Anda di halaman 1dari 17

III.

KASUS II

PD. WANGI SEGAR (WS)

PD. WANGI SEGAR adalah perusahaan memproduksi sirup carica dan terong belanda.
Perusahaan ini berlokasi di Jl. Dieng Raya No. 101 Wonosobo , Jawa Tengah. Berlimpahnya
produksi buah carica dan terong belanda mendorong Nyonya Intan Sari untuk mengolah buah
tersebut menjadi produk yang lebih memberikan nilai tambah. Pada awalnya, Nyonya Intan Sari
memproduksi sirup secara home industry. Munculnya usaha sejenis berakibat persaingan
semakin ketat dan omset penjualan menurun. Dengan bekal pengalaman membuat sirup selama
15 tahun lebih, pada awal tahun 2014 Nyonya Intan Sari berpikir untuk untuk mencari produk
sirup yang “berbeda” sehingga mampu bersaing dengan perusahaan lain. Nyonya Intan Sari
membuat sirup yang mempunyai rasa yang khas dan berbeda dengan sirup yang dibuat para
pesaing. Sirup tersebut dibuat dari bahan-bahan alami pilihan yang khusus dipesan dari para
petani daerah tanpa menggunakan bahan kimia tambahan. Untuk menambah cita rasa dan dengan
mengutamakan kesehatan para konsumennya Nyonya Intah Sari menambahkan mineral dan
vitamin A pada sirup buatanya. Sasaran utama sirup barunya adalah restoran-restoran, hotel
berkelas dan toko oleh-oleh maupun supermarket . Dia yakin bahwa produk itu akan laku keras
karena memiliki keunggulan dan keunikan dalam harga, rasa, dan kemasan. Dari hasil survey ke
toko-toko dan supermarket di beberapa kota, dia melihat bahwa produk semacam itu masih
belum ada. Sejak saat itu Nyonya Intan Sari mulai memproduksi sirup untuk masyarakat luas
dengan merek SIRUP WANGI SEGAR.

Dengan rasa yang berbeda dan kemasan yang bagus serta praktis, omset penjualan
produk sirup Nyonya Intan Sari mulai mengalami peningkatan. Perkembangan tersebut
membawa dampak pula pada perusahaan. Nyonya Intan Sari merasa bahwa sistem manajemen
tradisional yang digunakan di perusahaan ini tidak lagi sesuai dengan perkembangan perusahaan.
Nyonya Indah Sari sadar bahwa langkah yang paling penting untuk diprioritaskan adalah
menyusun anggaran perusahaan. Dengan adanya anggaran, maka kegiatan perusahaan dapat
diarahkan dengan baik, dan kinerja (performance) perusahaan dapat dipantau dengan seksama.
Untuk itu, Nyonya Intan Sari meminta bantuan anda sebagai konsultan untuk menyusun
anggaran perusahaan tahun 2020.
Langkah pertama yang dilakukan konsultan adalah mengumpulkan seluruh data yang ada di
perusahaan, dan berikut ini adalah data perusahaan yang berhasil dikumpulkan oleh konsultan.

PRODUK
Perusahaan menghasilkan sirup untuk sementara dijual dalam kemasan botol plastik 500 ml
dengan dua rasa, yaitu : Sirup Carica, dan Sirup Teranda (Terong Belanda) dengan harga jual
per botol pada saat ini masing-masing Rp 25.000,00 dan Rp 30.000,00

DATA PENJUALAN
Data penjualan yang dapat dikumpulkan adalah data selama sepuluh tahun terakhir (2009-2019).
Data tersebut akan digunakan sebagai dasar untuk menghitung prakiraan penjualan (sales
forecast) tahun 2020 dengan bantuan statistical method yaitu metode least square. Data
penjualan selama sepuluh tahun terakhir adalah sebagai berikut :
Tabel 1.
Data Total Penjualan Seluruh Produk Tahun 2009-2019

Penjualan (botol)
Periode
Sirup Carica Sirup Teranda
2009 3.000 2.500
2010 3.500 3.000
2011 4.800 3.400
2012 5.000 3.800
2013 5.200 4.000
2014 6.400 4.500
2015 7.000 5.000
2016 8.000 5.200
2017 8.500 6.000
2018 9.500 7.500
2019 10.000 8.500
Apabila hasil perhitungan forecast kuantitas produk dijual tidak bulat maka dibulatkan ke bawah
dalam kelipatan 100. Kedua produk dijual di dua distributor utama, yaitu Jawa dan Luar Jawa..
Proporsi penjualan masing-masing produk di masing-masing daerah penjualan adalah sebagai
berikut:

Tabel 2.
Proporsi Penjualan Masing-masing Produk Dan Daerah Penjualan

Produk Jawa (%) Luar Jawa (%) Total (%)


Sirup Carica 40 60 100
Sirup Teranda 60 40 100

POLA PENJUALAN
Berdasarkan pengalaman, penjualan produk ini dalam setahun selalu mengikuti pola musiman
dengan indeks musim. Penjualan tertinggi diperoleh pada bulan-bulan menjelang hari raya,
liburan dan tahun baru. Dengan menghitung rata-rata penjualan bulanan selama beberapa tahun,
konsultan menyusun pola penjualan bulanan yang akan dijadikan pedoman di dalam menyusun
anggaran penjualan sebagai berikut:

Tabel 3
Prosentase Penjualan Bulanan

Bulan % Penjualan
Sirup Carica Sirup Teranda
Januari 10 10
Februari 10 5
Maret 10 10
April 10 10
Mei 5 5
Juni 10 10
Juli 10 10
Agustus 10 10
September 5 5
Oktober 5 5
November 5 10
Desember 10 10

Penjualan produk sirup per bulan direncanakan dalam kelipatan 50. Apabila ada periode
penjualan yang harus dikurangi akan dilakukan di bulan Januari sampai dengan Mei dan
bulan September smpai dengan November, dan apabila ada periode yang harus
ditambah adalah bulan Juni sampai dengan Agustus dan bulan Desember. Apabila hasil
perhitungan tidak bulat dibulatkan ke bawah.

Seperti telah disebutkan di atas, perusahaan menggunakan 2 distributor untuk memasarkan


produknya. Oleh karena itu perusahaan sama sekali tidak menjual produknya secara eceran.
Karena hubungan bisnis dengan distributor ini sudah berlangsung bertahun-tahun, dan berjalan
dengan baik, maka pembayaran dari distributor ke perusahaan tergantung jenis produk dengan
kebijakan sebagai berikut:

Sirup Carica Dibayar 30% saat barang diterima

Sisanya dibayar 40% satu bulan setelah barang diterima


dan 60 % dibayar bulan berikutnya
Sirup Teranda Dibayar 20% saat barang diterima

Sisanya 30% satu bulan setelah barang diterima, 30% dua


bulan setelah barang diterima dan sisanya dibayar bulan
berikutnya lagi.
PERSEDIAAN PRODUK JADI
Di dalam menyusun kebijakan persediaan produk jadi, Nyonya Intan Sari cenderung untuk
mengutamakan stabilitas persediaan untuk produk Sirup Carica dan stabilitas produksi untuk
Sirup Teranda. Untuk efesiensi maka jumlah produksi dalam kelipatan 10 untuk sirup carica
dan kelipatan 50 untuk sirup teranda (pembulatan ke bawah). apabila ada peningkatan jumlah
produksi akan dilakukan pada bulan Maret, April, Juli, Agustus.
Tabel 4.
Kebijakan Produk Jadi
Persediaan
Produk
Awal Akhir
Sirup Carica 100 @ Rp 25.000 210
Sirup Teranda 200 @ Rp 30.000 250

DEPARTEMENTASI
Perusahaan membagi kegiatan usahanya menjadi 2 departemen, yaitu Departemen Produksi
dan Departemen Pemasaran dan Administrasi Umum.

Departemen Produksi

Proses produksi dilakukan di departemen produksi yang dibagi menjadi tiga bagian produksi,
yaitu Bagian Pelling, Bagian Cooking, dan Bagian Packing. Selain itu juga ada departemen
jasa yang terdiri dari Bagian Administrasi Pabrik dan Gudang (BAP) dan Bagian
Pemeliharaan dan Perbaikan (BPM).

Bagian Pelling

Bagian ini bertugas untuk mencuci dan mengupas buah carica serta memisahkan bijj buah carica
dengan daging buahnya. Dan untuk terong belanda tidak perlu dikupas, cukup mengeluarkan isi
buah dan memisahkan biji dan sari buahnya. Proses ini merupakan proses utama dan paling
rumit dalam proses pembuatan sirup.

Bagian Cooking

Tugas utama bagian ini adalah melakukan pemasakan/pematangan dari bahan-bahan yang telah
dicampur, Bagian ini mengolah sehingga sirup siap untuk dikemas sesuai dengan rasanya
masing-masing. Dengan menggunakan alat yang khusus serta pemanasan yang sesuai dengan
standar dan steril. Sirup-sirup di bagi kedalam masing-masing rasa untuk diteruskan kemesin-
mesin packing.

Bagian Packing

Pada bagian ini, sirup yang sudah jadi dikemas ke dalam botol isi 500 ml secara otomatis sesuai
dengan rasa yang telah diolah sebelumnya. Botol-botol tersebut langsung ditutup dan diberi label
dengan menggunakan mesin secara otomatis pula yang kemudian dimasukan dalam kemasan
doos isi masing-masing 4 botol untuk disimpan/diteruskan ke gudang produk jadi.

Bagian Administrasi Pabrik dan Gudang (BAP)

Bagian ini dikategorikan sebagai bagian jasa/pembantu. Seluruh kegiatan administrasi pabrik,
seperti : scheduling, routing, penggajian, pengadaan bahan baku, administrasi gudang, dan lain
sebagainya dibebankan ke bagian ini.

Bagian Pemeliharaan dan Perbaikan (BPM)

Bagian ini adalah bagian jasa/pembantu. Secara rutin para karyawan bagian ini melakukan
pemeliharaan dan perbaikan-perbaikan kecil pada seluruh peralatan dan mesin yang digunakan di
pabrik. Bagian ini juga berkewajiban untuk membuat laporan-laporan tentang kinerja peralatan
dan mesin.

SATUAN AKTIVITAS
Seluruh kegiatan produksi didominasi oleh Mesin sehingga sedikit sekali menggunakan tenaga
manusia. Mesin dan peralatan yang digunakan adalah mesin-mesin yang sudah teruji yang
diharapkan akan menunjang kelangsungan proses produksi untuk memenuhi pesanan. Oleh
karena itu, diputuskan bahwa satuan aktivitas yang digunakan untuk mengalokasikan seluruh
biaya overhead pabrik (BOP) langsung maupun tidak langsung adalah jam mesin (Direct
Machine hours) yang digunakan untuk memproduksi barang. Biaya-biaya operasi pabrik yang
timbul di kedua bagian jasa/pembantu akan dialokasikan ke masing-masing produk sesuai
dengan satuan aktivitasnya.

BAHAN BAKU
Bahan baku utama yang digunakan adalah carica, terong belanda dan gula putih. Carica dan
terong belanda didatangkan dari daerah Dieng sedangkan gula putih didatangkan dari daerah
Madukismo. Bahan baku lain yang digunakan adalah garam, Mineral, Vitamin A, air, botol dan
doos sebagai pembungkus kemasan produk. Penggunaan bahan baku untuk masing-masing
produk adalah sebagai berikut:

Tabel 5
Penggunaan Bahan Baku Setiap Botol Sirup

Bahan Baku Sirup Carica Sirup Teranda


Carica 0.25 kg
Terong Belanda 0.40 kg
Gula Putih 0.20 kg 0.30 kg
Garam 0.05 kg 0.10 kg
Mineral 10 ml 10 ml
Vitamin A 5 ml 5 ml
Botol 1 1

Selain itu perusahaan menggunakan air dalam memasak dan semua biayanya dibebankan ke
departemen cooking.
Harga Beli Bahan Baku

Pada saat ini, harga masing-masing bahan baku adalah sebagai berikut:
Tabel 6
Harga Beli Bahan Baku

Bahan Baku Satuan Harga (Rp)


Carica Kg 2.500
Terong Belanda
Kg 4.000
Gula Putih
Garam Kg 11.000
Mineral Kg 10.000
Vitamin A
Botol (isi 1 liter) 60.000
Botol
Botol (isi 1 liter) 100.000

Karton (50 botol) 60.000


Catatan : Doos karton untuk pembungkus produk per pack isi 50 dus, dibuat dengan ukuran
khusus dan dicetak dengan logo dan gambar-gambar lain yang biasa ada di sebuah packaging
produk. Harga beli doos karton adalah Rp 20.000 per pack. Apabila kebutuhan doos tidak dalam
kelipatan 50 , maka hasilnya dibulatkan ke atas.

Persediaan Bahan Baku

Untuk memperoleh bahan baku utama buah carica dan terong belanda , perusahaan sudah
melakukan kerjasama dengan petani , sehingga stabilitas bahan baku dapat terjamin. Dan untuk
bahan lainnya yang diperlukan dengan mudah dapat diperoleh di pasar. Oleh karena itu untuk
menekan biaya penyimpanan bahan baku, perusahaan menerapkan kebijakan stabilitas
persediaan. Pembelian bahan baku dilakukan setiap bulan dan disesuaikan dengan produksi
bulanan yang berfluktuasi.

Tabel 7
Kebijakan Persediaan Bahan Baku
Bahan Baku Awal tahun Akhir tahun
Carica 10 Kg 12 Kg

Terong Belanda 10 Kg 15 Kg

Gula Putih 15 Kg 20 Kg

Garam 5 Kg 8 Kg

Mineral 3 Botol 5 Botol

Vitamin A 2 Botol 4 Botol

Botol 150 botol 200 botol

Doos 10 Karton 15 Karton

Persediaan akhir bahan baku untuk bulan Januari sampai November adalah sebesar 5 % dari
kebutuhan bahan setiap bulan, kecuali untuk botol persediaan akhir setiap bulan 100 botol.
Apabila hasil perhitungan tidak bulat, dibulatkan ke atas.

Pola Pembelian Bahan Baku

Perusahaan menjalin kerjasama dengan tiga perusahaan supplier untuk menyediakan bahan baku.
CV. HASIL TANI mensuplai Carica dan terong belanda, PT. MADUKISMO mensuplai gula
putih , PT RESTU SEHAT mensuplai garam, mineral, viatamin A , sedangkan CV DIAN
WARNA menyediakan botol dan doos kemasan. Pola pembayaran untuk pembelian bahan baku
adalah sebagai berikut:

CV. HASIL TANI : Dibayar 2 kali (setiap awal bulan) yaitu 25% pada
saat barang diterima dan sisanya pada bulan
berikutnya.
PT. MADUKISMO : Dibayar 4 kali (setiap awal bulan) masing-masing
25% dimulai sejak barang diterima.
PT RESTU SEHAT : Dibayar 25% saat barang diterima, 50% satu bulan
setelah barang diterima, dan 25% dua bulan setelah
barang diterima.
CV DIAN WARNA : Dibayar 50% saat barang diterima dan sisanya (50%)
dibayar 1 bulan setelah barang diterima

TENAGA KERJA

Karyawan yang bekerja diperusahaan terdiri atas 2 kelompok yaitu karyawan yang dibayar
bulanan dan karyawan yang dibayar atas dasar jam kerja. Karyawan dibayar atas dasar jam kerja
berada di tiga bagian produksi,.

Masing-masing bagian produksi dipimpin oleh seorang kepala bagian yang merangkap sebagai
supervisor yang dibayar secara bulanan. Sedangkan karyawan yang dibayar bulanan berada di
bagian pembantu dan departemen pemasaran.

Bagian Pelling

Jumlah karyawan di bagian ini adalah 10 orang yang terdiri dari 4 orang tukang cuci dan kupas,
2 orang tukang memisahkan biji dan buah/sari buah, 2 orang tukang takar (memastikan takaran
bahan baku sesuai dengan resep), 1 orang operator, dan 1 orang kepala bagian. Masing-masing
tukang cuci-kupas, tukang pemisah biji, dan tukang takar mendapat upah Rp 8.000 dan operator
Rp 7.000 setiap jam. Kepala bagian menerima gaji Rp 1.500.000 per bulan.

Bagian Cooking

Bagian ini mempekerjakan 4 orang koki, 2 orang operator dan 1 orang kepala bagian. Masing-
masing koki mendapat upah Rp 7.500 dan operator Rp 10.000 setiap jam, sedangkan kepala
bagian menerima gaji Rp 1.500.000 per bulan.

Bagian Packing
Bagian ini mempekerjakan 6 operator, 2 orang checking, dan 1 orang kepala bagian. Masing-
masing operator mendapat upah Rp 8.000 dan bagian checking Rp 6.000 setiap jam. Kepala
bagian menerima gaji Rp 1.500.000 per bulan.

Bagian Administrasi Pabrik (BAP)

Karyawan bagian ini terdiri dari 1 orang kepala pabrik dengan gaji Rp 2.500.000 per bulan, 2
orang tenaga administrasi umum dengan gaji Rp 1.250.000 per bulan, 1 orang tenaga
administrasi keuangan dengan gaji Rp 1.500.000 per bulan, dan 2 orang petugas gudang dengan
gaji Rp 1.250.000 per bulan.

Bagian Pemeliharaan dan Perbaikan (BPM)

Karyawan bagian ini berjumlah 2 orang. Karyawan ini masing-masing menerima upah Rp
1.250.000 per bulan.

PENGGUNAAN MESIN

Mengingat bahwa setiap jenis pekerjaan mempunyai tingkat pengolahan sedikit berbeda, maka
waktu yang diperlukan oleh masing-masing mesin berbeda pula. Di bawah ini adalah laporan
yang diperoleh :

Tabel 8
Waktu Standar Untuk Menghasilkan Produk

Waktu yang digunakan untuk


membuat satu botol produk
Nama Bagian Dan Proses
(menit)
Sirup Carica Sirup Teranda
Bagian Pelling
- Pencucian & Pengupasan 4 1
- Pemisahan Biji 2 5
- Penakaran 2 2
- Operator 2 2
Bagian Cooking :
- Koki 2 6
- Operator 2 1

Bagian Packing :
- Operator 1 1
- Checking 1 1

DEPRESIASI
Depresiasi di pabrik terdiri atas 2 macam, yaitu depresiasi bangunan pabrik dan depresiasi mesin
dan peralatan pabrik.
Tabel 9
Depresiasi Per Tahun

Keterangan Depresiasi per tahun

(Rp)
Bangunan Pabrik 21.000.000

Mesin dan Peralatan di BPE 7.000.000

Mesin dan peralatan di BC 12.000.000

Mesin dan peralatan di BPC 10.000.000

Peralatan di BAP 12.000.000

Mesin dan peralatan di BPM 6.000.000


Keterangan :

BPE : Bagian Pelling

BC : Bagian Cooking

BPC : Bagian Packing

BAP : Bagian Administrasi Pabrik


BPM : Bagian Pemeliharaan Mesin

Depresiasi bangunan pabrik akan dibebankan ke masing-masing bagian yang ada di pabrik sesuai
dengan luas lantai masing-masing bagian. Beban depresiasi bagian pembantu yaitu bagian
Administrasi Pabrik dan Gudang dan bagian Pemeliharaan dan Perbaikan kemudian akan
dialokasikan ke masing-masing bagian produksi secara proporsional sesuai dengan activity base-
nya (jam mesin). Di bawah ini adalah luas lantai masing-masing bagian di pabrik.

Tabel 10
Luas Lantai Departemen Produksi

Luas Area
Nama Bagian
(m²)
Bagian Pelling (BPE) 300

Bagian Cooking (BC) 300

Bagian Packing (BPC) 200

Bagian Administrasi Pabrik dan Gudang (BAP) 300

Bagian Pemeliharaan dan perbaikan (BPM) 100

PEMAKAIAN LISTRIK
Setiap bulan perusahaan menggunakan listrik sebesar 155 KWH dengan tarif Rp 2.500 per
KWH. Di bawah ini adalah rata-rata penggunaan listrik di setiap bulan di masing-masing bagian.

Tabel 11
Penggunaan Listrik Per Bulan

Nama Bagian Penggunaan per bulan (KWH)


Pelling 40

Cooking 60
Packing 30

Administrasi dan Gudang 15

Pemeliharaan dan perbaikan 10

Total 155

KEBIJAKAN KAS
1. Saldo kas awal tahun 2020 diperkirakan sebesar Rp 30.000.000

2. Persediaan kas setiap bulan sepanjang tahun 2020 tidak boleh kurang dari Rp
30.000.000. Jika perlu, perusahaan dapat meminjam (dari bank) guna menjaga agar
persediaan kas selalu di atas batas minimum.

3. Persyaratan pinjaman jangka pendek dari bank adalah sebagai berikut:

a. Pinjaman minimum Rp 200.000.000. Pinjaman di atas Rp 200.000.000


dimungkinkan dengan kelipatan Rp 100.000.000.

b. Jangka waktu pinjaman minimum 3 bulan dan maksimum 12 bulan

c. Bunga pinjaman 24% per tahun flat.

PENERIMAAN PIUTANG
1. Saldo awal piutang berjumlah Rp. 75.000.000,00 yang akan diterima pembayaranya pada
bulan Januari Rp 25.000.000,00 , bulan februari Rp 25.000.000,00 dan sisanya bulan Maret.

2. Penerimaan piutang dari penjualan diterima sesuai dengan skedul pembayaran yang sudah
ditetapkan perusahaan. Dan berdasarkan data historis, perusahaan menetapkan cadangan
kerugian piutang sebesar 1 % dari nilai piutang.

3.

BIAYA – BIAYA LAIN


1. Biaya administrasi pabrik
Biaya administrasi pabrik (transportasi, telepon, korespondensi, kertas, dll) sebesar Rp
21.000.000 dialokasikan ke tiga departemen produksi.
2. Biaya pemeliharaan dan Perbaikan
Biaya pemeliharaan dan perbaikan terdiri atas 2 jenis, yaitu biaya tetap (fixed) dan biaya
variabel. Biaya-biaya tersebut akan dialokasikan ke masing-masing bagian produksi
sesuai dengan activity basenya. Biaya tetap sebesar Rp 10.000.000 per tahun,
sedangkan biaya variabel sebesar Rp 4.000 per jam kerja langsung.
3. Biaya bahan pembantu
Biaya pembelian bahan pembantu (minyak, pelumas, dan lain sebagainya) selama satu
tahun diperkirakan sebesar Rp 9.000.000 ( Rp 750.000 per bulan). Biaya tersebut akan
dibebankan ke bagian pengolahan dasar sebesar Rp 5.000.000 dan ke bagian finishing Rp
4.000.000.
4. Pajak Penghasilan Badan Usaha sesuai dengan peraturan baru yang dikeluarkan oleh
pemerintah
5. Biaya-biaya di departemen pemasaran dan administrasi umum kantor pusat
Tabel 12
Biaya Operaional

Nama Bagian Biaya Per Tahun (Rp)

Listrik 3.000.000
Telepon dan Fax 6.000.000
Korespondensi 1.500.000
Perlengkapan kantor 3.000.000
Depresiasi 2.500.000
Transportasi 10.000.000
Gaji bag pemasaran dan administrasi 30.000.000
Lain-lain 2.500.000

1. Biaya-biaya di luar operasi


Karena Nyonya Intan Sari sebagai pemilik, merasa bahwa dia adalah penduduk asli
daerah itu, maka dia merasa wajib untuk ikut berpartisipasi di dalam seluruh kegiatan
daerah dengan cara menyediakan dana khusus sebesar Rp 1.000.000 per bulan. Di
samping itu nyonya Intan Sari juga sudah menjanjikan untuk membantu perbaikan jalan
di depan pabrik dengan menyediakan dana sebesar Rp 25.000.000 yang akan diberikan
kepada Pak RW pada bulan Juni 2020.

TUGAS KONSULTAN
Anda, sebagai seorang konsultan yang mendapat tugas membantu Nyonya Intan Sari, diminta
untuk menyusun berbagai macam anggaran berikut seluruh perhitungannya. Perincian anggaran
yang akan disusun adalah sebagai berikut:

1. Prakiraan penjualan (sales Forecast) tahun 2020 untuk sirup carica dan sirup teranda
digunakan metode least square .

2. Gambarlah grafik untuk masing masing sirup sehingga terlihat trend masing-masing baik
untuk penjualan nyata maupun untuk penjualan ramalan.

3. Anggaran penjualan tahun 2020 yang menunjukan rencana penjualan setiap produk,
setiap bulan, dan setiap daerah penjualan.

4. Anggaran Produksi untuk masing-masing jenis produk

5. Anggaran Bahan Baku tahun 2020 yang terdiri dari:

a. Anggaran kebutuhan bahan baku

b. Anggaran Pembelian bahan baku

c. Anggaran biaya bahan baku

6. Anggaran Biaya tenaga kerja langsung tahun 2020 yang terdiri dari:

a. Anggaran Jam kerja langsung

b. Anggaran biaya tenaga kerja langsung

7. Anggaran Biaya Overhead Pabrik tahun 2020 yang terdiri dari:

a. Perhitungan dan alokasi depresiasi bangunan pabrik

b. Perhitungan dan alokasi depresiasi peralatan pabrik

c. Anggaran Depresiasi bangunan dan peralatan pabrik yang menunjukan besarnya


beban depresiasi masing-masing bagian produksi

d. Perhitungan dan alokasi biaya pemakaian listrik masing-masing bagian produksi


e. Anggaran biaya pemakaian listrik yang menunjukan besarnya beban biaya listrik
masing-masing bagian produksi

f. Perhitungan dan alokasi biaya tenaga kerja tidak langsung masing-masing bagian
produksi

g. Anggaran biaya tenaga kerja tidak langsung yang menunjukan besarnya beban
masing-masing bagian produksi

h. Perhitungan dan alokasi biaya pemeliharaan dan perbaikan masing-masing bagian


produksi

i. Perhitungan dan alokasi biaya administrasi pabrik masing-masing bagian produksi

j. Anggaran biaya overhead pabrik total yang menunjukan besarnya beban masing-
masing bagian produksi

k. Perhitungan biaya gaji dan biaya lain-lain Departemen Pemasaran dan


Administrasi Umum

l. Perhitungan dan alokasi biaya overhead pabrik dan biaya operasional ke masing-
masing produk

8. Anggaran Harga pokok masing-masing produk

9. Anggaran Laba/Rugi tahun 2020

10. Skedul Pengumpulan Piutang dari masing-masing daerah penjualan tahun 2020.
Anggaran tersebut akan menunjukan penerimaan kas dari hasil penagihan piutang

11. Skedul pembayaran utang yang berasal dari transaksi pembelian bahan.

12. Skedul pengeluaran kas tahun 2020

13. Anggaran kas tahun 2020

Anda mungkin juga menyukai