Anda di halaman 1dari 9

PT.

COCA COLA
BOTTLING
INDONESIA,
KALIMANTAN
Kelompok 2

Start Now
Anggota:
Novida Ayu Kusumawardani (20109002)
Lailatul Salva (20109003)
Muhammad Rifki Nitibaskoro (20109004)
Kinnarita Lonely Siregar (20109006)
Euralia Tihung Subantar (20109018)
Khoirul Anwar Pohan (20109019)

Kelompok 2 Fatbayani
Muh Sarira Indra
(20109022)
(20109024)
Latar Belakang
Pada era globalisasi dan pasar bebas seperti sekarang ini,
untuk tetap dapat bersaing dipasar, perusahaan-perusahaan
saling berusaha untuk meningkatkan kompetensi masing-
masing.

Ada sebagian perusahaan yang ingin meminimalkan pengembalian barang, baik yang
tidak sesuai dengan kondisi semula ketika sampai ditangan konsumen, atau yang
mengalami kecacatan. Ada juga yang justru ingin memaksimalkan pengembalian guna
melancarkan proses pendistribusian Berikutnya kegiatan yang terjadi dalam reverse
logistics adalah pemindahan produk baru atau lama dalam kegiatan supply chain,
contohnya pengembalian produk oleh konsumen, atau inventory yang berlebih.
Penelitian ini akan menganalisa reuse botol yang dilakukan oleh perusahaan dalam
konsep reverse logistics. Dimana dalam reuse ini ada permasalahan yang
menyebabkan botol tidak kembali keperusahaan.
Framework
70000 25000
60000
20000
50000
40000 15000
30000 10000
20000
5000
10000
0 0
jumlah penjualan (botol) jumlah penjualan (botol)

2005 Januari 2005 februari 2005 Maret 2005 april 2005 Januari 2005 februari 2005 Maret 2005 april
2005 mei 2005 juni 2005 juli 2005 agustus 2005 mei 2005 juni 2005 juli 2005 agustus
2005 september 2005 oktober 2005 november 2005 desember 2005 september 2005 oktober 2005 november 2005 desember
2006 Januari 2006 februari 2006 Maret 2006 april 2006 Januari 2006 februari 2006 Maret 2006 april
2006 mei 2006 juni 2006 juli 2006 agustus 2006 mei 2006 juni 2006 juli 2006 agustus
2006 september 2006 september

Grafik 1 Data Penjualan untuk Sales center Grafik 2 Data Penjualan untuk Sales center
Banjarbaru, Banjarmasin Basirih, Tarakan
Framework
25000 30000
20000 25000
20000
15000
15000
10000
10000
5000 5000
0 0
jumlah penjualan (botol) jumlah penjualan (botol)

2005 Januari 2005 februari 2005 Maret 2005 Januari 2005 februari 2005 Maret
2005 april 2005 mei 2005 juni 2005 april 2005 mei 2005 juni
2005 juli 2005 agustus 2005 september 2005 juli 2005 agustus 2005 september
2005 oktober 2005 november 2005 desember 2005 oktober 2005 november 2005 desember
2006 Januari 2006 februari 2006 Maret 2006 Januari 2006 februari 2006 Maret
2006 april 2006 mei 2006 juni 2006 april 2006 mei 2006 juni
2006 juli 2006 agustus 2006 september 2006 juli 2006 agustus 2006 september

Grafik 3 Data Penjualan untuk Sales center Grafik 4 Data Penjualan untuk Sales
Bamlicin, Kotabaru centerBarabai, Binuang, Kandangan, Rantau,
Tanjung, Kalua
Framework
40000

30000

20000

10000

0
jumlah penjualan (botol)

2005 Januari 2005 februari 2005 Maret 2005 april


2005 mei 2005 juni 2005 juli 2005 agustus
2005 september 2005 oktober 2005 november 2005 desember
2006 Januari 2006 februari 2006 Maret 2006 april
2006 mei 2006 juni 2006 juli 2006 agustus
2006 september

Grafik 5 Data Penjualan untuk Sales


centerAmpah, Muara Teweh
Metode Distribution Requirement
Analisis Data Penjualan
Planning (DRP). Guna menghitung
kebutuhan distribusi dilakukan dengan
Metode DRP
metode DRP yang terdiri dari tiga proses: Analisa tahap peramalan permintaan/penjualan. Analisa yang dilakukan untuk
menentukan metode peramalan terbaik berdasarkan nilai rata-rata kesalahan
kuadrat (MSE) terkecil yang dimiliki oleh setiap metode. Hasil peramalan yang
diperoleh merupakan kebutuhan kotor untuk tiap lokasi distribusi.

Netting, pada Offsetting merupakan proses yang


bertujuan menentukan saat yang tepat
tahap ini dihitung Lotting, merupakan proses
untuk melakukan rencana pemesanan
dalam rangka memenuhi kebutuhan bersih.

kebutuhan bersih untuk menentukan besarnya Rencana pemesanan diperoleh dengan cara
mengurangkan saat awal tersedianya
pesanan setiap titik ukuran lot yang diinginkan dengan besarnya
masing-masing persediaan berdasarkan lead time pada proses pemesanan. Analisa
akhir ini di buat setelah dilakukan beberapa
jaringan kebutuhan bersih yang penelitian. Selanjutnya di bahas dengan
dihasilkan dalam proses langkah ke depan untuk perusahaan dengan
pemasaran. netting. Terdapat bayak
pertimbangan tahap sebelumnya sehingga
di dapat langkah perbaikan untuk menjamin
alternatif untuk menghitung ketersediaan botol dalam kelancaran
produksi PT. Coca Cola Bottling Indonesia
ukuran lot. Teknik lotting unit Kalimantan berikutnya.
yang digunakan dalam
penelitian ini adalah LFL,
POQ, dan EOQ. Next
Kesimpulan
Dari proses reverse logistics yang dilakukan PT. Coca
Cola Bottling Indonesia Kalimantan, aktivitas yang terjadi
adalah reuse botol dan kelancaran reuse ini harus
dijamin karena perusahaan akan berproduksi sesuai
dengan jumlah botol yang tersedia.

Dengan menggunakan metode DRP, maka perusahaan


dapat mengetahui informasi tentang jumlah kebutuhan
botol yang diperlukan masing-masing sales center pada
8 bulan yang akan datang demi kelancaran
pendistribusian dan untuk memenuhi permintaan
konsumen.

Next
Saran
Saran yang didapat untuk memenuhi kebutuhan distribusi PT. Coca Cola

Saran 1 Saran 2

PT. Coca Cola Bottling Indonesia


PT. Coca Cola Bottling Indonesia
Kalimantan dapat menggunakan
Kalimantan dapat menggunakan
metode DRP agar dapat
metode DRP agar dapat
mengetahui jumlah botol yang
memperoleh penghematan biaya
dapat di reuse untuk produksipada
dalam pendistribusian.
periode yangakan datang.

Next

Anda mungkin juga menyukai