Anda di halaman 1dari 5

Nama : Lailatusy Syarifah

NIM 1012010037

Mata Kuliah : Perencanaan Keuangan

LEMBAR UJIAN TENGAH SEMESTER PERENCANAAN KEUANGAN

 Buatlah laporan output menu apps My IFPE Syariah : menu Perencanaan Anggaran.
 Buatlah interpretasi/penjelasan detail tentang laporan tersebut dengan bahasa kalian
dan teori perencanaan keuangan terkait.

Aplikasi My IFPE merupakan sebuah tools engine yang dimiliki oleh QWP Academy
bekerja secara otomatis bedasarkan standar perencana keuangan. Aplikasi ini dapat
digunakan untuk menghitung kebutuhan seseorang tentang :

1. Perencanaan Anggaran
2. Perencanaan Hari Tua
3. Perencanaan Asuransi
4. Perencanaan Pendidikan Anak
5. Perencanaan Pembelian Rumah
6. Laporan Keuangan Pribadi
7. Perencanaan Dana Haji ( Syariah )
8. Perencanaan Dan Wakaf (Syariah)

Untuk UTS ini tools My IFPE yang digunakan Menata Anggaran Keuangan dengan
memasukan data data sebagai berikut :

Nama : Subkhan

Usia : 55 tahun

Pekerjaan : Swasta, beliau tidak menjelaskan secara spesifik pekerjaannya, pekerjaan ini
memiliki arti seorang individu yang bekerja pada sebuah perusahaan atau organisasi yang
bukan merupakan bagian dari pemerintah atau institusi pemerintah

Pemasukan tetap sebesar Rp 8.5000.000 x 12 = Rp 102.000.000

Harga emas 1 gram pada tanggal 22 November 2023 sebesar Rp 1.097.000

Mengahasilkan pengeluaran tahunan pada laporan perencanaan keuangan :

1. Zakat = pemasukan tetap x 2,5 % = Rp 102.000.000 x 2,5 % = Rp 2.550.000


Artinya : Bapak Subkhan setiap tahun mengeluarkan zakat sebesar 2.550.000, maka
setiap bulannya mengeluarkan Rp 212.500
2. Iswaf = pemasukan tetap x 7,5 % = Rp 102.000.000 x 7,5 % = Rp 7.650.000
Artinya : Bapak Subkhan setiap tahun mengeluarkan Iswaf sebesar Rp 7.650.000,
maka setiap bulannya mengeluarkan Rp 637.500
Dalam teori perencanaan keuangan mengajarkan pentingnya menyisihkan sebagian
dari pendapatan untuk zakat (kewajiban berdasarkan ajaran agama) dan iswaf
(sumbangan sukarela untuk kegiatan amal).
a.
3. Utang Produktif = pemasukan tetap x 20% (min)= Rp 102.000.000 x 20 % = Rp
20.400.000
Artinya : Bapak Subkhan jika ingin melakukan utang produktif setiap tahun bisa
minimal uang yang dipinjam sebesar Rp 20.400.000, maka setiap bulannya bisa
meminjam Rp 1.700.000 jika melakukan utang produktif. Utang produktif dapat
diartikan sebagai pinjaman yang digunakan untuk investasi atau tujuan produktif
yang berpotensi menghasilkan keuntungan.
b.
Utang konsumtif = pemasukan tetap x 15% (max) = Rp 102.000.000 x 15 % = Rp
15.300.000
Artinya : Bapak Subkhan jika ingin melakukan utang konsumtif setiap tahun bisa
maksimal uang yang dipinjam sebesar Rp 15.300.000, maka setiap bulannya bisa
meminjam Rp 1.275.000 jika melakukan utang konsumtif . Utang konsumtif
diartikan terkait dengan pinjaman untuk kebutuhan konsumsi pribadi.
Dalam teori perencanaan keuangan, penting untuk meminimalkan utang konsumtif
dan memastikan utang produktif mendukung pertumbuhan finansial.
4. Pos kontribusi asuransi = pemasukan tetap x 10% (min) = Rp 102.000.000 x 10 % =
Rp 10.200.000
Artinya : Bapak Subkhan setiap tahunnya bisa mengeluarkan uang minimal sebesar Rp
10.200.000 ,maka setiap bulannya jika melakukan pos kontribusi asuransi uang yang
dikeluarkan sebesar Rp 850.000
Dalam teori perencanaan keuangan mencakup pemahaman akan perlunya asuransi
sebagai perlindungan keuangan. Pos asuransi mencerminkan alokasi dana untuk
melindungi diri atau keluarga dari risiko tak terduga.
5. Pos Dana masa Depan = pemasukan tetap x 10% (min) = Rp 102.000.000 x 10 % =
Rp 10.200.000
Artinya : Bapak Subkhan setiap tahunnya bisa mengeluarkan uang minimal sebesar Rp
10.200.000 ,maka setiap bulannya jika melakukan pos Dana Masa Depan uang yang
dikeluarkan sebesar Rp 850.000
Dalam teori perencanaan keuangan pentingnya pos dana masa depan fokus pada
investasi dan tabungan untuk keperluan masa depan seperti pendidikan, pensiun, atau
kebutuhan jangka panjang lainnya.
6. Pos Belanja Sekarang = pemasukan tetap - zakat - Iswaf - utang produktif - utang
konsumtif - pos kontribusi asuransi - pos dana masa depan = Rp 102.000.000 - Rp
2.550.000 - Rp 7.650.000 - Rp 20.400.000 - Rp 15.300.000 - Rp 10.200.000 - Rp
10.200.000 = Rp 35.700.000
Artinya : Bapak Subkhan setiap tahun pemasukan tetap dikelompokkan ke
perencanaan keuangan Zakat, Iswaf, utang produktif, utang konsumtif, pos kontribusi
asuransi, pos dana masa depan sisa uang dari pengelompokan tersebut sejumlah Rp
35.700.000 setiap tahun dan untuk setiap bulan Rp 2.975.000
Dalam teori perencanaan keuangan, menekankan keseimbangan antara menabung
dan menikmati hasil kerja dengan pos belanja sekarang. Penting untuk
mengalokasikan sebagian dana untuk kepuasan dan kebahagiaan saat ini.

Dari hal dan teori sudah jelas nantinya diharapkan bisa memberikan panduan dalam
merencanakan keuangan dengan mempertimbangkan aspek-aspek tersebut untuk mencapai
tujuan keuangan jangka pendek dan jangka Panjang

 Sebutkan dan jelaskan 3 contoh, perbedaan mendasar antara perencanaan keuangan


syariah dengan perencanaan keuangan konvensional.

Perencanaan Keuangan Syariah Perencanaan Keuangan Konvensional


Menghindari konsep riba atau bunga, karena Menerima dan seringkali menggunakan
dianggap tidak etis dalam Islam. Sebagai bunga sebagai cara untuk memperoleh
gantinya, transaksi syariah melibatkan keuntungan dari pinjaman atau investasi.
pembagian keuntungan dan risiko antara pihak
yang terlibat. Contoh: Pembiayaan rumah secara Contoh: Pinjaman bank konvensional yang
syariah menggunakan mekanisme sewa beli, melibatkan pembayaran bunga sebagai bagian
tanpa dari pengembalian pinjaman.
melibatkan bunga.
Mendorong pembagian risiko dan Tidak selalu menempatkan penekanan kuat
keuntungan secara adil antara pihak yang terlibat pada pembagian risiko dan keuntungan secara
dalam transaksi keuangan. Prinsip keadilan dan adil. Transaksi keuangan seringkali melibatkan
keseimbangan sangat ditekankan. pembayaran bunga tanpa memperhitungkan
risiko bisnis.
Contoh: Pada pembiayaan mudharabah, risiko Contoh: Pada pinjaman bank konvensional,
dan keuntungan dibagikan antara pemberi dana risiko lebih besar pada peminjam, dan
(shahibul maal) dan pengelola dana (mudharib) keuntungan dalam bentuk bunga lebih condong
sesuai dengan kesepakatan sebelumnya. ke pemberi pinjaman.
Menekankan investasi dalam instrumen Lebih fleksibel dalam pemilihan instrumen
keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah, investasi, termasuk saham, obligasi, reksa dana,
seperti saham syariah, obligasi syariah, dan dana dan instrumen keuangan konvensional lainnya.
investasi syariah.
Contoh: Investasi dalam saham perusahaan Contoh: Investasi dalam saham perusahaan apa
yang mematuhi prinsip syariah, seperti pun tanpa mempertimbangkan aspek etika atau
perusahaan yang tidak terlibat dalam industri moral tertentu.
alkohol atau perjudian.

Anda mungkin juga menyukai