DISUSUN OLEH :
1507123772
KELAS B
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2018
Soal :
Bangunan yang dianalisa adalah kerangka baja kaku sederhana pada Gambar 1. Berat
lantai dan dinding terlihat pada gambar dan dianggap termasuk berat sruktur lainnya.
Bangunan terdiri dari suatu seri kerangka dengan jarak 15 ft satu sama lainnya. Selanjutnya
dianggap sifat struktur seragam sepanjang bangunan, hingga analisa yang dibuat untuk
kerangka tengah dapat merupakan respons untuk seluruh bangunan.
Bangunan dimodelisasikan sebagai bangunan penahan geser dan kita anggap seluruh
bangunan dapat dinyatakan oleh system massa-pegas seperti Gambar 2. Berat terpusat yang
merupakan berat total lantai ditambah dengan dinding dan lain sebagainya dihitung sebagai
berikut :
w2 = 50 x 30 x 15 + 20 x 5 x 15 x 2 = 25,500 lb
m2 = 66 lb. det2/in
12. E .(2 I )
k=
L3
dan harga kekakuan dari kolom baja adalah :
12 x 30 x 1 06 x 248.6 x 2
k 1= =30,700 lb/¿
(15 x 12)3
12 x 30 x 1 06 x 106.3 x 2
k 2= =44,300lb /¿
(10 x 12)3
Persamaan gerak system yang didapat dengan meninjau keseimbangan dinamis dari
setiap massa yang bergetar bebas pada Gambar 2. adalah
y2 = a2.sin(ωt – α) = 0 (1.1)
Untuk suatu perpindahan : ,dan
ÿ1 = -a1. ω2 sin( ω t – α) = 0
ÿ2 = -a2. ω2 sin(ωt – α) = 0
k1 + k2 - m1. ω2 -k2 a1 = 0
-k2 k2 - m2. ω2 a2 0
(1.2)
Untuk solusi non trivial, diperlukan determinan dari koefisien matriks sama dengan
nol, yaitu :
k1 + k2 - m1. ω2 -k2 = 0
-k2 k2 - m2. ω2
(1.3)
Akar – akar persamaan kuadrat didapat dari persamaan rumus abc adalah :
−b ± √ b2−4 ac
2a
a = 8976
b = 10,974,800
c = 1.36 x 109
2−b ± √ b2−4 ac
ω=1
2a
ω21 = 140
2
ω2 = 1082
ω 1 11.8
f1 = = =1.88 spd
2 π 2π
ω 2 32.9
f2 = = 5.24 spd
2 π 2π
1 1
T1= = =0.532det
f 1 1.88
1 1
T2= = =0.191 det
f 2 5.24
Dalam menyelesaikan persamaan (1.2) guna mendapatkan amplitude a1 dan a2, perlu
diperhatikan bahwa dengan menyamakan determinan pada persamaan (1.3) dengan nol maka
jumlah persamaan yang bebas (independent equations) akan berkurang satu. Jadi dalam
proses penyelesaian selanjutnya, ssitem dengan dua persamaan akan berkurang menjadi satu
persamaan bebas (independent equation). Tinjau baris pertama pada persamaan (1.2) dan
substitusi harga frekuensi natural yang pertama ω1 = 11.8 rad/det dan didapat,
k
¿
−m1 ω2
¿ 1+k 2 ¿ a
¿
¿
k
¿
¿
¿
Telah digunakan subindeks kedua pada a1 dan a2 guna menyatakan penggunaan harga
ω1 pada persamaan ini karena pada kondisi selanjutnya ada dua besaran yang tak
diketahui dalam satu persamaan, maka persamaan (1.6) dapat diselesaikan untuk
mendapatkan hanya harga relative dari a2 1 terhadap a1 1. Harga relatif ini dikenal sebagai pola
normal (normal mode) atau pola perubahan bentuk (modal shape) sesuai dengan penggunaan
frekuensi yang pertama. Untuk contoh ini, persamaan (1.6) memberikan
56063.36 a 11
=1.263
44300 a 21
Biasanya pola normal (normal mode) ditentukan dengan menentukan satu satuan
harga untuk salahs satu amplitude, jadi untuk pola (mode) pertama ditentukan a1 1 sama
dengan satu satuan, yaitu :
a1 1 = 1.000
a2 1 = 1.263
(1.7)
Dengan cara yang sama, substitusikan frekuensi natural yang kedua, ω2 = 32.9
rad/det ke dalam persamaan (1.2), didapat pola normal (normal mode) yang kedua seperti :
a1 1 = 1.000
a2 1 = -1.629 (1.8)
Perlu dicatat bahwa meskipun hanya didapatkan rasio a1 1 dan a2 1, amplitude dari
gerak mungkin didapat dari kondisi awal.
Sekarang kita dapat dua kemungkinan gerak harmonis dari struktur sedemikian rupa,
dimana semua massa bergerak dengan fasa tertentu pada frekuensi yang sama. ω1 ataupun
ω2 . Seperti gerak sistem tak teredam, hal ini disebut normal atau pola natural dari
getaran (natural mode of vibration). Perubahan bentuk (shape) (untuk contoh ini a2 1 / a1 1 dan
a2 2 dan a1 2) disebut pola normal perubahan bentuk (normal mode shapes) atau pola sederhana
perubahan bentuk (simply modal shape)sesuai frekuensi natural ω1 dan ω2 . Kedua pola
yang didapat pada contoh ini yang digambarkan pada (gambar 3).
ω1
ω2
(¿ t−∝2 )
(¿ t−∝1)+C '2 a12 sin ¿
y 1 ( t ) =C'1 a11 sin ¿
ω1
ω2
(¿ t −∝2 ) (10.19)
(¿ t−∝1)+C '2 a22 sin ¿
y 2 ( t )=C'1 a21 sin ¿
y 1 ( 0 )= y 01 ý 1 ( 0 )= ý 01
y 2 ( 0 )= y 02 ý 2 ( 0 )= ý 02 (10.20)
y 1 ( t )=C 1 a21 sin ω 1 t+ C2 a21 cos ω1 t+C 3 a22 sin ω 2 t +C 4 a22 cos ω2 t (10.21)
ý 01=ω 1 C 1 a11 + ω2 C3 a 12
ý 02=ω 1 C 1 a 21 + ω2 C3 a 22
(10.23)
Solusi dari kedua persamaan ini memungkinkan dinyatakan gerak sistem dalam besaran dua
pola getaran, dimana tiap pola mencapai frekuensi tertentu dan benar-benar tak berhubungan
sama lainnya , serta amplitudo dan fasa yang ditentukan dengan kondisi awal.