Anda di halaman 1dari 10

1

MODUL PERKULIAHAN

W322100011 –
Akuntansi
Syariah
Akad Musyarakah

Abstrak Sub-CPMK

Praktik Akuntansi Sub-CPMK 9


Musyarakah Mahasiswa mampu memahamai
praktik akuntansi Transaksi
Musyarakah
Akad Musyarakah

Musyarakah berasal dari kata syirkah yag artinya pencampuran atau interaksi.
Akad musyarakah adalah akad kerjasama antara dua belah pihak atau lebih untuk suatu
usaha tertentu dengan kondisi masing-masing pihak memberikan kontribusi dana, dengan
ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian
berdasarkan porsi kontribusi dana.
Akad musyarakah termasuk jenis akad investasi.
Persamaan akad musyarakah dengan akad mudharabah adalah Pembiayaan hanya
diberikan untuk mendanai usaha yang bersifat produktif dan keuntungan yang diperoleh
berasal dari bagi hasil atas usaha yang didanai.
Transaksi musyarakah secara syari terdiri atas dua jenis, yaitu:
1. musyarakah hak milik (syirkatul amlak)
2. musyarakah akad (syirkatul uqud).
Musyarakah hak milik adalah persekutuan antara dua orang atau lebih dalam kepemilikan
salah satu barang dengan salah satu sebab kepemilikan seperti jual beli, hibah atau
warisan.
Musyarakah akad adalah akad kerjasama dua orang atau lebih yang bersekutu dalam
modal atau keuntungan.

Rukun Transaksi Musyarakah


Rukun transaksi musyarakah meliputi:
1. Dua pihak transaktor
Pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi musyarakah harus cakap hukum serta
berkompeten dalam memberikan atau diberikan kekuasaan perwakilan.
2. Objek musyarakah (modal dan usaha)
Meliputi 3 (tiga) aspek, yaitu:
a. Modal
Modal yang diberikan dapat berupa kas dan/atau asset non kas. Modal kas dapat
berupa uang tunai emas, perak dan setara kas lainnya yang dapat dicairkan
secara cepat menjadi uang.
Modal asset non kas berupa barang perdagangan, property, asset tetap dan
lainnya yang digunakan dalam proses usaha.
b. Kerja

2021 Akuntansi Syariah


2 Yanuar Rahman Hakim SE, MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Partisipasi para mitra dalam pekerjaan tersebut merupakan dasar pelaksanaan
musyarakah.
Seorang mitra boleh melaksanakan kerja lebih banyak dari yang lain dan dalam
hal ini ia boleh menuntut bagian keuntungan tambahan bagi dirinya.
Mitra yang aktif mengelola usaha musyarakah disebut sebagai mitra aktif.
Mitra yang tidak ikut mengelola usaha musyarakah dan menyerahkan hak
pengelolaannya pada pihak laim disebut mitra pasif.
c. Keuntungan dan Kerugian
Setiap keuntungan mitra harus dibagikan secara proposional atas dasar seluruh
keuntungan dan tidak ada jumlah nominal yang ditentukan yang ditentukan diawal
yang ditetapkan bagi seorang mitra. Jika keuntungan usaha musyarakah melebihi
jumlah tertentu, seorang mitra boleh mengusulkan kelebihan atau persentase itu
diberikan kepadanya.
3. Ijab dan Qabul yang menunjukkan persetujuan pihak yang bertransaksi
Ijab dan qabul dalam transaksi musyarakah harus dinyatakan oleh para pihak untuk
menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad).

Alur Transaksi Musyarakah

Bank Syariah Nasabah (Mitra


(Mitra Pasif) 1. Negosiasi dan
Aktif)
Akad Musyarakah

4.a. Menerima Porsi


Laba 2. Pelaksanaan 4.b. Menerima
5. Menerima usaha Produktif Porsi Laba
Kembalian Modal

3. Membagi hasil usaha


- Keuntungan dibagi sesuai nisbah
- Kerugian tanpa kelalaian nasabah ditanggung sesuai
modal

2021 Akuntansi Syariah


3 Yanuar Rahman Hakim SE, MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
1. Dimulai dari pengajuan permohonan pembiayaan musyarakah oleh nasabah dengan
mengisi formulir permohonan Pembiayaan yang disertai dengan dokumen pendukung.
Bank Syariah akan melakukan evaluasi kelayakan Pembiayaan musyarakah yang
diajukan nasabah dengan melihat 5C dan dilakukan verifikasi dokumen. Jika nasabah
dinilai layak maka proses dilanjutkan dengan perikatan akad dihadapan notaris.
2. Bank dan Nasabah mengontribusikan modalnya masing-masing da nasabah sebagai
mitra aktif mulai mengelola usaha yang disepakati dengan baik dan benar.
3. Hasil usaha dievaluasi pada waktu yang ditentukan berdasarkan kesepakatan.
Keuntungan yang diperoleh akan dibagi antara bank dan nasabah sesuai dengan
porsi yang telah disepakati. Seandainya terjadi kerugian yang tidak disebabkan oleh
kelalaian nasabah sebagai mitra aktif, maka kerugian ditanggung proposional
terhadap modal masing-masing mitra. Adapun kerugian yang disebabkan oleh
kelalaian nasabah sebagai mitra aktif sepenuhnya menjadi tanggung jawab nasabah.
4. Bank dan nasabah menerima porsi bagi hasil masing-masing berdasarkan metode
perhitungan yang telah disepakati.
5. Bank menerima pengembalian modalnya dari nasabah. Jika nasabah telah
mengembalikan semua modal milik bank, usaha selanjutnya menjadi milik nasabah
sepenuhnya.

Jurnal Transaksi Musyarakah


Tanggal 1 Februari 2021 Nasabah X menandatangani akad permbiayaan musyarakah
usaha penggilingan padi (membeli padi, menggiling dan selanjutnya menjual beras)
dengan Bank Syariah melalui skema musyarakah sebagai berikut:
Nilai Pembiayaan : Rp. 80.000.000
Kontribusi Bank Syariah : Rp. 60.000.000 (Pembayaran tahap pertama Rp.
35.000.000 tanggal 12 Februari dan pembayaran kedua
sebesar Rp. 25.000.000 tanggal 1 Maret)
Kontribusi Nasabah X : Rp. 20.000.000
Nisbah Bagi Hasil : Nasabah X: 75% dan Bank Syariah: 25%
Periode : 6 Bulan
Biaya Administrasi : 1% dari Pembiayaan Bank Syariah
Objek Bagi Hasil : Laba Bruto (Selisih harga jual beras dikurangi harga
pembelian padi)
Skema Pelaporan dan pembayaran porsi bank adalah setiap tiga bulan (dua kali masa
panen) pada tanggal 1 Mei dan 1 Agustus

2021 Akuntansi Syariah


4 Yanuar Rahman Hakim SE, MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Skema pelunasan pokok: Musyarakah permanen – dilunasi pada saat akad berakhir
tanggal 1 Agustus.

Jurnal
Saat Akad Disepakati

Pos Lawan Komitmen Administratif Pembiayaan 60,000,000


Kewajiban Komitmen Administratif Pembiayaan 60,000,000

Kas/Rekening Nasabah 600,000


Pendapatan Administratif 600,000

Saat Penyerahan Pembiayaan Musyarakah oleh Bank kepada Nasabah

Pencairan Pertama:
Pembiayaan Musyarakah 35,000,000
Kas/Rekening Nasabah 35,000,000

Kewajiban Komitmen Administratif Pembiayaan 35,000,000


Pos Lawan Komitmen Administratif Pembiayaan 35,000,000

Pencairan Kedua:
Pembiayaan Musyarakah 25,000,000
Kas/Rekening Nasabah 25,000,000

Kewajiban Komitmen Administratif Pembiayaan 25,000,000


Pos Lawan Komitmen Administratif Pembiayaan 25,000,000

Saat Penerimaan Bagi Hasil Bagian Bank jika informasi laba bruto saat masa panen
sebagai berikut:
Tanggal Pembayaran
Periode Tanggal Laba Bruto
Bagi Hasil
Masa Panen 1 1 Mei 14,000,000 1 Mei
Masa Panen 2 1 Agustus 16,000,000 12 Agustus

Bagi Hasil Porsi Bank Masa Panen 1


25% x Rp. 14.000.000 = Rp. 3.500.000

2021 Akuntansi Syariah


5 Yanuar Rahman Hakim SE, MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Bagi Hasil Porsi Bank Masa Panen 2
25% x Rp. 16.000.000 = Rp. 4.000.000

Jurnal Penerimaan Bagi Hasil yang Pembayarannya Dilakukan Bersamaan dengan


Pelaporan Bagi Hasil:

Kas/Rekening Nasabah 3,500,000


Pendapatan Bagi Hasil Musyarakah 3,500,000

Jurnal Penerimaan Bagi Hasil yang Waktu Pembayarannya Berbeda dengan Tanggal
Pelaporan Bagi Hasil:

Piutang Pendapatan Bagi Hasil Musyarakah 4,000,000


Pendapatan Bagi Hasil Musyarakah - Akrual 4,000,000

Pendapatan Bagi Hasil Musyarakah - Akrual 4,000,000


Pendapatan Bagi Hasil Musyarakah 4,000,000

Kas 4.000.000
Piutang Pendapatan Bagi Hasil Musyarakah 4.000.000

Saat Akad Berakhir


Alternatif 1: Nasabah Pembiayaan mampu Mengembalikan Modal Musyarakah Bank

Kas/Rekening Nasabah 60,000,000


Pembiayaan Musyarakah 60,000,000

Alternatif 2: Nasabah Pembiayaan Tidak Mampu Mengembalikan Modal Musyarakah


Bank
Saat Jatuh Tempo dan Tidak Dibayar
Piutang Pembiayaan Musyarakah Jatuh Tempo 60,000,000
Pembiayaan Musyarakah 60,000,000

Saat Nasabah Membayar


Kas/Rekening Nasabah 60,000,000
Piutang Pembiayaan Musyarakah Jatuh Tempo 60,000,000

2021 Akuntansi Syariah


6 Yanuar Rahman Hakim SE, MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Variasi Transaksi
1. Pembiayaan MUsyarakah dengan Menggunakan Aset Non Kas

a. Nilai Wajar Aset Non Kas Lebih Tinggi dari Nilai Buku
Pada transaksi sebelumnya, misalkan pembayaran tahap 1 dari Bank Syariah (12
Februari) dilakukan dalam bentuk asset non kas. Bank Syariah menyerahkan peralatan
penggilingan padi dimana memiliki nilai wajar Rp. 35.000.000 dan berdasarkan
pencatatan bank, peralatan milik bank tersebut memiliki nilai buku Rp. 34.100.000 (Harga
Perolehan Rp. 34.500.000 dan Akumulasi Penyusutan Rp. 400.000), maka jurnalnya:

Pembiayaan Musyarakah 35,000,000


Akumulasi Penyusutan 400,000
Asset Non Kas 34,500,000
Keuntungan Tangguhan 900,000

Keuntungan tangguhan dari Bank tersebut akan diamortisasi selama masa akad, maka
jika akad selama 6 bulan dan bank melakukan amortisasi setiap bulan, maka jurnal setiap
bulannya:

Keuntungan Tangguhan 150,000


Keuntungan 150,000

b. Nilai Wajar Asset Non Kas Lebih Rendah dari Nilai Buku
Pada transaksi sebelumnya, misalkan pembayaran tahap 1 dari Bank Syariah (12
Februari) dilakukan dalam bentuk asset non kas. Bank Syariah menyerahkan peralatan
penggilingan padi dimana memiliki nilai wajar Rp. 33.200.000 dan berdasarkan
pencatatan bank, peralatan milik bank tersebut memiliki nilai buku Rp. 34.100.000 (Harga
Perolehan Rp. 34.500.000 dan Akumulasi Penyusutan Rp. 400.000), maka jurnalnya:

Pembiayaan Musyarakah 33,200,000


Akumulasi Penyusutan 400,000
Kerugian 900,000
Asset Non Kas 34,500,000

2. Pelunasan Pembiayaan Musyarakah secara Bertahap

2021 Akuntansi Syariah


7 Yanuar Rahman Hakim SE, MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Misalkan pada kasus diatas disepakati bahwa pengembalian pokok dilakukan setiap
tanggal 1 mulai bulan Mei sampai Agustus (4 bulan), dengan jadwal dan realisasi
pengembalian sebagai berikut:

Jumlah Pokok
Jadwal Tanggal
No Pembiayaan yang
Pengembalian Pengembalian
Dikembalikan

1 1 Mei 1 Mei 15,000,000


2 1 Juni 1 Juni 15,000,000
3 1 Juli 12 Juli 15,000,000
4 1 Agustus 12 Agustus 15,000,000

Jurnal Pembayaran Cicilan Pokok Pembiayaan Sesuai dengan Jadwal yang Disepakati
(nomor 1 dan 2):

Kas/Rekening Nasabah 15,000,000


Pembiayaan Musyarakah 15,000,000

Kas/Rekening Nasabah 15,000,000


Pembiayaan Musyarakah 15,000,000

Jurnal Pembayaran Cicilan Pokok Pembiayaan Melewati Jadwal yang Disepakati (nomor
3 dan 4):

Piutang Musyarakah Jatuh Tempo 15,000,000


Pembiayaan Musyarakah 15,000,000

Kas/Rekening Nasabah 15,000,000


Piutang Musyarakah Jatuh Tempo 15,000,000

Piutang Musyarakah Jatuh Tempo 15,000,000


Pembiayaan Musyarakah 15,000,000

Kas/Rekening Nasabah 15,000,000


Piutang Musyarakah Jatuh Tempo 15,000,000

3. Kerugian Usaha Musyarakah


a. Kerugian disebabkan bukan karena Kelalaian Pengelola
Misalkan pada bagi hasil panen kedua dilaporkan tanggal 1 Agustus, Nasabah mengalami
kerugian Rp. 1.000.000 akibat bencana banjir yang mengenai Gudang penyimpanan
berasnya. Berdasarkan ketentuan musyarakah, kerugian diakui bank sebesar porsi bank.

2021 Akuntansi Syariah


8 Yanuar Rahman Hakim SE, MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Perhitungan Porsi Bank:
(Investasi Bank / Total Pembiayaan) x Nilai Kerugian
(60.000.000 / 80.000.000) x 1.000.000 = Rp. 750.000
Jurnal Pencadangan Kerugian:

Beban Kerugian Musyarakah 750,000


Cadangan Kerugian Pembiayaan Musyarakah 750,000

Jurnal Saat Nasabah Mengembalikan Modal Musyarakah saat Jatuh Tempo:

Kas/Rekening Nasabah 59,250,000


Cadangan Kerugian Pembiayaan Musyarakah 750,000
Pembiayaan Musyarakah 60,000,000

b. Kerugian disebabkan kelalaian Pengelola, dan Nasabah masih mampu mengembalikan


modal bank

- Tidak Ada Jurnal -

2021 Akuntansi Syariah


9 Yanuar Rahman Hakim SE, MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka

2021 Akuntansi Syariah


10 Yanuar Rahman Hakim SE, MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai