Anda di halaman 1dari 4

UJIAN TENGAH SEMESTER - MANAGERIAL ECONOMICS

Dosen: Muhammad Edhie Purnawan, MA., Ph.D

NAMA : DIVA TERTIA ALMIRA

KELAS : PRA MBA – 78 A

NIU : 470320

SOAL NO 1: Teori Managerial Economics

Banyak ukuran produktivitas di dalam ilmu Managerial Economics — termasuk di antaranya adalah
APL, APK, MPL, MPK dan (Least) Cost Minimization. Jelaskan dan berikan contohnya disertai gambar
(termasuk di dalamnya jelaskan hubungan antara Q atau Total Output, APL, dan MPL secara
teoretikal dan jelaskan alasan-alasan hubungan tersebut dalam grafik).

 Average Product
o Average Product of Labour (APL)

o Average Product of Capital (APK)

 Marginal Product
o Marginal Product of Labour (MPL)

o Marginal Product of Capital (MP K)


 Cost Minimization

SOAL NO 2: Problem Solving Managerial Economics

Dalam The Global Business Complexity Index 2020, Indonesia menempat juara 1 sebagai negara
dengan kompleksitas bisnis dari negara-negara yang diteliti (lihat dan download: https://www.tmf-
group.com/en/news-insights/publications/2020/global-business-complexity-index/#cta-reveal-
anchor-publication).

Tugas Anda adalah mengindentifikasi masalah dan mencari solusi terhadap masalah-masalah
kompleksitas berbisnis di Indonesia.

TMF Group, Lembaga konsultan dan riset, mempublikasikan Indeks Kompleksitas Bisnis Global
dengan menganalisis 250 kriteria di 77 negara. Kriteria penilaian di antaranya termasuk waktu yang
diperlukan untuk menggabungkan bisnis, perubahan di undang-undang perpajakan, kebijakan
seputar upah dan manfaat, hingga proses membuka rekening Bank. Dalam indeks tersebut Indonesia
berada di peringkat 1 sebagai negara paling kompleks untuk berbisnis, diikuti oleh Brazil dan
Aregentina di posisi kedua dan ketiga.

Indonesia dinilai menjadi negara dengan kompleksitas bisnis tertinggi di dunia karena ditinjau dari
tiga hal yaitu:

1. Kompleksitas dalam aturan, regulasi, dan penalti


 Peraturan perundang-undangan tradisional berlapis-lapis yang tumpang tindih dan
kontradiktif
 Lebih dari 500 bidang bisnis yang masuk dalam Daftar Negatif Investasi
 Banyaknya izin pendirian bisnis yang rumit
2. Kompleksitas dalam akuntansi dan pajak
Undang-undang pajak yang bersifat menghukum
Posisi Direktur wajib diberikan untuk penduduk Indonesia yang bertujuan untuk
pelaporan pajak
 Aturan dan standar akuntansi dan pajak sangat bervariasi.
3. Kompleksitas dalam SDM dan remunerasi (UU Ketenagakerjaan)
 Undang-undang ketenagakerjaan yang ketat
 Peraturan pembayaran pesangon yang mahal
 Keterlibatan Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) dalam semua masalah
ketenagakerjaan

Solusi yang dapat pemerintah lakukan untuk menghadapi masalah-masalah kompleksitas berbisnis di
Indonesia

1. Kompleksitas dalam aturan, regulasi, dan penalty


Pengajuan izin bisnis secara online dan stau pintu agar menyederhanakan pendirian bisnis,
Mengubah Daftar Negatif Investasi menjadi Daftar Investasi Positif dan untuk merampingkan
regulasi
2. Kompleksitas dalam akuntansi dan pajak
Membuat insentif pajak khususnya selama COVID-19 dan penyelarasan IFRS dan PSAK
dengan jeda paling lama 2 tahun.
3. Kompleksitas dalam SDM dan remunerasi (UU Ketenagakerjaan)
Menyelaraskan undang-undang ketenagakerjaan untuk meringankan peraturan saat ini dan
tarif pajak penghasilan nasional tunggal

SOAL NO 3: Kasus Managerial Economics

Salah satu yang wajib diketahui dan dikuasai ilmunya oleh seorang manajer adalah tentang
“incentive mechanism”. Seorang manajer harus paham bagaimana menggerakkan anak buah
sehingga mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya dengan mekanisme insentif. Jelaskan kasus-
kasus keberhasilan dan kegagalan “incentive mechanism” ini dalam perusahaan/organisasi.
Bagaimana pemilik perusahaan dapat memastikan bahwa manajer telah melakukan pekerjaan
sebaik mungkin tanpa harus memantau pekerjaan sehari-hari? Ada beberapa kasus keberhasilan dan
kegagalan insentif

FORCES THAT DISCIPLINE MANAGERS

Incentive Contracts

Typically the chief executive officer of a corporation receives stock options and other bonuses

directly related to profits. It may be tempting to argue that a CEO who earns over $1 million

per year is receiving excessive compensation. What is important, however, is how the executive
earns the $1 million. If the earnings are due largely to a performance bonus, it could be

a big mistake to reduce the executive’s compensation. This point is important because the

media often imply that it is unfair to heavily reward CEOs of major corporations. Remember,

however, that performance-based rewards benefit stockholders as well as CEOs, and reducing

such rewards may result in declining profits for the firm.

External Incentives
The preceding analysis focused on factors within the firm that provide the manager with an
incentive to maximize profits. In addition, forces outside the firm often provide managers
with an incentive to maximize profits.
Reputation
Managers have increased job mobility when they can demonstrate to other firms that they
have the managerial skills needed to maximize profits. It is costly to be an effective manager;
many hours must be spent supervising workers and planning production outlays. These costs
represent an investment by the manager in a reputation for being an excellent manager. In the
long run, this reputation can be sold at a premium in the market for managers, where other
firms compete for the right to hire the best managers. Thus, even when the employment contract does not
explicitly include a performance bonus, a manager may choose to do a good job
of running the firm if he or she wishes to work for another firm at some future date.
Takeovers
Another external force that provides managers with an incentive to maximize profits is the
threat of a takeover. If a manager is not operating the firm in a profit-maximizing manner,
investors will attempt to buy the firm and replace management with new managers who will.
By installing a better manager, the firm’s profits will rise and the value of the firm’s stock will
increase. Thus, one cost to a manager of doing a poor job of running the firm is the increased
likelihood of a takeover. To avoid paying this cost, managers will work harder than they oth

Inenstif sendiri tidak hanya termasuk insentif non finansial

Seringkali, karyawan hanya ingin diakui atas pekerjaan baiknya. Sebuah "Kerja Baik" sederhana dari
CEO bisa sangat bermanfaat. Karyawan di NetApp sering kali mendapat kesempatan untuk
menerima penghargaan khusus. Wakil Ketua Tom Mendoza meminta para manajer untuk memberi
tahu dia ketika mereka "menangkap basah seseorang melakukan sesuatu dengan benar," dan
kemudian menelepon 10 hingga 20 karyawan setiap hari untuk berterima kasih.

Anda mungkin juga menyukai