi yaitu; (1)
Menyediakan kapasitas penggunaan yang lebih baik. (2)
Memperbaiki wiraniaga yang sudah ada. (3) Mengurangi
staf manajerial. (4) Memperoleh skala ekonomis. (5)
Mengurangi kecenderungan gejolak penjualan musiman.
(6) Memperoleh akses ke pemasok, distributor, pelanggan,
produk, dan kreditor baru. (7) Memperoleh teknologi baru.
(8) Mengurangi utang pajak. Bergabungnya Soni dan
Ericson dalam menyikapi persaingan bisnis salah satu
contoh dalam penerapan strategi ini.
ƒ Leverage buyout. terjadi bila para pemegang saham
perusahaan dibeli keseluruhan oleh manajemen perusahaan
dan investor swasta lainya menggunakan dana pinjaman,
di samping menghindari pengambilalihan paksa, alasan
lain untuk mengadakan LBO adalah keputusan manajer
senior bahwa divisi tertentu tidak dapat menyesuaikan diri
dengan strategi korporasi secara keseluruhan atau harus

97
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

dijual untuk menambah modal atau menerima tawaran


harga yang menarik, LBO membuat korporasi menjadi milik
perseorangan.

F. Strategi Umum dari Michael Porter


ƒ Strategi keunggulan biaya: alasan utama untuk
menjalankan strategi integrasi ke depan, ke belakang, dan
horizontal adalah manfaat unggul dalam biaya. Tetapi
keunggulan biaya pada umumya harus dilakukan dalam
gabungan dengan diferensiasi. Sejumlah elemen biaya
mempengaruhi daya tarik relatif dari strategi umum,
termasuk pencapaian skala ekonomis atau disekonomi.
Pengaruh kurva belajar dan pengalaman, persentasi
pengalaman, dan hubungan dengan pemasok dan
distributor. Elemen biaya lain yang harus dipertimbangkan
memilih di antara strategi alternatif termasuk potensi untuk
berbagi biaya dan pengetahuan dalam organisasi, biaya
litbang yang berkaitan dengan pengembangan atau produk
baru atau modifikasi produk lama, biaya tenaga kerja,
tingkat pajak, biaya energi, dan biaya pengangkutan. Ide
dasarnya adalah menetapkan harga lebih rendah
ketimbang pesaing dan oleh karena itu menguasai pangsa
pasar dan penjualan, menggusur beberapa pesaing dari
pasar sama sekali.
Strategi keunggulan biaya yang sukses biasanya merasak
ke seluruh perusahaan, seperti terbukti dari efisiensi yang
tinggi, biaya administrasi yang tinggi, biaya administrasi yang
rendah, uang lembur yang kecil, tidak toleran terhadap sisa,
pernyaringan terhadap permintaan anggaran, rentang
kendali, lebar, penghargaan dikaitkan dengan pengurangan
biaya, dan partisipasi karyawan luas dalam usaha pengendalian
biaya. Beberapa risiko dari mengejar keunggulan biaya
adalah pesaing mungkin meniru strategi ini, jadi membuat
laba seluruh perusahaan industri turun; terobosan teknologi
dalam industri mungkin membuat strategi ini tidak efektif;
atau minat pembeli berubah ke sifat lain yang membedakan di
samping harga.

98
Bab XI. Analisis Industri dan Persaingan _________________________________

Contoh penerapan sukses contoh ini adalah kasus


Southwetst Airlines yang didirikan Rollin King, Lamar Muse
dan Herber Kelleher. Saat Industri penerbangan berlomba-
lomba memberikan berbagai tambahan pelayanan, mulai
dari in-flight entertaninment, makanan hingga berbagai
pelayanan sebelum, saat, maupun sesudah penerbangan,
Southwest justru berani tampil beda, dan sukses besar
hingga kini.
Dapat dikatakan Southwest sedikit melawan arus. Saat
maskapai lain memberikan berbagai tambahan pelayanan,
Southwest justru menguranginya dan membuat segala
sesuatu jadi sederhana dan serba cepat. Kelebihan
Southwest adalah menerapkan ”first come to first serve”
dan hanya menerbangkan pesawat ke airport yang dekat
dengan metropolitan. Hal ini juga didukung oleh utilisasi
pesawat rata-rata berada di udara 11 jam, sedangkan rata-
rata industri hanya 8 jam. Tidak mengherankan harga yang
ditawarkan Southwest Airlines menawarkan harga yang
cukup rendah karena rata-rata biaya permil hanya
setengah dari pesaing.
Akibatnya strategi ini, muncul pesaing yang meniru seperti
Vanguad, America West, Reno hingga Kiwi Air. Steven P
Schnaars dalam bukunya Managing Imitation memberikan
3 alternatif dalam meniru sang pemimpin pasar. Pertama,
lower price strategy, menawarkan produk yang sama
dengan harga lebih murah. Strategi ini tentu membutuhkan
operational excellence untuk menekan biaya. Kedua,
imitate and improve, memberikan berbagai tambahan
kelebihan, misalnya dengan fitur yang lebih canggih tanpa
harus mengorbankan harga yang dapat dicapai dengan
memiliki teknologi atau sumber daya yang lebih canggih.
Yang paling menarik adalah alternatif ketiga, yaitu market
power. Dua alternatif sebelumnya berkonsentrasi pada
produk, sedangkan alternatif ketiga lebih melihat pasar,
terutama dalam hal positioning dan komunikasi.

99
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

ƒ Strategi diferensiasi. Strategi diferensiasi menawarkan


beberapa tingkat pembedaan. Diferensiasi tidak menjamin
keunggulan bersaing, terutama bila produk standar cukup
memadai dalam memadai dalam memenuhi kebutuhan
pelanggan atau kalau pesaing dapat dengan cepat meniru.
Poduk tahan lama yang terlindung oleh berbagai hambatan
sehingga tidak gampang ditiru adalah yang terbaik.
Diferensiasi yang sukses dapat berarti fleksibilitas produk
yang lebih besar, kompatibilitas yang besar, biaya yang
lebih rendah, pelayanan lebih baik pemeliharaan kurang,
lebih nyaman atau lebih menonjol. Pengembangan produk
merupakan contoh dari strategi yang menawarkan
keunggulan diferensiasi.
Strategi diferensiasi yang sukses membuat perusahaan
dapat menetapkan harga yang lebih tinggi untuk produknya
dan memperoleh loyalitas pelanggan karena konsumen
mungkin amat mendambakan pada sifat yang membedakan.
Risiko dari mengejar strategi diferensiasi adalah produk
yang unik mungkin dipandang tidak cukup oleh pelanggan
untuk membenarkan harga yang lebih tinggi. Kalau hal ini
terjadi, strategi keunggulan biaya akan dengan mudah
mengalahkan strategi diferensiasi. Risiko lain adalah
pesaing mungkin dengan cepat mengembangkan cara
untuk meniru sifat yang membedakan. Jadi perusahaan
harus menemukan sumber unik yang dapat bertahan lama,
yang tidak mudah ditiru oleh perusahaan pesaing.
ƒ Strategi fokus. strategi fokus yang sukses tergantung
pada segmen industri artinya ukuran yang memadai,
mempunyai potensi pertumbuhan yang baik, dan hal ini
tidak amat menentukan bagi sukses pesaing utama yang
lain. Strategi fokus paling efektif jika konsumen mempunyai
pilihan yang nyata atau persyaratan dan ketika perusahaan
pesaing tidak berusaha untuk melakukan spesialisasi dalam
segmen sasaran yang sama. Risiko mengejar strategi
fokus termasuk kemungkinan bahwa sejumlah pesaing
mengenali kesuksesan strategi fokus dan menirunya, atau

100
Bab XI. Analisis Industri dan Persaingan _________________________________

bahwa konsumen bergeser ke arah sifat produk yang dikehedaki


oleh pasar secara secara keseluruhan. Organisasi yang
menggunakan strategi fokus mungkin memusatkan
perhatian pada kelompok pelanggan, pasar geografis, atau
segmen lini produk tertentu dalam usaha melayani lebih
baik pasar sempit yang ditentukan dengan hati-hati
ketimbang pesaing yang melayani pasar yang lebih luas.

3. Implementasi Strategi (Strategic Implementation)


A. Persiapan implementasi: melakukan strategic positioning.
Dalam tahap ini dilakukan change management process.
Tugas change management melakukan analisis secara
menyeluruh terhadap bisnis dan tantangannya di masa
depan (transformasi bisnis) tahap berikutnya melakukan
komunikasi perubahan (membuat buletin, poster, slogan)
kepada seluruh stakeholder, dan yang terakhir memberikan
reward kepada para inovator/penggagas perubahan.
B. Pra-implementasi (solution development): mencari langkah-
langkah praktis untuk mencapai sasaran yang diinginkan.
Langkah-langkah tersebut dituangkan dalam blueprint
perubahan.
C. Implementasi (strategic solution)
D. Pasca-implementasi (post implementation)

Proses Manajemen

Visi Manajemen Operasional

Misi
Tujuan Manajemen Aktivitas

Strategi Objek
Kebijakan Target
Program Kriteria
Standar

Umpan Balik

Sumber: Susilo, Audit SDM, 2004

101
(Evaluasi – Pengukuran – Analisa – Perbaikan)

102
Merumuskan Objektif
3 5 8 Strategi

Melakukan Analisa Mengidentifikasi


Lingkungan Kesempatan dan Ancaman
9 Menyusun Program

Menetapkan Target-target
10 Spesifik

1 2 7

Mengidentifikasi Menetapkan Sasaran Memilih Strategi 11 Merencanakan Aktivitas


Visi dan Misi Jangka Pajang

12 Menyusun Anggaran

4 6 Implementasi
13
Melakukan Analisa Mengidentifikasi Kekuatan
Sumberdaya dan kelemahan
Melakukan Pengukuran
14 Evaluasi dan Tindak Lanjut
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II
Bab XI. Analisis Industri dan Persaingan _________________________________

Contoh Strategi Persaingan


no. Kategori: Pasta Gigi
1 STRATEGI CLOSE UP STRATEGI SMILE UP
- Oktober 2005, Unilver me-launch September 2005, Wings
varian Close Up Flavaliscious yang meluncurkan Smile Up rasa
terdiri dari 2 rasa, Luscious Lychee Sasparilla (Cool Explosion) dan
dan Tangerine Burst. Pappermint (Whitening)
- Close Up melakukan berbagai Smile Up.
aktivitas untuk mengkampanyekan -Melakukan kampanye ATL dan
produknya, sebagai contoh kegiatan BTL dengan komposisi budget
sampling di supermarket dan event 60% ATL dan 40% BTL.
yang membidik anak muda sebagai
target audience.
2 Kategori: Kertas
STRATEGI PAPER ONE STRATEGI BOLA DUNIA
Melakukan branding lewat kegiatan Baru tahun 2005 melakukan
ATL dan BTL. Repackaging, guna
Mengedukasi konsumen dengan mentransformasi produk kertas
mengkomunikasikan spesifikasi dari “commodity approach” menuju
kualitas yang baik dari suatu “branded approach”.
kertas. Serta mengklaim dirinya Mulai gencar berpromosi, misalnya
sebagai produk yang meraih dengan ad lips di radio-radio serta
beberapa sertifikat ISO. print ad di surat kabar dan
Mempercayakan Datascrip sebagai majalah. Kegiatan BTL pun
agen tunggal untuk memasarkan dilakukan dengan road show
produknya. bertajuk office ke office
Mengkampanyekan Smart Paper
dengan tujuan untuk brand
building, sales building.
3 Kategori: Minyak Goreng
STRATEGI BIMOLI STRATEGI TROPICAL
Menawarkan value added, Terkenal dengan klaimya “2 kali
misalnya menawarkan kandungan penyaringan “. Tropical gencar
omega 9 sekitar 40%. melakukan kampanye dari
Menawarkan harga kompetitif pendekatan kesehatan.
dengan kualitas baik. Melakukan strategi fighting brand
Terus berpromosi baik ATL dengan meluncurkan Fraiswell
maupun BTL. yang harganya lebih murah dari
tropical.
4 Kategori: Kecap
STRATEGI BANGO STRATEGI ABC
Kecap Bango menggempur Tidak mau kalah tempur akhirnya

103
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

awareness audience dengan ABC pun menayangkan iklan yang


belanja iklan yang jauh lebih besar apabila dianalisis terlihat secara
dibandingkan kecap ABC. kasat mata menonjok kecap
Agresif dalam kegiatan BTL Bango, apalagi iklan tersebut
dengan program off air-nya di gencar ditayangkan.
media elektronik, lomba memasak, Menjadi sponsor acara memasak
mensponsori acara-acara kuliner. di televisi.
Dari segi produk pun Bango telah
dipoles kembali dengan mendesain
ulang kemasan dan menambah
kemasan baru.
5 Kategori: Sabun Cuci
STRATEGI BUKRIM STRATEGI EKONOMI
Program promosi yang gencar, Mengeluarkan Boom krim dengan
mulai dari iklan dengan konsep yang sama, dengan pola
menggandeng sejumlah artis, harga yang sama, marketing mix
kemudian banyak memberikan yang sama.
hadiah dan bonus, serta Tetap mempertahankan konsumen
menggunakan hotline sebagai loyal dengan program loyalitas,
agency. sehingga dapat meningkatkan
Melakukan diferensisasi positioning frekuensi konsumsi pelanggannya.
dan fokus pada pasar yang belum Aktif berpromosi baik lewat media
dilayani oleh market leader. cetak, elektronik dan aktivitas BTL.
Menerapkan strategi low price.

6 Kategori: Obat Sakit Kepala


STRATEGI BODREX STRATEGI PANADOL
Gencar berpromosi baik di lini atas Gencar menjalankan aktivitas
maupun bawah. marketing secara simultan.
Melakukan repackaging dan Melakukan repackaging dengan
menambah varian baru, contohnya membedakan kemasan 3 warna
(bodrex migrain). dengan fungsi yang berbeda.
Perluasan produk. Memperlebar jalur distribusi.
Penggunaan hasil riset.
7 Kategori: Pesawat Terbang
Lion Air Air Asia
Strategi low price, rute pesawat Diangap lebih murah, rute hanya
tinggi baik domestik maupun rute gemuk saja dan sekarang
international. mulai berekspansi, Penganut LCC
Inovasi pelayanan: dengan menghemat biaya
Mengembangkan m-commerce seminimal mungkin
(reservasi dengan sms), fasilitas Inovasi pelayanan:
City check in, drive thru check in Internet booking, no ticket, no seat

104
Bab XI. Analisis Industri dan Persaingan _________________________________

Melakukan value innovation, number, less pramugari, no food,


seperti membuat arisan di udara, short time landing
undian berhadiah dan kartu kredit
Lion.
8 Kategori: Sampo
SUNSILK PANTENE
Produk Unilever dengan Jaringan Produk P & G, Jaringan distribusi:
distribusi menyebar secara Mulai melakukan penetrasi ke
nasional sampai ke daerah-daerah pasar-pasar dengan mendirikan
di Indonesia. gerai cantik.
Varian/Inovasi Produk: Varian/Inovasi Produk:
Terdapat 4 varian baru; Sunsilk Mengubah konsep varian sampo
black shine, Sunsilk strong and yang tadinya berdasarkan jenis
smooth, Sunsilk anti dandruff, rambut menjadi berdasarkan
Sunsilk perfect balance, serta tampilan akhir yang diinginkan,
Sunsilk clean & fresh untuk wanita meluncurkan kondisioner bernama
berkerudung. Pantene Leave On Hair

Sumber: Majalah SWA, Adu otak dan Otot Penguasa Pasar, 2006, diolah

105
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

BAB XII
ANALISIS PROFIL PERUSAHAAN

Seberapa baik strategi yang sedang dijalankan? Apa


kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan perusahaan?
Apakah perusahaan kompetitif dalam biaya? Bagaimana posisi
perusahaan di pasar? Semua pertanyaan ini mencerminkan profil
suatu perusahaan. Untuk menganalisis profil suatu perusahaan
akan digunakan pendekatan yaitu analisis SWOT.

12.1. Analisis SWOT


SWOT singkatan dari Strength (kekuatan), Weakness
(kelemahan), Opportunity (peluang), Threat (tantangan). Analisis
SWOT berisi evaluasi faktor internal perusahaan berupa kekuatan
dan kelemahannya dan faktor eksternal berupa peluang dan
tantangan. Strategi yang dipilih harus sesuai dan cocok dengan
kapabilitas internal perusahaan dengan situasi eksternalnya.
Analisis SWOT hanya bermanfaat dilakukan apabila telah secara
jelas ditentukan dalam bisnis apa perusahaan beroperasi, dan ke
arah mana perusahaan menuju ke masa depan serta ukuran apa
saja yang digunakan untuk menilai keberhasilan organisasi/manajemen
dalam menjalankan misinya dan mewujudkan visinya. Hasil
analisis akan memetakan posisi perusahaan terhadap
lingkungannya dan menyediakan pilihan strategi umum yang
sesuai, serta dijadikan dasar dalam menetapkan sasaran-sasaran
organisasi selama 3–5 tahun ke depan untuk memenuhi
kebutuhan dan harapan dari para stakeholder.
Dalam praktik sering ditemui bahwa penggunaan analisis
SWOT sebagai alat perencanaan strategis tidak memberikan hasil
yang diharapkan, yang disebabkan salah satu atau gabungan dari
faktor-faktor sebagai berikut:

106
Bab XII. Analisis Profil Perusahaan _____________________________________

ƒ Visi, misi dan ukuran keberhasilan organisasi tidak


ditetapkan secara jelas dan tegas atau tidak digunakan
dalam mengidentifikasikan peluang dan ancaman yang
dihadapi serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
organisasi.
ƒ Data dan informasi yang digunakan kurang lengkap,
kurang spesifik dan kurang akurat, sehingga dalam
perumusan faktor strategisnya tidak fokus.
ƒ Analisis lebih ditekankan kepada kecanggihan metode dan
bukan kepada filosofi, kesungguhan dalam melakukan
analisis serta kegunaan hasil SWOT itu sendiri.
ƒ Terlalu beragamnya pendekatan analisis yang dikenal dan
ditawarkan, tetapi relatif sedikitnya referensi dan bahan
bacaan yang komprehensif dan studi kasus yang ada yang
menyebabkan model dan pendekatan yang digunakan
sering kurang sesuai dengan karakter organisasi yang
bersangkutan.
ƒ Pemberian bobot dan peringkat diatur sedemikian rupa untuk
menempatkan perusahaan pada posisi yang diinginkan
atau tidak digunakan dengan semestinya. Karena itu tidak
jarang terjadi, sekalipun analisis SWOT menempatkan
perusahaan pada kuadran yang menghendaki perusahaan
memilih strategi konsolidasi, tetapi dari sasaran-sasaran
dan program yang ditetapkan perusahaan justru
mencerminkan strategi ekspansi.

12.2. Langkah-Langkah Analisis SWOT


A. Persiapan: Menyamakan Pemahaman (Persepsi)
1. Perlunya identifikasi terhadap peluang dan ancaman yang
dihadapi serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
organisasi melalui penelaahan terhadap lingkungan usaha
dan potensi sumber daya organisasi dalam menetapkan
sasaran dan merumuskan strategi organisasi yang realistis
dalam mewujudkan misi dan visinya.

107
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

2. Mengumpulkan jenis dan kualitas data dan informasi yang


internal dan eksternal yang diperlukan.
3. Menyamakan langkah-langkah (prosedur) dalam melakukan
analisis eksternal dan internal.

Metode pendekatan: pemaparan; diskusi dan latihan; pengumpulan


data dan informasi; brainstorming dan analisis.

B. Mengidentifikasi Faktor Internal dan Faktor Eksternal


Sebelum melakukan analisis terhadap lingkungan usaha
(faktor-faktor eksternal) dan kondisi sumber daya (faktor-faktor
internal) perlu diperhatikan sifat telaah faktor eksternal dan
eksternal.

Eksternal Factor Internal Factor


ƒ Mengembangkan daftar peluang ƒ Semua organisasi mempunyai
yang dapat dimanfaatkan dan kekuatan dan kelemahan,
ancaman yang perlu dihindarkan tidak satu pun yang kuat atau
lemah di segala bidang

ƒ Tidak bertujuan mengembangkan ƒ Tidak mungkin melakukan


daftar panjang dan lengkap peninjauan semua bidang
semua faktor ekternal yang fungsional organisasi
berpengaruh terhadap (pemasaran, keuangan,
pencapaian misi dan visi akunting, manajemen, sistem
akuntansi komputer, produksi
dan operasi) dan sub-bidang
secara mendalam

ƒ Mengenali faktor-faktor kunci saja ƒ Mengenali faktor-faktor kunci


dan menawarkan respons yang saja dan menawarkan
mungkin dilakukan respons yang mungkin
dilakukan

108
Bab XII. Analisis Profil Perusahaan _____________________________________

1. Internal Faktor (Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan)


Kekuatan (strength) segala sesuatu yang bagus yang
dapat diperbuat oleh perusahaan, atau suatu karakteristik yang
memiliki kapabilitas penting. Kekuatan itu dapat berupa keahlian
(skill), keunggulan/kompetensi inti (core competence), sumber daya,
kemampuan bersaing, teknologi superior, dan lain-lain. Kelemahan
(weakness) adalah segala sesuatu yang merupakan kekurangan
perusahaan, atau suatu kondisi yang tidak menguntungkan
perusahaan.

Contoh kekuatan dan kelemahan:


Kekuatan (strength): Kelemahan (weakness):
Keunggulan inti Arah strategi tidak jelas
Keuangan bagus Fasilitas usang
Reputasi baik Profitabilitas kurang
Pemimpin pasar Manajemen kurang
Mencapai skala ekonomi Keahlian tidak pas
Tehnologi canggih Reputasi kurang
Biaya rendah Kurang riset dan pengembangan
Periklanan lebih baik Citra pasar jelek
Inovasi produk Jaringan distribusi kurang
Berpengalaman Pemasaran kurang
Pabrik lebih bagus Biaya tinggi

Perusahaan harus dapat menggunakan kekuatannya untuk


memenangkan persaingan. Sedangkan kelemahan yang ada, harus
diperbaiki. Strategi dibangun berdasarkan kekuatan perusahaan
dan apa yang terbaik yang dapat diperbuat oleh perusahaan, serta
berusaha menghindari kelemahan dan kekurangmampuan
perusahaan.

2. Eksternal Faktor (Identifikasi Peluang dan Tantangan)


Peluang pasar merupakan faktor terbesar yang membentuk
strategi perusahaan. Peluang industri berbeda dengan peluang
perusahaan. Tidak semua perusahaan bisa memanfaatkan

109
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

peluang industri. Hal ini tergantung dengan posisi dan kemampuan


perusahaan dalam mengejar peluang yang ada.

Peluang (opportunities) Tantangan (threats)


Tambahan group konsumen Pesaing biaya rendah
Masuk pasar/segmen baru Barang substitusi naik
Mengisi kekosongan barang Pertumbuhan pasar lambat
Integrasi vertikal Perubahan peraturan/UU
Terjadi pertumbuhan Perubahan selera konsumen

Peluang dan tantangan tidak hanya mempengaruhi daya


tarik dari suatu situasi perusahaan, tetapi intinya diperlukan untuk
pelaksanaan suatu strategi. Untuk bisa cocok dan sesuai dengan
situasi perusahaan, strategi harus ditujukan untuk mencapai
peluang dan sesuai dengan kapabilitas perusahaan. Pentingnya
analisis SWOT menyangkut evaluasi kekuatan, kelemahan,
peluang dan tantangan, serta menggambarkan kesimpulan
mengenai daya tarik situasi perusahaan untuk pelaksanaan suatu
strategi (strategic action).

Gbr 12.1 Langkah dalam Melakukan Analis SWOT


Sumber: Thompson Jr., Strickland and Gamble, 2005, Crafting and Executing
Strategy, Concept & Cases, Mc Graw-Hill International Edition, New York

110
Bab XII. Analisis Profil Perusahaan _____________________________________

3. Melakukan Pembobotan
A. Faktor Internal
Faktor-faktor yang dimonitoring berikut hasil monitoring
dimasukkan ke lembar kerja. Evaluasi faktor-faktor internal untuk
diidentifikasi, apakah faktor-faktor tersebut merupakan kekuatan
atau kelemahan dan untuk kemudian diberi bobot dan peringkat,
melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1. Identifikasi faktor-faktor kunci internal mana saja yang
merupakan kekuatan dan beri tanda “K” pada kolom “Sifat”
(kolom 2), dan faktor-faktor mana saja yang merupakan
kelemahan dan beri tanda “L” pada kolom tersebut.
2. Beri bobot untuk setiap faktor dari 0,00 (tidak penting) sampai
dengan 1,00 (penting) pada kolom “Bobot”. Bobot
menunjukkan kepentingan relatif dari faktor terhadap
organisasi. Jumlah seluruh bobot yang diberikan baik untuk
faktor-faktor yang merupakan kekuatan maupun faktor-faktor
yang merupakan kelemahan harus sama dengan 1,00. Untuk
memudahkan pembobotan, beri nilai 1 sampai dengan 4 pada
kolom “Nilai” (kolom 3): 1 = tidak penting; 2 = agak penting; 3
= penting; dan 4 = sangat penting. Setelah semua faktor-
faktor kunci internal diberi nilai, nilai tersebut dijumlah, dan
bobot untuk suatu faktor kunci internal adalah nilai yang
diberikan kepada faktor dibagi dengan jumlah nilai semua
faktor. Dan apabila semua bobot faktor-faktor kunci internal
dijumlahkan, akan diperoleh nilai satu. Faktor-faktor yang
diberi nilai lebih besar dari pada nol hendaknya faktor yang
benar-benar mempunyai pengaruh yang signifikan. Kalau ada
dua faktor atau lebih yang mirip yang sama-sama merupakan
kekuatan atau sama-sama merupakan kelemahan, yang
diberi nilai lebih besar dari pada nol hanya salah satu saja.
3. Berikan peringkat 1 dan 2 pada kolom (7) untuk faktor-faktor
kunci internal yang merupakan kekuatan guna menentukan
apakah faktor tersebut merupakan kekuatan utama/mayor
(peringkat 2) dan kekuatan sekunder/minor (peringkat 1) pada
kolom (10) untuk faktor-faktor kunci internal yang merupakan
kelemahan untuk menentukan apakah kelemahan tersebut

111
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

kelemahan utama/mayor (peringkat 2) atau kelemahan


sekunder (lihat Contoh Lampiran).
4. Hasil identifikasi faktor-faktor kunci internal yang merupakan
peluang dan ancaman, pembobotan dan rating dipindahkan
ke tabel Matriks Evaluasi Faktor Internal (EFI) untuk diberi
skor: bobot x rating. Skor faktor-faktor kunci internal yang
merupakan peluang dan yang merupakan ancaman masing-
masing dijumlah dan kemudian diperbandingkan.

112
Faktor Sifat Pengaruh Peringkat Kekuatan dan Kelemahan
Nilai Bobot Kekuatan Kelemahan
(1-4) Mayor Minor Point Mayor Minor Point
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1. PRODUK
K 2 0.05 X 2
† Harga jual
K 4 0.02 X 1
† Mutu produk
L 3 0.06 X 2
† Desain dan variasi produk
L 1 0.04 X 1
† Perlengkapan (feature) tambahan
† Pengemasan & label
2. FUNGSI PEMASARAN
† Promosi dan iklan
† Tenaga sales
3. DISTRIBUSI DAN PERSEDIAAN
† Kecepatan distribusi
† Ketepatan waktu pengiriman
† Ketersediaan barang
4. PELAYANAN PELANGGAN
† Keramahan pelayanan
† Pelayanan purna jual
5. ORGANISASI DAN SDM
† Wewenang dan delegasi
† Rekrutmen dan penempatan
† Tingkat keahlian khusus
† Tingkat pendidikan
† Pengalaman kerja
† Jumlah tenaga kerja
6. SISTEM MANAJEMEN
† Sistem pembukuan (akuntansi)
Bab XII. Analisis Profil Perusahaan _____________________________________

† Sistem administrasi

113
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

114
Bab XII. Analisis Profil Perusahaan _____________________________________

B. Faktor Eksternal
Faktor-faktor yang dimonitoring berikut hasil monitoring
dimasukkan ke lembar kerja. Evaluasi faktor-faktor eksternal untuk
diidentifikasi, apakah faktor-faktor tersebut merupakan peluang
atau ancaman dan untuk kemudian diberi bobot dan peringkat,
melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1. Identifikasi faktor-faktor kunci eksternal mana saja yang
merupakan peluang dan beri tanda “P” pada kolom “Sifat”
(kolom 2), dan faktor-faktor mana saja yang merupakan
ancaman dan beri tanda “A” pada kolom tersebut.
2. Beri bobot untuk setiap faktor dari 0,00 (tidak penting) sampai
dengan 1,00 (penting) pada kolom “Bobot” (kolom 4). Bobot
menunjukkan kepentingan relatif dari faktor terhadap
organisasi, jumlah seluruh bobot yang diberikan baik untuk
faktor-faktor yang merupakan peluang maupun faktor-faktor
yang merupakan ancaman harus sama dengan 1,00. Untuk
memudahkan pembobotan, beri nilai 1 sampai dengan 4 pada
kolom “Nilai” (kolom 3): 0 = tidak penting; 2 = agak penting; 3
= penting; dan 4 = sangat penting. Setelah semua faktor-
faktor kunci eksternal diberi nilai, nilai tersebut dijumlah, dan
bobot untuk suatu faktor kunci eksternal adalah nilai yang
diberikan kepada faktor dibagi dengan jumlah nilai semua
faktor. Dan apabila semua bobot faktor-faktor kunci eksternal
dijumlahkan, akan diperoleh nilai satu. Faktor-faktor yang
diberi nilai lebih besar dari pada nol hendaknya faktor yang
benar-benar mempunyai pengaruh yang signifikan. Kalau ada
dua faktor atau lebih yang mirip yang sama-sama merupakan
peluang atau sama-sama merupakan ancaman atau kedua
faktor itu mempunyai hubungan sebab-akibat, yang diberi nilai
lebih besar dari pada nol hanya salah satu saja.
3. Berikan peringkat 1 dan 2 pada kolom (7) untuk faktor-faktor
kunci eksternal yang merupakan peluang dan peringkat 2 dan
1 pada kolom (10) untuk faktor-faktor kunci eksternal yang
merupakan ancaman untuk menentukan seberapa jauh
strategi organisasi waktu ini dapat merespons (memanfaatkan
untuk faktor-faktor peluang dan menghindari untuk faktor-

115
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

faktor yang merupakan ancaman). Untuk peluang: 1 = rendah


(kurang efektif), dan 2 = tinggi (cukup efektif), sedangkan untuk
ancaman 2 = rendah (kurang efektif) dan 1 = tinggi (cukup
efektif).

12.3 Matriks Evaluasi Faktor Internal (EFI) dan Evaluasi


Faktor Eksternal (EFE)
Hasil identifikasi faktor-faktor kunci internal yang
merupakan peluang dan ancaman, pembobotan dan rating
dipindahkan ke tabel Matriks Evaluasi Faktor Internal (EFI) untuk
diberi skor: bobot x rating. Skor faktor-faktor kunci internal yang
merupakan peluang dan yang merupakan ancaman masing-
masing dijumlah dan kemudian diperbandingkan, sedangkan hasil
identifikasi faktor-faktor kunci eksternal yang merupakan peluang
dan ancaman, pembobotan, dan rating dipindahkan ke tabel
Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) untuk diberi skor: bobot x
rating. Skor faktor-faktor kunci eksternal yang merupakan peluang
dan yang merupakan ancaman masing-masing dijumlah dan
kemudian diperbandingkan.

Contoh EFI
Faktor Kunci Internal Bobot Rating Bobot x
Rating
Kekuatan
Harga jual 0.05 2 0.10
Mutu produk 0.07 1 0.07
Promosi dan iklan 0.12 2 0.24
Ketersediaan barang 0.04 1 0.04
Pelayanan purna jual 0.06 2 0.12
Pengalaman kerja 0.08 1 0.08
Jumlah tenaga kerja 0.05 2 0.10
Rekrutmen dan penempatan 0.12 1 0.12
Sistem pembukuan (akuntansi) 0.07 2 0.14

Total Skor Kekuatan 0.66 0.91

116
Bab XII. Analisis Profil Perusahaan _____________________________________

Kekuatan
Desain dan variasi produk 0.05 2 0.10
Perlengkapan (feature) tambahan 0.07 1 0.07
Pengemasan & label 0.02 2 0.04
Tenaga sales 0.04 2 0.08
Kecepatan distribusi 0.06 2 0.12
Ketepatan waktu pengiriman 0.05 1 0.05
Ketersediaan barang 0.05 1 0.05
Keramahan pelayanan
Pelayanan purna jual
Total Skor Kelemahan 0.34 0.51

Selisih Kekuatan -Kelamahan 0.40

Contoh EFE
Faktor Kunci Eksternal Bobot Rating Bobot x
Rating
Peluang
Persaingan untuk usaha sejenis 0.06 2 0.12
Persaingan untuk produk substitusi 0.07 1 0.07
Promosi dan iklan 0.12 2 0.24
Tingkat suku bunga kredit 0.04 1 0.04
Perilaku pasar 0.06 2 0.12
Perkembangan TI 0.08 1 0.08
Mutu bahan baku 0.05 2 0.10

Total Skor Peluang 0.48 0.77

Ancaman

Peraturan pemerintah 0.05 2 0.10


Perpajakan 0.07 1 0.07
Kebijakan fiskal 0.06 2 0.12
Permintaan pasar 0.04 2 0.08
Ketersediaan bahan baku 0.16 1 0.16
Sikap masyarakat terhadap produk 0.09 1 0.09
Kondisi perekonomian dan 0.05 1 0.05
perbankan (keuangan)

Total Skor Ancaman 0.52 0.67

Selisih Kekuatan -Kelamahan 0.10

117
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

12.4. Matriks Posisi Perusahaan


Hasil analisis pada tabel Matriks Evaluasi Faktor Eksternal
dan Matriks Evaluasi Faktor Internal dipetakan pada Matriks Posisi
Organisasi dengan cara sebagai berikut:
ƒ Sumbu horisontal (x) menunjukkan kekuatan dan kelemahan,
sedangkan sumbu vertikal (y) menunjukkan peluang dan
ancaman.
ƒ Posisi perusahan ditentukan dengan hasil analisis sebagai
berikut.
ƒ Kalau peluang lebih besar daripada ancaman maka nilai
y>0 dan sebaliknya ancaman lebih besar daripada peluang
maka nilai y<0.
ƒ Kalau kekuatan lebih besar daripada kelemahan maka nilai
x>0 dan sebaliknya kelemahan lebih besar daripada
kekuatan maka nilai x<0.

EKSTERNAL FAKTOR (EFE)

(+)
Kuadran III : Kuadran I :
strategi turn-around I
strategi agresif N
T
E
R
(-) (+) N
A
Kuadran II : L
Kuadran IV
strategi defensif strategi diversivikasi F
A
K
T
O
R
(-)

Kuadran I
ƒ Merupakan posisi yang sangat menguntungkan.
ƒ Perusahan mempunyai peluang dan kekuatan sehingga ia
dapat memanfaatkan peluang yang ada secara maksimal.
ƒ Seyogianya menerapkan strategi yang mendukung
kebijakan pertumbuhan yang agresif.

118
Bab XII. Analisis Profil Perusahaan _____________________________________

Kuadran II
ƒ Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan
mempunyai keunggulan sumber daya.
ƒ Perusahaan-perusahaan pada posisi seperti ini dapat
menggunakan kekuatannya untuk memanfaatkan peluang
jangka panjang.
ƒ Dilakukan melalui penggunaan strategi diversifikasi produk
atau pasar.

Kuadran III
ƒ Perusahaan menghadapi peluang pasar yang besar tetapi
sumber dayanya lemah, karena itu tidak dapat memanfaatkan
peluang tersebut secara optimal fokus strategi perusahaan
pada posisi seperti ini ialah meminimalkan kendala-kendala
internal perusahaan.

Kuadran IV
ƒ Merupakan kondisi yang serba tidak menguntungkan.
ƒ Perusahaan menghadapi berbagai ancaman eksternal
sementara sumber daya yang dimiliki mempunyai banyak
kelemahan.
ƒ Strategi yang diambil: defensif, penciutan atau likuidasi.

4 model alternatif strategi dengan SWOT yaitu:


ƒ Strengths-Opportunities (SO)

SO Strategies

Strengths
Weaknesses Use a firm’s
internal strengths
Opportunities
to take advantage
Threats SO
of external
Strategies opportunities
SWOT

119
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

ƒ Weaknesses-Opportunities (WO)

WO Strategies

Strengths
Weaknesses Improving internal
weaknesses by
Opportunities
taking advantage
Threats WO
of external
Strategies opportunities
SWOT

ƒ Strengths-Threats (ST)
ST Strategies

Strengths Use a firm’s


Weaknesses strengths
Opportunities to avoid or
Threats ST reduce the impact
Strategies of external
threats
SWOT

ƒ Weaknesses-Threats (WT)
WT Strategies

Defensive tactics
Strengths aimed at reducing
Weaknesses internal
Opportunities weaknesses &
Threats WT avoiding
Strategies environmental
threats
SWOT

120
Bab XIII. Aspek Risiko ______________________________________________

BAB XIII
ASPEK RISIKO

Istilah risiko dalam manajemen mempunyai berbagai


makna. Risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat
terjadi selama periode tertentu atau probabilitas sesuatu hasil/
outcome yang berbeda dengan yang diharapkan. Risiko dapat
juga dikatakan ketidakpastian yang mungkin melahirkan peristiwa
kerugian (Salim, 1993).
Beberapa istilah (terms) yang sering digunakan dalam
risiko adalah sebagai berikut:
• Hazard: kondisi yang potensial menyebabkan terjadinya
kerugian atau kerusakan.
• Exposure: sumber-sumber yang besar kemungkinannya
diakibatkan oleh even yang sudah terjadi, lembur atau pengulangan
kejadian yang sama.
• Probability: kemungkinan bahwa suatu even akan terjadi.
• Risk: kemungkinan kerugian dari hazard, diperhitungkan dari
kemungkinan dan kehebatan kerugian selama periode tertentu.
• Risk control: tindakan yang dirancang untuk mengurangi
risiko, seperti perubahan prosedur, perbaikan fasilitas, supervisi
ekstra dan sebagainya.
• Risk management: pengambilan keputusan yang rasional
dalam keseluruhan proses penanganan risiko, termasuk risk
assessment, sebagaimana tindakan untuk membangun dan
menerapkan pilihan-pilihan kontrol risiko.
• Gambling: pengambilan keputusan risiko tanpa assessment
yang rasional atau prudent atau keterlibatan manajemen risiko.

Risiko timbul karena adanya ketidakpastian. Biasanya


ketidakpastian diakibatkan karena adanya keraguan terhadap

121
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

sesuatu hal di masa depan atau kelemahan seseorang/


perusahaan dalam memprediksi masa depan perusahaannya.
Risiko dipengaruhi oleh beberapa hal yakni:
1. Keterbatasan dalam hal sumber daya informasi yang tersedia.
2. Kelemahan dalam perencanaan yang tidak komprehensif.
3. Keterbatasan pengetahuan dari para pengambil keputusan.

Ketidapastian dapat diklasifikasikan dalam 3 hal yakni:


1. Ketidakpastian ekonomi yaitu ketidakpastian yang disebabkan
kejadian-kejadian yang timbul akibat gejolak ekonomi di suatu
negara, misalnya krisis ekonomi yang berkepanjangan seperti
yang dialami oleh negara kita, kenaikan harga BBM,
perubahan perilaku konsumen.
2. Ketidakpastian politik yaitu ketidakpastian yang disebabkan
kejadian-kejadian politik yang timbul di suatu negara yang
menyebabkan kerusuhan, perang, atau kudeta militer.
3. Ketidakpastian alam yaitu ketidakpastian yang disebabkan
oleh kejadian-kejadian alam seperti bencana alam, tsunami,
gempa, gunung berapi, atau kasus lumpur panas Sidoarjo.

13.1. Macam-Macam Risiko


Berbagai jenis risiko itu juga dapat dibedakan atas dua
kelompok besar yaitu: (1) Risiko yang sistematis (systematic risk),
yaitu risiko yang diakibatkan oleh adanya kondisi atau situasi
tertentu yang bersifat makro, seperti perubahan situasi politik,
perubahan kebijakan ekonomi pemerintah, perubahan situasi
pasar, situasi krisis atau resesi, dan sebagainya yang berdampak
pada kondisi ekonomi secara umum; dan (2) Risiko yang tidak
sistematis (unsystematic risk), yaitu risiko yang unik, yang melekat
pada suatu perusahaan atau bisnis tertentu saja.
Dalam Risiko yang tidak sistematis (unsystematic risk)
yang patut diwaspadai adalah pengelolaan bisnis risiko
operasional. Risiko operasional adalah risiko akibat dari kurangnya
(deficiencies) sistem informasi atau sistem pengawasan internal

122
Bab XIII. Aspek Risiko ______________________________________________

yang akan menghasilkan kerugian yang tidak diharapkan. Risiko


ini berkaitan dengan sistem informasi, kesalahan manusiawi
(human error), kegagalan sistem, dan ketidakcukupan prosedur
dan kontrol serta pengawasan internal.

Sumber: Harrington dan niehaus, Risk Management & insurances, second


edition, 2004

Menurut Djojosoedarso, (2003) risiko dapat dibedakan


dengan berbagai cara antara lain:
1. Risiko yang tidak disengaja (risiko murni) yaitu risiko yang
apabila terjadi menimbulkan kerugian dan terjadi tanpa
sengaja misalnya risiko terjadinya kebakaran, bencana alam,
pencurian, penggelapan, pengacauan, dsb.
2. Risiko yang disengaja (risiko spekulatif) yaitu risiko yang
sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan agar terjadinya
ketidakpastian memberikan keuntungan kepadanya, misalnya
risiko utang piutang, perjudian, perdagangan berjangka
(hedging).
3. Risiko fundamental adalah risiko yang penyebabnya tidak
dapat dilimpahkan kepada seseorang dan yang menderita
tidak hanya seseorang tetapi banyak orang misalnya banjir,
angin topan.

123
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

4. Risiko khusus adalah risiko yang bersumber pada peristiwa


yang mandiri dan umumnya mudah diketahui penyebabnya
seperti kapal kandas, pesawat jatuh, tabrakan mobil.
5. Risiko dinamis adalah risiko yang timbul akibat perkembangan
dan kemajuan (dinamika) masyarakat di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi kebalikannya disebut risiko statis
seperti kematian dan hari tua.

Dari sisi sumber/penyebab risiko dapat dibedakan ke


dalam 2 bagian:
1. Risiko intern yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan
itu sendiri, seperti kesalahan kerja, korupsi, kesalahan
manajemen, dsb.
2. Risiko ekstern risiko yang berasal dari luar perusahaan seperti
risiko pencurian, penipuan, persaingan, fluktuasi harga,
perubahan kebijakan pemerintah, dsb.

Dapat tidaknya risiko yang dialihkan ke pihak lain:


1. Risiko yang dapat dialihkan ke pihak lain dengan
mempertanggungkan suatu objek yang terkena risiko kepada
perusahaan asuransi dengan membayar sejumlah premi
asuransi sehingga kerugian menjadi tanggungan (pindah) ke
pihak perusahaan asuransi.
2. Risiko yang tidak dapat dialihkan ke pihak lain (tidak dapat
diasuransikan), umumnya meliputi semua jenis rasio
spekulatif.

13.2 Upaya Penanggulangan Risiko


Sesuai dengan sifat dan objeknya maka ada beberapa
cara untuk menanggulangi/meminimumkan risiko kerugian antara
lain Djojosoedarso, 2003:
1. Melakukan pencegahan dan pengurangan terhadap kemungkinan
terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian misalnya
membangun gedung dengan bahan-bahan yang anti terbakar
untuk mencegah terjadinya bahaya kebakaran, memagari

124
Bab XIII. Aspek Risiko ______________________________________________

mesin-mesin untuk menghindari kecelakaan kerja,


melakukan pemeliharaan dan penyimpanan yang baik
terhadap bahan-bahan dan hasil produksi untuk menghindari
risiko kecurian dan kerusakan, mengadakan pendekatan
kemanusiaan untuk mencegah terjadinya pemogokan,
sabotase dan pengacauan.
2. Melakukan retensi, artinya mentolerir, membiarkan terjadinya
kerugian dan untuk mencegah terganggunya operasi
perusahaan akibat kerugian tersebut disediakan sejumlah
dana untuk menanggulanginya (contoh: pos biaya lain-lain
atau tak terduga).
3. Melakukan pengendalian terhadap risiko, contohnya
melakukan hedging untuk menaggulangi risiko kelangkaan
dan fluktuasi harga bahan baku atau inventory sistem yang
baik.
4. Mengalihkan/memindahkan risiko kepada pihak lain, yaitu
dengan cara mengadakan kontrak pertanggungan (asuransi)
terhadap risiko tertentu dengan membayar sejumlah premi.

Sedangkan menurut Harington dan Niehaus (2004)


menyarankan 5 langkah dalam mengelola risiko yaitu:
1. Identification of risks: mengidentifikasi risiko-risiko yang bakal
muncul. Pada tahap ini pengusaha/manajer mengakumulasi
data mengenai peristiwa atau issue yang pernah terjadi di
masa lalu dan menskenariokannya ke masa kini atau masa
yang akan datang. Peristiwa ini dipilah-pilah dan diklasifikasi
menurut jenis risikonya.

125
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

Contoh:
Lembar Penilaian Risiko
Bidang Key Indikator Risk Risk Control
Rating Program
Keuangan • Likuiditas
• Solvabilitas (leverage)
• Aktivitas
• Profitabilitas
Marketing • Market share
• % pertumbuhan pelanggan
• Tingkat keluhan pelanggan
• Peningkatan penjualan
• Kepuasan pelanggan
Proses bisnis • Waktu proses pelayanan
• Persentase produk cacat
• Sistem persediaan
• Kondisi peralatan
• Efektifitas dan efisiensi
produksi
SDM • Tingkat pendidikan
• Tingkat keahlian/
pengalaman
• Turnover karyawan
• Tingkat kinerja
• Tingkat Obsensi
Keterangaan:
Risk Rating: Rendah (R), Sedang (S), Tinggi (T)

2. Evaluation of frequency and severity of losses: mengevaluasi


sebab-sebab terjadinya kehilangan, kesalahan dan kerugian,
menaksir risiko dan melakukan tingkatan risiko.
Contoh:
Sebuah perusahaan memiliki 300 orang karyawan. Selama 5
tahun ada 60 orang karyawan yang terkena kecelakaaan
kerja dan menghabiskan biaya sebesar 600 juta.
• Rata-rata (frekuensi) kecelakaan kerja sebesar
60/1500 = 0.04.

126
Bab XIII. Aspek Risiko ______________________________________________

• Biaya rata-rata kecelakaaan kerja sebesar 600 juta/


60 = 10 juta/orang, atau 2 juta/orang/tahun.
• Annual expected loss berarti 0.04 x 10 juta =
400.000/pekerja

3. Choosing risk management methods: memilih metode


penanggulangan risiko.

Sumber: Harrington dan niehaus, Risk Management & insurances, second


edition, 2004

4. Implementation of the chosen methods: mengimplementasikan


metode yang telah dipilih.

5. Monitoring the performance and suitability of the methods:


memonitoring pelaksanaan manajemen risiko sehingga dapat
dilakukan tanggapan dan penilaian atas aktivitas bisnis yang
dijalankan.

Sedangkan Angkatan Udara Amerika Serikat (US Air


Force), menggunakan enam tahap proses yang jelas dan
sederhana dalam mengelola risiko.

127
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

(1) Mengidentifikasi hazard


Mempertimbangkan semua aspek dari situasi saat ini dan yang
akan datang, lingkungan dan masalah yang secara historis
diketahui. Dalam mengidentifikasi hazard, pengalaman tidak
dapat terlalu diandalkan. Ini adalah alat yang paling efektif
yang tersedia. Pengidentifikasian hazard harus didekati secara
bersama karena tidak seorang pun yang dapat melakukannya
sendiri dengan sukses. “Pikirkanlah kesalahan yang dapat
terjadi, sekecil apapun kemungkinannya”.

(2) Menaksir risiko


Berdasarkan hasil identifikasi hazard, tahap berikutnya adalah
menganalisis risiko yang terkait, bagaimana dan seberapa
besar kemungkinannya. Angkatan Udara Amerika Serikat
percaya, bahwa tahap ini adalah merupakan inti dari program
manajemen risiko. Kesuksesan tahap ini tergantung pada
kualitas analisis risiko dan biaya.
• Apa hasil terbaik?
• Apa hasil yang paling mungkin? dan
• Bagaimana kemungkinannya masing-masing?

Ketiga pertanyaan tersebut masing-masing harus mendapat


perhatian yang cukup. Analisis dapat dilakukan secara
kuantitatif ataupun secara kualitatif, tergantung pada situasi
(waktu, biaya dan kapabilitas).
Konsep penting lainnya, adalah interaksi. Interaksi terjadi bila
dua buah hazard atau lebih terjadi bersama-sama sekaligus.
Misalnya situasi di mana pengawasan internal lemah terjadi
pada ketidak-jujuran yang terjadi dalam suatu lingkungan.
Pengalaman dan pikiran jernih merupakan jalan terbaik untuk
menaksir interaksi secara konsisten.

(3) Menganalisis kadar pengawasan risiko


Angkatan Udara Amerika Serikat menggunakan risk
assessment matrix untuk membangun kadar pengawasan
yang diperlukan. Matrix mengkombinasikan berat-ringannya

128
Bab XIII. Aspek Risiko ______________________________________________

beban risiko dan kemungkinan hazard sampai lima level.


Level-level risiko atau taksiran risiko operasional ini
menjelaskan semua dampak dari semua hazard yang terkait
dengan operasi.
1) Sangat tinggi (extremely high): kehilangan kemampuan
untuk menyelesaikan operasi.
2) Tinggi (high): kehilangan kemampuan untuk memenuhi
persyaratan standar operasi.
3) Sedang (medium): turunnya kemampuan dalam pemenuhan
persyaratan standar operasi.
4) Rendah (low): Tidak (sedikit) berdampak pada penyelesaian
operasi.
5) Sangat rendah (residual risk): risiko tersisa setelah
dilakukan usaha pengurangan risiko.

Level-level risiko yang diperoleh dari matrix yang digunakan itu


adalah fleksibel dan bervariasi antara perusahaan yang satu
dengan perusahaan yang lain, tergantung pada sifat dasar dari
operasi dan kemauan perusahaan untuk menerima risiko. Hal
ini harus diformulasikan dalam bentuk kebijakan tertulis oleh
setiap bank. Walaupun demikian ada aturan yang keras dan
cepat, yang harus diterapkan yaitu: “Bila tidak dapat
mengontrol risiko – hindarkanlah!”

Ada empat tahap dalam menganalisis kadar pengawasan


risiko yaitu:
I. Membangun pengawasan risiko
Yaitu kadar pengawasan yang harus dibangun untuk
mengeliminasi hazard dan mengurangi risiko. Begitu
pengawasan risiko dibangun, maka risiko dievaluasi
sampai risiko dapat dikurangi, sampai pada level di mana
manfaatnya lebih banyak daripada biaya potensial.
II. Mengidentifikasi pengawasan risiko
Pembangunan pengawasan risiko diawali dengan
pengambilan tingkat risiko yang ditentukan sebelumnya
dan mengidentifikasi sebanyak mungkin pilihan

129
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

pengawasan risiko yang mungkin diambil bagi semua


hazard yang melampaui tingkat risiko yang bisa diterima.
III. Menentukan efektivitas risiko
Setelah identifikasi pilihan pengawasan risiko, proses
berikutnya adalah menentukan efek dari setiap
pengawasan yang berkaitan dengan hazard.
IV. Memilih pengawasan risiko
Pengawasan yang terbaik adalah yang konsisten dengan
tujuan operasional dan penggunaan sumber daya yang
tersedia secara optimal.

(4) Membuat keputusan pengawasan risiko


Keputusan pengelolaan risiko harus dibuat secara dini dalam
tahap penyusunan perencanaan. Hal ini lebih mudah
diintegrasikan dalam suatu operasi daripada mencoba
menyelipkannya pada tahap akhir. Keputusan yang demikian
dibuat setelah menganalisis secara hati-hati semua aspek
operasi. Proses analisis tersebut harus logis melalui konsultasi
dengan semua unsur atau pihak yang relevan.
Pada dasarnya tahap ini harus dilakukan oleh kelompok
manajemen senior yang bertanggung jawab atas strategi
pengelolaan risiko.

(5) Menerapkan pengawasan


Setelah keputusan diambil, tahap berikutnya adalah
menerapkan pengawasan. Ini adalah tahap di mana manfaat
dari persiapan dan pemikiran yang hati-hati menjadi jelas.
Dalam rangka mencapai kesuksesan dalam penerapan
pengawasan, haruslah ditemukan kebutuhan mutlak untuk
mendapatkan satu pendekatan menyeluruh terhadap risiko
operasional, dan kebijakan umum harus dipertahankan dengan
ketat untuk memastikan integritas.
Manajemen pada semua level harus diberikan wewenang
untuk mengkomunikasikan semua standar yang diperlukan
kepada staf mereka dan kemudian menerapkannya dalam

130
Bab XIII. Aspek Risiko ______________________________________________

wilayah tanggung jawab mereka. Manajemen tidak boleh


menganggap bahwa staf mereka tahu ataupun mengerti
pengawasan yang ditentukan. Konsekuensinya, setiap
pernyataan yang berhubungan dengan manajemen risiko harus
jelas, praktis, dan disosialisasikan.

(6) Supervisi dan evaluasi


Setiap program manajemen risiko, baik risiko operasional,
risiko pasar atau risiko kredit, harus secara berkesinambungan
(continue) di-review dan di-update. Risiko operasional adalah
dinamis dan terus-menerus berubah, lebih dari risiko pasar dan
risiko kredit. Program tersebut tidak dapat hanya ditulis sebagai
doktrin lalu dilupakan.

Adalah tanggung jawab manajemen untuk memastikan


bahwa standar minimum telah diikuti dan standar maksimum
dicapai semaksimal mungkin. Bila menemukan sesuatu yang tidak
direncanakan, maka program tersebut harus diberhentikan dan
dievaluasi.

13.3. Risiko yang Dihadapi Pengusaha


Seiring dengan perkembangan usaha yang biasanya diikuti
dengan perubahan gaya manajemen, maka pada saat yang sama
para wirausahawan dihadapkan pada berbagai risiko. Bagi
sebagian wirausahawan yang memiliki keberanian dan
kematangan berpikir risiko-risiko tersebut mungkin sudah
diantisipasi dan dapat dilalui dengan baik. Namun bagi sebagian
wirausahawan yang lain, risiko yang harus dihadapi dalam
pengembangan usahanya bisa jadi dirasakan terlalu berat dan
penuh ketidakpastian sehingga mereka lebih memilih untuk
mempertahankan status quo. Pada dasarnya ada dua risiko yang
dihadapi oleh para wirausahawan ketika diberikan kesempatan
untuk mengembangkan usahanya. Kedua risiko tersebut adalah:
1. Risiko Riil, adalah risiko yang terlihat, bisa dihitung, bisa
diantisipasi dan bisa dihindari.

131
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

Termasuk dalam risiko ini adalah:


• Kehilangan modal baik yang sudah ditanam dan akan
ditanamkan ke dalam perusahaan.
• Kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan,
di masa sekarang ataupun masa depan.
• Kehilangan mata pencaharian untuk menutupi kebutuhan
sehari-hari.
• Kehilangan kendali atas kekuasaan yang selama ini
dimilikinya (decision-making) karena ada pengalihan
gaya bisnis keluarga menjadi gaya bisnis profesional.

Dari keempat risiko riil yang dihadapi oleh seorang


wirausahawan seperti yang disebutkan di atas, risiko yang
seringkali terlewatkan dan tidak dipertimbangkan secara
mendalam adalah risiko terakhir, yaitu kehilangan kendali atau
kekuasaan karena perubahan gaya bisnis keluarga ke gaya bisnis
profesional. Banyak wirausahawan yang menganggap hal ini
bukan sebuah risiko yang harus dipertimbangkan dan tetap
memaksakan untuk mempertahankan gaya bisnis lama ke dalam
perusahaannya. Kenyataannya, gaya ini seringkali tidak bertahan
lama dan mungkin akan membawa kerugian lain (kehilangan
kesempatan). Di lain pihak penerapan gaya bisnis tersebut justru
membuat para profesional tidak dapat memberikan kemampuan
terbaik yang mereka miliki.

2. Risiko Psikologis, adalah risiko yang tidak terlihat, tidak bisa


dihitung, bisa diantisipasi, tetapi belum tentu bisa dihindarkan.
Termasuk dalam risiko ini adalah:
• Kehilangan reputasi (hilang muka, nama besar, citra,
dsb.) dan risiko menanggung malu.
• Kehilangan kepercayaan – pada diri sendiri dan pada
orang lain (menjadi paranoid atau blind-dependency)
• Kehilangan perasaan “potent” atau mampu yang akan
menyebabkan hilangnya rasa percaya diri.

132
Bab XIII. Aspek Risiko ______________________________________________

• Kehilangan jati diri (terutama bagi mereka yang sudah


menganggap keberadaan perusahaan sebagai keberadaan
dirinya sendiri).
• Kehilangan motivasi untuk berjuang.

Dampak utama dari pengabaian risiko tersebut adalah


perusahaan yang lamban berkembang dan sumber daya yang ada
menjadi tidak efisien. Revenue perusahaan tetap tetapi cost
menjadi lebih tinggi karena adanya investasi baru dan
menyebabkan menurunnya keuntungan. Selain itu, para pekerja
menjadi bingung karena banyak keputusan yang ambivalen dan
tidak jelas arahnya sesuai dengan kebingungan dan ketidak-
jelasan sikap wirausahawan.

133
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

BAB XIV
MENYUSUN PROPOSAL BISNIS

Dalam menyusun proposal bisnis ada beberapa hal yang


perlu diperhatikan yakni:
1. Menggambar keseluruhan (overview) rencana strategi perusahaan
yang akan dijalankan.
2. Memuat latar belakang usaha.
3. Menggabungkan seluruh aspek-aspek internal manajemen (produksi,
marketing, SDM, keuangan dan teknologi) dan eksternal.
4. Merinci dengan jelas seluruh strategi yang akan dijalankan.
5. Rencana strategi teraplikasi pada rencana aggaran (budgeting).
6. Tampilan yang menarik.
7. Kelengkapan dokumen-dokumen usaha.
8. Membuat peta lokasi usaha.
9. Mencantumkan photo product.

1. RINGKASAN EKSEKUTIF
− [NAMA PERUSAHAAN]
− [BIDANG USAHA]
− [JENIS PRODUK / JASA]
− [NILAI PENJUALAN PER TAHUN SAAT INI]
− [NILAI KEKAYAAN PERUSAHAAN TERAKHIR]
− [PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA]
− [RENCANA PENGEMBANGAN USAHA]
− [PROYEKSI (TARGET) NILAI PENJUALAN]
− [KEBUTUHAN DANA]
− [RENCANA PENGGUNAAN DANA]
− [JANGKA WAKTU PENGEMBALIAN]
− [AGUNAN]

134
Bab XIV. Menyusun Proposal Bisnis ____________________________________

2. LATAR BELAKANG PERUSAHAAN

2.1 Data Perusahaan

1. Nama Perusahaan

2. Bidang Usaha

3. Jenis Produk/Jasa

4. Alamat
Perusahaan

5. Nomor Telepon

6. Nomor Fax

7. Alamat E-mail

8. Situs Web

9. Bank Perusahaan

10. Bentuk Badan


Hukum

11. Nomor Akte


Pendirian

12. N P W P

13. Mulai Berdiri

135
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

2.2 Biodata Pemilik/Pengurus

1. Nama

2. Jabatan

3. Tempat dan
Tanggal Lahir

4. Alamat Rumah

5. Nomor Telepon

6. Nomor Fax

7. Alamat E-mail

8. Pendidikan
Terakhir

9. Pengalaman Kerja

2.3 Struktur Organisasi

NAMA DAN GELAR


jabatan

NAMA DAN GELAR NAMA DAN GELAR NAMA DAN GELAR


jabatan jabatan jabatan

136
Bab XIV. Menyusun Proposal Bisnis ____________________________________

2.4 Susunan Pemilik/Pemegang Saham

Jumlah
NAMA Nilai Saham Persentase
Saham

TOTAL 0 0

3. ANALISIS PASAR DAN PEMASARAN

3.1 Produk/Jasa yang Dihasilkan


Sebutkan seluruh jenis produk yag ada beserta keunggulan
masing-masing produk.

3.2 Gambaran Pasar


Sebutkan data penjualan 3 tahun terakhir), jelaskan bila
ada kenaikan atau penurunan penjualan secara drastis.

3.3 Promosi yang Sudah Dilakukan


Sebutkan jenis-jenis promosi yang telah dilakukan
misalnya personal selling, pameran, brosur/leaflet, iklan, dsb.

3.4 Target atau Segmen Pasar yang Dituju


Jelaskan gambaran/karakteristik pelanggan yang ingin
dituju baik secara geografis, demografis, kelas sosial, tingkat
pendidikan, pendapatan, atau hal-hal lain yang dianggap khas.

3.5 Trend Perkembangan Pasar


Jelaskan trend perkembangan pasar, perkiraaan jumlah
permintaan produk per tahun, proyeksi kenaikan rata-rata.
Jelaskan dengan proyeksi penjualan dan jelaskan juga bagaimana
Anda memperoleh nilai proyeksi di atas.

137
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

3.6 Strategi Pemasaran

† PENGEMBANGAN PRODUK
Uraikan jenis kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan yang ingin dicapai. .....

† PENGEMBANGAN WILAYAH PEMASARAN


Uraikan jenis kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan yang ingin dicapai. .....

† KEGIATAN PROMOSI
Uraikan jenis kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan yang ingin dicapai. .....

† STRATEGI PENETAPAN HARGA


Uraikan jenis kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan yang ingin dicapai. .....

3.7 Analisis Pesaing

PESAING KEUNGGULAN KELEMAHAN


1. 1.
2. 2.
1. 1.
2. 2.

3.8 Saluran Distribusi

WILAYAH PEMASARAN DAN JALUR DISTRIBUSI SAAT INI


1. Wilayah Pemasaran † Lokal ....................... [000] %
† Regional.................. [000] %
† Nasional .................. [000] %
† Ekspor..................... [000] %

138
Bab XIV. Menyusun Proposal Bisnis ____________________________________

2. Jalur Distribusi † Individu † Distributor


† Industri † Retailer
† Pemerintah † Eksportir
† Lain-Lain

3. Alamat Showroom/ 1.
Counter Penjualan 2.
(Milik Perusahaan) 3.

WILAYAH PEMASARAN DAN JALUR DISTRIBUSI YANG


DIRENCANAKAN
1. Wilayah Pemasaran † Lokal ....................... [000] %
† Regional.................. [000] %
† Nasional .................. [000] %
† Ekspor..................... [000] %

2. Jalur Distribusi † Individu † Distributor


† Industri † Retailer
† Pemerintah † Eksportir
† Lain-Lain

3. Rencana Lokasi 1.
Showroom/Counter 2.
Penjualan 3.

4. ANALISIS PRODUKSI

4.1 Proses Produksi

SISIPKAN JUGA FOTO-FOTO PROSES PRODUKSI.


BAHAN
PROSES PRODUKSI TEKNOLOGI MESIN
BAKU
Otomatis
Otomatis
Tradisional

139
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

KEUNGGULAN PROSES YANG DIMILIKI


1.
2.
3.

4.2 Bahan Baku dan Penggunaannya

KEBUTUHAN
BAHAN BAKU RATA-RATA PER SUMBER
BULAN

KEBUTUHAN
BAHAN PENOLONG RATA-RATA PER SUMBER
BULAN

4.3 Kapasitas Produksi

FASILITAS DAN MESIN PRODUKSI YANG DIMILIKI


Fasilitas & Mesin Produksi Jumlah Total Nilai

KAPASITAS PRODUKSI
RATA-RATA PER BULAN

140
Bab XIV. Menyusun Proposal Bisnis ____________________________________

4.4 Rencana Pengembangan Produksi


STRATEGI DAN TAHAP-TAHAP RENCANA PENGEMBANGAN
PRODUKSI
1.
2.
3.

RENCANA PENAMBAHAN FASILITAS DAN MESIN PRODUKSI


Fasilitas & Mesin Jumlah Harga Total Nilai
Produksi Satuan

TARGET KAPASITAS
PRODUKSI RATA-RATA
PER BULAN *)
*) setelah penambahan fasilitas dan mesin produksi

5. ANALISIS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

5.1 Analisis Kompetensi SDM


Sebutkan tingkat pendidikan dan keahlian dan kemampuan
khusus yang dimiliki karyawan

5.2 Analisis Kebutuhan dan Pengembangan SDM

Tingkat Pengalaman Keterampilan


JABATAN
Pendidikan (tahun) Khusus
Jabatan atau fungsi yang
dibutuhkan, misalnya
kepala produksi.

141
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

5.3 Rencana Kebutuhan Pengembangan SDM

Tenaga
Jumlah Tenaga yang
JABATAN yang Harus
Kebutuhan Tersedia
Direkrut
Jabatan atau fungsi yang
dibutuhkan, misalnya
kepala produksi.

6. RENCANA PENGEMBANGAN USAHA

† STRATEGI PRODUKSI
Uraikan strategi kegiatan produksi yang akan dilakukan .............

† STRATEGI ORGANISASI DAN SDM


Uraikan starategi kegiatan organisasi SDM yang akan
dilakukan ......................................................................................

† STRATEGI MARKETING
Uraikan starategi kegiatan marketing yang akan dilakukan .........

† STRATEGI KEUANGAN
Uraikan starategi kegiatan keuangan yang akan dilakukan…….

142
Bab XIV. Menyusun Proposal Bisnis ____________________________________

TAHAP-TAHAP PENGEMBANGAN USAHA

bulan ke -
KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kegiatan-kegiatan
sesuai dengan
rencana
pengembangan
usaha.

7. PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI

7.1 Rencana Pemanfaatan Teknologi Informasi

† PEMASARAN
Uraikan rencana pemanfaatan IT pada pemasaran

† PRODUKSI
Uraikan rencana pemanfaatan IT pada produksi

† PENGEMBANGAN PRODUK
Uraikan rencana pemanfaatan IT pada pengembangan
produk

† DISTRIBUSI
Uraikan rencana pemanfaatan IT pada distribusi

143
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

† KEUANGAN
Uraikan rencana pemanfaatan IT pada keuangan

† SDM
Uraikan rencana pemanfaatan IT pada SDM

7.2 Peralatan dan Sistem yang Sudah Dimiliki

Perangkat Lunak yang


Spesifikasi Perangkat Keras
Digunakan
Uraikan jenis processor,
kapasitas harddisk dan memory,
dan perangkat tambahan lainnya.

7.3 Tahapan Pengembangan Teknologi Informasi

RENCANA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI


bulan ke -
KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kegiatan-kegiatan
sesuai dengan
pengembangan IT

144
Bab XIV. Menyusun Proposal Bisnis ____________________________________

8. ANALISIS KEUANGAN

8.1 Laporan Keuangan

LAPORAN ARUS KAS


[Nama Perusahaan]
TAHUN 2008

DES. 2007 JAN. 2008 FEB. 2008

A. PENERIMAAN

Penerimaan Penjualan

Penerimaan Pinjaman
Sub Total Penerimaan
B. PENGELUARAN

Pembelian Aset (Investasi)

Pembelian Bahan Baku

Pembelian Bahan Pembantu

Upah Buruh Produksi

Transport (Pengiriman Produk)

Biaya Produksi Lain-Lain

Gaji Pimpinan

Gaji Staf Administrasi dan Umum

Biaya Pemeliharaan

Beban Pemasaran

Alat Tulis Kantor

Listrik, Air, Telepon

Beban Administrasi Lain-Lain

Angsuran Pokok

Bunga

Pajak
Sub Total Pengeluaran
C. SELISIH KAS
D. SALDO KAS AWAL
E. SALDO KAS AKHIR

145
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

LAPORAN LABA RUGI


[Nama Perusahaan]
TAHUN 2008

A. HASIL PENJUALAN

Penjualan

Sub Total Hasil Penjualan

B. HARGA POKOK PENJUALAN

Bahan Baku

Bahan Pembantu

Upah Buruh Produksi

Transport (Pengiriman Produk)

Biaya Lain-Lain

Sub Total HPP

C. BEBAN TETAP

Gaji Pimpinkan

Gaji Staf Administrasi dan Umum

Biaya Pemeliharaan

Penyusutan

Sub Total Beban Tetap

D. BEBAN ADMINISTRASI

Biaya Pemasaran

Alat Tulis Kantor

Listrik, Air, Telepon

Biaya Lain-Lain

Sub Total Beban Administrasi

E. TOTAL BIAYA (B + C + D)

F. Laba Sebelum Pajak (A - E)

G. Pajak

H. Laba Bersih (F - G)

146
Bab XIV. Menyusun Proposal Bisnis ____________________________________

[Nama Perusahaan]

TAHUN 2008
AKTIVA

A. AKTIVA LANCAR

Kas

Piutang

Persediaan:

Bahan Baku

Bahan Pembantu

Barang Jadi

Jumlah Aktiva Lancar

B. AKTIVA TETAP

Tanah

Bangunan

Peralatan

Penyusutan

Lain-Lain

Jumlah Aktiva Lancar

JUMLAH AKTIVA (A + B)

PASIVA

C. HUTANG JANGKA PENDEK

Hutang Dagang

Hutang Jatuh Tempo

Lain-Lain

Jumlah Hutang Jangka Pendek

D. PINJAMAN JANGKA PENDEK

Pinjaman Jangka Panjang

Lain-Lain

Jumlah Pinjaman Jangka Panjang

147
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

E. MODAL

Modal Disetor

Laba Ditahan

Jumlah Modal

JUMLAH PASIVA (C + D + E)

8.2 Rencana Kebutuhan Investasi

KEBUTUHAN INVESTASI Jumlah Harga Satuan Total Nilai


1
FASILITAS & MESIN PRODUKSI ) 0
2
PERALATAN & SISTEM INFORMASI ) 0
LAIN - LAIN (uraikan) 0
0
0
0
0
TOTAL 0 0

1
) Sesuai dengan rencana pengembangan produksi lihat tabel Rencana
Penambahan Fasilitas dan Mesin Produksi
2
) Sesuai dengan tahapan pengembangan teknologi informasi lihat tabel
Rencana Penambahan Peralatan dan Sistem Informasi

148
Bab XIV. Menyusun Proposal Bisnis ____________________________________

8.3 Rencana Arus Kas

RENCANA ARUS KAS


[Nama Perusahaan]
TAHUN 2008 - 2011

2008 2009 2010 2011

A. PENERIMAAN

Penerimaan Penjualan 0 0 0 0

Penerimaan Pinjaman 0 0 0 0

Sub Total Penerimaan 0 0 0 0

B. PENGELUARAN

Pembelian Aset (Investasi) 0 0 0 0

Pembelian Bahan Baku 0 0 0 0

Pembelian Bahan Pembantu 0 0 0 0

Upah Buruh Produksi 0 0 0 0

Transport (Pengiriman Produk) 0 0 0 0

Biaya Produksi Lain-Lain 0 0 0 0

Gaji Pimpinan 0 0 0 0

Gaji Staf Administrasi dan Umum 0 0 0 0

Biaya Pemeliharaan 0 0 0 0

Biaya Pemasaran 0 0 0 0

Alat Tulis Kantor 0 0 0 0

Listrik, Air, Telepon 0 0 0 0

Biaya Administrasi Lain-Lain 0 0 0 0

Angsuran Pokok 0 0 0 0

Biaya Bunga 0 0 0 0

Biaya Pajak 0 0 0 0

Sub Total Pengeluaran 0 0 0 0

C. SELISIH KAS 0 0 0 0

D. SALDO KAS AWAL 0 0 0 0

E. SALDO KAS AKHIR 0 0 0 0

149
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

8.4 Rencana Kebutuhan Pinjaman

TOTAL NILAI
KEBUTUHAN
PINJAMAN/MODAL
TOTAL NILAI
KEBUTUHAN MODAL
INVESTASI
TOTAL NILAI
KEBUTUHAN MODAL
KERJA

8.5 Rencana Pengembalian Dana Pinjaman

JANGKA WAKTU
PENGEMBALIAN
MASA TENGGANG
PEMBAYARAN

8.6 Agunan yang Dimiliki

1. Jenis Agunan

2. Spesifikasi dan
Keterangan Lain-
Lain

3. Aspek Legalitas

4. Nilai Agunan

150
Bab XIV. Menyusun Proposal Bisnis ____________________________________

9. ANALISIS DAMPAK DAN RISIKO USAHA


9.1 Dampak terhadap Masyarakat Sekitar
− [Dampak pemasaran terhadap masyarakat]
− [Dampak produksi dan teknologi terhadap masyarakat]
− [Dampak organisasi dan SDM terhadap masyarakat]

9.2 Dampak terhadap Lingkungan


− [Dampak produksi dan teknologi terhadap lingkungan]
− [Penanganan limbah yang dihasilkan akibat proses produksi.]

9.3 Analisis Risiko Usaha


Menggambarkan hal-hal yang mungkin mengganggu pelaksanaan
investasi dan pengembalian pinjaman.

9.4 Antisipasi Risiko Usaha


Menggambarkan strategi/kegiatan yang akan dilakukan dalam
mengantisipasi dan meminimalkan risiko usaha.

151
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

LAMPIRAN SWOT ANALISIS

A. ANALISIS LINGKUNGAN BISNIS


STRENGTH (KEKUATAN): sebutkan aset atau hal yang paling
berharga dalam organisasi Anda saat ini, berikan komentar
seperlunya.
1. PRODUK
† Harga jual
† Mutu produk
† Desain dan variasi produk
† Perlengkapan (feature) tambahan
† Pengemasan & label
2. FUNGSI PEMASARAN
† Promosi dan iklan
† Tenaga sales
3. DISTRIBUSI DAN PERSEDIAAN
† Kecepatan distribusi
† Ketepatan waktu pengiriman
† Ketersediaan barang
4. PELAYANAN PELANGGAN
† Keramahan pelayanan
† Pelayanan purnajual
5. ORGANISASI DAN SDM
† Wewenang dan delegasi
† Rekrutmen dan penempatan
† Tingkat keahlian khusus
† Tingkat pendidikan
† Pengalaman kerja
† Jumlah tenaga kerja
6. SISTEM MANAJEMEN
† Sistem pembukuan (akuntansi)
† Sistem administrasi

152
Bab XIV. Menyusun Proposal Bisnis ____________________________________

7. PRODUKSI
† Biaya produksi
† Perencanaan produksi
† Kapasitas produksi
† Kemampuan pemenuhan order
† Fasilitas produksi
† Penanganan limbah produksi
8. TEKNOLOGI
† Penggunaan teknologi modern
9. PEMANFAATAN TI
† Pemahaman manfaat TI
† Ketersediaan perangkat keras
† Ketersediaan perangkat lunak
† Kemampuan operator

WEAKNESS (KELEMAHAN): sebutkan permasalahan utama yang


timbul di dalam organisasi/perusahaan Anda saat ini, berikan
komentar seperlunya.
1. PRODUK
† Harga jual
† Mutu produk
† Desain dan variasi produk
† Perlengkapan (feature)
tambahan
† Pengemasan & label
2. FUNGSI PEMASARAN
† Promosi dan iklan
† Tenaga sales
3. DISTRIBUSI DAN PERSEDIAAN
† Kecepatan distribusi
† Ketepatan waktu pengiriman
† Ketersediaan barang
4. PELAYANAN PELANGGAN
† Keramahan pelayanan
† Pelayanan purnajual

153
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

5. ORGANISASI DAN SDM


† Wewenang dan delegasi
† Rekrutmen dan penempatan
† Tingkat keahlian khusus
† Tingkat pendidikan
† Pengalaman kerja
† Jumlah tenaga kerja
6. SISTEM MANAJEMEN
† Sistem pembukuan (akuntansi)
† Sistem administrasi
7. PRODUKSI
† Biaya produksi
† Perencanaan produksi
† Kapasitas produksi
† Kemampuan pemenuhan order
† Fasilitas produksi
† Penanganan limbah produksi
8. TEKNOLOGI
† Penggunaan teknologi modern
9. PEMANFAATAN TI
† Pemahaman manfaat TI
† Ketersediaan perangkat keras
† Ketersediaan perangkat lunak
† Kemampuan operator
10. LAIN-LAIN, SEBUTKAN:

OPPORTUNITIES (PELUANG): sebutkan kesempatan atau peluang


yang datangnya dari luar organisasi yang mungkin dapat diraih oleh
organisasi Anda saat ini, berikan komentar seperlunya.
1. PERSAINGAN
† Persaingan untuk usaha sejenis
† Persaingan untuk produk substitusi
† Produk import

154
Bab XIV. Menyusun Proposal Bisnis ____________________________________

2. PEMODALAN
† Hubungan dengan lembaga keuangan
(perbankan)
† Kemudahan mendapatkan pinjaman
† Tingkat suku bunga kredit
3. KEBIJAKAN PEMERINTAH
† Perizinan dan birokrasi
† Peraturan pemerintah
† Perpajakan
† Kemudahan pengurusan ekspor
† Kebijakan fiskal
4. PELUANG PASAR
† Akses dan informasi pasar
† Permintaan pasar
† Perilaku pasar
5. PROTEKSI PASAR EKSPOR
† Proteksi pasar ekspor
6. KEMAJUAN TEKNOLOGI
† Perkembangan teknologi produksi
† Perkembangan TI
7. TENAGA KERJA
† Ketersediaan tenaga kerja sesuai
kebutuhan
† Serikat pekerja
8. BAHAN BAKU
† Mutu bahan baku
† Fluktuasi harga bahan baku
† Ketersediaan bahan baku
9. MASYARAKAT SEKITAR
† Tuntutan lembaga konsumen
† Sikap masyarakat terhadap produk
10. KONDISI PEREKONOMIAN
† Kondisi perekonomian dan perbankan
(keuangan)
† Tingkat suku bunga deposito
11. LAIN-LAIN, SEBUTKAN:

155
________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

THREATS (HAMBATAN): sebutkan ancaman atau hambatan yang


datangnya dari luar organisasi yang mungkin dapat diraih oleh
organisasi Anda saat ini, berikan komentar seperlunya.
1. PERSAINGAN
† Persaingan untuk usaha
sejenis
† Persaingan untuk produk
substitusi
† Produk impor
2. PEMODALAN
† Hubungan dengan lembaga
keuangan (perbankan)
† Kemudahan mendapatkan
pinjaman
† Tingkat suku bunga kredit
3. KEBIJAKAN PEMERINTAH
† Perizinan dan birokrasi
† Peraturan pemerintah
† Perpajakan
† Kemudahan pengurusan
ekspor
† Kebijakan fiskal
4. PELUANG PASAR
† Akses dan informasi pasar
† Permintaan pasar
† Perilaku pasar
5. PROTEKSI PASAR EKSPOR
† Proteksi pasar ekspor
6. KEMAJUAN TEKNOLOGI
† Perkembangan teknologi
produksi
† Perkembangan TI
7. TENAGA KERJA
† Ketersediaan tenaga kerja
sesuai kebutuhan
† Serikat pekerja

156
Bab XIV. Menyusun Proposal Bisnis ____________________________________

8. BAHAN BAKU
† Mutu bahan baku
† Fluktuasi harga bahan baku
† Ketersediaan bahan baku
9. MASYARAKAT SEKITAR
† Tuntutan lembaga konsumen
† Sikap masyarakat terhadap
produk
10. KONDISI PEREKONOMIAN
† Kondisi perekonomian dan
perbankan (keuangan)
† Tingkat suku bunga deposito

Lampiran Lainnya:
B. KELENGKAPAN PERIZINAN
C. PETA LOKASI
D. FOTO PRODUK
E. DOKUMENTASI PRODUKSI

157
DAFTAR PUSTAKA

Arnold, M.J. and K.E Reynold, 2003, Hedonic Shopping


Motivations, Journal of Retailing, Vol 79, pp 75-79.
Baridwan, Zaki. Intermediate Accounting, edisi 5. Yogyakarta:
Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN,
1989.
Business Week Magazine, 13 September 2006, Hal 42-43.
Carter dan Usry, Akuntansi Biaya, Buku 1 Edisi 13, Thompson
Learning Asia dan Salemba Empat, Jakarta.
Craig Lees, M.,S. Joy and B. Browne, 1995, Consumer Behaviuor,
Jhon Willey & Son, Brisbane.
Damodaran, Aswath, Corporate Finance, Theory and Practice,
Jhon willey and Sons, Inc, 1997.
David, Fred R., 2005, Strategic Management, Concept & Cases,
10th edition, Prentice Hall, New Jersey.
Djojosoedarso, S., Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko, 2004,
Salemba Empat, Jakarta.
Harrington dan Niehaus, Risk Management & Insurances, second
edition, 2004.
Indrajit, Richardus Eko. 2004. Kajian Strategis Cost Benefit
Teknologi Informasi. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Janita, Dewi Ike. 2005. Integrasi Teknologi Informasi dengan
Strategi. Yogyakarta: Amara Books.
Jogiyanto. 2003. Sistem Teknologi Informasi, Penerbit Andi.
Yogyakarta.
Kadir, Abdul dan Triwahyuni, Terra Ch. 2003. Pengenalan
Teknologi Informasi. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Kartajaya, Hermawan, 2005, Marketing in Venus, PT Gramedia
Pustaka.
Keown, J. Arthur dkk. 2001. Dasar-dasar Manajemen Keuangan,
edisi bahasa Indonesia ketujuh, Salemba empat, Jakarta.
Laudon, 2006, Management Information System 9Th edition,
Prentice Hall.

158
Margaretha, Farah, Teori dan aplikasi Manajemen Keuangan,
Penerbit Gransindo, Jakarta.
Muray, K.B, 1991, A Test of Service Marketing Theory; Consumer
Information acquisition activities, Journal Of Marketing Vol
55 pp 10-25.
No Name, Pengawasan Resiko pada Bank Syariah
0brien, James, 2005, Sistem Informasi Manajemen, edisi 12,
Thompson Learning Asia dan Salemba Empat, Jakarta.
Peter,J.P and JH Donelly,Jr, 2003, A Preface to Marketing
Management, 9th ed. Boston, McGraw-Hill/Irwin.
Purba, Parentahen, 2002, Studi Kelayakan dan Evaluasi Bisnis,
USU Pers, Medan.
Rahardjo, Budi. 2002. Memahami Teknologi Informasi. Jakarta:
Elex Media Komputindo.
Salim, Abbas, Dasar-dasar Asuransi, PT Raja Grafindo persada
Jakarta, 1993.
Saragih F., Manurung A.H., Manurung J., Dasar-dasar Keuangan
Bisnis, Teori dan Aplikasi, PT Elex Media Komputindo,
Jakarta.
Sawir, Agnes, 2005, Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan
Keuangan Perusahaan, cetakan kelima, Jakarta PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Sheth JN, et all, 1991, Consumption Values and Market Choices:
Theory and Application. Cincinnati South western Publihing
Co Ohio.
Sheth,JN and B. Mittall 2004, Consumer Behaviour, A Managerial
Perspective, Mason, South western Publihing Co Ohio.
Susilo, Wiily, 2004, Audit SDM,
Sutedjo, Budi. 2002. Perencanaan & Pembangunan Sistem
Informasi. Yogyakarta: Andi.
SWA, Edisi 06/XXI/17-30 Maret 2005, Hal 33, 52 dan 58.
Swa 04/xx/19 Februari-3 Maret, Kolaborasi Cantik Daihatsu dan
Toyota.
........... , Praktik bisnis, Jangan sekedar Harga Murah, Hermawan
Kartajaya.
Tampubolon, Robert, 2004, Risk Management, Manajemen
Resiko, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

159
Tjiptono, Fandy, 1997, Strategy Pemasaran, Penerbit Andi,
Yogyakarta.
........... , 2005, Pemasaran Jasa, Penerbit Amara Book,
Yogyakarta.
Thompson Jr, Strickland and Gamble, 2005, Crafting and
Executing Strategy, Concept & Cases, Mc Graw-Hill
International Edition, New York.
Van Horne, James C. dan Washowich Jhon M., 2005,
Fundamental of Financial Management, Buku 1 Edisi 12,
Peason Education dan Salemba Empat, Jakarta.
Warren, Reeve and Fess. 2005, Accounting, edition 21:
International Student Edition. Thomson, South-Western,
Singapore.
Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland, 1999, Manajemen
Keuangan, Edisi 8, Cetakan Kesepuluh, Jilid 1, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Yoshida, Diah Tuhfat, 2006, Arsitektur Startegic, PT Elex Media
Komputindo, Jakarta.

160

Anda mungkin juga menyukai