Anda di halaman 1dari 5

Tugas 3

Aspek / Konsep yang dinilai Skor


1. Di masa pandemi covid 19, saat ini pemerintah sedang berusaha 35
keras untuk mengatasi jumlah angka kemiskinan yang semakin
meningkat. Kibijakan fiskal seperti apa yang dilakukan oleh
pemerintah untuk mengatasi permasalahan tersebut.
2. Dalam rangka menurunkan angka penularan covid 19, pemerintah 30
mengeluarkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM), dan mengharuskan masyarakat untuk
menerapkan kebijakan 3M (Memakai Masker, Mencuci tangan,
Menjaga jarak). Hal ini berpengaruh terhadap perilaku masyarakat
dalam pembelian produk barang dan jasa. Upaya apa yang harus
dilakukan oleh pelaku bisnis, supaya usahanya tetap berkembang.
3. Di masa pandemi covid 19 seperti saat ini, berbagai upaya 35
pemerintah dan non pemerintah membantu UMKM supaya bisa
tetap berkembang. Apa yang menjadi alasan UMKM supaya tetap
berkembang, baik di masa pandemi covid 19 maupun di masa new
normal.
Total Nilai Maksimum 100

Jawaban :

1. Direktur Eksekutif CORE Mohammad Faisal mengatakan, persebaran Covid-19 yang saat
ini terpusat di wilayah perkotaan menyebabkan potensi peningkatan kemiskinan lebih besar
terjadi di perkotaan. Baca juga: Ramai Sentimen Positif, IHSG Diproyeksikan Menghijau
Hal yang perlu diwaspadai selanjutnya yakni potensi penyebaran wabah dari wilayah
perkotaan ke pedesaan tidak dapat dicegah, di antaranya melalui pembatasan mobilitas orang
dari kota ke desa, lonjakan jumlah kasus Covid-19 di wilayah pedesaan tak dapat dihindari.
“Dampaknya, potensi pertambahan jumlah penduduk miskin di pedesaan akan lebih besar
dibanding prediksi di atas. Artinya, beban pemerintah untuk mengatasi persoalan
kemiskinan, baik melalui subsidi, bantuan sosial dan lainnya, menjadi semakin besar,” kata
Faisal melalui siaran pers, Selasa (5/52020). CORE merumuskan lima rekomendasi
penanggulangan kemiskinan akibat pandemi Covid-19 yakni dengan menekankan pentingnya
meletakkan prioritas kebijakan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah saat ini pada
menjaga tingkat kesejahteraan masyarakat terutama yang berada di sekitar garis kemiskinan.
Adapun lima langkah untuk menganggulangi kemiskinan yang bisa dilakukan meliputi :

1. Update Data Penduduk


Target penerima Program Keluarga Harapan (PKH) yang dianggarkan pemerintah selama
pandemi adalah 10 juta keluarga dengan alokasi anggaran Rp 37,4 triliun atau Rp 3,7 juta
per tahun. Sementara, Kartu Sembako ditargetkan sebanyak 20 juta keluarga dengan
anggaran Rp 43,6 triliun, yang terdiri dari Rp 200.000 per bulan selama sembilan bulan,
termasuk Rp 600.000 untuk 1,776 juta keluarga di Jabodetabek selama tiga bulan. Selain
itu, ada transfer cash dari Program Kartu Prakerja untuk 5,6 juta peserta senilai Rp
600.000 selama empat bulan. “Di samping terus memperbaharui data penduduk miskin
dan rentan miskin yang layak mendapatkan bantuan sosial, pemerintah perlu
meningkatkan anggaran Bantuan Sosial dan memperluas jumlah penerima bantuan
kepada penduduk yang jatuh miskin akibat Covid-19,” kata Faisal.
2. Integrasi
Penyaluran Bansos Di banyak tempat, berbagai bentuk Bantuan Sosial yang berbeda-
beda jenis dan jumlahnya telah menimbulkan ketegangan sosial di sejumlah daerah. Hal
ini diperparah dengan basis data Bantuan Sosial, khususnya Data Terpadu Kesejahteraan
Sosial (DTKS), yang digunakan oleh pemerintah daerah yang belum mencakup
masyarakat yang sebelumnya tidak terdata namun kondisi ekonominya memburuk selama
pandemi. Salah satu alternatif yang dapat ditempuh pemerintah adalah menggandeng
bank-bank pemerintah untuk melakukan transfer Bantuan Sosial secara langsung melalui
rekening khusus untuk setiap penerima bantuan. “Selain penyalurannya lebih efisien,
penerima bantuan tidak tumpang tindih. Di samping itu, potensi berkurangnya jumlah
bantuan dapat dihindari,” ungkap dia.
3. Subsidi Administered Prices
Mengurangi beban pengeluaran masyarakat khususnya masyarakat miskin dan hampir
miskin, terutama dengan menurunkan biaya-biaya yang dikontrol pemerintah
(administered prices). Di antaranya:
a. Menurunkan harga BBM yang menjadi salah satu komponen terbesar pengeluaran
penduduk miskin (5 persen untuk penduduk miskin di kota dan 4 persen untuk penduduk
miskin di desa). Meskipun penurunan mobilitas orang saat ini berdampak pada
berkurangnya penggunaan BBM, BBM tetap berperan besar dalam mobilitas barang
(logistik) yang tetap sangat krusial perannya selama masa wabah. Apalagi, harga minyak
mentah terus mengalami penurunan hingga di bawah 25 dollar per barel. Semestinya
harga dasar BBM di bawah RON 95 dapat turun setidaknya pada kisaran Rp 4.500
sampai Rp Rp5.000 per liter. “Harga tersebut berpotensi lebih rendah jika Kementerian
ESDM menurunkan biaya konstanta (alpha pengadaan, penyimpanan, dan distribusi) dan
margin perusahaan penyalur BBM,” kata dia.
b. Menambah jumlah rumah tangga penerima diskon pemotongan tarif listrik sehingga
mencakup minimal seluruh pelanggan 900 VA. Saat ini, selain golongan R1/450VA (24
juta pelanggan) yang mendapatkan listrik gratis selama tiga bulan, golongan rumah
tangga R1/900VA yang mendapat pemotongan 50 persen hanya sebanyak 7,2 juta
pelanggan dari total 22,1 juta. c. Menurunkan harga LPG tiga kilogram yang kebanyakan
dikonsumsi oleh masyarakat menengah bawah. Ini juga sejalan dengan harga propane dan
butane yang menjadi bahan baku utama LPG yang turun tajam. Harga propane Aramco,
yang menjadi acuan perhitungan harga subsidi LPG, turun dari 430 dollar AS per ton
pada bulan Maret menjadi 230 dollar AS per ton pada April 2020. Sementara itu, harga
butane turun dari 480 dollar AS per ton menjadi 240 dollar AS per ton pada periode yang
sama. Oleh sebab itu, seiring dengan potensi penurunan realisasi anggaran subsidi LPG
tiga kilogram (Rp 50,6 triliun) tahun ini, pemerintah memiliki cukup ruang untuk
menurunkan harga bahan bakar itu di kisaran Rp 1.000 sampai Rp 2.000 per kg.
“Penurunan tersebut akan memberikan efek yang cukup besar untuk mengurangi biaya
hidup masyarakat, khususnya yang terdampak Covid-19,” ungkap Faisal.
d. Memberikan diskon atau menggratiskan tarif air untuk rumah tangga khususnya di
daerah-daerah yang menerapkan PSBB. Banyak negara-negara berkembang telah
mengadopsi kebijakan ini, seperti Malaysia dan Thailand. Oleh karena pengelolaan air
bersih berada dalam kendali Pemerintah Daerah, maka Faisal mengimbau sudah saatnya
mereka ikut serta menanggung sebagian beban masyarakat dengan memberikan diskon
atau menggratiskan tarif air bersih di daerah mereka.
4. Insentif Dibudang Pertanian, Peternakan dan Perikanan
Meningkatkan insentif bagi petani, peternak, dan nelayan melalui skema pembelian
produk oleh pemerintah dan perbaikan jalur logistik hasil pertanian, peternakan, dan
perikanan perlu dilakukan mengingat sektor tersebut terus berproduksi dan menghadapi
minimnya serapan pasar. Jika insentif di sektor ini tidak segera dan secara khusus
diberikan, maka mereka berpotensi menambah jumlah penduduk kemiskinan. Sektor
pertanian saat ini masih menjadi penyerap tenaga kerja terbanyak hingga 34,58 juta orang
atau 27,3 persen tenaga kerja nasional per Agustus 2019. “Kebijakan tersebut juga akan
membantu pemerintah mengamankan ketersediaan stok pangan nasional khususnya
selama berlangsungnya masa pandemi,” ujar dia.

2. Upaya apa yang dilakukan oleh pelaku bisnis supaya usahanya tetap berkembang ialah sebagai
berikut:

- Masuk ke Penjualan Online


Salah satu langkah utama untuk bertahan adalah beralih ke penjualan digital. Sebanyak
34,6% pelaku UMKM beralih dari pemasaran offline ke online untuk bangkit dari masa
krisis. Salah satu opsi platform yang dapat digunakan adalah marketplace.
Marketplace memiliki banyak fitur yang dapat mendukung pelaku UMKM mendongkrak
penjualannya. Lewat marketplace, kamu bisa memasarkan produk melalui fitur feed,
iklan, broadcast chat, ataupun live. Selain itu, kamu juga bisa memberikan beragam jenis
promosi dan mengikuti program campaign yang diadakan oleh marketplace.
- Menyesuaikan Produk
Strategi lain yang dapat dilakukan pelaku UMKM adalah menyesuaikan produk. Saat
pandemi, banyak perilaku konsumen yang berubah. Artinya kebutuhan customer saat ini
pun mungkin berbeda dengan saat sebelum pandemi. Maka itu, pelaku UMKM harus bisa
mengevaluasi perubahan tersebut dan melihat peluang yang ada untuk menyesuaikan
produk. Kamu bisa memulai dengan melakukan analisis atau riset, misalnya dengan
menanyakan pendapat pelanggan, mengadakan survei, membaca riset pasar, ataupun
mengevaluasi hasil penjualan.
- Efisiensi Biaya Produk
Pelaku UMKM juga dapat melakukan efisiensi biaya produksi. Buatlah daftar kegiatan
dan hal apa saja yang yang di lakukan dalam proses produksi. Kemudian urutkan dari
yang paling penting hingga yang kurang penting, mana yang sebaiknya lebih diutamakan
untuk saat ini dan mana yang tidak.
- Pantau Laporan Penjualan
Selain melakukan efisiensi, jangan lupa juga untuk memantau laporan penjuala
setidaknya setiap bulannya. Dari laporan ini, kita bisa mengetahui strategi mana yang
efektif dan sesuai target dan mana yang kurang berhasil. Alhasil nantinya bisa
mempersiapkan langkah selanjutnya untuk usahanya.

3. Alasan yang paling penting pelaku UMKM tetap berkembang, baik di masa pandemi covid19
maupun di masa new normal karena pelaku UMKM tidak tahu kapan pandemi covid 19 akan
berakhir, jadi untuk itu pelaku UMKM harus bisa mempertahankan usahanya dengan beberapa
strategi untuk bertahan dan berkembang karena usahanya tersebut menjadi sumber pencariannya
di kala pandemi covid 19.

Anda mungkin juga menyukai