Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi informasi di dunia saat ini sangat mempengaruhi banyak bidang
kerja meliputi sosial, ekonomi, hukum, dan kemasyarakatan. Hadirnya platform e-commerce,
e-business, dan aplikasi lainya menandakan teknologi ini berkembang dengan perkembangan
ilmu pengetahuan. Hal ini menandakan bahwa kebutuhan berbasis teknologi telah
mempengaruhi keberlangsungan hidup manusia, maka dari itu segala hal yang berbasis
teknologi memegang peran penting dalam kehidupan manusia sekarang dan masa depan.
Bisnis e-commerce merupakan kegiatan jual beli barang maupun jasa dengan
menggunakan jaringan internet. Bisnis e-commerce merupakan bisnis yang tidak memiliki
batas apapun antara penjual maupun pembeli baik batasan jarak maupun waktu (Anugrah &
Teddy, 2018).
Perkembangan teknologi dan bisnis e-commerce ini mempengaruhi keadaan bertransaksi
di Indonesia, dimana hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu 10 negara terbesar
pertumbuhan e-commerce dengan pertumbuhan 78% dan berada di peringkat ke-1 pada
tahun 2019. Hal ini menunjukkan bahwa usaha perdagangan elektronik memiliki nilai
ekonomi yang bagus, sehingga kesempatan ini harus dimanfaatkan oleh para pelaku usaha
khusus pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah. (KOMINFO, 2019)
Dalam pernyataannya Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menyatakan bahwa saat ini
Kota Bandung menduduki peringkat satu sebagai daerah yang menerapkan transaksi
elektronik di Jawab Barat. Pada semester 1 tahun 2021, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung
meraih peringkat 9 di Jawa Barat, dan melesat hingga menduduki peringkat pertama pada
tahun 2022 semester pertama. (PORTALJABAR, 2022)
Kondisi ini membuat situasi dan tantangan yang dihadapi oleh auditor berbeda-beda. Hal
ini juga membuat auditor dituntut untuk menghadapi klien dengan skala transaksi yang besar
dalam setiap bulannya, namun apabila hal itu dilakukan secara manual kecil kemungkinan
bahwa auditor dapat menyelesaikannya dengan cepat dan tepat, karena auditor pun seorang
manusia yang memiliki keterbatasan. Pengetahuan akan bisnis e-commerce ini pun menjadi
penting bagi para auditor untuk mengaudit.
Berdasarkan penjelasan latar belakang yang dipaparkan di atas, maka penelitian ini
mengambil judul “Pengetahuan Auditor terhadap Bisnis E-Commerce di Kota Bandung”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini yaitu bagaimana pengetahuan auditor terhadap bisnis e-commerce yang
sudah menjamur di Kota Bandung?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka dapat diketahui bahwa
tujuan dari penelitian adalah untuk memperoleh informasi sejauh mana pengetahuan auditor
terhadap e-commerce di Kota Bandung

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian yang dilakukan ini untuk memperoleh informasi tentang pengetahuan auditor
terhadap peningkatan e-commerce di Kota Bandung.
BAB II
Tinjauan Pustaka

2.1 Perkembangan Teknologi Informasi


Teknologi Informasi berperan penting bagi seorang akuntan ataupun bagi seorang
auditor dalam pengambilan keputusan bisnis. Penggunaan teknologi dapat memaksimalkan
proses informasi dimana hal ini dapat meningkatkan kualitas dari informasi sangat
diperlukan, tepat waktu, akurat dan relevan agar informasi tersebut bermanfaat bagi
pemakainya.
Banyak manfaat yang diperoleh dari penggunakan teknologi informasi dalam sistem
informasi dalam sistem informasi akuntansi ini, antara lain: proses transaksi akan lebih cepat,
perhitungan akan lebih akurat, dapat meminimalkan biaya pemrosesan transaksi,
menyiapkan dan menghasilkan laporan yang tepat waktu, mempunyai kemampuan akses
lebih besar pada saat data dibutuhkan, meningkatkan produktifitas karyawan dan manajer
(Wilkinson, Cerullo, Raval, & Wong-On-Wing, 2000)
Perkembangan teknologi membuat pekerjaan seorang akuntan maupun auditor
dipermudah yang semula dilakukannya secara manual yaitu menggunakan alat bantu
kalkulator, ditulis secara manual. Hal ini membuat pengerjaan dalam audit memakan waktu
yang cukup lama dibandingkan dibantu dengan adanya teknologi. Maka dengan adanya
perkembangan teknologi informasi maka posisi akuntan memiliki peran yang besar dalam
pengembangan sistem informasi akuntansi.

2.2 E-Commerce
Seperti yang sudah diatur pada Undang – Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2014 tentang
Perdagangan yang mengatur kegiatan e-commerce didalam pasal 65 dan pasal 66. Pada
pasal 66 Undang – Undang (UU) yang telah disebutkan mengatakan bahwa ketentuan lebih
lanjut mengenai transaksi e-commerce diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Pemerintah. Secara singkat e-commerce dapat diartikan dengan transaksi jual dan beli
dengan menggunakan internet sebagai media komunikasi.
E-commerce didefinisikan sebagai proses pembelian, penjualan, mentransfer, atau
bertukar produk, jasa atau informasi melalu jaringan komputer melalui internet. (Kozinets,
De Valck, Wojnicki, & Wilner, 2010). Keputusan pelanggan untuk membeli dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu: persepsi, motivasi, pembelajaran, sikap, dan keyakinan. Persepsi ini
mengambil sudut pandang bagaimana ketika pelanggan memilih, motivasi tercermin
keinginan pelanggan untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
Menurut Hoffman dan Fodor (2010), mengatakan bahwa e-commerce ini dapat
berjalan dengan baik apabila dijalani dengan berpegang pada dasar 4C, yaitu: connection
(koneksi), creation (penciptaan), consumption (konsumsi), dan control (pengendalian). Hal
yang sudah disebutkan berikut dapat memotivasi seorang pelanggan atau konsumen yang
mengarah kepada return of investment (ROI).
E-commerce sendiri ini memiliki klasifikasi sendiri dalam setiap transaksiny, terbagi
menjadi beberapa jenis seperti berikut:
1. Business – to – Business (B2B)
Berikut ini menjelaskan bahwa pihak bisnis yang bertransaksi dengan seorang
yang merupakan pihak bisnis. E-commerce ini menyediakan atau menjual
kebutuhan kepada seorang pelaku bisnis, contohnya seperti penyedia peralatan
perusahaan, perusahaan hosting, dan lainnya.
2. Business – to – Customer (B2C)
Dalam e-commerce ini menyatakan bahwa pelaku bisnis melakukan transaksi
langsung dengan pelanggan atau konsumen pengguna barang atau jasa untuk
kepentingan pribadi. Hal ini dicontohkan dengan toko official store yang menjual
barang atau jasa mereka kepada pelanggan atau konsumennya.
3. Customer – to – Customer (C2C)
Jenis ini merupakan peleburan dari B2C yang dimana pelaku bisnis ini merupakan
UMKM yang memanfaatkan e-commerce sebagai sarana untuk mereka dapat
menjual barang atau jasa kepada pelanggan atau konsumen langsung. Salah satu
contohnya merupakan seorang pribadi menjual di marketplace seperti
Tokopedia.
4. Customer – to – Business (C2B)
Hal ini dilakukan oleh konsumen atau pelanggan untuk melakukan penawaran
kepada pelaku bisnis. Contoh dari jenis ini adalah suatu situs lelang proyek online
5. Business – to – Administration (B2A)
Jenis yang terakhir ini berkaitan dengan pemerintah, dimana seorang pelaku
bisnis atau usaha melakukan transaksi langsung pada pihak pemerintah.
Contohnya merupakan kerjasama pihak swasta sebagai pihak ke-3 yang membuat
aplikasi layanan pemerintah.
2.2.1 Marketplace
Marketplace sendiri sudah banyak didengar oleh masyarakat di Indonesia, baik ia
pelaku usaha maupun ia hanya pelanggan atau konsumen biasa. Istilah marketplace sendiri
ini pun berasal dari bahasa Inggris yang berasal dari kata “pasar”. Namun arti yang lebih
spesifik yaitu marketplace merupakan tempat dimana penjual yang beragam dengan
menjual produk yang sama secara online. Marketplace yang terkenal di Indonesia sendiri
seperti Tokopedia, Shopee, Lazada, Bukalapak, dan masih banyak lainnya.
Selayaknya hal yang ada di dunia ini, adanya marketplace ini pasti memiliki kelebihan
dan kekurangan itu sendiri. Berikut adalah kelebihan dari adanya marketplace, yaitu:
1. Peluang lebih besar melalui komunitas
2. Tidak perlu takut kehilangan konsumen
3. Fitur dan regulasi online marketplace yang baik
4. Tidak perlu modal yang besar untuk membuka toko
5. Penggunaan fitur Insight untuk memantau konsumen

Kekurangan dari marketplace sendiri sebagai berikut:


1. Kepercayaan yang sulit didapatkan
2. Persaingan pedagang yang tinggi
3. Bergantung pada pengelola marketplace
4. Bersifat sporadis.
Dengan adanya perkembangan e-commerce ini bisa juga menyatakan bahwa
transaksi jual dan beli antara penjual dan pembeli tidak hanya dari orang yang terdekat atau
lingkungan sekitar saja. Dalam hal ini juga kita dapat melihat bahwa adanya lingkup yang
lebih luas yang dapat diaudit oleh seorang auditor.

2.3 Audit
Audit merupakan suatu proses sistematis/terstruktur yang bisa digunakan untuk
mendapatkan serta menilai bukti – bukti yang telah diperoleh secara objektif, dan memiliki
kaitan dengan peristiwa atau perilaku ekonomi untuk kemudian dinilai tingkat
kesesuaiannya dengan standar yang telah diterapkan dan menyampaikan hasil yang telah
diperoleh kepada stakeholder atau pihak – pihak yang memiliki kepentingan (Fauzan &
Latifah, 2015).
Menurut Agoes (2004: 3) pengertian audit adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan
secara kritis dan sistimatis, oleh pihak yang independent, terhadap laporan keuangan yang
telah disusun oleh manajemen, beserta catatan – catatan pembukuan dan bukti – bukti
pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran
laporan keuangan tersebut.
Ia menerangkan juga bahwa ada dua metode yang bisa dilakukan auditor dalam audit
sistem informasi yaitu audit around the computer yang hanya memeriksa input dan output
dari proses pengolahan data berbasis sistem informasi, dan audit through the computer yang
menguji sistem yang digunakan oleh perusahaan dalam mengolah datanya. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara Generalized Audit Software (GAS) (Agoes, 2004).

2.4 Dampak Teknologi Informasi Terhadap Auditor


Teknologi informasi yang semakin berkembang saat ini banyak menyebabkan
perubahan sebuah perusahaan dalam melakukan proses transaksi jual dan beli. Proses
transaksi yang menggunakan teknologi informasi tinggi ini dapat mempengaruhi hasil output
pengambilan keputusan. Kebutuhan pemanfaatan laporan keuangan dalam pengambilan
keputusan bisnis pada akhirnya menuntut perusahaan untuk bisa menghasilkan output
secara cepat dan tepat. Akuntan juga dituntut agar dapat memadankan kemampuan yang
dimiliki agar dapat bertahan ditengah adanya perkembangan teknologi informasi masa kini
(Astuti, 2006).
Peningkatan keterampilan teknologi informasi juga diperlukan oleh seorang auditor
untuk memastikan bahwa kualitas dari audit tersebut terlindungi (Cristea, 2020). Dengan
digunakannya teknologi dalam membuat kertas kerja audit, memperoleh informasi yang
dibutuhkan pada saat mengaudit, mendeteksi kurangan yang ada, mengawasi secara rutin,
dalam membuat, menyimpan serta menganalisa laporan audit ini sangat dimudahkan.
Pemangkasan biaya menjadi lebih minim juga menjadi perbandingan untuk melakukan audit
secara manual atau berbasis teknologi, karena tidak hanya biaya yang dapat diminimalisir,
waktu yang dibutuhkannya pun menjadi lebih singkat dibandingkan dengan melakukan
secara manual.
Namun dalam melaksanakan audit berbasis teknologi ini tentu pasti akan adanya risiko
– risiko yang dihadapi oleh para auditor. Seperti yang diungkapkan oleh Weber, (2000) yaitu
ada beberapa resiko seperti halnya berikut :
1. Adanya kerugian yang diakibatkan hilangnya data
2. Terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam mengambil keputusan
3. Adanya risiko mengenai kebocoran data
4. Adanya penyalahgunaan komputer
5. Kerugian akibat kesalahan dalam proses perhitungan
6. Tingginya nilai investasi terhadap perangkat lunak maupun perangkat keras.
BAB III
Metode Penelitian

3.1 Jenis Penelitian


Secara etimologi atau ilmu bahasa, penelitian memiliki arti mencari fakta – fakta
yang baru dan dikembangkan menjadi suatu teori untuk memperdalam dan memperluas
ilmu tertentu. Namun menurut Soerjono Seokanto, penelitian adalah suatu kegiatan
ilmiah yang didasarkan kepada suatu analisis serta konstruksi yang dilakukan secara
sistematis, metodologis, dan juga konsisten untuk mengungkap kebenaran (Ramdhan,
2021).
Dalam penelitian ini jenis yang digunakan ada metode penilitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif sendiri merupakan investigasi sistematis mengenai sebuah
fenomena dengan mengumpulkan data yang dapat diukur menggunakan teknik statistik,
matematika, atau komputasi. Lebih tepatnya yaitu penelitian survei, penelitian survei
sendiri jenis penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan sebuah fakta ataupun data
yang ada di lapangan.
Dengan menggunakan penelitian survei maka akan mendapatkan data dan fakta
apakah auditor di Kota Bandung sudah menyadari akan perkembangan bisnis e-
commerce di Kota Bandung.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi yang diambil dari penelitian ini adalah warga Kota Bandung yang
berprofesi sebagai seorang akuntan lebih tepatnya seorang auditor paling sedikit sampel
yang diambil dari penelitian ini adalah 30 orang warga Kota Bandung. Alasan sampel yang
diambil adalah seorang auditor yang berada ataupun bekerja di Kota Bandung untuk
mendukung penelitian ini karena sesuai dengan tujuan ini, yaitu sejauh mana
pengetahuan seorang auditor untuk melakukan audit disaat meningkatnya bisnis e-
commerce di Kota Bandung ini.

3.3 Metode Pengumpulan Data


Jenis data yang akan digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah pengumpulan
data primer, data primer yang dimaksud adalah data yang dikumpulkan oleh periset
adalah data asli untuk menjawab masalah riset, teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah :
1. Kuisoner (Angket)
Kuisoner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya (Sugiyono, 2017). Maka akan diberikannya angket kepada warga
Kota Bandung yang berprofesi sebagai auditor (responden) dan dikumpulkan data dari
jawaban responden untuk mendukung penelitian ini
3.4 Kriteria Penilaian Kuisoner (Angket)

Alternatif Jawaban Skor Skor


Positif Negatif
Sangat Sesuai (SS) 4 1
Sesuai (S) 3 2
Tidak Sesuai (TS) 2 3
Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4

3.5 Metode Pengolahan Data


Pengolahan data dari penelitian ini akan menggunakan komputer yaitu software
product and service solution (SPSS) dan hasil dari Analisa data tersebut berupa print out
table multiple regression. Penggunaan SPSS ini sendiri diharapkan minimnya tingkat
kesalahahan dari hasil data tersebut.

Anda mungkin juga menyukai