Anda di halaman 1dari 15

Tugas Makalah Pengantar Hukum Bisnis

HUKUM PEMBIAYAAN KONVENSIONAL

Di Susun Oleh:

JAMILUDIN_C10121108

ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TADULAKO

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. atas berkat dan rahmat-Nyalah sehingga

penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Hukum Pembiayaan

Konvensional” tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan proposal penelitian ini adalah untuk mengetahui apa

itu hukum pembiayaan konvensional

Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada semua

pihak yang telah memberikan dukungan sehingga tugas makalah ini dapat selesai.

Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada Ibu Aifan,SH,. MH selaku dosen

pengampu mata kuliah Pengantar Hukum Bisnis

Saya berharap semoga makalah ini berguna bagi para pembaca dan pihak-pihak

lain yang berkepentingan.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pembiayaan

2.2 Fungsi dan Tujuan Pembiayaan

2.3 Pembiayaan Konvensional

2.4 Manajemen Pembiayaan

2.5 Perbedaan Pembiayaan dan Kredit

2.6 Perbedaan Dasar Hukum Pembiayaan Konvensional dan Pembiayaan

Syariah

BAB III KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini, kita tentu sudah tak asing dengan istilah kredit dan pembiayaan.

Kedua kata yang identik dengan dunia perbankan tersebut menjadi akrab di

tengah-tengah masyarakat saat melakukan aktivitas peminjaman demi

pemenuhan kebutuhan hidup atau untuk mengembangkan bisnis.

Berbagai aspek kehidupan yang perlu dipenuhi secara ekonomi mendorong

masyarakat untuk mengetahui mekanisme pengajuan pinjaman baik berupa

kredit atau pembiayaan.

kredit merupakan fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang atau

badan usaha meminjam uang untuk membeli produk dan membayarnya

kembali dalam jangka waktu yang ditentukan dengan dikenakan bunga.

Lain halnya dengan istilah pembiayaan yang bersumber dari bank syariah

atau dapat dikenal dengan pembiayaan syariah. Pembiayaan syariah adalah

dukungan pendanaan untuk kebutuhan atau pengadaan barang/aset/jasa

tertentu yang mekanismenya secara umum melibatkan tiga pihak.

Tiga pihak yang terlibat dalam pembiayaan yaitu pihak pemberi pendanaan,

pihak penyedia barang/aset/jasa tertentu (bank syariah, BPRS, atau

perusahaan penyedia pembiayaan), dan pihak yang memanfaatkan

barang/aset/jasa yang telah disediakan.


1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan pembiayaan konvesional ?

2. Apa saja fungsi pada pembiayaan konvensional ?

3. Bagaimana manajemen pembiayaan ?

4. Apa dasar hukum pembiayaan konvensional ?

5. Apa yang membedakan antara pembiayaan syariah dan kredit ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa itu pembiayaan konvensional beserta fungsinya

2. Untuk mengetahui bagaimana manajemen pembiayaan

2. Untuk mengetahui apa dasar hukum pembiayaan konvensional


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pembiayaan

Pembiayaan adalah penyediaan dana berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk

mengembalikan dana atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan

imbalan atau bagi hasil.

Hal tersebut selaras dengan Undang-Undang No. 7 tahun 1992, yang

mendefinisikan pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu berdasarkan tujuan atau kesepakatan pinjam meminjam

antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi

utangnya setelah jangka waktu tertentu ditambah dengan jumlah bunga, imbalan

atau pembagian hasil.

Secara umum, pembiayaan atau financing biasanya dilakukan untuk mendukung

investasi. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan

untuk mendukung aktivitas atau program investasi yang telah direncanakan, baik

dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain.

Dari dua pengertian diatas, secara sederhana pembiayaan dapat diartikan sebagai

penyediaan dana dari lembaga kepada pihak lain yang membutuhkan dana untuk

investasi yang dalam pengembaliannya disertai pembayaran sejumlah imbalan

atau bagi hasil.


Dalam pembiayaan, berlaku prinsip “Believe” atau “Trust” yang artinya menaruh

kepercayaan. Karena itu, pembiayaan juga dapat dipahami dengan penyerahan

suatu nilai ekonomi berdasarkan asas kepercayaan dengan harapan mendapatkan

kembali nilai ekonomi yang sama di kemudian hari. Selain itu, dalam pembiayaan

berlaku perjanjian jasa dan balas jasa atau biasa disebut prestasi dan kontra

prestasi.

Karena pembiayaan pada dasarnya diberikan atas dasar kepercayaan, maka

pemberian pembiayaan dapat diartikan sebagai pemberian kepercayaan. Hal ini

berarti prestasi yang diberikan benar-benar harus diyakini dapat diberikan oleh

penerima pembiayaan sesuai dengan waktu dan syarat-syarat yang telah disepakati

bersama sebelumnya.

2.2 Fungsi dan Tujuan Pembiayaan

Pembiayaan berperan sangat penting dalam perekonomian. Secara umum, berikut

beberapa fungsi pembiayaan di dalam perekonomian, perdagangan, dan keuangan:

1. Untuk meningkatkan ekonomi masyarakat

Dengan adanya pembiayaan, maka dapat membantu masyarakat yang tidak

mendapat akses ekonomi.


2. Untuk menyediakan dana bagi peningkatan usaha

Untuk pengembangan usaha membutuhkan dana tambahan. Dana tambahan ini

dapat diperoleh dari pembiayaan. Pihak yang memiliki surplus dana dapat

menyalurkan kepada pihak yang minus dana.

3. Untuk meningkatkan produktivitas

Pembiayaan akan memberikan peluang bagi masyarakat untuk meningkatkan daya

produksinya.

4. Untuk membuka lapangan kerja baru

Dengan dibukanya sektor-sektor usaha melalui penambahan dana pembiayaan,

maka sektor usaha tersebut akan menyerap tenaga kerja.

5. Untuk mendistribusikan pendapatan

Jika penerima pembiayaan membangun usaha dan mempekerjakan masyarakat,

artinya mereka akan memperoleh pendapatan berupa gaji dari hasil usahanya.

6. Untuk memaksimalkan laba

Para pelaku usaha membangun bisnis pasti bertujuan untuk menghasilkan laba

usaha. Karena itu, untuk memperoleh laba maksimal, harus didukung dengan

modal yang maksimal pula.


7. Untuk meminimalkan risiko

Usaha atau bisnis yang dijalankan perlu mendapat perlindungan dari risiko yang

akan terjadi agar bisa menghasilkan laba maksimal.

8. Untuk mendayagunakan sumber daya ekonomi

Sumber daya ekonomi dapat dikembangkan dengan sumber daya alam, sumber

daya manusia, dan sumber daya modal. Pembiayaan akan memastikan tersedianya

sumber daya manusia sebagai pekerja dan sumber daya alam sebagai bahan

produksi.

9. Untuk menyalurkan kelebihan dana

Mekanisme pembiayaan dapat menjadi jembatan dalam penyeimbangan dan

penyaluran kelebihan dana dari pihak yang kelebihan (surplus) kepada pihak yang

kekurangan (minus) dana.

2.3 Pembiayaan Konvensional

Pembiayaan konvensional adalah kegiatan penyaluran dana kepada masyarakat

yang dilakukan oleh lembaga keuangan konvensional atau bank. Pembiayaan

konvensional dikenal dengan istilah kredit atau pinjaman.

Secara umum, pinjaman atau kredit adalah suatu jenis utang berupa sejumlah uang

yang disediakan oleh individu atau lembaga keuangan untuk dipinjamkan kepada
debitur, biasanya disertai dengan bunga. Berdasarkan kesepakatan pinjaman,

debitur wajib untuk melunasi utang beserta bunga yang dibebankan.

Menurut Otoritas Jasa Keuangan, pinjaman adalah jenis utang yang melibatkan

semua jenis benda berwujud, meskipun lebih sering diidentikkan dengan pinjaman

moneter. Suatu pinjaman memerlukan distribusi ulang aset keuangan seiring

waktu antara peminjam (terutang) dan pengutang (pemberi utang).

Bunga merupakan salah satu upaya bank dalam menghasilkan laba yang sebesar-

besarnya. Karena itu bunga dalam kegiatan pinjaman atau kredit adalah suatu

jumlah ganti rugi atau balas jasa atas penggunaan uang oleh nasabah.

Bunga kredit merupakan balas jasa yang sangat diharapkan oleh bank dari semua

produk pembiayaan yang ditawarkannya. Bunga memegang peran penting dalam

upaya bank menghasilkan laba.

Apabila pemberian pinjaman atau kredit berjalan dengan baik dan lancar, maka

bunga kredit dapat mencapai 70% sampai 90% dari keseluruhan pendapatan bank.

Sehingga, bunga kredit merupakan tulang punggung aktivitas bank konvensional.

2.4 Manajemen Pembiayaan

Pembiayaan adalah pendanaan untuk berbagai kebutuhan seperti pengadaan

barang, aset, atau jasa tertentu yang mekanisme umumnya melibatkan tiga pihak,

yaitu pihak pemberi pendanaan, pihak penyedia, dan pihak yang memanfaatkan.
Agar pembiayaan dapat terwujud, pihak-pihak yang terlibat harus saling menaruh

kepercayaan, serta sama-sama mengetahui tujuan penggunaan dana tersebut.

Untuk itu, diperlukan manajemen pembiayaan. Manajemen pembiayaan

merupakan keseluruhan proses dalam upaya memperoleh serta mendayagunakan

seluruh dana.

Dalam manajemen pembiayaan, berikut hal-hal yang harus diperhatikan:

1. Planning, yaitu merencanakan tujuan yang hendak dicapai selama periode

tertentu, serta menyusun kegiatan yang harus diperbuat agar dapat mencapai

tujuan-tujuan itu.

2. Organizing, mengelompokkan berbagai kegiatan penting dan menunjuk

sumber daya manusia untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan itu.

3. Staffing, menentukan jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk

dipekerjakan, kemudian menentukan proses pengarahan, penyaringan,

pelatihan, dan pengembangan tenaga kerja.

4. Motivating, mengarahkan sumber daya manusia kepada tujuan-tujuan.

5. Controlling, mengukur dan mengawasi pelaksanaan mencapai tujuan.


2.5 Perbedaan Pembiayaan dan Kredit

Pembiayaan dan kredit adalah dua istilah yang sama. Menurut Undang-Undang

Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan

yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam

melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Sedangkan pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank

dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan

uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi

hasil.

Sehingga, dapat dibedakan bahwa kredit diberikan oleh bank konvensional

dengan skema bunga. Sedangkan, meskipun bisa sama-sama diberikan oleh bank,

pembiayaan menerapkan prinsip bagi hasil terhadap keuntungan yang diharapkan.

Persamaannya, dalam perjanjian kredit maupun dalam perjanjian pembiayaan,

tercantum hak dan kewajiban masing-masing pihak, termasuk jangka waktu serta

bunga atau bagi hasil yang ditetapkan bersama. Demikian pula dengan masalah

sanksi yang akan dibebankan kepada debitur jika mereka ingkar janji terhadap

perjanjian yang telah dibuat bersama.


2.6 Perbedaan dasar hukum pembiayaan konvensional dan pembiayaan

syariah

Pembiayaan yang diberikan bank konvensional merupakan sistem kredit dengan

berlandaskan undang undang dan hukum negara yang berlaku.Dasar hukum

pendanaan konvensional mengacu pada hukum perbankan yang berlaku secara

nasional maupun internasional. Kredit yang diberikan oleh bank konvensional

berorientasi pada keuntungan bebas nilai dan menganut prinsip yang berlaku pada

masyarakat umum.

Sementara pembiayaan syariah, memiliki dasar hukum islami yang bersumber

dari Alquran, Hadis, dan fatwa ulama. Sistem pendanaan syariah tak hanya

bertujuan mendapatkan profit semaksimal mungkin, tetapi juga berorientasi pada

penyebaran dan penerapan nilai syariah. Sehingga, pendanaan syariah dapat

mewujudkan sistem pendanaan.


BAB III

KESIMPULAN

Pembiayaan berperan sangat penting dalam perekonomian. Sebab pembiayaan

sangat membantu dalam pengembangan bisnis.

Membangun sebuah bisnis tanpa modal, pasti terasa sangat berat. Oleh karena itu,

tidak mengherankan jika banyak bisnis sulit berkembang karena sulitnya akses

pendanaan.

Selain karena sulit mendapat akses pendanaan, seringkali pemilik usaha

direpotkan dengan proses dan syarat pendanaan yang panjang. Contohnya,

mensyaratkan adanya agunan yang sulit dipenuhi.

Jika pihak-pihak yang memiliki surplus dana dapat menyalurkan pembiayaan

kepada pihak-pihak yang minus dana, maka mereka akan memperoleh pendapatan

dan membantu mereka dalam mengembangkan berbagai usahanya, sehingga

perekonomiannya menjadi sejahtera.


DAFTAR PUSTAKA

Reza Adsyah (2022 Maret 17). 6 perbedaan pembiayaan syariah dan konvensional

yang harus di ketahui. Diakses pada 23 Mei 2023 Melalui :

https://blog.investree.id/tujuan-finansial/6-perbedaan-pembiayaan-syariah-dan-

konvensional-yang-harus

diketahui/#:~:text=Pembiayaan%20konvensional%20menerapkan%20sistem%20

bunga,sumber%20keuntungan%20bagi%20bank%20konvensional.

Kikit Azeharie (2022 April 02). Pembiayaan : pengertian, jenis, dan cara

memperolehnya. Diakses pada 23 Mei 2023 Melalui :

https://majoo.id/solusi/detail/pembiayaan#:~:text=Pembiayaan%20konvensional%

20adalah%20kegiatan%20penyaluran,dengan%20istilah%20kredit%20atau%20pi

njaman.

Anda mungkin juga menyukai