Oleh:
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
Pendahuluan
Investasi Langsung Asing atau Foreign Direct Investment (FDI) kini memainkan
peran penting dalam proses internasionalisasi bisnis. Perubahan yang sangat besar telah terjadi
baik dari segi ukuran, cakupan, dan metode FDI dalam dekade terakhir. Perubahan-perubahan ini
terjadi karena perkembangan teknologi, pengurangan pembatasan bagi investasi asing dan akuisisi
di banyak negara, serta deregulasi dan privatisasi di berbagai industri. Berkembangnya sistem
teknologi informasi serta komunikasi global yang makin murah memungkinkan manajemen
investasi asing dilakukan dengan jauh lebih mudah.
FDI terdiri atas dua bentuk utama. Yang pertama adalah Investasi Lahan Hijau
(greenfield investment), yang meliputi operasi bisnis yang baru di negara asing. Kemudian yang
kedua adalah mengambil keuntungan atau bergabung dengan bisnis yang sudah ada di negara asing
tersebut atau biasa disebut Akuisisi.
Ketika berbicara tentang FDI, mengapa perusahaan lebih memilih melakukan Akuisisi
dibandingkan melaksanakan Investasi Lahan Hijau ?, alasannya adalah :
1) Akuisisi adalah tindakan yang lebih cepat untuk dilaksanakan daripada investasi lahan
hijau, ini menjadi pertimbangan penting karena di dalam dunia bisnis modern dimana pasar
berkembang dengan sangat cepat.
2) Perusahaan-perusahaan asing mengambil aset yang telah ada karena perusahaan yang
menjadi target memiliki aset-aset strategis yang bernilai seperti loyalitas merek, hubungan
yang baik dengan konsumen, merek dagang atau paten, sistem distribusi, sistem produksi,
dan hal yang lain. Hal ini dinilai lebih mudah dan berisiko lebih kecil ketika perusahaan
mengambil alih perusahaan lain dibandingkan harus mendirikan perusahaan baru dengan
investasi lahan hijau.
3) Perusahaan memutuskan untuk mengakuisisi sebuah perusahaan karena mereka percaya
bahwa mereka dapat meningkatkan efisiensi dari perusahaan yang diakuisisi dengan
mendatangkan modal, teknologi, dan kemampuan manajerial.
Teori-teori ini menggunakan pendekatan dari berbagai fenomena dalam investasi langsung luar
negeri dengan 3 macam sudut pandang yang saling melengkapi. Setiap teori yang berusaha
menjelaskan investasi langsung luar negeri harus menjelaskan mengapa perusahaan-perusahaan
melakukan investasi langsung luar negeri (FDI), ketika alternatif kegiatan ekspor dan pemberian
lisensi tersedia untuk mereka
Mengapa sebuah perusahaan lebih memilih investasi luar negeri, ketika dua alternatif yaitu
mengekspor dan pemberian lisensi, sudah tersedia untuk mencari keuntungan di pasar asing?
Kegiatan ekspor meliputi memproduksi barang-barang di negeri asal, lalu mengirimnkannya ke
negera tujuan untuk dijual. Pemberian lisensi meliputi pemberian hak etintas asing (pemegang
royalti) untuk memproduksi barang-barang dan menjual serta imbal hasilnya berupa royalti untuk
setiap unit barang yang terjual.
a. Keterbatasan ekspor
Kelangsungan strategi ekspor sering kali dibatasi oleh biaya transportasi yang tinggi dan
hambatan perdagangan. Biaya trasnportasi yang tinggi tidak lagi menguntungkan mengirimkan
barang untuk jarak jauh. Selain biaya transportasi yang lebih tinggi, perusahaan lebih memilih
investasi langsung luar negeri karena tarif impor dan pembatasan impor melalui kuota.
b. Keterbatasan pemberian lisensi
Pertama, pemberian lisensi memberikan pengetahuan yang berharga pada kompetitor asing
yang potensial. Hal ini dapat merugikan perusahaan yang memberikan lisensi. Contohnya
seperti perusahaan RCA yang memberikan lisensi kepada matsushita dan sony. Matsushita dan
sony secara cepat mengasimilasi teknologi RCA dan memanfaatkannya untuk memasuki pasar
Amerika. Sehingga RCA hanya mendapat pangsa pasar yang lebih kecil.
Masalah kedua yang dapat timbul dengan pemberian lisensi adalah perusahaan tidak dapat
terlalu mendapat kendali atas produk. Artinya perusahaan tidak memiliki kendali atas
pengemasan, distribusi, biaya, penjualan, pemasaran, dan bagaimana produk itu diproduksi.
Terkadang ketika perusahaan pemegang lisensi asing bisa memproduksi ulang barang/produk
dibawah lisensi, sering kali hal ini tidak seefisien ketika dilakukan oleh perusahaan pemberian
lisensi itu sendiri. akibatnya, pemegang lisensi tidak bisa secara penuh mengambil keuntungan
di pasar asing.
Masalah ketiga adalah perusahaan membutuhkan kontrol ketat atas pemegang lisensi untuk
memaksimalkan pangsa pasar dan pendapatan keuntungan di negara tersebut. Pemegang
lisensi tidak akan menyukai perjanjian ini karena akan membatasi kekuasaanya. Dengan
demikian alasan-alasan ini menyebabkan perusahaan lebih memilih investasi langsung luar
negeri daripada pemberian lisensi
POLA INVESTASI LANGSUNG LUAR NEGERI
Terdapat dua teori yang dianggap dapat menjelaskan pola dalam aliran dana FDI (investasi
langsung luar negeri)
1. Perilaku strategis
Menurut Teori Knickerbocker Investasi langsung luar negeri dijelaskan oleh perilaku imitatif
oleh perusahaan pesaing dalam industri oligopolistis. Oligopoli adalah industri yang terdiri
atas beberapa perusahaan besar saja. Perilaku meniru bisa berupa banyak bentuk di industri
oligopoli. Studi terhadap FDI oleh perusahaan-perusahaan amerika menunjukkan bahwa
perusahaan berbasis oligopoli cenderung meniru bentuk FDI satu sama lain. Misalkan, di
Amerika terdaoat perusahaan industri olihopoli yang terdiri perusahaan A,B, dan C yang
mendominasi pasar. Ketika perusahaan A mendirikan cabang di paris, perusahaan B dan C
memutuskan mengikuti keputusan perusahaan A. Karena perusahaan B dan C menyimpulkan
bahwa apabila perusahaan A sukses, hal tersebut dapat menutup peluang ekspor perusahaan B
dan C ke perancis dan membuat perusahaan A sebagai perusahaan pertama yang unggul.
2. Daur hidup produk
Teori vernon menunjukkan bahwa sering kali perusahaan yang sama yang menjadi pelopor
produk di negara asal melaksanakan FDI untuk memproduksi produk serupa di pasar asing.
Perusahaan memutuskan melaksanakan FDI di suatu titik pada daur hidup produknya yang
telah menjadi produk pelopor. Mereka berinvestasi di negara maju lainnya ketika permintaan
lokal tumbuh cukup besar untuk mendukung produksi lokal dan mereka akan berinvestasi
dilokasi yang berbiaya rendah (misalnya di negara-negara berkembnag) ketika tekanan biaya
menjadi sangat kuat. Namun teori ini tidak dapat menunjukkan apakah FDI lebih efisien
daripada kegiatan ekspor ataupun pemberian lisensi untuk ekspansi luar negeri
PARADIGMA ELEKTIK
Teori dunning menjelaskan bahwa keunggulan lokasi khusus menjadi hal yang cukup penting
dalam menjelaskan sifat dan arah investasi langsung luar negeri. Menurut dunning, perusahaan
melakukan FDI untuk mengeksploitasi sumber dana sumbangan atau aset yang ada pada lokasi
tertentu. Teori dunning berguna dalam menjelaskan bagaimana faktor lokasi mempengaruhi arah
dari investasi langsung luar negeri