Anda di halaman 1dari 2

Blockchain adalah jaringan distribusi terdesentralisasi yang transparan, aman, dan tak dapat diubah.

Namun bagaimana teknologi ini bisa membuat jaringan distribusi dengan karakterisitik tersebut?
Siapa yang mengatur jaringan dan memverifikasi setiap transaksi walaupun tidak ada otoritas
terpusat? Semua kelebihan itu bisa terjadi karena adanya protokol konsensus. Protokol konsensus
adalah prosedur di mana semua peserta di jaringan Blockchain mencapai konsensus bersama
mengenai isi data yang didistribusikan. Data tersebut disimpan dalam rantai blok dan rantai tersebut
terus bertambah dengan bertambahnya peserta dalam jaringan Blockchain yang melakukan
verifikasi data. Blok-blok ini divalidasi secara global, dibagikan, dan disinkronkan tanpa memerlukan
otoritas pusat. Proses ini melibatkan beberapa operasi seperti verifikasi transaksi, menyebarkan
blok, dan memasang blok ke rantai yang dilakukan oleh peserta Blockchain. Peserta Blockchain dapat
berupa orang, bisnis, atau institusi lain, seperti pemerintah maupun regulator. Pada umumnya setiap
peserta Blockchain akan bersikap rasional dengan melakukan tindakan atau strategi yang bertujuan
untuk memaksimalkan keuntungan mereka sendiri. Oleh karena itu, pemain dapat berlaku jujur atau
berperilaku buruk sesuai kepentingan masing-masing.

Game Theory menyediakan seperangkat model matematika dari interaksi strategis yang dapat
membantu menganalisis interaksi di antara para pengambil keputusan rasional. Dalam sebuah
permainan, setiap pembuat keputusan adalah pemain yang memilih strateginya untuk
memaksimalkan keuntungannya dengan menganalisis atau memprediksi strategi pemain lain.
Dengan memprediksi perilaku satu sama lain ini, mereka kemudian dapat mencapai reaksi optimal
dalam Nash Equilibrium. Nash Equilibrium adalah keadaan dimana keuntungan yang didapat oleh
masing-masing pemain tidak akan bertambah dengan mengubah strategi. Game Theory dapat
diterapkan untuk menganalisis strategi konsensus dan interaksi di antara mereka. Melalui analisis
Game Theory, peserta Blockchain dapat mempelajari dan memprediksi perilaku satu sama lain,
kemudian menentukan strategi reaksi yang optimal berdasarkan analisis ekuilibrium. Selain itu,
Game Theory juga dapat digunakan untuk mengembangkan mekanisme insentif yang mencegah
peserta Blockchain melakukan perilaku buruk atau meluncurkan serangan.

Sebagai salah satu contoh aplikasi Game Theory pada protokol konsensus adalah penyerangan
keamanan Blockchain berupa Denial of Service (DoS) Attack. Pada DoS, jaringan diserang sehingga
peserta Blockchain yang diserang tidak dapat menyelesaikan penambangan. Untuk menghindari
serangan DoS seperti itu, Ziyao Liu, penulis karya ilmiah berjudul “A Survey on Applications of Game
Theory in Blockchain” (2019), mengusulkan skema berbasis reputasi di mana setiap peserta
Blockchain diberikan nilai reputasi yang mengevaluasi kinerjanya dalam menambang secara jujur.
Sistem hanya mengizinkan peserta Blockchain dengan reputasi baik yang dapat menambang untuk
blok tersebut. Sebelum adanya fitur ini, peserta Blockchain dapat memilih untuk menyerang atau
menambang secara jujur untuk memaksimalkan keuntungannya. Namun karena nilai reputasi
diperbarui secara berkala, peserta Blockchain akan menentukan strateginya dengan
mempertimbangkan implikasinya pada masa depan. Ini merupakan salah satu bentuk Game Theory,
dimana permainan berulang (dengan adanya fitur reputasi) digunakan untuk memodelkan interaksi
di antara peserta Blockchain, sehingga peserta yang berlaku buruk mendapat hukuman pada
penyerangan yang dia lakukan. Implikasi dari skema ini adalah pemain dapat memaksimalkan
keuntungannya dengan tidak menyerang dan berlaku jujur, dengan demikian keadaan tersebut
dapat mencapai Nash Equilibrium.
Karena sistem Blockchain tidak dikendalikan oleh otoritas pusat, melainkan melibatkan banyak
pemain yang menyusun strategi keuntungan mereka sendiri-sendiri maka teori Game Theory
sangatlah penting. Menurut saya dengan memanfaatkan disiplin Game Theory dalam manajemen
protokol konsensus dapat membantu membangun jaringan Blockchain yang kuat dan aman. Ketika
sistem tidak mendorong perilaku yang baik, maka sistem berada dalam keadaan yang berisiko.
Dengan mengaplikasian mekanisme insentif berbasis Game Theory yang baik, perilaku buruk peserta
Blockchain yang didorong oleh niat yang menguntungkan diri sendiri dapat di minimalisir; dan
memungkinkan untuk mendorong keberlangsungan kerja sama antar peserta Blockchain.

Source:

Bhardwaj, C (2019, Oktober 21) A 14 Minute Guide to Understanding Blockchain Consensus


Algorithms [online]. Available: https://appinventiv.com/blog/blockchain-consensus-algorithms-
guide/

Ziyao Liu, Nguyen Cong Luong, Wenbo Wang ,Dusit Niyato ,Ping Wang, Ying-Chang Liang, and
Dong In Kim, “A Survey on Applications of Game Theory in Blockchain”, feb. 2019

Ivan (2020, May) Game Theory Blockchain Mechanisms Explained [online]. Available:
https://academy.ivanontech.com/blog/game-theory-blockchain-mechanisms-explained

Keshariya Astha, (2020, May 9) Game theory in Consensus protocols for Blockchain [online].
Available: https://www.linkedin.com/pulse/game-theory-consensus-protocols-blockchain-astha-
keshariya-ph-d-/?articleId=6572789243276558336

Anda mungkin juga menyukai