Anda di halaman 1dari 9

2.

Nilai Kurva f(x) =x²-1, tentukan

1. Persamaan garis singgung? y = - 2x – 2.

2. Persamaan garis normal? 2y = x +1

3. Gambarkan grafik garis singgung dan garis normal tersebut. Pada perpotongan kurva f(x)


tsb,dengan garis x =-1

Penjelasan dengan langkah – langkah:

Diketahui :

 Kurva f(x) =x²-1

 Titik x = -1

Ditanya:

1. Persamaan garis singgung

2. Persamaan garis normal

3. Gambarkan grafik garis singgung dan garis normal tersebut.

Jawab:

Kurva f(x) =x²-1

          f’(x) =2x

Untuk x1 = -1

          y = x²-1

          y = (-1²) – 1

     y=1–1

           y= 0

Untuk x = -1

      f’(x) =2x

      f’(-1) = 2(-1) ⇒   = 2(-1)

            ⇒   = -2

 dan   tegak lurus

 =   =   = 

1. Persamaan garis singgung

    
          y - 0 = - 2 (x + 1)

               y = -2 (x+1)

                y = -2x - 2

Jadi, persamaan garis singgung pada kurva f(x) =x²-1 adalah y = -2x - 2.

2. persamaan garis normal

        

         y – 0 =      ( x + 1)

             2y = x + 1

Jadi, persamaan garis normal pada Kurva f(x) =x²-1 adalah  2y = x + 1.

3. Perpotongan kurva f(x) tsb,dengan y = - 2x – 2 dan 2y = x +1

            2(-2x -2) = x +1

              -4x – 4 = x +1

                   - 5x = 5

                       x = -1

                       y = -2x -2

                       y = -2(-1) – 2

                       y = 0

3. Jawab:

turunan

Penjelasan dengan langkah-langkah:

y = x  cos (2x)

y = uv --> y' = u' v + uv'

y' = 1 (cos 2x) + x ( - 2 sin 2x)

y' = cos 2x - 2x sin 2x

y" =  - 2 sin 2x - { 2. sin 2x + 2x ( 2 cos 2x)}


y" = - 2 sin 2x - 2 sin 2x - 4x cos 2x

y" = - 4 sin 4x - 4x cos 2x

y''' = - 4 ( cos 4x) - { 4 cos 2x  + 4x (- 2 sin 2x)}

y''' = - 4 cos (4x)  - 4 cos 2x + 8x  sin 2x

y''' (π)  =  - 4 cos (4π)  - 4 cos 2π + 8π  sin 2π

y''' (π) =  - 4 (1) - 4 (1) + 8π (0)

y''' (π) = - 4 - 4 +0

y''' (π) = - 8

4. Jawab:

y=ln(sin(x³-1))

maka

misalkan

r = x³-1 maka   

s = sin(x³-1) = sin r ,  maka 

y = ln(sin(x³-1)) = ln(s) , maka 

aturan rantai

dimana, s = sin(x³-1)  dan  r = x³-1  maka diperoleh


1. Redoks adalah istilah yang menjelaskan berubahnya bilangan oksidasi (keadaan oksidasi) atom-atom
dalam sebuah reaksi kimia.

Hal ini dapat berupa proses redoks yang sederhana seperti oksidasi karbon yang menghasilkan karbon
dioksida, atau reduksi karbon oleh hidrogen menghasilkan metana (CH4), ataupun ia dapat berupa
proses yang kompleks seperti oksidasi gula pada tubuh manusia melalui rentetan transfer elektron yang
rumit.

Istilah redoks berasal dari dua konsep, yaitu reduksi dan oksidasi. Ia dapat dijelaskan dengan mudah
sebagai berikut:

Oksidasi menjelaskan pelepasan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion
Reduksi menjelaskan penambahan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion.

Walaupun cukup tepat untuk digunakan dalam berbagai tujuan, penjelasan di atas tidaklah persis benar.
Oksidasi dan reduksi tepatnya merujuk pada perubahan bilangan oksidasi karena transfer elektron yang
sebenarnya tidak akan selalu terjadi. Sehingga oksidasi lebih baik didefinisikan sebagai peningkatan
bilangan oksidasi, dan reduksi sebagai penurunan bilangan oksidasi. Dalam praktiknya, transfer elektron
akan selalu mengubah bilangan oksidasi, namun terdapat banyak reaksi yang diklasifikasikan sebagai
"redoks" walaupun tidak ada transfer elektron dalam reaksi tersebut (misalnya yang melibatkan ikatan
kovalen).

2. Perubahan Energi Bebas Standar

Energi bebas reaksi standar (△G∘rxn△Grxn∘) ialah perubahan energi-bebas untuk reaksi bila reaksi itu
terjadi pada kondisi keadaan standar, artinya, bila reaktan berada dalam keadaan standarnya diubah
menjadi produk dalam keadaan standarnya. Untuk menghitung △G∘rxn△Grxn∘ maka perlu dilihat
persamaan reaksinya

aA+bB→cC+dDaA+bB→cC+dD

Perubahab △G∘rxn△Grxn∘ untuk reaksi ini ialah

△G∘rxn=[(c△G∘fC+d△G∘fD)−(a△G∘fA+b△G∘fB)]△Grxn∘=[(c△Gf∘C+d△Gf∘D)−(a△Gf∘A+b△Gf∘B)]

atau

△G∘rxn=ΣnG∘(produk)+ΣnG∘(reaktan)△Grxn∘=ΣnG∘(produk)+ΣnG∘(reaktan)

 Energi bebas dan Kesetimbangan

Tidak mudah mempertahankan sistem kesetimbangan pada keadaan standar. Banyak reaksi-reaksi tidak
berada pada keadaan standar, maka untuk keadaan yang demikian arah reaksi tidak dapat diprediksi
hanya dengan nilai△G∘△G∘, melainkan harus menggakan energi bebas actual △G△G.
Hubungan △G△G dan △G∘△G∘ yang diturunkan dari termodinamika ialah

△G=△G∘+RTlnQ△G=△G∘+RTlnQ

dimana
△G∘△G∘ tetap pada suhu tertentu TRQ=suhu mutlak reaksi=konstanta gas (8,314 J/K)=kuosien
reaksiT=suhu mutlak reaksiR=konstanta gas (8,314 J/K)Q=kuosien reaksi

Pada kesetimbangan, berdasarkan definisi, △G=0△G=0 dan Q=KQ=K, dimana KK adalah konstanta


kesetimbangan, maka

△G△G∘=△G∘+RTlnQ=△G∘+RTlnQ=−RTlnQ△G=△G∘+RTlnQ=△G∘+RTlnQ△G∘=−RTlnQ

Dalam persamaan ini KpKp digunakan untuk gas dan KcKc untuk reaksi dalam larutan.

3.
Sel Volta

Sel volta atau sel galvani merupakan sebuah sel elektrokimia di mana energi kimia diubah menjadi
energi listrik. Pada sel volta terjadi reaksi redoks secara spontan. Reaksi reduksi terjadi di katoda yang
merupakan kutub positif sedangkan reaksi oksidasi terjadi di anoda yang merupakan kutub negatif.
Aliran elektron terjadi dari anoda ke katoda.

Jika dua buah elektroda dihubungkan dalam sel volta, maka elektroda yang memiliki potensial reduksi
lebih besar dipasang sebagai katoda (tempat terjadinya reduksi). Sebaliknya elektroda dengan potensial
elektroda yang lebih kecil dipasang sebagai anoda (tempat terjadinya oksidasi).

Penggambaran proses redoks pada sel volta digambarkan dalam notasi sel atau diagram sel. Penulisan
diagram sel di kiri adalah anoda dan di kanan adalah katoda. Sebagai contoh notasi sel berikut :

Zn(s)│Zn2+(aq)││Cu2+(aq)│Cu(s)

Reaksi yang terjadi pada katoda adalah Cu²⁺(aq) + 2e → Cu(s)

Reaksi yang terjadi pada anoda adalah Zn(s) → Zn²⁺(aq) + 2e  

Jadi reaksi sel adalah penjumlahan dua reaksi di atas yaitu

Cu²⁺(aq) + Zn(s) → Cu(s) + Zn²⁺(aq)

Untuk membuat rangkaian sel volta di atas maka diperlukan bahan berikut :

1. Dua buah elektroda.

Anoda : tempat terjadinya oksidasi. Contoh : logam Zn.

Katoda : tempat terjadinya reduksi. Contoh : logam Cu.

2. Zat elektrolit : zat yang dapat menghantarkan listrik.

Contoh : larutan ZnSO₄, larutan CuSO₄.

3. Kawat penghantar : kawat konduktor yang menghubungkan kutub anoda dan kutub katoda.

4. Jembatan garam : alat berupa pipa U yang di dalamnya berisi elektrolit dalam gel/agar-agar cair. Alat
ini berfungsi untuk menetralkan kelebihan muatan positif di anoda dan kelebihan muatan negatif di
katoda. Selain itu jembatan garam juga berfungsi menutup sistem sel agar elektron dapat terus
mengalir.
Contoh : gel NaNO₃, KNO₃, NaCl

Potensial Sel

Potensial sel atau beda potensial sel yang dihasilkan dapat dihitung dengan rumus berikut :

Potensial sel juga dapat diperoleh dari menjumlahkan reaksi di katoda dan di anoda. Pada anoda, reaksi
dibalik menjadi reaksi oksidasi. Nilai potensial reduksi berubah tanda. Sebagai catatan, untuk harga
potensial reduksi ini, jika reaksi dikalikan atau dibagi dengan suatu bilangan maka nilai potensial reduksi
tetap tidak berubah.  

Berikut penyelesaian soal :

Reaksi yang berlangsung spontan adalah reaksi yang memiliki nilai potensial sel yang positif.

Reaksi 1 : Zn(s) + Mn2+(aq) → Mn(s) + Zn2+(aq)

Diperoleh dari dua reaksi berikut :

Zn2+(aq) + 2e → Zn(s) Eo = −0,76 volt (reaksi dibalik)

Mn2+(aq) + 2e → Mn(s) Eo = −1,20 volt 

Maka reaksi menjadi

Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e                         Eo = +0,76 volt 

Mn2+(aq) + 2e → Mn(s)                       Eo = −1,20 volt +

Zn(s) + Mn2+(aq) → Mn(s) + Zn2+(aq) Eo = -0,44 volt

Reaksi ini tidak dapat berlangsung spontan.

Reaksi 2 : 3Ag(s) + In3+(aq) → In(s) + 3Ag+(aq)

Diperoleh dari dua reaksi berikut :

Ag+(aq) + e → Ag(s) Eo = +0,80 volt (reaksi dibalik dan dikali 3)

In3+(aq) + 3e → In(s) Eo = −0,34 volt 

Ingat : harga Eo tidak ikut dikali

Maka reaksi menjadi

3Ag(s) → 3Ag+(aq) + 3e                     Eo = -0,80 volt

In3+(aq) + 3e → In(s)                          Eo = −0,34 volt +

3Ag(s) + In3+(aq) → In(s) + 3Ag+(aq) Eo = −1,14 volt 


Reaksi ini tidak dapat berlangsung spontan.

Reaksi 3 : 2In(s) + 3Mn2+(aq) → 3Mn(s) + 2In3+(aq)

Diperoleh dari dua reaksi berikut :

In3+(aq) + 3e → In(s) Eo = −0,34 volt (reaksi dibalik dan dikali 2)

Mn2+(aq) + 2e → Mn(s) Eo = −1,20 volt  (dikali 3)

Ingat : harga Eo tidak ikut dikali

Maka reaksi menjadi

2In(s) → 2In3+(aq) + 6e                             Eo = +0,34 volt 

3Mn2+(aq) + 6e → 3Mn(s)                         Eo = −1,20 volt   +

2In(s) + 3Mn2+(aq) → 3Mn(s) + 2In3+(aq) Eo = -0,86 volt

Reaksi ini tidak dapat berlangsung spontan.

Reaksi 4 : 3Zn(s) + 2In3+(aq) → 3Zn2+(aq) + 2In(s)

Diperoleh dari dua reaksi berikut :

Zn2+(aq) + 2e → Zn(s) Eo = −0,76 volt (reaksi dibalik dan dikali 3)

In3+(aq) + 3e → In(s) Eo = −0,34 volt (reaksi dikali 2)

Ingat : harga Eo tidak ikut dikali

Maka reaksi menjadi

3Zn(s)→ 3Zn2+(aq) + 6e                          Eo = +0,76 volt 

2In3+(aq) + 6e → 2In(s)                           Eo = −0,34 volt +

3Zn(s) + 2In3+(aq) → 3Zn2+(aq) + 2In(s) Eo = +0,42 volt

Reaksi ini berlangsung spontan.

Reaksi 5 : 2Ag(s) + Mn2+(aq) → Mn(s) + 2Ag+(aq)

Diperoleh dari dua reaksi berikut :

Ag+(aq) + e → Ag(s) Eo = +0,80 volt (reaksi dibalik dan dikali 2)

Mn2+(aq) + 2e → Mn(s) Eo = −1,20 volt 

Ingat : harga Eo tidak ikut dikali


Maka reaksi menjadi

2Ag(s) → 2Ag+(aq) + 2e                            Eo = -0,80 volt

Mn2+(aq) + 2e → Mn(s)                            Eo = −1,20 volt +

2Ag(s) + Mn2+(aq) → Mn(s) + 2Ag+(aq)   Eo = −2,00 volt

Reaksi ini tidak dapat berlangsung spontan.

 Jadi reaksi yang berlangsung spontan adalah reaksi keempat yaitu :

3Zn(s) + 2In3+(aq) → 3Zn2+(aq) + 2In(s)

4. Glikolisis adalah serangkaian reaksi yang membantu mengekstrak energi dari glukosa. Ini
merupakan jalur metabolisme kuno yang ditemukan di sebagian besar organisme yang hidup
saat ini.
Glikolisis juga merupakan respirasi seluler aerobik dan anaerobik, yang terjadi di sitosol sel dan
merupakan dasar dari respirasi seluler aerobik dan anaerobik. Proses glikosis cukup rumit dan
kompleks, namun dapat dipisahkan menjadi dua fase besar, yakni fase yang membutuhkan
energi dan fase pelepasan energi.
Proses glikolisis Dilansir dari News Medical and Life Science, berikut adalah proses glikolisis yang
dipecah menjadi fase membutuhkan energi dan fase pelepasan energi. Fase membutuhkan
energi Langkah pertama fase membutuhkan energi adalah molekul glukosa membelah menjadi
dua molekul tiga karbon, yang dikenal sebagai piruvat. Ada beberapa langkah yang harus
dilakukan agar pembelahan ini terjadi, yakni: Baca juga:
Proses Pembentukan Mineral Heksokinase: Mengubah glukosa menjadi glukosa-6-fosfat.
Fosfoglukosa isomerase: Mengubah glukosa-6-fosfat menjadi fruktosa-6-fosfat.
Fosfofruktokinase: Mengubah fruktosa-6-fosfat menjadi fruktosa-1,6-bifosfat. Bisfofat aldolase:
Mengubah menjadi fruktosa-1,6-bifosfat menjadi dua molekul tiga karbon atau gliseraldehida-3-
fosfat dan dihidroksiaseton fosfat (DHAP).
Triose phosphate isomerase: Mengkatalis konversi DHAP menjadi gliseraldehida-3-fosfat. Fase
pelepasan energi Pada fase pelepasan energi, molekul gliseraldehida-3-fosfat diubah menjadi
gula tiga karbon tanpa gugus fosfat. Reaksi ini melepaskan energi ketika molekul menjadi lebih
stabil dengan mengubah satu NAD+ menjadi NADH dan dua ADP menjadi ATP untuk molekul
gliseraldehida-3-fosfat.
Berikut adalah langkah-langkah rinci dari fase pelepasan energi glikolisis:
Reaksi redoks: Mengubah gliseraldehida-3-fosfat menjadi 1,3-bifosfatgliserat, melepaskan ion
H+ dari NAD+ ke NADH.
Fosfogliserat kinase: Mengubah 1,3-bifosfatgliserat menjadi 3-fosfogliserat, secara bersamaan
mengubah ADP menjadi ATP.
Fosfogliserat mutase: Mengubah 3-fosfogliserat menjadi 2-fosfogliserat.
Enolase: Mengubah 2-fosfogliserat menjadi fosfoenolpiruvat (PEP), secara bersamaan
melepaskan molekul air.
Piruvat kinase: Mengubah PEP menjadi piruvat, secara bersmaan mengubah ADP menjadi ATP.
Dengan adanya oksigen, molekul piruvat dapat dipecah melalui oksidasi dalam respirasi sel
untuk membentuk lebih banyak energi dalam bentuk ATP dan karbon dioksida.

Anda mungkin juga menyukai