Anda di halaman 1dari 5

Nama : Anisa Siti Wahyuni

NPM : C00190032
Prodi : D3 Akuntansi
Mata Kuliah : Akuntansi Perbankan Syariah
Dosen : Dr. Iim Hilman, SE., MM.
Hari, Tanggal : Senin, 4 Januari 2021

1. Di dalam perhitungan dan distribusi bagi hasil dengan nasabah, bank syariah dapat
menggunakan sistem revenue sharing atau profit and loss sharing. Saudara jelaskan kedua
sistem tersebut.
Jawaban :
- Revenue sharing berarti proses bagi pendapatan yang dilakukan sebelum
memperhitungkan biaya-biaya operasional yang ditanggung oleh bank, biasanya
pendapatan yang didistribusikan hanyalah pendapatan atas investasi dana, dana tidak
termasuk fee atau komisi atau jasa-jasa yang diberikan oleh bank karena pendapatan
tersebut pertama harus dialokasikan untuk mendukung biaya operasional bank.
Dalam revenue sharing, proses distribusi pendapatan ini dilakukan sebelum
memperhitungkan biaya operasionalisasinya yang ditanggung oleh bank. Biasanya
pendapatan yang didistribusikan hanyalah pendapatan atas investasi dana dan tidak
termasuk fee atau jasa-jasa yang diberikan oleh bank.
- Profit and loss sharing adalah perhitungan bagi hasil didasarkan kepada hasil bersih
dari total pendapatan setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh pendapatan tersebut. Sistem profit and loss sharing dalam
pelaksanaannya merupakan bentuk dari perjanjian kerjasama antara pemodal
(investor) dan pengelola modal (enterpreneur) dalam menjalankan kegiatan usaha
ekonomi, dimana di antara keduanya akan terikat kontrak bahwa di dalam usaha
tersebut jika mendapat keuntungan akan dibagi kedua pihak sesuai nisbah
kesepakatan di awal perjanjian, dan begitu pula bila usaha mengalami kerugian akan
ditanggung bersama sesuai porsi masing-masing.

2. Dalam transaksi salam, bisa saja bank menyerahkan modal dalam bentuk aset nonkas.
Saudara berikan ilustrasi jika aset nonkas yang diserahkan memiliki nilai wajar lebih
rendah daripada nilai tercatatnya (nilai buku).
Jawaban :
Pencatatan jika nilai wajar lebih kecil dari nilai tercatat :
Db. Piutang sala
Db. Kerugian
Cr. Aset non-kas
3. Saudara kemukakan keunggulan akad Ijarah jika dibandingkan dengan akad Murabahah
dan Investasi (Mudharabah).
Jawaban :
a. Dibandingkan dengan akad murabahah, akad ijarah lebih fleksibel dalam hal objek
transaksi
b. Dibandingkan dengan investasi, akad ijarah mengandung resiko usaha yang lebih
rendah, yaitu adanya pendapatan sewa yang relatif tetap.

4. Jelaskan alasan mengapa pendapatan bank yang bersumber dari transaksi jasa (fee base
income) tidak dimasukkan ke dalam perhitungan distribusi bagi hasil dengan nasabah.
Jawaban :
Karena fee based income adalah usaha yang dilakukan bank syariah dalam mencari
pendapatan di luar pendapatan bagi hasil karena pendapatan ini didapat bank syariah dari
hasil transaksi atau pemberian jasa-jasa kepada nasabah. Contohnya :
- Pendapatan yang didapat dari komisi dan provisi
- Pendapatan operasional lainnya.

5. Mengapa denda yang diperoleh bank syariah bukan merupakan komponen pendapatan
yang akan dibagihasilkan, tetapi dimasukkan sebagai sumber dana kebajikan.
Jawaban :
Karena denda termasuk kedalam dana non halal yaitu sanksi atau penalti yang dikenakan
bagi nasabah mampu, namun terfakta telat bayar. Sehingga dana tersebut tidak termasuk
kedalam pendapatan, melainkan termasuk kedalam sumber dana kebajikan dan kemudian
diberikan kepada pihak yang berhak.

6. Jelaskan pendapat Saudara, bagaimana strategi bank syariah supaya mampu bersaing
dengan bank syariah lainnya dan bersaing dengan bank konvensional.
Jawaban :
a. Strategi bank syariah supaya mampu bersaing dengan bank syariah lainnya adalah
dengan :
- Bank syariah harus mempunyai inovasi produk keuangan yang berbeda dari
perbankan syariah lainnya
- Memperkuat permodalan dan skala usaha bank syariah
- Penguatan Sumber Daya Manusia (SDM)
- Meningkatkan tekonolgi sistem keuangan syariah

b. Strategi bank syariah supaya mampu bersaing dengan bank konvensional yaitu
dengan mengatasi kelemahan bank konvensional diantaranya :
- Akad
Semua transaksi yang dilakukan di bank syariah harus berdasarkan akad yang
dibenarkan oleh syariah islam berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist yang telah
difatwakan oleh MUI. Sedangkan bank konvensional surat perjanjian dibuat
berdasarkan hukum positif yang sedang berlaku di Indonesia
- Keuntungan
Bank syariah menggunakan pendekatan bagi hasil (al-mudharabah) untuk
mendapatkan keuntungan, sementara bank konvensional justru menggunakan
konsep biaya untuk menghitung keuntungan.
- Pengelolaan Dana
Bank syariah menolak untuk menyalurkan kredit yang diinvestasikan pada
kegiatan bisnis yang melanggar hukum islam. Seperti perniagaan barang-barang
haram, bunga (riba), dll. Sedangkan bank konvensional akan menyalurkan kredit
tanpa harus mengetahui dari mana atau kemana uang tersebut disalurkan, selama
debitur bisa membayar cicilan dengan rutin.
- Hubungan Bank dan Nasabah
Di bank syariah diperlakukan seperti seorang mitra aliansi partner. Hal ini
dikarenakan bank dan nasabah diikat dalam “akad” yang sangat transparan.
Sedangkan bank konvensional hubungan bank dengan nasabahnya lebih pada
hubungan kreditur dan debitur.

7. Laporan keuangan bank syariah memiliki 2 (dua) aspek sebagai wujud


pertanggungjawaban, yaitu aspek maal dan tamwil. Saudara jelaskan maksudnya.
Jawaban :
- Aspek maal adalah suatu lembaga atau badan yang bertugas untuk mengurusi
kekayaan Negara terutama keuangan, baik yang berlenaan dengan soal pemasukan
dan pengelolaan maupun yang berhubungan dengan masalah pengeluaran dan lain-
lain. Konsep maal lahir dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat muslim dalam
hal menghimpun dan menyalurkan dana untuk zakat, infak dan shadaqah (ZIS) secara
produktif.
- Aspek tamwil adalah suatu lembaga yang melakukan kegiatan pengembangan usaha-
usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kesejahteraan pengusaha mikro
melalui kegiatan pembiayaan dan menabung (berinvestasi). Konsep tamwil lahir
untuk kegiatan bisnis produktif yang murni untuk mendapatkan keuntungan dengan
sektor masyarakat menengah ke bawah (mikro).

8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan dana investasi terikat (restricted investment), seta
jelaskan pula yang dimaksud dengan dana syirkah temporer (unrestricted investment).
Jawaban :
- Dana investasi terikat adalah investasi yang bersumber dari pemilik dana investasi
terikat dan sejenisnya yang dikelola oleh bank sebagai manajer investasi berdasarkan
mudharabah muqayadah atau sebagai agen investasi. Investasi terikat bukan
merupakan aktiva maupun kewajiban bank karena bank tidak mempunyai hak untuk
menggunakan atau mengeluarkan investasi tersebut serta bank tidak memiliki
kewajiban mengembalikan atau menanggung resiko investasi.
- Dana Syirkah Temporer adalah dana yang diterima sebagai investasi dengan jangka
waktu tertentu dari individu dan pihak lainnya di mana entitas syariah mempunyai
hak untuk mengelola dan menginvestasikan dana tersebut dengan pembagian hasil
investasi berdasarkan kesepakatan.

9. Kasus Istishna’
Dalam akad Istishna’ ditetapkan bahwa nilai transaksi sebesar Rp 750 juta dan
dibayarkan dalam 3 termin (termin-1=20%, termin-2=30%, termin-3=50%), biaya survey
dan disain bangunan sebesar Rp 7,5 juta, serta biaya Notaris pada saat akad sebesar Rp
2,5 juta. Saudara diminta membuat jurnal yang dilakukan oleh bank syariah untuk:
a. Pada saat penandatangan akad (biaya dibayar tunai).
b. Setiap pengakuan tagihan oleh bank syariah kepada pembeli akhir untuk setiap termin.
c. Pada saat penerimaan pembayaran setiap termin dari pembeli akhir.
Jawaban :
a. Saat penandatangan akad
Beban Pra-akad yang Ditangguhkan 10,000,000
Kas 10,000,000
Biaya Istishna 10,000,000
Beban Pra-akad yang Ditangguhkan 110,000,000

b. Saat pengakuan tagihan oleh bank syariah


Termin I :
Pendapatan Margin = %Penyelesaian x Harga jual
= 20% x 750,000,000
= 150,000,000
Jurnal :
Piutang istishna 150,000,000
Termin Istishna 150,000,000

Termin II :
Pendapatan Margin = %Penyelesaian x Harga jual
= 30% x 750,000,000
= 225,000,000
Jurnal :
Piutang istishna 225,000,000
Termin Istishna 225,000,000

Termin III :
Pendapatan Margin = %Penyelesaian x Harga jual
= 50% x 750,000,000
= 375,000,000
Jurnal :
Piutang istishna 375,000,000
Termin Istishna 375,000,000
c. Saat penerimaan pembayaran setiap termin dari pembeli akhir
Termin I :
Kas/Rekening Nasabah Pembeli Istishna 150,000,000
Piutan Istishna 150,000,000
Termin Istishna 150,000,000
Asset Istishna dalam Penyelesaian 150,000,000

Termin II :
Kas/Rekening Nasabah Pembeli Istishna 225,000,000
Piutan Istishna 225,000,000
Termin Istishna 225,000,000
Asset Istishna dalam Penyelesaian 225,000,000

Termin III :
Kas/Rekening Nasabah Pembeli Istishna 375,000,000
Piutan Istishna 375,000,000
Termin Istishna 375,000,000
Asset Istishna dalam Penyelesaian 375,000,000

Anda mungkin juga menyukai