Anda di halaman 1dari 2

Dampak Covid-19 Terhadap Jasa Pengiriman Barang Di E-Commerce

1.1 Latar Belakang


Pada awal tahun 2020 terjadi penyebaran virus yang diberi nama Covid-19 (Corona
Virus Disease 2019), virus tersebut memberikan dampak yang sangat besar pada dunia
termasuk negara Indonesia. Hal tersebut membuat beberapa negara melakukan kebijakan
lockdown dan pada negara Indonesia pemerintahnya memberlakukan kebijakan
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk mencegah penyebaran
virus Covid-19 dikarenakan dampak dari virus Covid-19 ini berdampak paada kehidupan
sosial dan melemahnya perekonomian masyarakat dan negara. Karna adanya kebijakan
PPKM masyarakat menjadi tidak bebas untuk berpergian dan berkegiatan selama berbulan-
bulan yang memicu munculnya kebiasaan baru untuk beradaptasi dengan kondisi yang ada.
Kegiatan yang sebelumnya dilakukan dengan secara langsung berubah menjadi tidak
langsung (online).
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara online ini membutuhkan e-
commerce. E-commerce yaitu kegiatan jual beli barang secara elektronik, karna kemudahan
yang diberikan e-commerce yang dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari ataupun gaya
hidup yang membuat banyak orang memilih bertransaksi menggunakan e-commers yang
membuat permintaan jasa ekpedisi meningkat, kebutuhan bahan untuk mengemas barang
meningkat, dan peningkatan kebutuhan tenaga kerja pada jasa ekpedisi. Dengan adanya e-
commers dapat membantu perekonomian di Indonesia melalui pertumbuhan e-commers
sebagai sarana atau wadah bagi para pengusaha dan jasa ekpedisi.
Pertumbuhan e-commerce pada kondisi seperti sekarang ini membuka peluang
besar bagi jasa ekspedisi pengiriman barang antar daerah, baik domestik maupun luar
negeri untuk dapat berkontribusi dalam proses pengiriman. Jasa kurir juga berperan
penting dalam menunjang kelancaran bisnis suatu perusahaan yang memerlukan layanan
pengiriman secara cepat dan aman. Sejak penyebaran virus Covid-19 di Indonesia,
sejumlah perusahaan jasa pengiriman barang mencatat kenaikan pengiriman barang
mencapai 80%. Pada kondisi seperti sekarang ini, sekitar 60% sampai 70% transaksi
pengiriman barang perusahaan berasal dari e-commerce. Semakin meningkatnya jumlah
pemesanan dalam e-commerce, ditunjang oleh layanan yang diberikan jasa kurir juga
semakin berkembang, mulai dari system tracking, e-wallet, sampai multidrop.
Sistem tracking memungkinkan konsumen bisa memantau jasa kurir online yang sedang
bertugas mengantarkan barangnya. Sementara e-wallet adalah proses pembayaran yang
bisa digunakan oleh konsumen, sehingga tidak perlu kesulitan untuk mentransfer ataupun
membayar langsung secara tunai, sedangkan system multidrop memungkinkan konsumen
mengirimkan barang dari satu asal ke beberapa tujuan dalam satu kali pengiriman. Begitu
juga sebaliknya, konsumen dapat mengirimkan barang dari beberapa barang ke satu tujuan.
Dari hal tersebut, mengajarkan kita bahwa hadirnya e-commerce dapat membantu
dalam kondisi yang masih kurang kondusif seperti saat ini. Untuk itu, masyarakat sekarang
ini pun dituntut untuk adaptif dalam penggunaan teknologi-teknologi yang berkembang
pesat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah ini sebagai berikut :
1.2.1 Apakah Covid-19 memberikan dampak positif terhadap penjualan di e-
commerce?
1.2.2 Bagaimana perusahaan jasa pengiriman dalam menangani jumlah pengiriman
yang meningkat akibat penggunaan e-commerce di masa Covid-19?
1.2.3 Memberikan informasi tentang kelebihan dan kekurangan jasa pengiriman pada
e-commerce saat masa Covid-19

1.3 Tujuan
1.3.1 Menganalisis bagaimana pandemi Covid-19 mempengaruhi volume pengiriman
barang di e-commerce.
1.3.2 Menganalisis perubahan kebijakan pengiriman yang diterapkan oleh perusahaan
e-commerce dan penyedia jasa pengiriman di tengah pandemi Covid-19.
1.3.3 Mencari solusi dan cara untuk mengatasi atau menyesuaikan diri dengan dampak
pandemi Covid-19 pada jasa pengiriman barang di e-commerce.

Anda mungkin juga menyukai