Disusun oleh :
Moch Riyan Riswandi
NPM. 181100476
2020
PENILAIAN SURAT BERHARGA
Surat Berharga
Surat berharga atau securities adalah suatu dokumen yang mempunyai nilai uang
serta diakui dan juga dilindungi oleh hukum untuk keperluan bertransaksi,
pembayaran, perdagangan, dan lain sebagainya. Surat berharga pada umumnya
dipakai sebagai alat pembayaran dalam setiap transaksi, khususnya di kalangan
para pengusaha. Banyak diantara mereka yang memakai surat berharga sebagai
alat pembayaran karena dianggap lebih aman, terjamin, dan praktis.
Jenis – Jenis :
- Cek
Cek merupakan surat perintah yang berasal dari nasabah atau pemilik dana pada
rekening giro kepada bank untuk membayar tanpa syarat sejumlah dana kepada
pemegang cek ketika diunjukkan.
- Bilyet Giro
Bilyet giro merupakan surat perintah yang berasal dari nasabah atau pemilik dana
pada rekening giro kepada bank untuk melakukan pemindah bukuan sejumlah
dana kedalam rekening yang sudah tertera dalam bilyet giro.
- Wesel
Wesel adalah surat perintah tertulis yang berasal dari pihak ke-1 (penarik) yang
menginstruksikan kepada pihak ke-2 (tertarik/bank) untuk membayar sejumlah
uang ketika jatuh tempo kepada pihak ke-3 (penerima pembayaran) atau si
pembawa wesel.
- Promes
Promes adalah suatu kontrak yang berisi janji secara terperinci atau detail dari
suatu pihak untuk membayarkan sejumlah dana kepada pihak lainnya.
- Sertifikat Deposito
Sertifikat deposito adalah surat pengakuan secara tertulis yang berasal dari bank
kepada penyimpan dana atau deposan dengan janji untuk membayar kepada
penyimpan, atau penggantinya.
- Saham
Saham adalah suatu surat bukti yang menyatakan bahwa pemegang saham ikut
serta dalam modal (ikut mempunyai) suatu perseroan terbatas (PT).
- Obligasi
Ciri – Ciri :
Persediaan uang tunai atau dana kas yang berlebihan dalam perusahaan tidak
dapat menambah pendapatan, karena merupakan uang yang nganggur (idle
money) yang tidak digunakan.
Jika tujuannya hanya memanfaatkan uang nganggur, sehingga jika pada suatu saat
perusahaan memerlukan uang tunai saham atau obligasi tersebut segera dijual
kembali, maka pembelian saham atau obligasi yang demikian termasuk investasi
jangka pendek, dan atas pembelian dan penjualan saham atau obligasi tersebut
dicatat dalam rekening surat berharga (efek).
Jika tujuannya hanya sekedar memanfaatkan idle money, tatapi untuk tujuan yang
lebih penting untuk masa depan perusahaan, pembelian saham atau obligasi
tersebut termasuk investasi jangka panjang
Jan 15
Jan 20
Jan 25
Feb 5
Feb 10
Nilai uang dari waktu ke waktu (Time Value Of Money) adalah sebuah
konsep berbasis waktu untuk menghitung nilai uang. Artinya, uang yang dimiliki
oleh seorang individu saat ini tidak akan memiliki nilai yang sama dengan tahun-
tahun yang akan datang.
Hal ini terjadi dikarenakan adanya faktor inflasi atau kenaikan biaya dan
juga berkurangnya nilai mata uang. Konsep ini umumnya sering digunakan
didalam manajemen keuangan suatu perusahaan serta dalam konsep perencanaan
keuangan (personal financial planning).
Prinsip nilai waktu dari uang ini basisnya adalah adanya potensi
pendapatan uang tersebut yang bisa diinvestasikan untuk mendapatkan bunga atau
hasil investasi lainnya. Selain itu ada juga faktor risiko bahwa di masa depan kita
kemungkinan tidak mendapatkan senilai Rp1 dari uang sekarang karena
penurunan nilai mata uang oleh adanya inflasi dan kegagalan investasi.
Dengan memahami nilai waktu uang (time value of money), maka investor
atau pemilik kapital bisa membuat keputusan rasional untuk mengalokasikan
uangnya dengan memilih sarana atau instrumen investasi yang lebih layak.
Dengan memahami time value of money, peminjam dan pemberi pinjaman bisa
memahami pentingnya nilai uang sehingga bisa membuat kesepakatan yang adil
dan layak antara kedua belah pihak.
Manfaat dari penerapan Time Value of Money (TVM) yaitu agar kita bisa
mengetahui apakah investasi yang sedang kita jalankan dapat menguntungkan
atau tidak. Umumnya, TVM digunakan untuk menghitung biaya yang ada.
Dengan hal ini, maka para investor bisa menganalisis, apakah proyek yang
direalisasikan menawarkan keuntungan atau tidak. Tidak dapat disangkal, bahwa
para investor lebih memilih proyek yang menghasilkan keuntungan setiap
tahunnya, dari tahun pertama hingga ke tahun-tahun berikutnya.
1. Tabungan
Tabungan merupakan sebuah bukti seberapa banyak uang yang sudah
dimasukkan oleh lembaga perbankan. Peningkatan bulanan terhadap uang yang
sudah disimpan disebut sebagai saldo bunga.
Inilah yang dinamakan sebagai TVM, yang artinya apabila semakin lama deposit
disimpan, maka akan semakin meningkat deposit didalam tabungan.
2. Pinjaman Bank
Bank sering disebut sebagai agen manajemen keuangan publik yang tidak
hanya bertindak sebagai setoran uang, tetapi juga memungkinkan Anda untuk
melakukan peminjaman dana.
Sistem peminjaman uang ini sering disebut juga sebagai pinjaman tunai
dari bank. Jumlah uang yang dipinjam oleh seseorang biasanya memiliki periode
waktu pembayaran. Jika, semakin besar jumlah uang yang dipinjam, maka akan
semakin lama periode pembayarannya.
Rumus yang digunakan untuk menghitung tiga istilah tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Future Value
Nilai masa depan (Future Value) adalah nilai moneter yang akan didapatkan di
masa mendatang dari serangkaian modal yang telah diinvestasikan terhadap
tingkat bunga tertentu.
Penjelasannya :
FV = Future Value adalah sebuah nilai yang akan datang pada tahun ke-n.
P = Present Value adalah nilai sekarang atau saat ini.
i = Interest adalah tingkat suku bunga.
n = artinya jumlah tahun yang dibutuhkan.
Contohnya seperti :
Riko mempunyai uang sebesar Rp. 20 juta dan akan didepositokan ke salah satu
Bank yang ada diwilayahnya dengan bunga 3% per tahunnya. Berapakah nilai
uang tersebut pada 7 tahun ke depan?
Diketahui :
PV = Rp.10.000.000
i = 5% = 0,05
n = 5 tahun
Ditanya :
Future Value?
Jawab :
Jadi, selama lima tahun kedepan uang yang akan diterima oleh Riko sebesar
Rp.144.200.000.
2. Present Value
Nilai sekarang merupakan sebuah Present Value dari uang yang dapat digunakan
untuk memperoleh bunga di masa depan agar mendapatkan jumlah uang yang
lebih besar dari sebelumnya.
Present Value dapat dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini :
Contohnya seperti :
Diketahui :
FV = Rp.30.000.000
i = 2% atau 0,02
n = 10
Ditanya :
Present Value?
Jawab :
Sumber Referensi :
- https://rumus.co.id/time-value-of-money-adalah/
- https://bolasalju.com/artikel/edukasi/time-value-of-money-nilai-waktu-
dari-uang/#:~:text=Time%20value%20of%20money%20
Keputusan Investasi & Faktor Risiko Dalam Investasi
1. Keputusan Investasi
Keputusan investasi adalah keputusan dalam mengalokasikan atau
menempatkan sejumlah dana tertentu ke dalam jenis investasi tertentu
untuk menghasilkan laba di masa depan dengan periode waktu tertentu.
Keputusan investasi melibatkan waktu jangka panjang, sehingga
keputusan yang diambil harus dipertimbangkan dengan baik, karena
memiliki konsekuensi juga. Keputusan investasi terkait dengan proses
pemilihan satu atau lebih investasi alternatif yang dianggap
menguntungkan dari sejumlah alternatif investasi yang tersedia bagi
perusahaan.
Hasil keputusan investasi yang diambil oleh manajemen
perusahaan akan muncul di neraca aset, yaitu dalam bentuk aktiva lancar
dan aktiva tetap. Proses keputusan investasi adalah memahami hubungan
antara pengembalian harapan dan risiko investasi. Hubungan
pengembalian risiko dan pengembalian investasi yang diharapkan adalah
hubungan yang searah dan linier.
Artinya, semakin besar pengembalian yang diharapkan, semakin
besar tingkat risiko yang harus dipertimbangkan.
Berikut ini adalah beberapa definisi dan definisi keputusan investasi dari
beberapa sumber buku:
- Menurut Purnamasari, dkk (2009)
Keputusan investasi adalah keputusan yang melibatkan pengalokasian
dana dari dalam maupun dana dari luar perusahaan dalam berbagai bentuk
investasi.
2. Risiko
Wajar bagi investor untuk mengharapkan pengembalian tertinggi
dari investasi mereka. Namun, ada hal penting yang harus selalu
diperhatikan, yaitu seberapa besar risiko yang harus ditanggung dari
investasi. Umumnya semakin besar risikonya, semakin besar tingkat
pengembalian yang diharapkan.
3. Hubungan antara Tingkat Risiko dan Return Harapan.
Hubungan antara tingkat risiko dan pengembalian yang diharapkan
adalah hubungan yang langsung dan linier. Artinya, semakin besar risiko
suatu aset, semakin besar pengembalian yang diharapkan atas aset
tersebut, dan sebaliknya.
4. Pemilihan Aset
Setelah strategi portofolio ditentukan, tahap selanjutnya adalah
kepemilikan aset yang akan dimasukkan dalam portofolio. Tahap ini
membutuhkan evaluasi setiap keamanan yang ingin Anda sertakan dalam
portofolio.
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menemukan kombinasi
portofolio yang efisien, yaitu portofolio yang menawarkan pengembalian
yang diharapkan tertinggi, dengan tingkat risiko tertentu atau sebaliknya
menawarkan pengembalian yang diharapkan tertentu dengan tingkat risiko
terendah.
Tidak ada satu pun produk investasi di dunia ini yang aman dan bebas risiko.
Semua produk mengandung risiko. Masalahnya, apakah risiko yang dihadapi
besar atau kecil. Untuk itu, setiap risiko yang terkandung di dalam setiap produk
investasi hendaknya tidak kita hindari, tetapi dapat kita manage sedemikian rupa
sehingga meminimalisir tingkat risikonya.
Ketika kita ingin berinvestasi di pasar modal, misalnya produk saham, maka
kita harus mengetahui dan memperhitungkan seberapa besar risiko yang
terkandung di dalam produk tersebut. Produk investasi seperti saham memiliki
risiko penurunan harga, yang pada akhirnya akan menurunkan nilai investasi yang
kita miliki. Maka dari itu, penting bagi kita untuk dapat meminimalisir risikonya.
Contohnya, jika terjadi kenaikan suku bunga, maka nilai investasi di produk
obligasi atau reksadana pendapatan tetap akan cenderung bergerak turun.
3). Risiko Inflasi
Contohnya, jika membeli Reksadana Pendapatan Tetap yang salah satu atau
beberapa obligasi di dalamnya mengalami gagal bayar, maka nilai investasi
akan menurun.
- https://guruakuntansi.co.id/keputusan-investasi/
- http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/05/faktor-faktor-yang-
dipertimbangkan.html