Anda di halaman 1dari 15

E-commerce 

OLEH:

KELOMPOK 4

1. NI PUTU ALIKA ANGGRAINI 202032122034


2. I KETUT GEDE TRIPANGGA DANANJAYA 202032122039
3. I DEWA GEDE OGIX KRISNA SAGITA 202032122058
4. NI LUH PUTU ANGGI PRAMITA 202032122059
5. NGURAH ANOM WIGUNA 202032122148

UNIVERSITAS WARMADEWA

TAHUN AJARAN 2020/2021


Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “
E-Commers ”.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak dosen I Wayan


Kartika Jaya yang telah membantu kami dalam mengerjakan karya ilmiah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah memberi
kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan karya
ilmiah ini.

Kami sebagai penulis mengakui bahwa ada banyak kekurangan pada karya
ilmiah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari seluruh pihak senantiasa kami
harapkan demi kesempurnaan karya kami. Semoga karya ilmiah ini dapat
membawa pemahaman dan pengetahuan bagi kita semua tentang topic
”E-commerce.”

Denpasar, 8 April 2021

Penulis,
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Perusahaan saat ini harus cermat mengambil keputusan dalam
memasarkan produknya, sehingga produk tersebut dapat dikenal dan diterima oleh
masyarakat luas. Sarana yang tepat bagi dunia pemasarannya yaitu melalui e-commerce. E-
commerce beroperasi berdasarkan prinsip pemasaran massa dan pemasaran ke bisnis
terutama menyibukkan diri dengan masalah untuk membangun tenaga pemasaran yang
terbaik. Untuk memanfaatkan kemajuan teknologi guna menunjang keunggulan dari suatu
perusahaan perlu dilakukan dengan kebijakan yang terfokus pada metode pemasaran pada
perusahaan, salah satunya melalui e-commerce. Sehubungan dengan itu, pelaku bisnis dalam
perusahaan cenderung ingin mendapatkan pemasaran yang efektif dan efisien sebagai sarana
informasi dalam transaksi. E-commerce merupakan terobosan baru dalam dunia informasi,
karena dapat memberikan suatu informasi dalam bentuk lebih menarik, menyenangkan dan
on line setiap saat tanpa batas waktu, asalkan semua perangkat teknologi terpenuhi. Berkaitan
dengan itu, perusahaan yang sudah mapan menjadikan objek dalam penerapan pamasaran
melalui e-commerce. Penulisan ini bertujuan untuk mengulas keunggulan-keunggulan
menggunakan media ecommerce sebagai sarana promosi yang cepat dan tepat lewat dunia
maya (internet), sehingga produk pada suatu perusahaan cepat di kenal oleh konsumen dalam
semua tingkatan karna selama ini hampir semua perusahaan hanya menggunakan pemasaran
dengan menggunakan iklan di radio, surat kabar bahkan ada yang lebih mengandalkan jasa
sales promosi sehingga menghambat proses perkembangan dari produk dikarenakan sistem
kerjanya yang lambat karna masih mengandalkan tenaga manusia dimana membutuhkan
waktu dan biaya yang tidak sedikit. Untuk itu dengan adanya e-commerce ini Melgiana
Medah, E-Commerce sebagai pendukung ´ 75 diharapkan perusahaan lebih berperan aktif
menggunakan media e-commerce sebagai sarana promosi yang tepat dalam pemasaran akan
suatu produk. Pengaturan internet banking tidak terlepas dari Undang-Undang Perbankan
Nomor 7 Tahun 1992 beserta undang-undang perubahannya, yakni Undang-Undang Nomor
10 Tahun 1998. Bagi bank memberikanpelayanan yang mudah, cepat dan murah
merupkancelah atau peluang bisnis. Mereka tetap dapat memperoleh fee dalam layanan ini.
Memenuhi kebutuhan nasabah jelas merupakan alasan pertama mengapa bank harus
menyediakan layanan e-banking (ATM, Phone banking, Internet Banking, Mobile banking).
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa dampak wabah virus corona terhadap E-Commerce

2. Bagaimana pandemic covid-19 mempengaruhi tren industri E-Commerce di 2021?

3. Langkah apa kurir lakukan menghadapi wabah virus corona.

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui dampak wabah virus corona terhadap E-Commerce

2. Untuk mengetahui bagaimana pandemic covid-19 mempengaruhi tren industry


E-Commerce di 2021.

3. Untuk mengetahui langkah kurir menghadapi wabah virus corona


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Dampak wabah virus corona terhadap E-Commerce

Industri kurir di Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir
seiring dengan pertumbuhan perdagangan online di Indonesia yang tinggi. Berdasarkan data
Badan Pusat Statistik (BPS), dalam 10 tahun terakhir industri e-commerce Indonesia
mengalami peningkatan hingga 17 persen dengan total jumlah usaha e-commerce mencapai
26,2 juta unit .

Pada tahun 2018, menurut lembaga riset asal Inggris, Merchant Machine, Indonesia
memimpin negara-negara lain sebagai negara dengan pertumbuhan e-commerce tercepat di
dunia mencapai 78%.

Pertumbuhan perdagangan online yang tinggi tersebut membuat Indonesia menjadi salah satu


negara di Asia Tenggara yang memiliki potensi pasar besar dalam sektor perekonomian. Hal
ini berkaitan dengan industri kurir yang mengantarkan barang ke konsumen serta sektor
pergudangan sebagai tempat penyimpanan barang.

Pertumbuhan pemesanan e-commerce yang semakin pesat pun terjadi pada bulan Maret 2020,
tepatnya setelah wabah Virus Corona (Covid-19) menyebar di Indonesia. Virus Corona
menyebabkan dampak yang signifikan tehadap perekonomian di negara-negara yang
terdampak virus tersebut, termasuk Indonesia.

Peningkatan belanja digital tersebut terjadi karena masyarakat lebih memilih untuk membeli
kebutuhannya secara online, hal tersebut sejalan dengan pemberlakuan kebijakan pemerintah
yaitu bekerja dari rumah atau work from home (WFH) serta perpanjangan masa belajar di
rumah.

Pertumbuhan e-commerce pada kondisi seperti sekarang ini membuka peluang besar bagi jasa
ekspedisi pengiriman barang antar daerah, baik domestik maupun luar negeri untuk dapat
berkontribusi dalam proses pengiriman.  Jasa kurir juga berperan penting dalam menunjang
kelancaran bisnis suatu perusahaan yang memerlukan layanan pengiriman secara cepat dan
aman.

Perbandingan Pemesanan E-commerce Setelah Wabah Virus Corona


Pada situasi terkait penyebaran Virus Corona seperti sekarang ini, sejumlah pemerintah
daerah membuat kebijakan untuk meminimalisasi kegiatan yang melibatkan orang banyak,
salah satunya adalah imbauan bagi para pengusaha untuk menutup kegiatan perkantoran dan
memberlakukan WFH.

Namun, ditengah kebijakan tersebut, beberapa perusahaan jasa pengiriman barang tetap
mempekerjakan petugas lapangan yang melayani konsumen, mulai dari customer service,
kurir, hingga driver. Hal tersebut dilakukan karena antusias belanja online masyarakat kian
meningkat di tengah pandemi Virus Corona.

Sejak penyebaran Virus Corona di Indonesia, sejumlah perusahaan jasa pengiriman barang
mencatat kenaikan pengiriman barang mencapai 80%. Pada kondisi seperti sekarang ini,
sekitar 60% sampai 70% transaksi pengiriman barang perusahaan berasal dari e-
commerce. Namun, terdapat juga perusahan jasa pengiriman barang yang menyatakan bahwa
kenaikan pengiriman tidak begitu signifikan atau bahkan mengalami penurunan.
Saat ini, industri kurir yang berfokus pada pengiriman paket secara cepat atau last mile
delivery mengalami lonjakan pengiriman terutama pada komoditas pangan dan barang-
barang kebutuhan pokok. Jenis barang yang mengalami peningkatan pengiriman di antaranya
adalah produk makanan, sayur dan buah-buahan, alat kesehatan, serta bahan kimia untuk
cairan pembersih .

Semakin meningkatnya jumlah pemesanan dalam e-commerce, ditunjang oleh layanan yang


diberikan jasa kurir juga semakin berkembang, mulai dari sistem tracking, e-wallet,
sampai multidrop. Sistem tracking memungkinkan konsumen bisa memantau jasa
kurir online yang sedang bertugas mengantarkan barangnya. Sementara e-wallet adalah
proses pembayaran yang bisa digunakan oleh konsumen, sehingga tidak perlu kesulitan untuk
mentransfer ataupun membayar langsung secara tunai, sedangkan
sistem multidrop memungkinkan konsumen mengirimkan barang dari satu asal ke beberapa
tujuan dalam satu kali pengiriman. Begitu juga sebaliknya, konsumen dapat mengirimkan
barang dari beberapa barang ke satu tujuan.
Jumlah pasien positif terinfeksi Virus Corona di Indonesia yang berjumlah 893 orang hingga
per 26 Maret 2020 mendasari beberapa perusahaan pengiriman barang melakukan langkah
antisipatif untuk meminimalisasi penyebaran virus tersebut meskipun tetap melakukan
kegiatan operasional.

Walaupun saat ini kegiatan jual beli online dinilai menjadi solusi terbaik yang dapat
dilakukan untuk mengurangi kekhawatiran konsumen dan juga mencegah risiko penularan
antar manusia, tentu ada peraturan khusus dan tindakan preventif yang diberlakukan oleh
perusahaan-perusahaan pengiriman barang dalam kondisi pandemi seperti ini.

Tindakan preventif itu dilakukan sebagai upaya agar pengiriman barang dari transaksi jual
beli online tidak terganggu dengan adanya pandemi. Beberapa langkah preventif tersebut di
antaranya adalah dengan mewajibkan para karyawan untuk menggunakan masker dan sarung
tangan baik saat menyortir barang, pengambilan barang, hingga pengantaran serta selalu
melakukan pengecekan suhu tubuh seluruh karyawan.

Selain itu, beberapa perusahaan juga telah menginstruksikan untuk menyemprotkan


desinfektan pada seluruh cabang dan setiap paket yang akan dikirimkan serta memberikan
edukasi mengenai upaya antisipatif dan pencegahan penyebaran virus melalui
setiap station pengiriman barang.
Adapun cara lainnya untuk menghindari penurunan pada sector ini, yaitu :

Pertama, mengurangi biaya operasional para merchant.

Kedua, mengurangi atau membebaskan biaya sewa gudang dan logistik.

Ketiga, pengurangan biaya layanan agency bagi para penjual yang menandatangani kontrak


denga pihak e commerce

Keempat, pinjaman berbunga rendah bagi merchant hingga tanggal yang ditentukan

Kelima, optimasi aturan p

erdagangan terkait transaksi tertentu, pengiriman barang dan pengembalian dana,


serta penyelesaian otomatis perihal perselisihan niaga (automatic settlement). Hal ini
dilakukan selama virus corona mewabah.
2.2 Pandemi Covid 19 mempengaruhi trend industri E-Commerce di 2021

Pandemi covid-19 memengaruhi sebagian besar kegiatan bisnis mulai dari kegiatan
operasional,pemasaran dan penjualan serta car akita berkomunikasi dengan customer.
Permintaan dan kebutuhan customer juga terus berubah secara dinamis.

Menurut IdEA penjualan E-Commerce meningkat 25% selama pandemi. Volume transaksi
meningkat hingga 78% dibandingkankan tahun 2019. Pertumbuhan e-commerce mendadak
meningkat bekali-kali dibandingkan dengan diprediksi.

Ini merupakan kesempatan yang dapat dimanfaatkan pelaku bisnis khususnya bisnis online,
tetapi juga menjadi tantangan yang perlu diantisipasi. Pebisnis harus bisa secara jeli melihat
peluang dari pertumbuhan ini dan melakukan inovasi untuk beradaptasi serta
mengembangkan bisnisnya.

 Perilaku belanja berubah


Salah satu yang paling terlihat dan paling signifikan dampaknya adalah perubahan
perilaku belanja konsumen. Akibat pandemic, konsumen beralih ke platform untuk
memenuhi kebutuhan mereka. Bukan hanya generasi milinial saja, generasi sebelum
sebelumnya pun turut memanfaatkan e-commerce berbelanja.
Berdasarkan survey McKinsey, dua dari tiga customer telah mencoba metode
berbelanja baru. 65% akan terus menggunakan metode berbelanja tersebut. Sebagian
besr customer juga berbelanja melalui smartphone mereka. Artinya, bisnis harus bisa
menyajikaan pengalaman belanja yang mulus, menyeluruh, dan mudah dilakukan
melalui smartphone.

 Kompetisi digital semakin ketat


Walaupun pertumbuhan e-commers meningkat pesat selama pandemi, peningkatan ini
diikuti oleh tingkat kompetisi yang juga semakin ketat. Bisnis dan perusahaan terus
berupaya untuk menciptakan berbagai inovasi untuk meraih lebih banyak penghasilan.
Pemasaran dan konten digital menjadi andalan untuk menjangkau customer secara
luas. Banyak bisnis mengalihkan anggaran mereka untuk focus pada pemasaran
digital baik melalui iklan, konten, dan lainnya.
Tingginya kompetisi ini juga mempengaruhi biaya untuk beriklan secara digital.
Maka itu, bisnis harus bisa merencanakan startegi digital yang kreatif dan benar-benar
memahami lanskap digital sehingga bisa menjangkau target customernya dengan tepat
dan optimal.

2.3 Langkah kurir menghadapi wabah virus corona.

Strategi Jasa Kurir, Bertahan dan Berinovasi di Kala Pandemi. Kebutuhan masyarakat

akan layanan jasa pengiriman ternyata semakin tinggi di era pandemi. Adanya pembatasan

penerbangan in-out luar negeri menyebabkan kiriman crossborder menurun tajam.

Peningkatan signifikan berasal dari pengiriman transaksi e-commerce domestik. Pelaku

industri jasa pengiriman atau logistik mendapat pengecualian dari pemerintah untuk tetap

bisa beroperasi. Bagaimana perkembangan industri logistik di mana pandemi dan new

normal, berikut petika wawancara tertulis antara Infobrand.id dengan Presiden Direktur JNE,

Mohamad Feriadi Soeprapto. Inovasi yang dilakukan oleh JNE untuk menghadapi

permintaan jasa pengiriman yang meningkat dan menghadapi tantangan tersebut JNE terus

melakukan pengembangan mau pun inovasi di internal bidang teknologi informasi dan

komunikasi (IT), serta infrastruktur atau jaringan seperti Gateway, Gedung Operasional

maupun titik layanan (counter/outlet). JNE mengembangkan sektor teknologi dan informasi

sehingga pelanggan dapat mengetahui keberadaan paket dan estimasi waktu serta lokasi titik

layanan dengan mobile apps MyJNE atau melalui website JNE. PESONA (Pesanan Oleh -

Oleh  Nusantara) yang bekerjasama dengan lebih dari 2000 produsen makanan khas daerah

agar produk khas yang dihasilkan dapat dipasarkan dan dikirimkan ke seluruh nusantara,

bahkan luar negeri.

JLC (JNE Loyalty Card) agar pelanggan mendapatkan poin dari tiap paket yang dikirimkan.
Poin tersebut dapat ditukarkan hadiah berupa barang mau pun pengalaman menarik. Tiap
tahun JNE menggelar program JLC Race dan JLC Lucky Draw dengan hadiah fantastis. JNE
memberikan Harbokir atau Hari Bebas Ongkos Kirim yang tiap tahun dirayakan dalam
rangka perayaan hari ulang tahun JNE serta program yang dilaksanakan untuk mendorong
jual-beli online, seperti diskon ongkir, cashback, dan yang lainnya. Pada tahun 2020 ini
kelihatannya JNE masih pada posisi menyesuaikan dengan situasi pandemi covid-19. Kita
akan melihat apa yang terjadi ke depan. Hal-hal baru apa yang bakal terjadi. Mungkin juga
ada kondisi yang bisa mendisrupsi kami.

Dari trend yang ada saat ini, basis pengiriman barang yang langsung ke konsumen atau
masyarakat (C to C) yang meningkat. Oleh karena itu, JNE akan terus mengembangkan
berbagai hal yang dapat memenuhi kebutuhan pengiriman customer sekarang, antara lain
meningkatkan kualitas produk layanan atau fasilitas seperti COD, e-payment atau cashless,
Friendly Logistic, dan sebagainya.

Meningkatnya kebutuhan pengiriman masyarakat karena pandemic ini juga merupakan


tantangan, sehingga JNE terus menjalankan pengembangan dan pembangunan sesuai
rencana, seperti pembangunan mega hub yang terus berjalan serta jaringan mau pun
infrastruktur lainnya agar dapat terus menangani kapasitas pengiriman yang bertambah.

Stategi yang disiapkan JNE untuk menghadapi pasar pasca pandemic

Secara garis besar ada 2 langkah yang dijalankan JNE selama ini, baik sebelum mau pun di

saat pandemic covid-19, yaitu; secara internal, JNE terus meningkatkan kapabilitas

perusahaan dengan pengembangan di sektor-sektor penting seperti IT, infrastruktur mau pun

jaringan, dan SDM. Hal ini memungkinkan inovasi-inovasi dilakukan, baik dalam produk

layanan mau pun fasilitas, untuk menyesuaikan dan memenuhi kebutuhan pengiriman

masyarakat yang berkembang seiring dengan perkembangan era digital, baik untuk

kepentingan pribadi hingga kepentingan bisnis. Secara eksternal, JNE terus mendukung

kemajuan ekosistem, terutama ekosistem e-commerce dimana JNE memegang peranan

penting sebagai salah satu pilar di dalamnya yaitu logistic. Selain itu beragam program atau

acara kami berikan untuk pelanggan, seperti: program – program promo seperti cashback atau

diskon ongkir, dilakukan secara mandiri atau bersama online marketplace. Program apresiasi
untuk loyal customer para member JLC (JNE Loyalty Card). Program pemberdayaan

komunitas seperti workshop atau pelatihan gratis untuk meningkatkan daya saing para UKM

di era digital. Program CSR yang mendorong atau meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Penyediaan fasilitas efulfillment Friendly Logistic untuk memudahkan para UKM dalam

berbisnis online. Penyediaan fasilitas digital payment yang bekerjasama dengan Gopay,

OVO, DANA, dan yang lainnya.


BAB III

PENUTUPAN

KESIMPULAN

Dampak pandemi tidak hanya dirasakan oleh brand, tetapi juga pemasok serta pabrik di mana
mereka kehilangan demand untuk menyuplai barang dan produksi karena saat ini kemampuan
beli konsumen menurun. Oleh karena itu terjadi perubahan pada sistem pembayaran ke
supplier dan pabrik yang mengharuskan Men’s Republic untuk membayar pesanan dan
produksi di awal. Alhasil cash flow perusahaan pun terganggu karena penjualan yang turun,
pembayaran untuk supplier dan pabrik dipercepat, dan tetap harus membayar biaya
operasional perusahaan termasuk memberikan gaji karyawan.

SARAN

Sebagai pelaku usaha, diperlukan beberapa langkah untuk dapat bertahan. Perubahan pada
pengaturan arus keuangan perusahaan perlu dilakukan untuk tetap dapat mempertahankan
bisnis agar berkelanjutan pada kondisi sulit seperti saat ini. Salah satunya dengan efisiensi
biaya dan mengalokasikan biaya non-operasional sebagai cadangan agar produksi bisa tetap
berjalan, sehingga diharapkan kas perusahaan dapat digunakan untuk jangka waktu yang
lebih panjang dalam menghadapi perubahan pasar.
DAFTAR PUSTAKA

https://supplychainindonesia.com/dampak-wabah-virus-corona-terhadap-e-commerce-
dan-industri-kurir/

https://icubeonline.com/news-blog/pandemi-dan-trend-ecommerce-2021

https://www.google.com/search?q=langkah+kurir+e-
commers+menghadapi+wabah+virus+corona.perusahaan+e-commers&oq=langkah+
+kurir+e-commers+menghadapi+wabah+virus+corona.perusahaan+e-
commers&aqs=chrome..69i57.39752j0j15&sourceid=chrome&ie=UTF-8

https://investor.id/business/ini-saran-untuk-pelaku-usaha-jalankan-bisnis-di-tengah-pandemi-
corona

Anda mungkin juga menyukai