Anda di halaman 1dari 20

RESUME

PENILAIAN SURAT BERHARGA


KONSEP TIME VALUE OF MONEY
KEPUTUSAN INVESTASI & FAKTOR RISIKO DALAM INVESTASI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Manajemen Keuangan I

Dosen Pembina : Urip Sudiana, S.E., M.Pd.

Disusun oleh :
Moch Riyan Riswandi
NPM. 181100476

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)


“YASA ANGGANA”
GARUT

2020
PENILAIAN SURAT BERHARGA

 Pengertian Surat Berharga

Surat Berharga

Surat berharga atau securities adalah suatu dokumen yang mempunyai nilai uang
serta diakui dan juga dilindungi oleh hukum untuk keperluan bertransaksi,
pembayaran, perdagangan, dan lain sebagainya. Surat berharga pada umumnya
dipakai sebagai alat pembayaran dalam setiap transaksi, khususnya di kalangan
para pengusaha. Banyak diantara mereka yang memakai surat berharga sebagai
alat pembayaran karena dianggap lebih aman, terjamin, dan praktis.

Jenis – Jenis :

- Cek

Cek merupakan surat perintah yang berasal dari nasabah atau pemilik dana pada
rekening giro kepada bank untuk membayar tanpa syarat sejumlah dana kepada
pemegang cek ketika diunjukkan.

- Bilyet Giro

Bilyet giro merupakan surat perintah yang berasal dari nasabah atau pemilik dana
pada rekening giro kepada bank untuk melakukan pemindah bukuan sejumlah
dana kedalam rekening yang sudah tertera dalam bilyet giro.

- Wesel

Wesel adalah surat perintah tertulis yang berasal dari pihak ke-1 (penarik) yang
menginstruksikan kepada pihak ke-2 (tertarik/bank) untuk membayar sejumlah
uang ketika jatuh tempo kepada pihak ke-3 (penerima pembayaran) atau si
pembawa wesel.
- Promes

Promes adalah suatu kontrak yang berisi janji secara terperinci atau detail dari
suatu pihak untuk membayarkan sejumlah dana kepada pihak lainnya.

- Sertifikat Deposito

Sertifikat deposito adalah surat pengakuan secara tertulis yang berasal dari bank
kepada penyimpan dana atau deposan dengan janji untuk membayar kepada
penyimpan, atau penggantinya.

- Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

Adalah sertifikat yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dengan menggunakan


sistem true discount, yang bisa dibeli dengan melalui lelang (primary market) atau
melalui pasar uang (secondary market).

- Saham

Saham adalah suatu surat bukti yang menyatakan bahwa pemegang saham ikut
serta dalam modal (ikut mempunyai) suatu perseroan terbatas (PT).

- Obligasi

Obligasi adalah surat bukti yang menyatakan bahwa pemegang obligasi


meminjamkan sejumlah uang kepada badan yang mengeluarkan obligasi tersebut.

Ciri – Ciri :

- Berbentuk dokumen tertulis


- Harus mempunyai nama
- Tercantum keterangan waktu pembayaran yang harus ditunaikan
- Tercantum nama orang yang mempunyai kewajiban untuk membayar
sejumlah dana yang sudah tercantum
- Terdapat akta perintah atau janji untuk membayar
- Merupakan perintah atau janji yang tidak terdapat syarat
- Terdapat tanda tangan dari berbagai pihak yang berhubungan
Saham dan Obligasi

Persediaan uang tunai atau dana kas yang berlebihan dalam perusahaan tidak
dapat menambah pendapatan, karena merupakan uang yang nganggur (idle
money) yang tidak digunakan.

Supaya kelebihan dana tersebut dapat menambah penghasilan, dapat


didepositokan atau ditanamkan pada perusahaan lain dengan cara membeli saham
atau obligasi perusahaan lain.

Pemegang obligasi mendapatkan bunga yang disebut kupon, yang biasanya


dibagikan 6 bulan sekali.

Pembelian saham atau obligasi mempunyai beberapa tujuan:

Jika tujuannya hanya memanfaatkan uang nganggur, sehingga jika pada suatu saat
perusahaan memerlukan uang tunai saham atau obligasi tersebut segera dijual
kembali, maka pembelian saham atau obligasi yang demikian termasuk investasi
jangka pendek, dan atas pembelian dan penjualan saham atau obligasi tersebut
dicatat dalam rekening surat berharga (efek).

Jika tujuannya hanya sekedar memanfaatkan idle money, tatapi untuk tujuan yang
lebih penting untuk masa depan perusahaan, pembelian saham atau obligasi
tersebut termasuk investasi jangka panjang

Contoh Soal dan Perhitungan Saham

Ramadansinta selama tahun 2019 melakukan pembelian saham dan penjualan


saham berikut ini, maka dicatatlah dalam jurnal sebagai berikut
Penjelasan:

Jan 15

Harga kurs 200 lembar saham PT Jayakarta

= 200 x Rp.10.000            = Rp.2.000.000

Provisi dan matera

= 1% x Rp.2.000.000       = Rp.     20.000

Harga perolehan               = Rp.2.020.000

Nilai perolehan tiap lembar = Rp.2.020.000 : 200 lembar = Rp.10.100

 
Jan 20

Harga kurs 300 lembar saham PT Matahari

= 110% x 300 x Rp.10.000         = Rp.3.300.000

Provisi dan materai

= 1% x Rp.3.300.000                   = Rp.     33.000

Harga perolehan                           = Rp.3.333.000

Nilai perolehan tiap lembar = Rp.3.333.000 : 300 lembar    = Rp.11.110

Jan 25

Harga kurs 400 lembar saham PT Sarinah

= 90% x 400 x Rp.10.000     = Rp.3.600.000

Provisi dan materai

= 1% x Rp.3.600.000             = Rp.    36.000

Harga perolehan                     = Rp.3.636.000

Nilai perolehan tiap lembar Rp3.636.000 : 400 lembar = Rp.9.090

Feb 5

Harga kurs 200 lembar saham PT Matahari

= 115% x 200 x Rp.10.000       = Rp.2.300.000

Provisi dan materai

= 1% x Rp.2.300.000                = Rp.     23.000

Harga jual                                    = Rp.2.323.000


Harga perolehan 200 lembar saham PT Matahari

= 200 x Rp.11.110                       = Rp.2.222.000

Laba penjualan saham                                                               = Rp.     55.000

Feb 10

Harga kurs 100 lembar saham PT Jayakarta

= 95% x 100 x Rp.10.000          = Rp.950.000

Provisi dan materai

= 1% x Rp.950.000                     = Rp.   9.500

Harga jual                                     = Rp.940.500

Harga perolehan 100 lembar saham PT Jayakarta

= 100 x Rp.10.100                       = Rp.1.010.000

Rugi penjualan saham               =  Rp.     69.500

Sumber Referensi : https://mastahbisnis.com/surat-berharga/


Konsep Time Value of Money

 Pengertian Time Value of Money

Nilai uang dari waktu ke waktu (Time Value Of Money) adalah sebuah
konsep berbasis waktu untuk menghitung nilai uang. Artinya, uang yang dimiliki
oleh seorang individu saat ini tidak akan memiliki nilai yang sama dengan tahun-
tahun yang akan datang.
Hal ini terjadi dikarenakan adanya faktor inflasi atau kenaikan biaya dan
juga berkurangnya nilai mata uang. Konsep ini umumnya sering digunakan
didalam manajemen keuangan suatu perusahaan serta dalam konsep perencanaan
keuangan (personal financial planning).
Prinsip nilai waktu dari uang ini basisnya adalah adanya potensi
pendapatan uang tersebut yang bisa diinvestasikan untuk mendapatkan bunga atau
hasil investasi lainnya. Selain itu ada juga faktor risiko bahwa di masa depan kita
kemungkinan tidak mendapatkan senilai Rp1 dari uang sekarang karena
penurunan nilai mata uang oleh adanya inflasi dan kegagalan investasi.
Dengan memahami nilai waktu uang (time value of money), maka investor
atau pemilik kapital bisa membuat keputusan rasional untuk mengalokasikan
uangnya dengan memilih sarana atau instrumen investasi yang lebih layak.
Dengan memahami time value of money, peminjam dan pemberi pinjaman bisa
memahami pentingnya nilai uang sehingga bisa membuat kesepakatan yang adil
dan layak antara kedua belah pihak.

 Manfaat Dari Penerapan Time Value of Money

Manfaat dari penerapan Time Value of Money (TVM) yaitu agar kita bisa
mengetahui apakah investasi yang sedang kita jalankan dapat menguntungkan
atau tidak. Umumnya, TVM digunakan untuk menghitung biaya yang ada.
Dengan hal ini, maka para investor bisa menganalisis, apakah proyek yang
direalisasikan menawarkan keuntungan atau tidak. Tidak dapat disangkal, bahwa
para investor lebih memilih proyek yang menghasilkan keuntungan setiap
tahunnya, dari tahun pertama hingga ke tahun-tahun berikutnya.

 Contoh Time Value of Money


Karena berprestasi, Budi mendapat bonus dari kantornya. Namun ia diberi
pilihan, mendapatkan uangnya senilai Rp100 juta sekarang; atau Budi bisa
menitipkan uangnya di rekening perusahaan dan dikreditkan setahun lagi karena
ia belum perlu uang itu saat ini.
Mereka yang paham nilai waktu uang akan menyarankan Budi menerima
uangnya sekarang. Budi bisa menyimpan dana itu dalam deposito dengan bunga
4% per tahun (bersih setelah pajak). Setahun lagi uang Budi bertambah menjadi
Rp104 juta. Uang Rp104 juta jelas lebih besar daripada uang Rp100 setelah satu
tahun. Itulah contoh sederhana aplikasi time value of money.

Contoh TVM Dalam Kehidupan Sehari-Hari


Terdapat beberapa contoh dari TVM didalam kehidupan sehari-hari, yaitu
diantaranya adalah :

1. Tabungan
Tabungan merupakan sebuah bukti seberapa banyak uang yang sudah
dimasukkan oleh lembaga perbankan. Peningkatan bulanan terhadap uang yang
sudah disimpan disebut sebagai saldo bunga.

Inilah yang dinamakan sebagai TVM, yang artinya apabila semakin lama deposit
disimpan, maka akan semakin meningkat deposit didalam tabungan.

2. Pinjaman Bank
Bank sering disebut sebagai agen manajemen keuangan publik yang tidak
hanya bertindak sebagai setoran uang, tetapi juga memungkinkan Anda untuk
melakukan peminjaman dana.
Sistem peminjaman uang ini sering disebut juga sebagai pinjaman tunai
dari bank. Jumlah uang yang dipinjam oleh seseorang biasanya memiliki periode
waktu pembayaran. Jika, semakin besar jumlah uang yang dipinjam, maka akan
semakin lama periode pembayarannya.

3. Asuransi Penilaian Proyek


Setiap kegiatan produksi yang dilakukan oleh suatu perusahaan pasti akan
membawa jalur keuangan dalam dirinya sendiri. Kegiatan ini juga disebut sebagai
asuransi, yang dinilai berdasarkan dengan jangka waktu yang ditetapkan.

Rumus Time Value Of Money


Pada saat menerapkan konsep Time Value Of Money, terdapat tiga hal yang perlu
ketahui, yaitu nilai sekarang (Present Value), nilai masa depan (Future Value),
dan bahkan tingkat bunga (Interest).

Rumus yang digunakan untuk menghitung tiga istilah tersebut adalah sebagai
berikut :

1. Future Value
Nilai masa depan (Future Value) adalah nilai moneter yang akan didapatkan di
masa mendatang dari serangkaian modal yang telah diinvestasikan terhadap
tingkat bunga tertentu.

Future Value dapat dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini :

Future Value (n) = PV (1+i)n

Penjelasannya :

FV = Future Value adalah sebuah nilai yang akan datang pada tahun ke-n.
P = Present Value adalah nilai sekarang atau saat ini.
i = Interest adalah tingkat suku bunga.
n = artinya jumlah tahun yang dibutuhkan.
Contohnya seperti :

Riko mempunyai uang sebesar Rp. 20 juta dan akan didepositokan ke salah satu
Bank yang ada diwilayahnya dengan bunga 3% per tahunnya. Berapakah nilai
uang tersebut pada 7 tahun ke depan?

Diketahui :

PV = Rp.10.000.000
i = 5% = 0,05
n = 5 tahun

Ditanya :

Future Value?

Jawab :

Future Value = PV (1+i)n


= Rp.20.000.000 (1 + 0,03)7
= Rp.20.000.000 (1,03)7
= Rp.144.200.000

Jadi, selama lima tahun kedepan uang yang akan diterima oleh Riko sebesar
Rp.144.200.000.

2. Present Value
Nilai sekarang merupakan sebuah Present Value dari uang yang dapat digunakan
untuk memperoleh bunga di masa depan agar mendapatkan jumlah uang yang
lebih besar dari sebelumnya.
Present Value dapat dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini :

Present Value = FV / (1+i)n

Contohnya seperti :

Jika, Intan ingin mendapatkan uang sebesar Rp.30.000.000,- di 10 tahun kedepan,


maka berapakah uang yang harusnya Intan Depositokan ke salah satu Bank yang
ada di daerah rumahnya dengan tingkat suku bunganya yaitu 2%?

Diketahui :

FV = Rp.30.000.000
i = 2% atau 0,02
n = 10

Ditanya :

Present Value?

Jawab :

Present Value = FV / (1+i)n


= Rp.30.000.000 (1 + 0,02)10
= Rp.30.000.000 / 1,0210
= Rp.2.941.176,47

Jadi, sekarang Intan harus mendepositkan uangnya sebesar Rp.2.941.176,47 untuk


memperoleh uang sebesar Rp.30.000.000,-  di 10 tahun kedepan.

Sumber Referensi :
- https://rumus.co.id/time-value-of-money-adalah/
- https://bolasalju.com/artikel/edukasi/time-value-of-money-nilai-waktu-
dari-uang/#:~:text=Time%20value%20of%20money%20
Keputusan Investasi & Faktor Risiko Dalam Investasi

1. Keputusan Investasi
Keputusan investasi adalah keputusan dalam mengalokasikan atau
menempatkan sejumlah dana tertentu ke dalam jenis investasi tertentu
untuk menghasilkan laba di masa depan dengan periode waktu tertentu.
Keputusan investasi melibatkan waktu jangka panjang, sehingga
keputusan yang diambil harus dipertimbangkan dengan baik, karena
memiliki konsekuensi juga. Keputusan investasi terkait dengan proses
pemilihan satu atau lebih investasi alternatif yang dianggap
menguntungkan dari sejumlah alternatif investasi yang tersedia bagi
perusahaan.
Hasil keputusan investasi yang diambil oleh manajemen
perusahaan akan muncul di neraca aset, yaitu dalam bentuk aktiva lancar
dan aktiva tetap. Proses keputusan investasi adalah memahami hubungan
antara pengembalian harapan dan risiko investasi. Hubungan
pengembalian risiko dan pengembalian investasi yang diharapkan adalah
hubungan yang searah dan linier.
Artinya, semakin besar pengembalian yang diharapkan, semakin
besar tingkat risiko yang harus dipertimbangkan.

Berikut ini adalah beberapa definisi dan definisi keputusan investasi dari
beberapa sumber buku:
- Menurut Purnamasari, dkk (2009)
Keputusan investasi adalah keputusan yang melibatkan pengalokasian
dana dari dalam maupun dana dari luar perusahaan dalam berbagai bentuk
investasi.

- Menurut Wijaya dan Wibawa (2010)


Keputusan investasi adalah keputusan sebagai komposisi antara aset yang
dimiliki dan pilihan investasi di masa depan.
- Menurut Sutrisno (2003)
Keputusan investasi adalah keputusan yang sering disebut capital
budgeting, yaitu seluruh proses perencanaan dan pengambilan keputusan
mengenai pengeluaran dan periode pengembalian dana melebihi satu tahun
atau jangka panjang.

Dasar Keputusan Investasi


Dasar keputusan investasi terdiri dari tingkat pengembalian yang
diharapkan, tingkat risiko dan hubungan antara pengembalian dan risiko.
Penjelasan ketika keputusan investasi dasar adalah sebagai berikut:
1. Return
Alasan utama orang berinvestasi adalah untuk mendapat untung.
Dalam manajemen investasi, tingkat laba investasi disebut sebagai return.
Dalam manajemen investasi, perlu untuk membedakan antara
pengembalian yang diharapkan (expected return) dan pengembalian aktual
(realized return). Return harapan adalah tingkat pengembalian yang
diantisipasi oleh investor di masa depan. Sedangkan return yang terjadi
atau return aktual adalah tingkat pengembalian yang telah diperoleh
investor di masa lalu.

2. Risiko
Wajar bagi investor untuk mengharapkan pengembalian tertinggi
dari investasi mereka. Namun, ada hal penting yang harus selalu
diperhatikan, yaitu seberapa besar risiko yang harus ditanggung dari
investasi. Umumnya semakin besar risikonya, semakin besar tingkat
pengembalian yang diharapkan.
3. Hubungan antara Tingkat Risiko dan Return Harapan.
Hubungan antara tingkat risiko dan pengembalian yang diharapkan
adalah hubungan yang langsung dan linier. Artinya, semakin besar risiko
suatu aset, semakin besar pengembalian yang diharapkan atas aset
tersebut, dan sebaliknya.

Proses Keputusan Investasi


Proses keputusan investasi adalah proses pengambilan keputusan
berkelanjutan (going process). Proses keputusan investasi terdiri dari lima
tahap keputusan yang berjalan terus menerus hingga keputusan investasi
terbaik tercapai.

Tahapan keputusan investasi meliputi lima tahap keputusan, yaitu:


1. Penentuan Tujuan Investasi
Tujuan investasi dari setiap investor dapat bervariasi tergantung
pada investor yang membuat keputusan. Investor biasanya lebih suka
investasi pada sekuritas yang mudah diperdagangkan atau pinjaman yang
berisiko tetapi menawarkan ekspektasi pengembalian yang tinggi.

2. Penentuan Kebijakan Investasi


Tahap ini dimulai dengan penentuan keputusan alokasi aset.
Keputusan ini menyangkut distribusi dana yang diadakan di berbagai kelas
aset yang tersedia (saham, obligasi sekuritas asing).

3. Pemilihan Strategi Portofolio


Strategi portofolio harus konsisten dengan dua tahap sebelumnya.
Ada dua strategi portofolio yang dapat dipilih, yaitu strategi portofolio
aktif dan strategi portofolio pasif. Strategi portofolio aktif mencakup
kegiatan yang menggunakan informasi yang tersedia dan teknik peramalan
secara aktif untuk menemukan kombinasi portofolio yang lebih baik.
Strategi portofolio pasif meliputi kegiatan informasi tentang portofolio
yang sejalan dengan kinerja indeks pasar.

4. Pemilihan Aset
Setelah strategi portofolio ditentukan, tahap selanjutnya adalah
kepemilikan aset yang akan dimasukkan dalam portofolio. Tahap ini
membutuhkan evaluasi setiap keamanan yang ingin Anda sertakan dalam
portofolio.
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menemukan kombinasi
portofolio yang efisien, yaitu portofolio yang menawarkan pengembalian
yang diharapkan tertinggi, dengan tingkat risiko tertentu atau sebaliknya
menawarkan pengembalian yang diharapkan tertentu dengan tingkat risiko
terendah.

5. Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Portofolio


Jika tahap pengukuran dan evaluasi kinerja telah berlalu dan
ternyata hasilnya tidak baik, maka proses keputusan investasi harus
dimulai lagi dari tahap pertama, dan seterusnya hingga keputusan investasi
paling optimal tercapai.

Pengukuran Keputusan Investasi


Ada beberapa variabel yang digunakan untuk mengukur keputusan
investasi yang dikenal sebagai proksi untuk set peluang investasi. Menurut
Kallapur dan Trombley (2001), ada empat jenis set peluang investasi
proxy, yaitu:
1. Proksi berdasarkan harga (price based proxies)
Set proxy kesempatan berdasarkan harga adalah proxy yang
menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian dinyatakan
dalam harga pasar. Rasio yang telah digunakan terkait dengan proxy
berdasarkan pasar, antara lain:
market to book value of equity; book to market value of assets; tobin’s Q;
ratio of property, plant, and equipment to firm value; earnings to price
ratios; dan ratio of depreciation to firm value.

2. Proksi berdasarkan investasi (investment based proxies)


Seperangkat proksi peluang investasi investasi mengungkapkan
bahwa aktivitas investasi besar secara positif terkait dengan nilai set
peluang investasi suatu perusahaan. Rasio yang telah digunakan berkaitan
dengan proksi berdasarkan investasi ini, antara lain:
sales, or firm value dan ratio of capital expenditures to firm value, R&D
expense to assets.

3. Proksi berdasarkan varian (variance measures)


Proksi untuk set peluang investasi berdasarkan varians
mengungkapkan bahwa opsi akan lebih bernilai jika menggunakan
variabilitas ukuran untuk memperkirakan ukuran opsi yang tumbuh.
Langkah-langkah yang terkait dengan proxy berdasarkan varian ini
meliputi: variance of returns and asset betas.

4. Proksi gabungan dari proksi individual


Proxy alternatif yang dikombinasikan dengan set peluang investasi
dilakukan dalam upaya untuk mengurangi kesalahan pengukuran yang ada
pada proksi individual, sehingga mereka akan menghasilkan pengukuran
yang lebih baik untuk set peluang investasi.

Metode yang dapat digunakan untuk menggabungkan beberapa proksi


individual menjadi satu proksi untuk diuji lebih lanjut adalah dengan
menggunakan analisis faktor.
2. Faktor Risiko Dalam Investasi

Tidak ada satu pun produk investasi di dunia ini yang aman dan bebas risiko.
Semua produk mengandung risiko. Masalahnya, apakah risiko yang dihadapi
besar atau kecil. Untuk itu, setiap risiko yang terkandung di dalam setiap produk
investasi hendaknya tidak kita hindari, tetapi dapat kita manage sedemikian rupa
sehingga meminimalisir tingkat risikonya.

Ketika kita ingin berinvestasi di pasar modal, misalnya produk saham, maka
kita harus mengetahui dan memperhitungkan seberapa besar risiko yang
terkandung di dalam produk tersebut. Produk investasi seperti saham memiliki
risiko penurunan harga, yang pada akhirnya akan menurunkan nilai investasi yang
kita miliki. Maka dari itu, penting bagi kita untuk dapat meminimalisir risikonya.

 Risiko - Risiko Dalam Investasi

Beberapa Risiko dalam investasi yaitu :

1). Risiko Pasar

Risiko yang berhubungan dengan naik turunnya nilai investasi akibat


pergerakan pasar secara umum.

Contohnya, jika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak turun,


maka portofolio saham atau reksadana saham kemungkinan besar akan
menunjukkan pergerakan serupa.

2). Risiko Suku Bunga

Risiko yang berhubungan dengan pengaruh perubahan suku bunga terhadap


nilai investasi.

Contohnya, jika terjadi kenaikan suku bunga, maka nilai investasi di produk
obligasi atau reksadana pendapatan tetap akan cenderung bergerak turun.
3). Risiko Inflasi

Risiko berkurangnya daya beli akibat kenaikan harga.

Contohnya, jika meletakkan sebagian besar portfolio dalam tabungan atau


deposito, dalam jangka panjang daya beli uang akan berkurang akibat
terjadinya inflasi walaupun jumlah uang tidak berkurang.

4). Risiko Nilai Tukar

Risiko yang berhubungan dengan nilai tukar mata uang.

Contohnya, jika berinvestasi dalam produk yang menggunakan mata uang


USD dan terjadi penurunan nilai Rupiah tehadap USD, nilai investasi dalam
Rupiah pun akan berkurang.

5). Risiko Kredit

Risiko yang berhubungan dengan kemungkinan gagal bayar.

Contohnya, jika membeli Reksadana Pendapatan Tetap yang salah satu atau
beberapa obligasi di dalamnya mengalami gagal bayar, maka nilai investasi
akan menurun.

6). Risiko Bisnis dan Karakter

Risiko yang berhubungan dengan perputaran dana yang investasikan dan


karakter dari pengelola dana tersebut. Risiko ini terutama berhubungan dengan
risiko berinvestasi di produk non-keuangan atau produk alternatif seperti
investasi di MLM, koperasi, unit-unit usaha berbasis emas, dan lain-lain.

Contohnya, jika berinvestasi di sebuah perusahaan atau perorangan yang


menjalankan usaha peternakan lele, ada baiknya melakukan uji karakter atau
benar-benar terjun langsung memantau bisnisnya untuk mengurangi resiko
dana dilarikan.
Sumber Referensi :

- https://guruakuntansi.co.id/keputusan-investasi/
- http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/05/faktor-faktor-yang-
dipertimbangkan.html

Anda mungkin juga menyukai