Anda di halaman 1dari 4

Tugas 3 ADBI4441 Praktik Bisnis di Indonesia

Nama : Aika Putri Sukriyah


NIM : 042020766

1. Di masa pandemi covid 19, saat ini pemerintah sedang berusaha keras untuk mengatasi
jumlah angka kemiskinan yang semakin meningkat. Kebijakan fiskal seperti apa yang
dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Jawab :
Menurut (Hafidh, 2020), berikut adalah rangkaian kebijakan fiskal yang diambil oleh
pemerintah Indonesia dalam mengatasi Covid-19:
1. Pemerintah mengeluarkan tiga stimulus terkait dengan COVID-19. Kebijakan stimulus
pertama adalah insentif pariwisata. Stimulus kedua adalah insentif perpajakan sektor
manufaktur yaitu sebesar Rp 22,9 triliun. Sementara itu, stimulus ketiga terdiri dari social
safety net sebesar Rp 110 triliun, insentif tenaga dan pelayanan kesehatan sebesar Rp 75
triliun dan dukungan industri sebesar Rp 70,1 triliun.  
2. Terkait dengan stimulus kedua, Kemenkeu menerbitkan PMK 23/2020 tentang stimulus
pajak untuk karyawan dan dunia usaha. Stimulus tersebut antara lain pajak penghasilan
karyawan ditanggung Pemerintah (PPh 21 DTP), pembebasan pajak penghasilan impor serta
pengurangan angsuran PPh Pasal 25. Kementerian Keuangan juga memberikan insentif Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) yang terdampak Covid-19. 
3. Terkait dengan stimulus ketiga, Presiden menginstruksikan kepada seluruh Menteri/
Pimpinan/ Gubernur/ Bupati/ Walikota untuk melakukan percepatan refocusing kegiatan,
realokasi anggaran serta pengadaan barang jasa guna penanganan Covid-19. Hal ini
dituangkan dalam Instruksi Presiden No.4/2020.
4. Presiden RI juga memberikan arahan agar Kementerian/ Lembaga mengutamakan
pembelian produk UMKM dalam negeri serta mendorong BUMN memberdayakan UMKM.

Dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini, pemerintah menerapkan kebijakan fiskal terhadap
penerimaan dan pengeluaran negara untuk menjaga pertumbuhan ekonomi maupun
kestabilan perekonomian. Dari sisi penerimaan, pemerintah harus memperhatikan pemberian
kontribusi penerimaan dari PPN dan PPh Badan yang selama ini menjadi andalan pemerintah.
Dari sisi pengeluaran, pemerintah harus mampu memperhatikan realisasi penggunaan dana
tersebut agar tepat sasaran dan mengutamakan kegiatan prioritas pencegahan pandemi Covid-
19. Untuk menekan defisit anggaran terhadap pembiayan-pembiayan pemerintah dapat
melakukan refocusing/revisi terhadap anggaran yang ada di APBN untuk dioptimalkan
penggunaannya selama masa pandemik Covid-19.
Sumber : https://yoursay.suara.com/news/2020/12/24/135059/bagaimana-pemerintah-
mengatasi-pandemi-dalam-kebijakan-fiskal?page=3

2. Dalam rangka menurunkan angka penularan covid 19, pemerintah mengeluarkan kebijakan
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat, dan mengharuskan masyarakat untuk
menerapkan kebijakan 3M (Memakai Masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak). Hal ini
berpengaruh terhadap perilaku masyarakat dalam pembelian produk barang dan jasa. Upaya
apa yang harus dilakukan oleh pelaku bisnis, supaya usahanya tetap berkembang.

Jawab :
Berikut ini upaya yang dapat dilakukan pelaku bisnis supaya usahanya tetap berjalan dan
berkembang pada masa pandemi Covid-19 :
1. Geser fokus, buat produk yang relevan
Sebagai contoh, pebisnis pakaian atau kerudung bisa beralih membuat masker-masker kain
yang kini wajib dipakai demi mencegah penyebaran virus. Bisnis jasa kecantikan seperti
salon pun bisa menyiasati strategi ini dengan mengubah fokus dari jasa menjadi ritel produk
kecantikan. Hutami menyarankan, produk yang biasa dipakai untuk pelanggan bisa dikemas
dan dijual lewat platform digital.
2. Promosi
Untuk bisnis makanan dan minuman, promosi bisa dibuat dengan memberi harga diskon atau
paket menu tertentu. Menurut Hutami, promosi yang tepat di tengah kondisi pandemi
sebaiknya lebih gencar untuk layanan pesan antar. Promosi seperti free ongkir (ongkos kirim)
bisa lebih bermanfaat.
3. Maksimalkan layanan online
Penjualan daring jadi andalan ketika masyarakat berdiam diri di rumah dan membeli segala
kebutuhan melalui internet. Maksimalkan semua layanan daring dan jangan lupa buat aplikasi
atau platform yang mudah diakses oleh konsumen. Sebagai alternatif, bergabunglah ke
berbagai e-commerce untuk memperluas lapak dagangan di dunia maya.
4. Empati
Krisis wabah COVID-19 adalah ajang bagi brand untuk berempati, peduli dan memberikan
solusi.
Brand juga bisa memberikan tanggung jawab agar konsumen tidak was-was. Pemilik restoran
atau kafe bisa menyematkan bukti cek suhu tubuh koki atau barista di pesanan pembeli
sebagai jaminan kesehatan. Berikan manfaat dan solusi untuk konsumen, seperti memberi
kelas online gratis atau akses streaming gratis selama beberapa waktu agar masyarakat tidak
bosan. Terakhir, brand akan mendapat sentimen positif bila tak cuma berjualan, tetapi juga
berdonasi di tengah situasi sulit.
Sumber : https://tirto.id/4-cara-agar-bisnis-tetap-bertahan-selama-pandemi-corona-covid-19-
eNCX

3. Di masa pandemi covid 19 seperti saat ini, berbagai upaya pemerintah dan non pemerintah
membantu UMKM supaya bisa tetap berkembang. Apa yang menjadi alasan UMKM supaya
tetap berkembang baik di masa pandemi covid 19 maupun di masa new normal.

Jawab :
Berikut adalah upaya untuk mempertahankan bisnis di masa pandemi covid 19 dan New
normal :
Solusi bagi para UMKM terletak pada satu kata, yaitu integrasi. Pertama,  UMKM perlu
memiliki manajemen stock produk yang terintegrasi dengan pembelian dan penjualan,
sehingga mampu memantau persediaan barang dengan cepat dan tepat. Kedua, UMKM perlu
mengintegrasikan pengiriman barang dagangannya, baik itu dalam kota, antar kota, sampai
antar negara. Ketiga, UMKM dapat terintegrasi dengan sistem komunikasi yang cepat kepada
pelanggan, sekipun tidak dapat bertatap muka langsung dengan pelanggan. UMKM dapat
menggunakan Whatsapp, Line, dan sebagainya. Yang terakhir, UMKM perlu
mengintegrasikan sistem pembayaran mereka dengan sistem transfer bank, e-wallet (Dana,
Ovo, dsb), dan juga cash on delivery (COD).

Integrasi diatas dapat bisa langsung digunakan oleh UMKM apabila bergabung
dengan marketplace, seperti bukalapak, tokopedia, shopee, dll. Pada marketplace tersebut,
para UMKM dapat melakukan pengintegrasian yang saya sebutkan di atas. UMKM dapat
mencatat stock barang yang akan otomatis berkurang jika terjadi penjualan dan mencatat
secara otomatis jumlah penjualan atas tiap produk yang ditawarkan.
UMKM juga dapat menyediakan pilihan pengantaran barang seperti melalui JNE, TIKI, atau
GoSend untuk layanan pengiriman kilat. Pada marketplace, UMKM juga memiliki fitur chat
yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan dari calon pembeli. Dan yang terkahir,
UMKM juga dapat menyediakan pilihan pembayaran mulai dari transfer bank, e-wallet,
bahkan sampai dengan pembayaran kredit.

Tantangan dari setiap UMKM untuk solusi ini adalah banyak UMKM yang tidak mengerti
bagaimana mendigitalisasikan usaha mereka. Mereka tidak melek teknologi sehingga sulit
untuk memulai. Belum lagi masalah pemasaran digital yang perlu dikuasai juga oleh UMKM.
Peran ini dapat diambil oleh asosiasi UMKM dan koperasi yang menaungi UMKM untuk
membantu dan membimbing para pengusaha ini dalam mendigitalisasikan usahanya.
Sumber : https://yoursay.suara.com/news/2020/05/27/134117/strategi-umkm-dalam-
menghadapi-new-normal?page=2

Anda mungkin juga menyukai