Musyarakah
Dosen pengampu : Ruly Priantilianingtiasari, S.E.,S.Pd.,M.Sy
Nama Kelompok 7 :
126405212112 126405212130
126405212118 126405212147
PEMBAHASAN
Standar Akuntansi
Pengertian Dasar Musyarakah dala PSAK
Akuntansi Syariah No.59 tentang Akuntansi
Bank Syariah
Aturan-aturan yang
Berlaku dalam Akuntansi Perlakuan Akuntansi
Musyarakah Musyarakah
Pengertian Dasar Akuntansi Musyarakah
Musyarakah secara bahasa diambil dari bahasa arab yang berarti
mencampur. Dalam hal ini mencampur satu modal dengan modal yang lain
sehingga tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kata syirkah dalam bahasa arab
berasal dari kata syarika (fi’il madhi), yashruku (fi’il mudhari’)
syarikan/syirkatan/syarikatan (masdar/kata dasar); artinya menjadi sekutu atau
syarikat (kamus al Munawar) Menurut arti asli bahasa arab, syirkah berarti
mencampurkan dua bagian atau lebih sehingga tidak boleh dibedakan lagi satu
bagian dengan bagian lainnya.
PSAK No. 106 menerangkan tentang musyarakah sebagai akad
kerjasama diantara dua orang atau lebih dalam suatu usaha tertentu, yang mana
masing-masing orang berkontribusi dana dengan ketentuan bahwa nisbah dibagi
atas dasar kesepakatan, sedangkan kerugian ditentukan dari porsi kontribusi
dana.
Aturan-aturan yang Berlaku dalam
Akuntansi Musyarakah
Ketentuan syariahnya adalah sebagai berikut:
1. Pelaku atau Orang yang berakad
2. Objek musyarakah dalam berakad : Modal, kerja.
3. Ijab Kabul
Perjanjian kontrak kerjasama sebaiknya harus sesuai dengan akad yang sudah tertulis dan
harus menggunakan pihak notaris agar dapat mengantisipasi terjadinya kesalahpahaman
dimasa yang akan datang.
4. Nisbah Keuntungan
Keuntungan di dalam akad musyarakah harus di bagi sesuai dengan nisbah yang
disepakati kepada kedua belah pihak yang melakukan akad, tanpa melibatkan pihak luar yang
tidak ikut berperan serta dalam akad musyarakah.
Aturan-aturan yang Berlaku dalam
Akuntansi Musyarakah
Ketentuan syariahnya adalah sebagai berikut:
5. Berakhirnya akad musyarakah
a. Salah seorang mitra berhenti atau keluar dari akad musyarakah
b. Salah seorang mitra meninggal dunia atau hilang akal. Dalam hal ini mitra tersebut
dapat digantikan oleh salah satu ahli waris, apabila di setujui oleh ahli waris lainnya
dan oleh mitra musyarakah lainnya.
c. Modal musyarakah habis atau hilang.
d. Terjadi ta’alluq, yaitu terdapat dua akad yang saling berkaitan
e. Terjadi Gharar, yaitu terdapat suatu transaksi yang memiliki dua akad, sehingga
terjadi ketidakjelasan.
f. Terdapat mitra (pengelola/aktif) yang menggabungkan dana musyarakah dengan
dana pribadinya.
g. Mitra aktif menjalankan dana musyarakah dengan pihak lain atau meminjamkan
dana musyarakah kepada pihak lain tanpa seijin mitra musyarakah lainnya.
Standar Akuntansi Musyarakah dalam PSAK No.59
tentang Akuntansi Bank Syariah
= Rp 50.000.000
= Rp 900.000.000/ tahun
= 5,56%
Contoh Kasus/Soal
Maka, skim pembiayaan yang diberikan untuk bapak Ikhwan adalah sebagai berikut :
1. Pada 6 bulan pertama omset usaha nasabah sebesar Rp 75.000.000 per bulan
2. 2 bulan kemudian omset usaha nasabah turun menjadi Rp 65.000.000 per bulan
3. 4 bulan terkhir omset usaha nasabah meningkat sebesar Rp 90.000.000 per bulan
Contoh Kasus/Soal
Bagi Hasil