Anda di halaman 1dari 12

INVESTASI LANGSUNG LUAR NEGERI

Oleh:

1. Hana Tsabita Nurindra (185020200111034)

2. Faizah Bela Salsabila (185020200111038)

3. Nisa Ayu Nurfadilah (185020200111044)

4. Siti Nur Khofifah (185020201111031)

5. Nur Elliza Fauziah (185020201111053)

6. Ummul Maghfiroh (185020201111066)

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG
Pendahuluan
Investasi Langsung Asing atau Foreign Direct Investment (FDI) kini memainkan
peran penting dalam proses internasionalisasi bisnis. Perubahan yang sangat besar telah terjadi
baik dari segi ukuran, cakupan, dan metode FDI dalam dekade terakhir. Perubahan-perubahan ini
terjadi karena perkembangan teknologi, pengurangan pembatasan bagi investasi asing dan akuisisi
di banyak negara, serta deregulasi dan privatisasi di berbagai industri. Berkembangnya sistem
teknologi informasi serta komunikasi global yang makin murah memungkinkan manajemen
investasi asing dilakukan dengan jauh lebih mudah.

Pengertian FDI / Investasi Langsung Luar Negeri


Foreign Direct Investment (FDI) merupakan pemberian pinjaman atau pembelian
kepemilikan perusahaan di luar wilayah negaranya sendiri. Pemberian pinjaman atau pembelian
kepemilikan ini dapat terjadi padamanajemen, joint venture, transfer teknologi, dantransfer tenaga
ahli. FDI dapat pula terjadi manakala pebisnis melakukan investasi pada fasilitas atau memasarkan
produk di luar negeri. FDI bermula pada saat perusahaan dari satu Negara menanamkan modalnya
dalam jangka panjang ke sebuah perusahaan di Negara lain. Proses penanaman modal bisa
dilakukan dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya :
 Penanaman modal dilakukan dengan cara perusahaan yang berada di Negara asal (home
country) mengendalikan perusahaan yang berada di Negara tujuan investasi (host country)
baik pada sebagian perusahaan maupun pada keseluruhan bagian perusahaan. Caranya
adalah dengan membeli perusahaan di luar negeri yang sudah ada, maupun menyediakan
modal untuk membangun perusahaan baru diluar negeri, atau membeli saham sekurang-
kurangnya 10%.
 Cara lain adalah dengan melakukan merger dan akuisisi terhadap perusahaan yang tidak
saling berhubungan
 Selain itu, dapat dilakukan juga dengan partisipasi dalam kepemilikan ekuitas jointventure
dengan investor lain atau perusahaan lain.

FDI terdiri atas dua bentuk utama. Yang pertama adalah Investasi Lahan Hijau
(greenfield investment), yang meliputi operasi bisnis yang baru di negara asing. Kemudian yang
kedua adalah mengambil keuntungan atau bergabung dengan bisnis yang sudah ada di negara asing
tersebut atau biasa disebut Akuisisi.
Ketika berbicara tentang FDI, mengapa perusahaan lebih memilih melakukan Akuisisi
dibandingkan melaksanakan Investasi Lahan Hijau ?, alasannya adalah :
1) Akuisisi adalah tindakan yang lebih cepat untuk dilaksanakan daripada investasi lahan
hijau, ini menjadi pertimbangan penting karena di dalam dunia bisnis modern dimana pasar
berkembang dengan sangat cepat.
2) Perusahaan-perusahaan asing mengambil aset yang telah ada karena perusahaan yang
menjadi target memiliki aset-aset strategis yang bernilai seperti loyalitas merek, hubungan
yang baik dengan konsumen, merek dagang atau paten, sistem distribusi, sistem produksi,
dan hal yang lain. Hal ini dinilai lebih mudah dan berisiko lebih kecil ketika perusahaan
mengambil alih perusahaan lain dibandingkan harus mendirikan perusahaan baru dengan
investasi lahan hijau.
3) Perusahaan memutuskan untuk mengakuisisi sebuah perusahaan karena mereka percaya
bahwa mereka dapat meningkatkan efisiensi dari perusahaan yang diakuisisi dengan
mendatangkan modal, teknologi, dan kemampuan manajerial.

TEORI-TEORI DALAM INVESTASI LUAR NEGERI

Teori-teori ini menggunakan pendekatan dari berbagai fenomena dalam investasi langsung luar
negeri dengan 3 macam sudut pandang yang saling melengkapi. Setiap teori yang berusaha
menjelaskan investasi langsung luar negeri harus menjelaskan mengapa perusahaan-perusahaan
melakukan investasi langsung luar negeri (FDI), ketika alternatif kegiatan ekspor dan pemberian
lisensi tersedia untuk mereka

KENAPA HARUS INVESTASI LANGSUNG LUAR NEGERI?

Mengapa sebuah perusahaan lebih memilih investasi luar negeri, ketika dua alternatif yaitu
mengekspor dan pemberian lisensi, sudah tersedia untuk mencari keuntungan di pasar asing?
Kegiatan ekspor meliputi memproduksi barang-barang di negeri asal, lalu mengirimnkannya ke
negera tujuan untuk dijual. Pemberian lisensi meliputi pemberian hak etintas asing (pemegang
royalti) untuk memproduksi barang-barang dan menjual serta imbal hasilnya berupa royalti untuk
setiap unit barang yang terjual.

a. Keterbatasan ekspor
Kelangsungan strategi ekspor sering kali dibatasi oleh biaya transportasi yang tinggi dan
hambatan perdagangan. Biaya trasnportasi yang tinggi tidak lagi menguntungkan mengirimkan
barang untuk jarak jauh. Selain biaya transportasi yang lebih tinggi, perusahaan lebih memilih
investasi langsung luar negeri karena tarif impor dan pembatasan impor melalui kuota.
b. Keterbatasan pemberian lisensi
Pertama, pemberian lisensi memberikan pengetahuan yang berharga pada kompetitor asing
yang potensial. Hal ini dapat merugikan perusahaan yang memberikan lisensi. Contohnya
seperti perusahaan RCA yang memberikan lisensi kepada matsushita dan sony. Matsushita dan
sony secara cepat mengasimilasi teknologi RCA dan memanfaatkannya untuk memasuki pasar
Amerika. Sehingga RCA hanya mendapat pangsa pasar yang lebih kecil.
Masalah kedua yang dapat timbul dengan pemberian lisensi adalah perusahaan tidak dapat
terlalu mendapat kendali atas produk. Artinya perusahaan tidak memiliki kendali atas
pengemasan, distribusi, biaya, penjualan, pemasaran, dan bagaimana produk itu diproduksi.
Terkadang ketika perusahaan pemegang lisensi asing bisa memproduksi ulang barang/produk
dibawah lisensi, sering kali hal ini tidak seefisien ketika dilakukan oleh perusahaan pemberian
lisensi itu sendiri. akibatnya, pemegang lisensi tidak bisa secara penuh mengambil keuntungan
di pasar asing.
Masalah ketiga adalah perusahaan membutuhkan kontrol ketat atas pemegang lisensi untuk
memaksimalkan pangsa pasar dan pendapatan keuntungan di negara tersebut. Pemegang
lisensi tidak akan menyukai perjanjian ini karena akan membatasi kekuasaanya. Dengan
demikian alasan-alasan ini menyebabkan perusahaan lebih memilih investasi langsung luar
negeri daripada pemberian lisensi
POLA INVESTASI LANGSUNG LUAR NEGERI

Terdapat dua teori yang dianggap dapat menjelaskan pola dalam aliran dana FDI (investasi
langsung luar negeri)

1. Perilaku strategis
Menurut Teori Knickerbocker Investasi langsung luar negeri dijelaskan oleh perilaku imitatif
oleh perusahaan pesaing dalam industri oligopolistis. Oligopoli adalah industri yang terdiri
atas beberapa perusahaan besar saja. Perilaku meniru bisa berupa banyak bentuk di industri
oligopoli. Studi terhadap FDI oleh perusahaan-perusahaan amerika menunjukkan bahwa
perusahaan berbasis oligopoli cenderung meniru bentuk FDI satu sama lain. Misalkan, di
Amerika terdaoat perusahaan industri olihopoli yang terdiri perusahaan A,B, dan C yang
mendominasi pasar. Ketika perusahaan A mendirikan cabang di paris, perusahaan B dan C
memutuskan mengikuti keputusan perusahaan A. Karena perusahaan B dan C menyimpulkan
bahwa apabila perusahaan A sukses, hal tersebut dapat menutup peluang ekspor perusahaan B
dan C ke perancis dan membuat perusahaan A sebagai perusahaan pertama yang unggul.
2. Daur hidup produk
Teori vernon menunjukkan bahwa sering kali perusahaan yang sama yang menjadi pelopor
produk di negara asal melaksanakan FDI untuk memproduksi produk serupa di pasar asing.
Perusahaan memutuskan melaksanakan FDI di suatu titik pada daur hidup produknya yang
telah menjadi produk pelopor. Mereka berinvestasi di negara maju lainnya ketika permintaan
lokal tumbuh cukup besar untuk mendukung produksi lokal dan mereka akan berinvestasi
dilokasi yang berbiaya rendah (misalnya di negara-negara berkembnag) ketika tekanan biaya
menjadi sangat kuat. Namun teori ini tidak dapat menunjukkan apakah FDI lebih efisien
daripada kegiatan ekspor ataupun pemberian lisensi untuk ekspansi luar negeri
PARADIGMA ELEKTIK

Teori dunning menjelaskan bahwa keunggulan lokasi khusus menjadi hal yang cukup penting
dalam menjelaskan sifat dan arah investasi langsung luar negeri. Menurut dunning, perusahaan
melakukan FDI untuk mengeksploitasi sumber dana sumbangan atau aset yang ada pada lokasi
tertentu. Teori dunning berguna dalam menjelaskan bagaimana faktor lokasi mempengaruhi arah
dari investasi langsung luar negeri

IDEOLOGI POLITIK DAN INVESTASI LANGSUNG LUAR NEGERI


Investasi langsung luar negeri (Foreign Direct Investment-FDI) terjadi ketika sebuah
perusahaan secara langsung berinvestasi dengan memfasilitasi proses produksi ataupun ketika
memasarkan produk di negara lain. Menurut sejarah, ideologi politik terhadap FDI di dalam sebuah
negara telah dikelompokkan mulai dari sikap mental dogmatik yang radikal hingga ketaatan pada
prinsip-prinsip kaum yang tidak mengenal investasi pada konsep pasar bebas.
A. Pandangan Radikal
Para penganut radikal berpendapat bahwa perusahaan multinasional/multinational
enterprises sebagai alat para imperialis untuk menguasai ekonomi. Dalam pandangan ini,
perusahaan multinasional dianggap mengambil keuntungan dari negara tujuan dan
membawanya ke negara asal tanpa memberikan apapun kepada negara tujuan. Seperti
perusahaan multinasional di negara-negara kapitalis atau negara maju akan membuat negara-
negara berkembang terbelakang akan bergantung pada investasi, pekerjaan, dan teknologi
negara kapitalis. Sehingga, hal ini ditentang oleh pandangan radikal karena FDI dianggap tidak
akan memajukan ekonomi, melainkan mendominasi perekonomian saja. Namun seiring
berjalannya waktu pandangan radikal mengalami kemunduran dikarenakan: (1) jatuhnya
komunisme di Eropa Timur, (2) timbulnya keyakinan di banyak negara bahwa FDI bisa
menjadi sumber penting untuk pertumbuhan ekonomi, dan (3) kinerja ekonomi yang kuat di
negara-negara berkembang yang lebih menganut kapitalisme daripada ideologi radikal seperti
Singapura, Hong Kong, dan Taiwan.
B. Pandangan Pasar Bebas
Pandangan pasar bebas berpendapat bahwa produksi internasional seharusnya
didistribusikan ke negara-negara lain sesuai dengan teori keunggulan komparatif. Sebuah
negara seharusnya mengkhususkan diri memproduksi barang dan jasa dengan paling efisien.
Dalam pandangan ini, perusahaan multinasional dipandang sebagai sebuah alat untuk
menyebarluaskan produksi barang dan jasa pada lokasi yang bisa paling efisien. Negara-negara
seperti Britania Raya dan Amerika Serikat adalah negara yang paling terbuka untuk FDI,
namun pemerintahan negara-negara ini tetap memiliki hak untuk campur tangan.
C. Nasionalisme Pragmatis
Dalam praktiknya, banyak negara yang tidak menganut paham kebijakan radikal
maupun kebijakan pasar bebas terkait investasi langsung luar negeri. Pandangan nasionalis
pragmatis berpendapat bahwa investasi langsung luar negeri atau FDI memiliki kelebihan dan
kekurangan. Investasi langsung luar negeri memberikan manfaat kepada negara penerima
berupa modal, kemampuan, teknologi, dan pekerjaan. Ketika perusahaan asing lebih dari
perusahaan domestik dalam menghasilkan produk, keuntungan investasi akan dibawa ke luar
negeri. Sesuai sudut pandang ini, investasi langsung luar negeri seharusnya diizinkan selama
tingkat keuntungan suatu perusahaan lebih besar dibanding tingkat kerugian.
Aspek lainnya dari nasionalisme pragmatis adalah kecenderungan FDI yang secara
penuh pada kepentingan nasional melalui penawaran subsidi. Pada perusahaan-perusahaan
multinasional dalam bentuk penghentian pajak atau dana bantuan.

Ideologi Karakteristik Implikasi kebijakan pemerintah


negara tujuan

Radikal  Berakar dari teori marxisme  Melarang FDI


 Melihat MNE sebagai  Menasionalisasikan
instrumen untuk kaum subsidiaries dari MNE yang
imperialis mendominasi dimiliki asing
Pasar Bebas  Berakar dari teori ekonomi  Tidak ada larangan untuk FDI
klasik
 Melihat MNE sebagai
instrumen untuk
mengalokasikan produksi ke
lokasi yang paling efisien
Nasionalisme  Melihat FDI memiliki  Melarang FDI jika tingkat
Pragmatis kelebihan dan kekurangan kerugian lebih besar dibanding
keuntungan
 Secara agresif menarik FDI
yang menguntungkan dengan
cara memberi insentif

Keuntungan dan kerugian dari FDI

1. Keuntungan dari negara tujuan/penerima


Keuntungan utama masuknya FDI ke sebuah negara tujuan adalah timbulnya pengaruh
pertukaran sumber daya, pengaruh pada dunia pekerja, pengaruh pada neraca pembayaran dan
pengaruhnya pada pertumbuhan dan persaingan ekonomi.

2. Pengaruh terhadap pemindahan sumber daya


Investasi langsung luar negeri bisa memberikan kontribusi yang positif kepada negara
penerima dengan memberikan modal, teknologi dan sumber daya manajemen yang tidak akan
tersedia begitu saja dan bisa menjadi dorongan untuk pertumbuhan ekonomi negara.
Perusahaan multinasional sering memindahkan teknologi yang penting ketika mereka
berinvestasi di sebuah negara asing. Mereka tidak hnaya sekedar memindahkan teknologi, tetapi
juga meningkatkan teknologi yang sudah ada atau mengembangkan teknologi yang sudah ada di
negara tersebut.

3. Pengaruh pada pekerja


Kemanfaatan lain yang didapat pada pekerja adslah FDI membuka lahan pekerjaan yang
tidak bisa didapat di negara tujuan. Kemanfaatan itu bisa didapat secara langsung maupun tidak
langsung. Kemanfaatan langsung didapat ketika perusahaan multinasional mempekerjakan sejumlah
warga negara penerima investasi. Pengaruh tidak langsungnya didapat ketika lapangan pekerjan
diciptakan pada pemasok lokal sebagai dampak dari masuknya investasi dan lapangan pekerjaan
diciptakan karena meningkatnya pengeluaran pekerja oleh perusahaan multinasional.

4. Pengaruh pada neraca pembayaran


Pengaruh FDI terhadap neraca pembayaran adalah isu yang sangat penting bagi kebanyakan
pemerintah negara tujuan investasi. Laporan neraca pembayaran negara mencatat dua hal, yaitu
yang dibayarkan dan yang diterima dari negara lain. Neraca berjalan/lancar mencatat ekspor dan
impor barang maupun jasa. Apabila FDI akan menggantikan impor barang dan jasa, akan
memeperbaiki posisi neraca pembayaran.

5. Pengaruh pada persainagn dan pertumbuhan ekonomi


Teori ekonomi mengatakan bahwa penggunaan efisiensi pasar bergantung pada kesetaraan
tingkat persaingan antara para produsen. Ketika FDI memutuskan untuk berinvestasi pada lahan
hijau, dengan membangun perusahaan yang benar-benar baru, akan menambah pemain dalam
pasar dalam negeri dan pilihan para konsumen. Pada saatnya, hal ini juga bisa meningkatkan tingkat
persaingan nasional, dengan demikian harga akan turun dan kesejahteraan konsumen akan
meningkat.
Kerugian yang didapat negara tujuan investasi
1. Dampak merugikan dalam persaingan bisnis
Pemerintahan negara tujuan investasi terkadang mengkhawatirkan bahwa cabang
perusahaan asing memiliki kekuasaan yang lebih besar daripada perusahaan lokal. Jika cabang
perusahaan tersebut merupakan bagian dari perusahaan global yang lebih besar, mereka
dimungkinkan bisa menghimpun dana dari negara tujuan untuk menyubsidi biaya yang dikeluarkan
dinegara asal, yang bisa mematikan langkah perusahaan lokal.

2. Dampak merugikan pada neraca pembayaran


Kemungkinan dampak merugikan dari FDI bagi posisi neraca pembayaran negara tujuan
investasi ada dua. Pertama, masuknya modal awal yang datang dengan FDI harus menentang aliran
dana keluar terhadap laba dari anak perusahaan asing kepada perusahaan induknya. Kedua, ketika
anak perusahaan asing mengimpor sejumlah input besar dari luar negeri, yang menghasilkan debit
pada transaksi neraca berjalan negara tujuan investasi pembayaran.

3. Kedaulatan dan otonomi nasional


Beberapa pemerintah negara tujuan khawatir bahwa FDI akan menyebabkan hilangnya
kemandirian ekonomi. Kekhawatiran bahwa keputusan penting yang diambil dapat mempengaruhi
perekonomian negara tujuan investasi yang dilakukan pihak asing yang tidak memiliki komitmen
nyata untuk negara tujuan investasi.

Keuntungan bagi negara asal investasi


Pertama, keuntungan neraca pembayaran negara asal dari masuknya aliran dana kedalam
pendapatan asing. FDI juga dapat menguntungkan bagi neraca pembayaran negara asal apabila cabang
perusahaan asing menciptakan permintaan ekspor ke negara asal seperti peralatan modal, barang
setengah jadi, produk pelengkap dan sejenisnya.
Kedua, meningkatkan pekerjaan. Seperti dengan neraca pembayaran, dampak kerja yang positif
meningkat ketika cabang perusahaan asing menciptakan permintaan ekspor negara asal.
Ketiga, keuntungan muncul ketika perusahaan multinasional negara asal mempelajari
keterampilan berharga dari eksposur ke pasar luar negeri yang kemudian dapat ditransfer kembali ke
negara asal.

Kerugian bagi negara asal investasi


Pertama, neraca pembayaran menanggung kerugian dari aliran keluar modal awal yang
diperlukan untuk membiayai FDI. Kedua, neraca berjalan dari neraca pembayaran menanggung kerugian
apaila tujuan investasi asing adalah untuk melayani pasar asal dari lokasi produksi yang berbiaya rendah.
Ketiga, neraca berjalan dari neraca pembayaran menanggung kerugian apabila FDI adalah sebagai
pengganti untuk ekspor langsung.

Teori perdagangan internasional dan FDI


Teori perdagangan internasional memaparkan bahwa kekhawatiran negara asal investasi
tentang dampak ekonomi yang negatif dari pengalihdayaan produksi ke luar negeri mungkin keliru.
Istilah pengalihdayaan produksi ke luar negeri (offshore production) mengacu pada pelaksanaan FDI
untuk melayani pasar dalam negeri.

INSTRUMEN KEBIJAKAN PEMERINTAH DAN FDI


Berikut kebijakan yang digunakan di negara asal ataupun negara tujuan investasi terkait pengaturan FDI.
a. Kebijakan negara asal investasi
Melalu kebijakan ini negara investasi dapat membatasi atau mendorong Fdi oleh perusahaan-
perusahaan lokal. Berikut ini kebijakan-kebijakan tersebut.
1) Mendorong keluarnya FDI
Banyak negara-negara investor memiliki program asuransi yang didukung pemerintah untuk
menutupi jenis utama dari resiko investasi asing. Risiko ini diasuransikan meliputi resiko
pengabilalihan, kerugian perang, dan ketidakmampuan untuk mentansfer keuntungan ke
negara asal. Hal ini dilakukan ketika suatu saat nanti terjadi ketidakstabilan politik. Negara
maju memiliki dana khusus yang memberikan pinjaman pemerintah kepada perusahaan di
negara berkembang.
Banyak negara yang telah menghapus pajak berganda pendapatan asing, negara investor
menggunakan pengaruh politik mereka untuk melonggarkan FDI negara tujuan investasinya.
2) Membatasi keluarnya FDI
Hampir seluruh negara investor mengontrol FDI dari waktu ke waktu. Kebijakan itu ialah
membatasi aliran modal keluar dari kekhawatiran terhadap neraca pembayaran negara
tersebut. Negara-negara kadang memanipulasi peraturan pajak untuk mencoba mendorong
perusahaan mereka untuk berinvestasi di negara asal, tujuannya adalah menciptakan lapangan
kerja di negara asal daripada di negara lain. Negara terkadang melarang perusahaan nasional
untuk berinvestasi di negara-negara tertentu karena alasan politik.
b. Kebijakan negara tujuan investasi
Negara tujuan investasi mengadopsi kebijakan yang dirancang, baik untuk membatasi atau
mendorong kegiatan FDI ke negaranya. Berikut ini kebijakan-kebijakan tersebut.
1) Pendorong masuknya FDI
Umum bagi pemerintah untuk memberikan intensif pada perusahaan asing untuk berinvestasi
di negara mereka. Intensif tersebut adalah konsesi pajak, pinjaman bunga rendah, hibah, atau
subsidi. Intensif terjadi karena keinginan untuk memperoleh hasil dari sumber daya transfer
dan pekerjaan dampak FDI. Tujuan lainnya adalah untuk merebut FDI dan menjauhkan dari
negara potensial lainnya.
2) Pembatasan masuknya FDI
Pemerintah negara tujuan investasi melakukan berbagai kontrol untuk membatasi FDI dengan
satu atau dua cara. Cara yang paling umum adalah pembatasan kepemilikikan dan persyaratan
kinerja.
Pembatasan kepemilikan mempunyai beberapa bentuk yang bermacam-macam di berbagai
negara. Alasan yang mendasari danya pembatasan kepemilikan antara lain:
 Perusahaan asing sering dikecualikan dari sektor0sektor tertentu dengan alasan
keamanan nasional atau kompetisi. Terutama di negara yang kurang berkembang,
yang berkesan bahwa perusahaan lokal mungkin tidak dapat mengembakan, kecuali
persaingan asing dibatasi dengan tarif impor dan kontrol pada FDI
 Didasarkan pada keyakinan bahwa pemilik lokal dapat membantu memaksimalkan
sumber daya transfer dan pekerjaan manfaat FDI untuk negara tujuan investasi.
Persyaratan kinerja juga terbagi menjadi beberapa bentuk. Persyaratan kinerja yang paling
umum adalah konten lokal, ekspor, transfer teknologi, dan partisipasi lokal dalam
manajemen puncak. Hal yang mendasari persyaratan kinerja adalah aturan tersebut
membantu memaksimalkan dan meminimalisasikan biaya FDI untuk negara tujuan investasi.
Banyak negara menggunakan beberapa persyaratan kinerja jika itu sesuai dengan tujuan
mereka. Namun, persyaratan kinerja hanya ada di negara kurang berkembang dibandingkan
dengan negara maju.
c. Lembaga internasional dan liberalisasi FDI
WTO terlibat dalam peraturan yang mengatur FDI. WTO telah mendorong liberalisasi peraturan
yang mengatur FDI, khususnya dalam pelayanan. Di bawah naungan WTO dua perjanjian
multinasional dicapai pada 1997 untuk meliberalisasi perdagangan dalam telekomunikasi dan
keuangan. WTO kurang begitu sukses untuk memulai pembicaraan yang ditujukan untuk
membangun satu set universal aturan yang dirancang untuk mempromosikan liberalisasi FDI.
Negara berkembang kebanyakan menolak diskusi tersebut.
d. Teori FDI
Implikasi dari teori FDI untuk praktik bisnis langsung. Pertama, teori internalisasi, teori ini
berguna karena mengidentifikasi dengan beberapa presisi bagaimana keuntungan relatif FDI,
pengeksporan, dan pemberian lisensi bervariasi sesuai dengan keadaan. Teori menunjukkan
bahwa pengeksporan lebih disukai daripada pemberian lisensidan FDI selama biaya transportasi
yang ringan dan hambatan perdagangan bukan masalah yang besar. Jika biaya transportasi
meningkat dan pilihan terjatuh pada FDI, tetapi FDI lebih mahal dan lebih berisiko daripada
pemberian lisensi.
Pemberian lisensi dapat dilaksanakan jika tidak terjadi hal ini, sebagai berikut.
1) Perusahaan memiliki konsep nilai ketahui-bagaimana bahwa kontrak pemberian lisensi tidak
cukup melindungi.
2) Perusahaan perlu pengwasan yang lebih ketat terhadap entitas asing untuk memaksimalkan
pangsa pasar dan pendapatan keuntungan di negara tersebut.
3) Kemampuan dan keterampilan suatu perusahaan tidak dapat untuk diberi lisensi
Perusahaan menganggap bahwa pemberian lisensi bukanlah pilihan baik yang akan cenderung
mengelompok dalam tiga jenis industri:
1) Industr teknologi tinggi yang melindungi perusahaan berkeahlian khusus sebagai kepentingan
dan pemberian lisensi dianggap membahayakan.
2) Oligopoli global, independen kompetitif mengharuskan perusahaan mulitnasional untuk
mempertahankan kontrol ketat atas operasi asing agar mereka memiliki kemampuan untuk
melancarkan serangan terkoordinasi terhdap pesaing global
3) Tekanan biaya intens mengharuskan perusahaan multinasional utama megontrol dengan ketat
atas operasi perusahaan asing sehingga mereka dapat menyebarkan manufaktur untuk lokasi
di seluruh dunia dimana faktor yang paling menguntungkan untuk meminimalkan budaya
Pemberian lisensi cenderung lebih umum dan lebih menguntungkan dalam terfragmentasi industri
rendah teknologi yang tersebar secara global manufakturing bukanlah pilihan. Strategi waralaba
begitu baik dengan kebaikan-kebaikan berikut.
1) Ada banyak layanan
2) Waralaba hemat biaya dan risiko terkait pembukaan pasar luar negeri
3) Nama merk relatif lebih mudah dilindungi dengan kontrak
4) Tidak ada alasan perusahaan induk untuk melaksanakan kontrol ketat atas waralaba
5) Waralaba dapat dipertanggungjawabkan dengan kontrak yang jelas
Teori daur hidup produk dan teori knickerbocker tentang FDI cenderung kurang berguna dalam
perspektif bisnis. Dua teori tersebut lebih deskriptif daripada analitis.
e. Kebijakan Pemerintah
Sikap pemerintah terhadap FDI menjadi variabel penting dalam keputusan. Masalah ini tidak
mudah karena masih banyak pemerintah yang bersifat pragmatis terhadap FDI. Dalam skala yang
lebih besar, hasil dari perjanjian dinegosiasikan bergantung pada kekuatan tawr-menawar dari
kedua belah pihak. Daya tawar masing-masing pihak bergantung pada tiga faktor sebagai berikut.
1) Nilai dari masing-masing tempat pada setiap penawaran
2) Jumlah alternatif yang tersedia dan bisa dibandingkan pada masing-masing sisi
3) Perbedaan horizon waktu masing-masing pihak.
Dari sudut pandang perusahaan yang ingin bernegosiasi mengenai ketentuan investasi dengan
pemerintah negara tujuan, daya tawar perusahaan tinggi jika pemerintah menetapkan penialaian
yang tinggi kepada investasi yang akan masuk, begitu pula sebaliknya. Jumlah alternatif
sebanding terbuka untuk perusahaan lebih sedikit, dan perusahaan memiliki waktu yang singkat
untuk menyelesaikan negosiasi.

Anda mungkin juga menyukai