Anda di halaman 1dari 15

PEMBIAYAAN MULTIJASA

DISUSUN
Oleh :
ANI SULISTYAWATI

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) AS’ADIYAH
SENGKANG
2022/2023

i|Page
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ilmiah ini kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Sengkang, 31 Oktober 2022

Penulis

ii | P a g e
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii


DAFTAR ISI........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
C. Tujuan ............................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3
A. Pengertian Pembiayaan .................................................................................... 3
B. Pengertian Pembiayaan Multijasa .................................................................... 5
C. Dasar Hukum Pembiayaan Multijasa .............................................................. 7
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 11
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 12

iii | P a g e
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konteks Multijasa yang berbentuk Ijarah dirasa kurang tepat karena
apabila dalam melakukan sewa-menyewa dalam ijarah, objek akad haruslah
jelas dan milik sendiri. Jika jasa yang ingin dibiayai adalah jasa dalam bidang
pendidikan, menunjukkan bahwa pendidikan menjadi objek akad. Objek dalam
pendidikan pun bermacam-macam, mulai dari fasilitas gedung, pengajar, dan
sebagainya sehingga Objek pendidikan tersebut berbentuk abstrak atau
kejelasannya mungkin diketahui tapi hanya sebatas luarnya. dalam kontek
kafalah juga kurang tepat, karena nasabah tidaklah berhutang. Misal pada
pembiayaan pendidikan, nasabah tidaklah berhutang kepada lembaga
pendidikan tersebut melainkan berhutang kepada bank sehingga jika disebut
kafal

Jika lembaga keuangan membiayai suatu biaya pendidikan dan


menyerahkannya kepada nasabah, itu sama saja dengan mengalihkan hak yang
diterima lembaga berupa pendidikan kepada nasabah. Lembaga keuangan yang
menyewakan hak atas pendidikan yang dibayarnya. Untuk itu, akan lebih tepat
jika penggunaan akad multijasa adalah berbentuk wakalah. Wakalah sendiri
merupakan akad tolong menolong antar pribadi baik dalam masaalah pidana
maupun perdata.1 Dalam wakalah sendiri, walaupun merupakan akad tolong
menolong, tetapi diperbolehkan untuk mengambil ujrah (fee) sebagai
imbalannya. Dengan kata lain, bank mentransfer hak nya dalam mendapatkan
pendidikan kepada nasabah sehingga nasabah menjadi wakil dari bank untuk
mendapat ha Menurut Bank Indonesia, wakalah adalah akad pemberian kuasa
dari pemberi kuasa kepada penerima kuasa untuk melakukan suatu tugas atas
nama pemberi kuasa.

1
M. A. M. Yazid Afandi, FIQH MUAMALAH dan Implemetasinya dalam Lembaga Keuangan
Syariah. Yogyakarta: Logung Printika, 20
1|Page
Menurut Fatwa DSN-MUI, wakalah adalah pelimpahan kekuasaan oleh
satu pihak kepada pihak lain dalam hal-hal yang boleh diwakilkan. Praktek
wakalah dalam pembiayaan multijasa berarti mewakilkan nasabah sebagai
wakil dari lembaga keuangan yang membayar, guna menggunakan fasilitas
yang sudah dibayar tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Pembiayaan?
2. Apa itu Pembiayaan Multijasa?
3. Apa saja Dasar Hukum Pembiayaan Multijasa?

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari pembiayaan
2. Mengetahui definisi pembiyaan multijasa
3. Mengetahui dasar hukum pembiayaan multijasa

2|Page
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembiayaan
Istilah pembiayaan pada dasarnya lahir dari pengertian, I trust, yaitu
„saya percaya‟ atau „saya menaruh kepercayaan‟. Perkataan pembiayaan yang
artinya kepercayaan (trust) yang berarti bank menaruh kepercayaan kepada
seseorang untuk melaksanakan amanah yang diberikan oleh bank selaku
shahibul maal.2

Pembiayaan atau financing adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu


pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan,
baik dilakukan sendiri maupun lembaga.3

Pengertian pembiayaan menurut Kasmir dalam bukunya, adalah


penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak lain dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah
jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.4

Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok Bank, yaitu pemberian


fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang
merupakan deficit unit.5Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pembiayaan adalah pemberian fasilitas penyediaan dana untuk membiayai
kebutuhan nasabah yang memerlukannnya dan layak memperolehnya.

Sedangkan pendapat lain yang secara umum, Pembiayaan merupakan


produk dari suatu lembaga keuangan, baik itu lembaga keuangan konvensional

2
Veithzal Rival dan Arviyan Arifin, Islamic Banking ; Sebuah Teori, Konsep dan Aplikasi,
(Jakarta : Bumi Aksara, 2010), h. 698
3
Juhaya, Lembaga Keuangan Syariah, (Bandung, Pustaka Setia, 2012), h.
4
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Bank Lainnya, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,
2008), h. 96
5
Syafi‟i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta : Gema Insani, 2015), h.160
3|Page
maupun lembaga keuangan syariah. Dalam konteks syariah, pembiayaan terdiri
dari beberapa jenis akad. Akad sendiri merupakan perjanjian dan permufakatan
(a-ittifaq), pertalian, dan mengikat secara bersama-sama serta diikuti dengan
ijab dan qabul. Jenis-jenis akad berupa al-bay` (jual beli) atau lebih dikenal
dengan Murabahah, ijarah (sewa menyewa), al-kafalah (penanggungan), al-
hawalah (pemindahan hutang), al-rahn (gadai), al-syrkah (persekutuan) al-
mudharabah (bagi hasil), a-wakalah (permberian kuasa), al-qardh (pinjaman
tanpa beban), dan masih ada beberapa lagi yang tidak disebutkan.6 Dalam akad
sendiri, terdapat rukun akad yang terdiri dari Al-Aqidain (pihak-pihak yang
berakad).

Pembiayaan Multijasa merupakan pembiayaan yang diberikan oleh


lembaga keuangan syariah (LKS) kepada nasabah dalam memperoleh manfaat
atas suatu jasa. Dalam fatwa DSN sendiri pembiayaan Multijasa hukumnya
boleh (jaiz) dengan menggunakan akad Ijarah atau kafalah. Keuntungan yang
diperoleh dari kedua pembiayaan Multijasa tersebut berbentuk imbalan jasa
(ujrah) atau fee. Besarnya ujrah atau fee harus disepakati di awal dan
dinyatakan dalam bentuk nominal, bukan dalam bentuk prosentase.7

Tujuan Pembiayaan

Dalam membahas tujuan pembiayaan, mencakup lingkup yang lebih


luas. Pada dasarnya, terdapat dua fungsi, yang saling berkaitan dari
pembiayaan, yaitu sebagai berikut8 :

1) Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari pembiayaan berupa


keuntungan yang diraih dari bagi hasil yang diperoleh dari usaha yang
dikelola bersama nasabah. Oleh karena itu, bank hanya akan menyalurkan

6
A. Dahlan, Bank Syariah: Teori, Praktik, Kritik. Yogyakarta: Teras, 2012.
7
M. A. M. Yazid Afandi, FIQH MUAMALAH dan Implemetasinya dalam Lembaga Keuangan
Syariah. Yogyakarta: Logung Printika,2009
8
Syafi‟i Antonio, Bank Syariah…, h. 160
4|Page
pembiayaan kepada usaha-usaha nasabah yang diyakini mampu dan mau
mengembalikian pembiayaan yang telah diterimanya.

2) Safety, keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar-
benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar-benar tercapai
tanpa hambatan yang berarti. Oleh karena itu, dengan kemanan ini
dimaksudkan agar prestasi yang diberikan dalam bentuk modal, barang,
atau jasa itu betul-betul terjamin pengembaliannya, sehingga keuntungan
(profitability) yang diharapkan dapat menjadi kenyataan

B. Pengertian Pembiayaan Multijasa


Multijasa terdiri dari dua kata, yaitu multi yang berarti banyak,
bermacam-macam, dan kata jasa yang berarti perbuatan yang berguna atau
bernilai bagi orang lain, instansi dan sebagainya.9 Jadi bahwa multijasa adalah
suatu manfaat atau perbuatan yang berguna atau bernilai untuk orang lain,
instansi dan sebagainnya.

Pembiayaan multijasa adalah suatu pembiayaan yang diberikan kepada


nasabah dalam memperoleh manfaat/jasa dari Lembaga Keuangan baik
perbankan maupun non perbankan

Menurut Fatwa DSN MUI No.44/DSN-MUI/VIII/2004 Tentang


Pembiayaan Multijasa yang ditetapkan pada tanggal 11 Agustus 2004,
memberikan pengertian bahwa pembiayaan multijasa adalah pembiayaan yang
diberikan oleh Lembaga Keuangan Syariah (LKS) kepada nasabah dalam
memperoleh manfaat atas suatu jasa. Dalam rangka merespon kebutuhan
masyarakat yang berkaitan dengan jasa tersebut.10

9
KBBI.web.id (Diakses tanggal 30 Juli 2018 pukul 06:28)
10
Dewan Syariah Nasional, Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah Nasional MUI
(Jakarta : Erlangga, 2014), h. 253
5|Page
Dalam pengertiannya menurut Wangsawidjaja, pembiayaan multijasa
adalah pembiayaan lain-lain dari bank syariah bagi nasabah untuk pemenuhan
jasa-jasa tertentu, seperti pendidikan, kesehatan, dan jasa lainnya.11

Menurut Erwandi Tarmidzi dalam bukunya, pembiayaan multijasa


adalah penyediaan dana atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu
berupa transaksi multijasa dengan menggunakan akad ijarah berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan nasabah pembiayaan yang
mewajibkan nasabah pembiayaan untuk melunasi hutang/kewajiban sesuai
akad.12

Pembiayaan multijasa adalah pembiayaan yang hadir untuk keperluan


mendanai kebutuhan layanan jasa seperti pendidikan, kesehatan, wisata, umroh
dan pernikahan dengan jangka waktu 10 tahun.13

Menurut Fatwa DSN-MUI 44/DSN-MUI/VII/2004 Tentang


Pembiayaan Multijasa adalah sebagai berikut14 :

a. Pembiayaan multijasa hukumnya boleh (jaiz) dengan menggunakan


menggunakan akad ijarah dan kafalah.

b. Dalam hal LKS (Lembaga Keuangan Syariah) menggunakan akad ijarah,


maka harus mengikuti ketentuan semua yang ada dalam fatwa ijarah.

c. Dalam hal LKS (Lembaga Keuangan Syariah) menggunakan akad maka


harus mengikuti semua yang ada dalam Fatwa kafalah.

d. Dalam kedua pembiayaan multijasa, LKS dapat memperoleh imbalan


jasa/ujrah atau fee

11
A. Wangsawidjaja Z, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2012),
h.228
12
Erwandi Tarmizi, Harta Haram Muamalah Kontemporer,(Jakarta :PT Berkat Mulia Insani,
2016), h.450
13
www.btnsyariah.co.id (Diakses Pada Tanggal 30 Juli Jam 14.08)
14
Dewan Syariah Nasional, Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah Nasional MUI
(Jakarta : Erlangga, 2014), h. 260-261
6|Page
e. Besar ujrah atau fee harus disepakati dan dinyatakan dalam bentuk nominal
bukan prosentase.

C. Dasar Hukum Pembiayaan Multijasa


Dasar hukum pembiayaan multijasa terdapat dalam Al-Qur‟an dan
Hadits.

a. Al-Qur‟an

1) Q.S Al-Baqarah ayat 233

“…Dan jika kamu ingin menyusukan anakmu kepada orang lain, maka
tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran dengan
cara yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah
Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”15

2) Q.S Qashash ayat 26

“Salah seorang dari wanita itu berkata, wahai bapakku ambilah ia


sebagai pekerja kita, karena orang yang paling baik untuk dijadikan
pekerja adalah orang yang kuat dan dapat dipercaya.”16

15
Kementrian Agama RI, Alqur‟an dan Terjemahnya (Jakarta : PT. Sinergi Pustaka Indonesia,
2012), h. 47
16
Kementrian Agama RI, Alqur‟an dan …, h.547
7|Page
3) Q.S Yusuf ayat 72

“Penyeru-penyeru itu berkata: “Kami kehilangan piala Raja dan siapa


yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan
seberat beban unta, dan aku menjamin terhadapnya.”17

4) Q.S Al-Maidah ayat 2

“Dan tolong-menolong dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan


janganlah tolong-menolong dalam (mengerjakan) dosa dan
pelanggaran”18

b. Hadist

17
Kementrian Agama RI, Alqur‟an dan …,h.329
18
Kementrian Agama RI, Alqur‟an dan…, h.142
8|Page
“Dari Salamah bin Al Akwa‟ RA, ia berkata: kami pernah duduk di
samping Nabi SAW, tiba-tiba ada jenazah seseorang dibawa. Orang-orang
yang membawanya berkata, “Shalatkanlah jenazah ini.”Beliau bertanya
“apakah ia mempunyai tanggungan hutang?” mereka menjawab,
“Tidak.”Beliaupun menyalatinya. Kemudian jenazah lain dibawa. Orang-
orang yang membawanya berkata, “Wahai Rosulullah!Shalatkanlah
jenazah ini.”Beliau bertanya, Apa ia punya tanggungan hutang?” dijawab
“ya”. Beliau bertanya lagi, “Apa ia meninggalkan sesuatu?” mereka
menjawab, “Tiga dinar.” Beliaupun menyalatinya. Kemudian jenazah
ketiga dibawa.Orangorang yang membawa berkata, Shalatkanlah jenazah
ini.” Beliau bertanya “Apakah ia meninggalkan sesuatu?”Mereka
menjawab “Tidak.”Beliau bertanya lagi “Apakah ia mempunyai
tanggungan hutang?”Mereka menjawab “Tiga dinar.”Beliaupun bersabda
“Shalatkanlah temanmu itu.”Abu Qutadah berkata, “Shalatkanlah ia,
wahai Rosulullah!Aku menanggung hutangnya.” Akhirnya beliau
menyaalaatinya.”(H.R Bukhari no. 2127, kitab al-Hawalah).19

Pembiayaan multijasa (fee based service) di Bank Syariah


mempunyai beragam layanan meliputi transaksi pengirimaan uang, Sharf
(Jual Beli Valuta Asing), penerbitan Letter of Credit (L/C), gadai (rahn),
take over pembiayaan (factoring), garansi bank, termasuk layanan transaksi
kartu kredit syariah untuk dapat memenuhi kebutuhan gaya hidup modern
yang serba cepat dan efisien.

Pada prinsipnya layanan multi jasa perbankan syariah akan


mengacu pada konsep Ijarah (Ujrah), yaitu pembayaran atas suatu
jasa. Berbeda dengan musyarakah dan mudharabah yang menggunakan

19
Muhammad Nashiruddin Al Albani, Ringkasan Shahih Bukhari, jilid 3 (Jakarta : Pustaka
Azzam, 2012), h. 159
9|Page
pembagian nisbah dalam bentuk persentase, dalam pembiayaan multi jasa
ini bank syariah akan menetapkan ujrah langsung dalam bentuk rupiah.

Salah satu layanan perbankan syariah adalah Kartu Kredit iB. Kartu
Kredit iB merupakan kartu pembiayaan yang berfungsi sebagai kartu kredit
berdasarkan prinsip syariah, yaitu dengan sistem perhitungan biaya bersifat
tetap, adil, transparan, dan kompetitif tanpa perhitungan bunga.

Kartu Kredit iB, seperti kartu kredit pada umumnya, dapat


digunakan untuk berbelanja di berbagai merchants, menarik uang tunai
melalui ATM, membayar berbagai tagihan (listrik, air, telepon, tv kabel,
membayar biaya kuliah), untuk membeli tiket pesawat terbang maupun
mengisi ulang pulsa handphone.20

20
Apa Saja Pembiayaan Multi Jasa Perbankan Syariah? | Republika Online
10 | P a g e
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembiayaan merupakan produk dari suatu lembaga keuangan, baik itu
lembaga keuangan konvensional maupun lembaga keuangan syariah.
Pembiayaan Multijasa merupakan pembiayaan yang diberikan oleh lembaga
keuangan syariah (LKS) kepada nasabah dalam memperoleh manfaat atas
suatu jasa. Dalam fatwa DSN sendiri pembiayaan Multijasa hukumnya boleh
(jaiz) dengan menggunakan akad Ijarah atau kafalah.

Tujuan pembiayaan, mencakup lingkup yang lebih luas. Pada dasarnya,


terdapat dua fungsi, yang saling berkaitan dari pembiayaan, Pembiayaan
multijasa adalah suatu pembiayaan yang diberikan kepada nasabah dalam
memperoleh manfaat/jasa dari Lembaga Keuangan baik perbankan maupun
non perbankan Menurut Fatwa DSN MUI No.44/DSN-MUI/VIII/2004
Tentang Pembiayaan Multijasa yang ditetapkan pada tanggal 11 Agustus 2004,
memberikan pengertian bahwa pembiayaan multijasa adalah pembiayaan yang
diberikan oleh Lembaga Keuangan Syariah (LKS) kepada nasabah dalam
memperoleh manfaat atas suatu jasa.

Pembiayaan multijasa (fee based service) di Bank Syariah mempunyai


beragam layanan meliputi transaksi pengirimaan uang, Sharf (Jual Beli Valuta
Asing), penerbitan Letter of Credit (L/C), gadai (rahn), take over
pembiayaan (factoring), garansi bank, termasuk layanan transaksi kartu kredit
syariah untuk dapat memenuhi kebutuhan gaya hidup modern yang serba cepat
dan efisien.

11 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
M. A. M. Yazid Afandi, FIQH MUAMALAH dan Implemetasinya dalam Lembaga
Keuangan Syariah. Yogyakarta: Logung Printika, 20

Veithzal Rival dan Arviyan Arifin, Islamic Banking ; Sebuah Teori, Konsep dan
Aplikasi, (Jakarta : Bumi Aksara, 2010), h. 698

Juhaya, Lembaga Keuangan Syariah, (Bandung, Pustaka Setia, 2012), h.

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Bank Lainnya, (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 2008), h. 96

Syafi‟i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta : Gema Insani,
2015), h.160

A. Dahlan, Bank Syariah: Teori, Praktik, Kritik. Yogyakarta: Teras, 2012.

Syafi‟i Antonio, Bank Syariah…, h. 160

KBBI.web.id (Diakses tanggal 30 Juli 2018 pukul 06:28)

Dewan Syariah Nasional, Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah


Nasional MUI (Jakarta : Erlangga, 2014), h. 253

A. Wangsawidjaja Z, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka


Utama, 2012), h.228

Erwandi Tarmizi, Harta Haram Muamalah Kontemporer,(Jakarta :PT Berkat Mulia


Insani, 2016), h.450

www.btnsyariah.co.id (Diakses Pada Tanggal 30 Juli Jam 14.08)

Dewan Syariah Nasional, Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah


Nasional MUI (Jakarta : Erlangga, 2014), h. 260-261

12 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai