Anda di halaman 1dari 2

“Digitalisasi Pelayanan Pada Perusahaan Multifinance Di tengah Pandemi"

Perkembangan teknologi digital telah mengubah bagaimana bisnis beroperasi secara mendasar.
Salah satu industri yang terkena dampak dari inovasi digital ini adalah sektor keuangan.
Sehingga, dalam beberapa tahun belakang ini, semakin banyak Perusahaan di industri keuangan,
baik perbankan, asuransi, hingga perusahaan multifinance, yang terus mentransformasikan
bisnisnya dari konvensional ke digital.

Transformasi bisnis ini dilakukan dari hulu ke hilir atau dari proses bisnis yang tidak bersentuhan
langsung dengan konsumen hingga yang dibuat untuk memudahkan layanan ke konsumen.
singkatnya, era digital ini juga mengubah cara perusahaan memberikan layanan ke pelanggan..

Dalam masa pandemi covid 19 banyak sekali terjadi perubahan tingkah laku dan cara hidup serta
berbagai sektor misalnya sektor pendidikan dan sektor usaha. Pada dasarnya rakyat Indonesia
menginginkan segala kemudahan dalam urusan, maka dalam hal ini diperlukan sebuah
perusahaan yang mampu mensosialisasikan segala kemudahan dalam mengakses berbagai
bidang.

Sejumlah perusahaan multifinance mulai memanfaatkan teknologi informasi untuk mendukung


proses bisnis termasuk pemasaran produk. Penerapan teknologi informasi tersebut diharapkan
bisa meningkatkan pembiayaan. Dalam hal ini perusahaan multifinance harus bekerjasama
dengan pakar IT untuk membuat sistem pembayaran yang mudah diakses serta memberikan
kenyamanan dalam memberikan pelayanan yang prima kepada custumer, sehingga menjadikan
akses yang cepat dan tepat.

Inovasi yang dilakukan yaitu menyederhanakan fitur pendaftaran misalnya dalam proses
registrasi yaitu cukup mengisikan nama dan menyertakan identitas KTP sehingga akan
memudahkan kepada para pelanggan untuk berlangganan pada perusahaan multifinance.

Perusahaan multifinance juga bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi sehinga para
mahasiswa dapat mengakses pembayaran baik biaya pendaftaran, biaya semester, biaya ukt,
biaya buku dan biaya yang lain dapat diakses dengan mudah. Selaian itu juga perusahaan
multifinance harusnya memberikan edukasi kepada masyarakat dengan menggunakan aplikasi
meeting karena pada masa pandemic covid 19 tidak diperkenankan pertemuan tatap muka karena
menimbulkan resiko klaster baru dalam penyebaran covid 19

Dalam masa pandemi covid 19 banyak perusahaan multifinance yang gulung tikar atau tidak
beroperasi lagi karena kurang atau minimnya sosialisasi atau kerjasama dengan berbagai pihak
sehingga daya tampung untuk mencapai target tidak terlaksana, maka dengan proses sosialisasi
yang rutin dapat mengenalkan keseluruh lapisan masyarakat dalam memakai aplikasi
multifinance.
Mau tidak mau, perusahaan multifinance harus memperkuat basis teknologi jika ingin eksis di
era digital. Tapi, itu saja tidak cukup. Perusahaan pembiayaan harus menciptakan inovasi
pelayanan dan produk. Sebab, perusahaan fintech telah menawarkan kemudahan dan kecepatan
bagi pelanggannya. Dalam hitungan menit, pelanggan mendapat keputusan apakah pengajuan
pembiayaannya disetujui atau tidak.

Kemudian dalam penerapan sistem aplikasi multifinance perusahaan harus memiliki perencanaan


yang matang dalam mengelola aplikasi tersebut, sehingga menghasilkan berbagai solusi dalam
menghadapi era globalisasi digital dimasa sekarang dan di masa yang akan datang.

Apabila semuanya dapat dilakukan maka perusahaan multifinance akan menemukan pesona baru
dalam menumbuhkan nasabah baru untuk menggunakan jasa perusahaan multifinance yang telah
dikenalkan kepada masyarakat. Hal inilah yang harus dilakukan oleh semua perusahaan sehingga
menjadi unggul.

Adaptasi ekosistem digital bagi perusahaan multifinance penting dibangun karena perilaku
pelanggan di semua bisnis hari ini telah berubah. Dengan mengembangkan ekosistem digital,
perusahaan pembiayaan sejatinya tengah menciptakan sumber pendapatan baru, merasionalisasi
biaya menjadi lebih ramping, dan mempercepat adopsi teknologi.

Anda mungkin juga menyukai