NIM : 21/484123/PEK/27286
Kelas JOGJA-MBA-76C
2. Ethnocentrism
Ethnocentrism muncul ketika suatu individu atau grup merasa budaya dan norma
yang yang dia miliki lebih unggul dibandingkan dengan budaya orang lain. Kasus ini
terjadi pada Lars karena ia sempat menyepelekan budaya salah satu anggota tim
lainnya yang berasal dari Saudi Arabia yang menolak untuk melakukan suatu hal
karena alasan keyakinan agama yang dianutnya.
Motivasi adalah proses psikologis yang mendasari arah, intensitas, dan kegigihan
perilaku atau pemikiran individu. Terdapat dua jenis motivasi: ekstrinsik dan intrinsik.
Dalam kasus ini, Honnold memiliki motivasi intrinsik yaitu ketika individu terinspirasi oleh
perasaan internal positif yang muncul karena adanya performa yang baik dan tidak
bergantung pada faktor eksternal. Honnold menciptakan motivasi intrinsik sendiri dengan
memberi dirinya penghargaan seperti emosi positif, kepuasan, dan pujian diri.
Acquired Needs Theory oleh David McClelland menyebutkan bahwa prestasi, afiliasi,
dan kekuasaan pendorong utama dalam motivasi individu. Setiap orang memiliki variasi
intensitas dalam kebutuhan ini, dan seringkali satu kebutuhan mendominasi dua lainnya.
Honnold termasuk ke dalam individu dengan orientasi kebutuhan prestasi. Kebutuhan
tersebut adalah keinginan untuk unggul, mengatasi rintangan, memecahkan masalah, dan
menyaingi serta mengungguli orang lain.
Goal setting Theory oleh Edwin Locke dan Gary Latham menyebutkan bahwa
penetapan goal yang baik harus memiliki beberapa karakteristik. Pertama, tujuan yang
Nama : Diva Tertia Almira
NIM : 21/484123/PEK/27286
spesifik dan menantang menghasilkan kinerja yang lebih tinggi daripada tujuan yang umum.
Selain itu pencapaian tujuan akan menghasilkan kepuasan kerja, yang akan memotivasi
individu untuk menetapkan dan berkomitmen pada tingkat kinerja yang lebih tinggi.
Penetapan tujuan ini menggerakkan siklus positif kinerja terus ke atas sehingga kinerja
individu terus naik. Hal ini dilakukan oleh Honnold yang memiliki tujuan akhir untuk
mendaki El Capitan dan untuk mencapainya Honnold meningkatkan kesulitan tebing yang
dia daki di setiap musim.
Dengan memperhatikan proses motivasi dan penetapan target Honnold, kita dapat
mengaplikasikan hal tersebut dalam memotivasi diri sendiri maupun orang lain. Dalam
Acquired Needs Theory, kita dapat menetapkan tujuan, memberikan feedback, menetapkan
tugas, dan merancang pekerjaan berdasarkan orientasi kebutuhan individu. Orang yang
termotivasi oleh kebutuhan afiliasi menyukai bekerja dalam tim dan iklim organisasi yang
kooperatif dan kolegial. Sehingga kita dapat merancang pekerjaan dan tujuan berdasarkan
kebutuhan tersebut. Berbeda dengan individu yang memiliki kebutuhan tinggi akan
kekuasaan, maka kita dapat memberikan mereka tanggung jawab lebih dan merancang tugas
dimana mereka dapat membantu orang lain berkembang. Selain itu, kita dapat
menyimpulkan bahwa penetapan target sangatlah penting dalam keberhasilan karena
penetapan target yang spesifik dan menantang dapat meningkatkan kinerja individu. Selain
itu teknik dan cara berpikir Honnold juga bisa dijadikan contoh untuk menetapkan suatu
goals dan cara mengelola rasa takut sehingga mampu mengembalikan motivasi yang hilang.