Anda di halaman 1dari 3

MANAGERIAL ECONOMICS ASSIGNMENT

PERUSAHAAN YANG SUKSES SELAMA COVID


DIVA TERTIA ALMIRA – NIU 470320

Tokopedia merupakan perusahaan perdagangan elektronik yang didirikan sejak tahun 2009
oleh William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison. Selama pandemi, 3 juta pelaku UMKM
baru mulai berjualan di Tokopedia. Ini merupakan suatu peningkatan yang luar biasa
dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pada November 2020, Tokopedia memiliki lebih dari 10
juta penjual yang hampir 100%nya adalah UMKM, bahkan 94 persennya diantaranya adalah
penjual berskala ultra mikro.

“Penjual yang telah bergabung di Tokopedia sudah hampir 10 juta. Di tahun 2020, akselerasi
dari merchant atau penjual yang bergabung di Tokopedia sangat pesat. Tahun lalu, posisi
kita masih sekitar 6,5 juta penjual. Dalam satu tahun terakhir, penambahannya lebih dari
tiga juta. Jadi kita melihat pandemi ini betul-betul menjadi akselerator adopsi digital di
Indonesia,” kata Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Tokopedia Astri
Wahyuni dalam virtual conference Economic Outlook 2021.
Herman (2020, November 26) Pandemi Covid-19, Penjual di Tokopedia Justru Naik Jadi 10 Juta. Diakses dari
https://bit.ly/38NbXDE

Berikut adalah beberapa strategi Tokopedia untuk terus meningkatkan kinerja perusahaan
maupun perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
1. Program & Inovasi Tokopedia ciptakan permintaan di tengah pandemi
“Kalau kebanyak masyarakat Indonesia, termasuk kelompok menengah ke atas berhenti
spending, ini akan menjadi krisis ekonomi yang sangat besar. Jadi, penting sekali untuk
menciptakan demand”, kata CEO Tokopedia William Tanuwijaya dalam diskusi
Disruption Legacy, Innovation Beyond the Pandemic.
Herman (2020, Desember 15) Inovasi Tokopedia Ciptakan Permintaan di Tengah Pandemi [Halaman Web].
Diakses dari https://bit.ly/3ttw29S

Untuk mendorong permintaan yang saat ini masih melemah sebagai dampak dari
pandemi Covid-19, Tokopedia melakukan beberapa inovasi dan program sejak
pertengahan tahun 2020. Beberapa diantaranya adalah:

• Program “Waktu Indonesia Belanja” yang memberikan penawaran diskon


menarik di setiap tanggal gajian.
• Mengajak para merchant yang menjadi mitranya untuk menjual produk-produk
sesuai dengan kebutuhan pasar. Salah satu contohnya adalah mengajak para
mitra usaha yang sebelumnya bergelut di produk fashion untuk fokus membuat
baju rumahan yang nyaman karena di masa pandemi ini, orang lebih memilih
belanja baju rumahan daripada baju pesta.
• Membuat pameran atau event online guna mempromosikan produk-produk
UMKM. Selain untuk meminimalisir penularan Covid-19, pameran secara online
dampaknya juga sangat luar biasa karena bisa menjangkau pasar di seluruh
Indonesia.

2. Tokopedia hadirkan Inovasi untuk membantu UMKM adaptasi di masa pandemi


Pelaku usaha UMKM merupakan mayoritas penjual yang menggunakan aplikasi
Tokopedia untuk keberlangsungan usahanya. Untuk terus meningkatkan kinerja dan
adaptasi UMKM di masa pandemi, Tokopedia melakukan beberapa inisiatif dan
program:

• Berbagai kampanye untuk membantu akselerasi adopsi digital pelaku usaha


lokal, salah satunya adalah kampanye #JagaEkonomiIndonesia atau
#SatuDalamKopi dimana Tokopedia menggandeng lebih dari 1.000 pelaku usaha
kopi lokal.
• Mengembangkan fitur aplikasi sesuai dengan kebutuhan penjual seperti
personalisasi tampilan toko agar lebih menarik (kampanye, produk unggulan,
serta promo toko). Pembuatan dashboard yang menampilkan aktivitas dan
informasi terbaru terkait penjualan dalam satu layar. Selain itu penjual juga
dapat menggunakan fitur quick reply chat agar dapat membalas pesan
pelanggan tanpa membuka aplikasi.
• Program promosi yang meningkatkan produktivitas penjual seperti Kejar Diskon,
Flash Sale, voucher diskon dan peluncuran produk khusus.
• Tokopedia bersama dengan Coca Cola Foundation dan Asosiasi Pendamping
Perempuan Usaha Kecil-Mikro membuat program pelatihan bagi pelaku UMKM,
terutama untuk pelaku perempuan dan difabel.

“Dengan terus berkolaborasi dan berinovasi, Tokopedia berharap dapat membantu lebih
banyak pegiat usaha lokal beradaptasi di tengah pandemi lewat pemanfaatan teknologi.
Hal ini demi memulihkan perekonomian Indonesia yang saat ini terdampak pandemi,”
ucap Puput, selaku Head of Product (Physical Goods) Tokopedia
Kurniadi, I (2020, September 30) Tokopedia Hadirkan Inovasi, Bantu UMKM Adaptasi Di Masa Pandemi
[Halaman Web]. Diakses dari https://bit.ly/3qUMBtE

-----

Botika adalah perusahaan teknologi artificial intelligence berbasis di Jogja. Botika


menggunakan Natural Language Processing (NLP) dalam Bahasa Indonesia, sehingga dapat
mengenali percakapan sehari – hari. Dengan teknologi tersebut, Botika dapat membantu
membangun respon otomatis di bidang customer service, tiket pesawat, reservasi hotel,
tiket film, reservasi restoran dan sebagainya
Pada akhir tahun 2020 peningkatan revenue Botika meningkat sebesar 190 persen
dibanding tahun sebelumnya. Tak hanya itu, Botika juga menyabet sejumlah penghargaan,
di antaranya sebagai 1st Winner Kolabpreneur 2020, 2nd Winner Indonesia Entrepreneur TIK
Private Sector Category dan menjadi Represented Indonesia for AICTA 2020, serta
Represented Indonesia for SXSW online 2021. Berikut adalah beberapa strategi yang
dilakukan oleh Botika untuk meningkatkan kinerja perusahaan selama pandemi.
1. Menggunakan momentum pandemi untuk menyediakan kebutuhan perusahaan
yang ingin Go-Digital
“Dengan kebutuhan go digital yang sudah tidak bisa ditawar lagi membuat banyak
perusahaan yang membutuhkan layanan Botika,” kata Galuh Koco Sadewo, Co-Founder
sekaligus Business & Partnership Botika.
Paijo (2021, Januari 21) 3 Perusahaan Rintisan Teknologi Ini Justru Cetak Rekor
Penjualan saat Pandemi [Halaman Web]. Diakses dari https://bit.ly/38QEXu9

Pencapaian Botika selama 2020 tersebut tidak lepas dari kebutuhan masyarakat dan
perusahaan di era pandemi. Pandemi memaksa masyarakat untuk melakukan digitalisasi
secara besar-besaran. Botika menggunakan momentum perubahan kebiasaan di
masyarakat dengan mengoptimalkan potensi yang mereka miliki. Botika menyasar
perusahaan-perusahaan yang ingin meningkatkan kualitas pelayanan, terutama mereka
yang harus berkomunikasi dengan konsumennya secara aktif. Selain itu, kecepatan
dalam merespons keadaan juga sangat penting, baik dari sisi produk, inovasi, dan
pemasaran.

2. Bonika sudah menganut sistem kerja fleksibel sebelum pandemi

Jauh sebelum pandemi, seluruh tim Botika sudah terbiasa bekerja secara fleksibel
sehingga tidak perlu adanya penyesuaian. Menurut co-founder Botika, sistem fleksibel
lebih produktif daripada sistem kerja tetap karena dapat mengakomodasi karyawan
untuk melakukan pekerjaan di luar kantor.

3. Memiliki Road Map yang jelas sangat penting di keadaan yang tidak menentu

Selama pandemi, perusahaan harus memiliki road map dengan arah yang jelas. Tanpa
road map, arah pengembangan perusahaan menjadi tidak jelas dan sulit untuk bertahan
ketika menemui situasi atau keadaan baru. Dengan rencana yang jelas, Botika berani
menargetkan pertumbuhan sebesar tiga kali lipat di tahun 2021. Botika telah
menyiapkan beberapa terobosan teknologi yang nanti akan diluncurkan di tahun 2021
Sejumlah produk yang mereka siapkan diantaranya adalah layanan TextToSpeech V.2.,
Chatbot Designer For Enterprise untuk mendukung otomatisasi customer service
perusahaan dan Chatbotika, sebuah layanan chatbot untuk membantu UMKM bangkit
dari krisis karena pandemic. “Chatbotika memungkinkan mengurus semua percakapan
yang terjadi di lintas medsos seperti Line, Whatsapp, Facebook Messenger dan Telegram
hanya dengan 1 aplikasi chat,” kata Galuh.
Paijo (2020, Desember 24) Social Commerce: Solusi UMKM Indonesia Bangkit dari Krisis
[Halaman Web]. Diakses dari https://bit.ly/3vwFf31

Seluruh inovasi ini dinilai penting, karena meskipun nantinya pandemi bisa diatasi,
namun digitalisasi tetap tidak bisa dielakan terutama karena masyarakat sudah terbiasa
dengan perkembangan teknologi yang serba digital.

Anda mungkin juga menyukai