Anda di halaman 1dari 9

MODUL PERKULIAHAN

PELAPORAN
KEUANGAN
SYARIAH
Mata kuliah ini memberikan pemahaman mengenai aktivitas pembuatan
laporan dan jenis laporan untuk pihak luar bagi entitas yang bergerak
dalam usaha berprinsip syariah

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


BISNIS DAN AKUNTANSI

06
0171001
EKONOMI
2

Abstract Kompetensi
Dengan mempelajari modul ini 1. Ketepatan menjelaskan tentang
mahasiswa dapat dengan tepat rukun akad Istishna’
melakukan pelaporan keuangan 2. Ketepatan menjelaskan tentang
yang menggunakan akad jual beli akad Istishna’
istishna’ 3. Ketepatan menjelaskan
pengakuan, pengukuran,
penyajian dan pengungkapan
untuk transaksi ber akad
Istishna’
AKUNTANSI AKAD ISTISHNA
1.     Definisi Istishna
Bai’ istishna atau biasa disebut dengan istishna merupakan kontrak jual beli dalam
bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan criteria dan persyaratan tertentu yang
disepakati antara pemesan (pembeli/mustashni’) dan penjual (penjual).
Dalam dunia perLembaga keuangan syariahan syariah, transaksi istishna memiliki
kemiripan dengan transaksi salam, dalam hal barang yang dibeli belum ada pada saat
transaksi, melainkan harus dilunasi terlebih dahulu. Berbeda dengan transaksi salam yang
barangnya adalah hasil pertanian, pada transaksi istishna, barang yang diperjualbelikan
biasanya adalah barang manufactur. Adapun dalam hal pembayaran, transaksi istishna dapat
dilakukan dimuka, melalui cicilan, atau ditangguhkan sampai suatu waktu pada masa yang
akan datang.
2.     Hukum Istishna
Menurut mazhab hanafi, istishna hukumnya boleh karena hal itu telah dilakukan oleh
masyarakat muslim tanpa ada ulama yang mengingkarinya.
3.     Antara Teori dan Realita
Penggunaan akad istishna oleh perLembaga keuangan syariahan syariah relative masih
minim.
4.     Pengakuan & Pengukuran
Menurut PSAK 104, pada pihak penjual, biaya Istishna terdiri dari biaya langsung dan
biaya tidak langsung. Biaya pra akad diakui sebagai biaya ditangguhkan dan diperhitungkan
sebagai biaya istishna untuk akad yang ditandatangani, tetapi jika akad tidak jadi
ditandatangani maka biaya tersebut dibeLembaga keuangan syariahan pada periode berjalan.
Biaya istishna yang terjadi selama periode laporan keuangan, diakui sabagai aktiva istishna
dalam penyelesaian pada saat terjadinya.
Biaya stishna paralel terdiri dari biaya perolehan barang pesanan, biaya tidak
langsung dan (jika ada) semua biaya akibat sub-kontraktor tidak dapat memenuhi
kewajibannya. Biaya istishna paralel diakui sabagai aktiva istishna dalam penyelesaian pada
saat diterimanya tagihan dari subkontraktor sebesar jumlah tagihan. Tagihan setiap termin
kepada pembeli akhir diakui sebagai piutang istishna dan sebagai termin istishna (istishna
billing) pada pos lawannya.
Jika pembeli melakukan pembayaran sebelum tanggal jatuh tempo dan penjual
memberikan potongan, maka potongan tersebut sebagai pengurang pendapatan istishna.
Pengakuan Pendapatan dapat diakui dengan 2 metode:

‘20 Pelaporan Keuangan Syariah


2 Dosen Pengampu
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
1.     Metode persentase penyelesaian
Sistem pengakuan pendapatan yang dilakukan seiring dengan proses penyelesaian
berdasarkan akad istishna, nilai akad sebanding dengan pekerjaan yang telah diselesaikan
diakui sebagai pendapatan istishna pada periode yang bersangkutan.
2.     Metode akad selesai
Sistem pengakuan pendapatan yang dilakukan ketika proses pekerjaan telah diselesaikan.
Pendapatan diakui berdasarkan persentase akad yang telah diselesaikan, biasanya
menggunakan dasar persentase pengeluaran biaya dibandingkan dengan total biaya,
kemudian persentase tersebut dikalikan dengan nilai akad.
5.     Akuntansi Istishna
Contoh kasus: untuk membangun sebuah bagunan
Transaksi istishna pertama: antara nasabah dengan Lembaga keuangan syariah
Harga bangunan: Rp. 150.000.000
Termin pembayaran: 5 termin sebesar @ 30.000.000

Transaksi istishna kedua: antara Lembaga keuangan syariah dengan pemasok (kontraktor)
Harga bangunan: Rp. 130.000.000
Termin pembayaran: 3 termin sebesar: 20%= 26.000.000 dan 30%= 39.000.000 dan 50%=
65.000.000
6.     Neraca Awal PerLembaga keuangan syariahan Syariah
Aktiva Passiva
Aset Utang
Kas 175 jt Tabungan wadiah 75 jt
Penempatan pada BI - Giro wadiah -
Giro pada Lembaga keuangan - Hutang salam -
syariah lain Hutang istisna -
Piutang murabahah, salam & - Investasi tidak terikat
istishna Tabungan mudharabah 25 jt
Pembiayaan mudharabah- 25 jt Deposito mudharabah -
musyarakah - Tab. & deposit dari Lembaga-
Persediaan keuangan syariah lain -
Asset tetap dan akm penyusutan - Musyarakah
Modal 100 jt
Modal disetor -

‘20 Pelaporan Keuangan Syariah


3 Dosen Pengampu
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Laba ditahan
Jumlah                                                200 jt Jumlah                                                 200 jt

1.     Untuk keperluan survey Lembaga keuangan syariah telah mengeluarkan sejumlah dana, hal
yang demikian di kemudian hari akan diakui sebagai biaya overhead ssebagai penambah
jumlah harga perolehan barang istishna
Beban praakad yang  ditangguhka                             Rp. 2 jt
Kas                                                                          Rp.2 jt
2.     Saat penandatangan akad sebagai bentuk jadinya akad diteruskan
Biaya istishna                                            Rp. 2 jt
Beban praakad yang ditangguhka              Rp. 2 jt
3.     Saat menerima barang dari pemasok, karena pemasok telah menyelesaikan 20%
pembangunan, dan diakui dengan hutang
Asset istisna dalam penyelesaian    Rp. 26 juta
Utang                                              Rp. 26 juta
4.     Pembayaran barang kepada pemasok
Utang istishna                                     Rp. 26 juta
Kas                                                 Rp. 26 juta
5.     Pengakuan pendapatan istishna
Asset istishna dalam penyelesaian            Rp. 4 juta
Harga pokok istishna                                  Rp. 26 juta
Pendapatan margin istishna              Rp. 30 juta
6.     Saat menerima barang dari pemasok, karena pemasok telah menyelesaikan 30%
pembangunan, dan diakui dengan hutang
Asset istisna dalam penyelesaian               Rp. 39 juta
Utang istishna                                             Rp. 39 juta
7.     Pembayaran barang kepada pemasok
Utang istishna                                            Rp. 39 juta
Kas                                                                Rp. 39 juta
8.     Pengakuan pendapatan istishna
Asset istishna dalam penyelesaian                Rp. 6 juta
Harga pokok istishna                                      Rp. 39 juta
Pendapatan margin istishna               Rp. 45 juta

‘20 Pelaporan Keuangan Syariah


4 Dosen Pengampu
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
9.     Saat menerima barang dari pemasok, karena pemasok telah menyelesaikan 50%
pembangunan, dan diakui dengan hutang
Asset istisna dalam penyelesaian         Rp. 65 juta
Utang istishna                                              Rp. 65 juta
10.  Pembayaran barang kepada pemasok
Utang istishna                                      Rp. 65 juta
Kas                                                                  Rp. 65 juta
11.  Pengakuan pendapatan istishna
Asset istishna dalam penyelesaian           Rp. 10 juta
Harga pokok istishna                                 Rp. 65 juta
Pendapatan margin istishna                    Rp. 75 juta
12.  Penagihan piutang istishna dan menerima pembayaran piutang istishna dari pembeli
(nasabah) selama 5 kali termin, maka sebenarnya jurnal ini dibut sebanyak 5 kali sesuai
tanggal terminnya, namun disini dilakukan penyingkatan menjadi Satu
Piutang istishna                               Rp. 30 juta
Termin istishna                                           Rp. 30 juta
13.  Menerima pembayaran termin istishna dari pembeli (5 kali jurnal sesuai termin)
Kas                                                         Rp. 30 juta
Piutang istishna                                       Rp. 30 juta
Termin istishna                                      Rp. 30 juta
Asset istishna dalam penyelesaian       Rp. 30 juta
7.     Buku Besar
Kas
No Debet Kredit
1 2 juta
3 26 juta
4 39 juta
5 65 juta
6 30 juta x 5
Jumlah 150.000.000 132.000.000
Kelebihan di debet 18.000.000

Beban pra akad yg ditangguhkan


No debet kredit
1 2 juta
2 2 juta
Balance

‘20 Pelaporan Keuangan Syariah


5 Dosen Pengampu
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Biaya istishna
No Debet Kredit
2 2 juta
Kelebihan di debet    juta

Asset istishna dalam penyelesaian


No Debet kredit
3 26 juta
3 4 juta
4 39 juta
4 6 juta
5 65 juta
5 10 juta
6 30 juta x 5
Balance
Utang Istishna
No Debet Kredit
3 26 juta
3 26 juta
4 39 juta
4 39 juta
5 65 juta
5 65 juta
Balance

Harga pokok istishna


No Debet Kredit
3 26 juta
4 39 juta
5 65 juta
Kelebihan di debet 130.000.000

Pendapatan margin istishna


No Debet Kredit
3 30 juta
4 45 juta
5 75 juta
Kelebihan pada kredit 150.000.000

Piutang istishna
No Debet Kredit

‘20 Pelaporan Keuangan Syariah


6 Dosen Pengampu
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
6 30 juta x 5
6 30 juta x 5
Balance

Termin istishna
No Debet kredit
6 30 juta x 5
6 30 juta x 5
Balance

8.     NERACA SALDO


Nama rekening Debet Kredit
Kas 18.000.000
Biaya istishna 2.000.000
HPP istishna 130.000.000
Pendapatan margin istishna 150.000.000
Saldo 150.000.000 150.000.000
balance

9.     LAPORAN RUGI/LABA


Pendapatan margin istishna 150.000.000
HPP istishna (130.000.000)
Laba kotor 20.000.000
Biaya istishna (2.000.000)
Laba bersih 18.000.000

10.  NERACA AKHIR PERLEMBAGA KEUANGAN SYARIAHAN SYARIAH


Aktiva Passiva
Aset Utang
Kas 193 jt Tabungan wadiah 75 jt
Penempatan pada BI - Giro wadiah -
Giro pada Lembaga keuangan - Hutang salam -
syariah lain Hutang istisna -
Piutang murabahah, salam & - Investasi tidak terikat
istishna Tabungan mudharabah 25 jt
Pembiayaan mudharabah- 25 jt Deposito mudharabah -
musyarakah - Tab. & deposit dari Lembaga-
Persediaan keuangan syariah lain -
Asset tetap dan akm penyusutan - Musyarakah

‘20 Pelaporan Keuangan Syariah


7 Dosen Pengampu
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Modal 100 jt
Modal disetor 18 jt
Laba ditahan
Jumlah                                                218 jt Jumlah                                                 218 jt

11.  Istishna Dengan Pembayaran Tangguh


Apabila pembeli (nasabah) meminta agar pembayarannya dilakukan secara tangguh
(nyicil) selama 3 tahun, maka Lembaga keuangan syariah mengenakan kesepakatan dengan
pembayaran selama 3 tahun tersebut sebesar 190.000.000, dan bukan lagi 150.000.000
sebagaimana kasus sebelumnya. Maka jurnalnya adalah sebagai berikut:
1.     Saat pengakuan pengeluaran untuk memperoleh istishna
Asset istishna dalam penyelesaian      Rp. 130 juta
Kas                                                         Rp. 130 juta
2.     Jurnal saat pengakuan pendapatan
Asset istisna dalam penyelesaian      Rp. 20 juta
Harga pokok istishna                           Rp. 130 juta
Pendapatan istishna                       Rp. 150 juta
3.     Jurnal saat penagihan dan penyerahan asset istishna kepada pembeli
Piutang istishna                                     Rp. 150 juta
Termin Istishna                                  Rp. 150 juta
Piutang istishna                                   Rp. 40 juta
Pendapatan istishna yang ditangguhkan        Rp. 40 juta
Termin istishna                                     Rp. 150 juta
Asset istishna dalam penyelesaian             Rp. 150 juta
4.     Pembayaran bulanan
190.00.0          3 tahun = 5.277.778 /bulan
190.01.0          Pendapatan /bulan = 40.000.000 : 3 tahun = 1.111.111
5.     Jurnal saat pembayaran oleh pembeli
Kas                                                 Rp. 5.277.778
Piutang istishna                               Rp. 5.277.778
Pendapatan istishna yang ditangguhkan   Rp. 1.111.111
Pendapatan istisna                               Rp. 1.111.111

‘20 Pelaporan Keuangan Syariah


8 Dosen Pengampu
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
6.     Pemberian potongan saat pembeli melunasi lebih awal, saat sisa piutang berjumlah Rp.
63.333.333, yaitu dengan potongan sebesar 10.000.000
cara I :
kas                                         Rp. 53.333.333
potongan istishna                      Rp. 10 juta
piutang istishna                           Rp. 63.333.333
cara II:
kas                                                   Rp. 63.333.333
piutang Istishna                          Rp. 63.333.333
pendapatan istishna tangguh        Rp. 13 juta
kas                                                  Rp. 10 juta
pendapatan istishna                   Rp. 3.333.333

Daftar Pustaka
Akuntansi Syariah di Indonesia (ASI), Sri Nurhayati, Wasilah, Salemba Empat, 2013
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Syariah, IAI, 2009
Bank Syariah dari Teori ke Praktek, M. Syafii Antonio, Gema Insani Press, 2001

‘20 Pelaporan Keuangan Syariah


9 Dosen Pengampu
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai