MODUL PERKULIAHAN
W322100011 –
Akuntansi
Syariah
Akad Musyarakah
Abstrak Sub-CPMK
Musyarakah berasal dari kata syirkah yag artinya pencampuran atau interaksi.
Akad musyarakah adalah akad kerjasama antara dua belah pihak atau lebih untuk suatu
usaha tertentu dengan kondisi masing-masing pihak memberikan kontribusi dana, dengan
ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian
berdasarkan porsi kontribusi dana.
Akad musyarakah termasuk jenis akad investasi.
Persamaan akad musyarakah dengan akad mudharabah adalah Pembiayaan hanya
diberikan untuk mendanai usaha yang bersifat produktif dan keuntungan yang diperoleh
berasal dari bagi hasil atas usaha yang didanai.
Transaksi musyarakah secara syari terdiri atas dua jenis, yaitu:
1. musyarakah hak milik (syirkatul amlak)
2. musyarakah akad (syirkatul uqud).
Musyarakah hak milik adalah persekutuan antara dua orang atau lebih dalam kepemilikan
salah satu barang dengan salah satu sebab kepemilikan seperti jual beli, hibah atau
warisan.
Musyarakah akad adalah akad kerjasama dua orang atau lebih yang bersekutu dalam
modal atau keuntungan.
Jurnal
Saat Akad Disepakati
Pencairan Pertama:
Pembiayaan Musyarakah 35,000,000
Kas/Rekening Nasabah 35,000,000
Pencairan Kedua:
Pembiayaan Musyarakah 25,000,000
Kas/Rekening Nasabah 25,000,000
Saat Penerimaan Bagi Hasil Bagian Bank jika informasi laba bruto saat masa panen
sebagai berikut:
Tanggal Pembayaran
Periode Tanggal Laba Bruto
Bagi Hasil
Masa Panen 1 1 Mei 14,000,000 1 Mei
Masa Panen 2 1 Agustus 16,000,000 12 Agustus
Jurnal Penerimaan Bagi Hasil yang Waktu Pembayarannya Berbeda dengan Tanggal
Pelaporan Bagi Hasil:
Kas 4.000.000
Piutang Pendapatan Bagi Hasil Musyarakah 4.000.000
a. Nilai Wajar Aset Non Kas Lebih Tinggi dari Nilai Buku
Pada transaksi sebelumnya, misalkan pembayaran tahap 1 dari Bank Syariah (12
Februari) dilakukan dalam bentuk asset non kas. Bank Syariah menyerahkan peralatan
penggilingan padi dimana memiliki nilai wajar Rp. 35.000.000 dan berdasarkan
pencatatan bank, peralatan milik bank tersebut memiliki nilai buku Rp. 34.100.000 (Harga
Perolehan Rp. 34.500.000 dan Akumulasi Penyusutan Rp. 400.000), maka jurnalnya:
Keuntungan tangguhan dari Bank tersebut akan diamortisasi selama masa akad, maka
jika akad selama 6 bulan dan bank melakukan amortisasi setiap bulan, maka jurnal setiap
bulannya:
b. Nilai Wajar Asset Non Kas Lebih Rendah dari Nilai Buku
Pada transaksi sebelumnya, misalkan pembayaran tahap 1 dari Bank Syariah (12
Februari) dilakukan dalam bentuk asset non kas. Bank Syariah menyerahkan peralatan
penggilingan padi dimana memiliki nilai wajar Rp. 33.200.000 dan berdasarkan
pencatatan bank, peralatan milik bank tersebut memiliki nilai buku Rp. 34.100.000 (Harga
Perolehan Rp. 34.500.000 dan Akumulasi Penyusutan Rp. 400.000), maka jurnalnya:
Jumlah Pokok
Jadwal Tanggal
No Pembiayaan yang
Pengembalian Pengembalian
Dikembalikan
Jurnal Pembayaran Cicilan Pokok Pembiayaan Sesuai dengan Jadwal yang Disepakati
(nomor 1 dan 2):
Jurnal Pembayaran Cicilan Pokok Pembiayaan Melewati Jadwal yang Disepakati (nomor
3 dan 4):