Anda di halaman 1dari 13

HADIS RIWAYAH

DOSEN PENGAMPUH :
M. Iqbal Nasir Lc, M.Ag

DISUSUN OLEH :
Kelompok 1
Andi odang
Arya Winardi
Ani Sulistyawati
Fir Yuniar

INSTITUT AGAMA ISLAM AS’ADIYAH


(IAIA) SENGKANG
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah
SWT,yang telah melimpahkan Rahmat serta InayahNya sehingga kami mampu
menyelesaikan penulisan makalah “Hadis Riwayah”
Dan tak lupa kami ucapakan terima kasih kepada teman-teman yang ikut
berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini. Sarana penunjang makalah ini kami
susun berdasarkan referensi yang bermacam-macam. Hal ini dengan tujuan untuk
membantu para mahasiswa untuk mengetahui, memahami bahkan menerapkannya.
Adapun makalah ini kami susun dengan tujuan: Pertama, mempermudah
mahasiswa untuk menyampaikan materi yang ada. Kedua, mempermudah
mahasiswa untuk belajar. Ketiga, dapat memperlancar proses belajar dan
mengajar,sehingga mahasiswa menjadi aktif.
Namun demikian, dalam penulisan makalah ini masih terdapat
kelemahandan kekurangan.oleh karena itu, saran dan kritik dari berbagai pihak
sangat diharapkan.

Sengkang, 05 Juli 2022

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

Table of Contents

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii


DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Manfaat ................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
A. Definisi Hadis Riwayah .......................................................................................... 3
B. Definisi Hadis Riwayah Menurut Sahabat .............................................................. 4
C. Pengaplikasian Hadis Riwayah dari Segi Keadaan ................................................. 5
D. Syarat Hadis menurut Para Sahabat ........................................................................ 5
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 9
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 10

iii
BAB I ‘

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai sumber pokok ajaran Islam yang kedua setelah Al-Qur’an, hadits
mempunyai peran dan fungsi menentukan dalam kehidupan umat Islam.
Kehadiran hadits dalam kehidupan masyarakat menjadi penting tatkala dalam
Al-Qur’an tidak didapatkan penjelasan yang rinci dalam suatu persoalan. Hadits
yang menjadi penjelas atau bayan Al-Qur’an sangatlah dibutuhkan dalam
memahami tekstual Al-Qur’an. Makanya eksistensi hadits –dengan tidak
menafikan derajat hadits– seiring dengan sumber pokok Islam tersebut .
Kehadiran hadits sebagai sumber pokok ajaran islam, memang banyak
dipersoalkan, hal ini berkaitan dengan matan, perawi, sanad dan lainnya, yang
kesemuanya menjadi boleh atau tidaknya suatu hadits untuk dijadikan hujjah.
Terlepas dari itu, perbedaan sahabat dalam memahami hadits pun menjadi hal
yang penting untuk ditelaah lebih lanjut, karena perbedaan pemahaman tersebut
mengakibatkan periwayatan pun menjadi berbeda. Maka dari itu perlunya kita
semua memahami ilmu hadits agar lebih memahami dan lebih jelas terhadap
suatu hal yang mempunyai korelasi dengan hadits. Dan tentunya membuat kita
lebih mudah memahami ajaran agama islam secara totalitas, sampai keakar-
akarnya, lagi mudah mengamalkan sunnah-sunnah Nabi Muhammad SAW.

B. Rumusan Masalah

1) Apa definisi dari hadis riwayah secara bahasa dan ilmiah?


2) Jelaskan definisi dari hadis riwayah menurut sahabat?
3) Bagaimana cara pengaplikasian hadis riwayah dari segi keadaan?
4) Apa saja syarat para sahabat menerima dan menolak hadis?

C. Manfaat

1) Mengetahui definisi dari hadis riwayah secara bahasa dan ilmiah


2) Mengetahui definisi dari hadis riwayah menurut sahabat
1
3) Mengetahui cara pengaplikasian hadis riwayah dari segi keadaan
4) Mengetahui syarat para sahabat menerima dan menolak hadis

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Hadis Riwayah

Ilmu hadis riwayah adalah ilmu hadis yang khusus berhubungan dengan
riwayah, yakni ilmu yang meliputi pemindahan (periwayatan) perkataan,
perbuatan, ketetapan, dan sifat Nabi Muhammad Saw., sebagaimana definisi
berikut ini: “Ilmu yang membahas tentang pemindahan (periwayatan) segala
sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Saw, berupa perkataan, perbuatan,
taqrir (ketetapan atau pengakuan), sifat jasmaniah, atau tingkah laku (akhlak)
dengan cara yang teliti atau terperinci.”

• Menurut Istilah
Pengertian dari ilmu hadis riwayah adalah suatu ilmu hadis yang
mengkaji tentang periwayatan hadis secara teliti dan mengenai semua hal
yang di sandarkan kepada nabi, baik itu perkataan nabi, perbuatan nabi,
persetujuan nabi, ataupun sifat nabi. Sedangkan pengertian dari ilmu hadis
dirayah adalah suatu ilmu hadis yang mengkaji tentang aturan dan konsep
agar dapat mengetahui kondisi sanat hadis dan matan hadis dan juga dapat
menentukan keshahihan hadis.

• Menurut Bahasa
Menurut bahasa riwayah berarti Kata riwayah artinya periwayatan atau
cerita. Ilmu hadis riwayah, secara bahasa, berarti ilmu hadis yang berupa
periwayatan. Ilmu hadits riwayah bertujuan agar umat Islam menjadikan Nabi
SAW sebagai suri teladan melalui pemahaman terhadap riwayat yang berasal
darinya dan mengamalkannya. Atau
Ilmu hadits riwayah adalah ilmu hadits yang mempelajari cara-cara
penukilan, pemeliharaan dan penulisan hadits. Tujuannya untuk memahami
hadits-hadits Nabi Muhammad Rosulullah saw. sebagai penjelas al-Qur'an,
dan menjadikan hadits (perkataan, perbuatan, dan taqrir Nabi Muhammad
saw.) sebagai teladan.

Riwayah hadist terbagi menjadi 2 bagian,diantaranya yaitu :

1) Riwayah Hadist Bil-Lafdzi

3
Riwayah Hadist Bil-Lafdzi atau meriwayatkan hadist dengan lafadz adalah
meriwayatkan hadist sesuai dengan lafadz yang mereka terima dari Nabi
SAW dan mereka hafal benar lafadz dari nabi tersebut.Atau dengan kata lain
meriwayatkan dengan lafadz yang masih asli dari nabi SAW.Riwayah hadist
dengan lafadz ini sebenarnya tidak ada persoalan,karena sahabat menerima
langsung dari nabi baik melalui perkataan maupun perbuatan,dan pada saat
itu sahabat langsung menulis atau menghafalnya.

2) Riwayah Hadist Bil-Ma’na


Riwayah Hadist Bil-Ma’na atau meriwayatkan hadist dengan makna
adalah meriwayatkan hadist dengan maknanya saja sedangkan redaksinya
disusun sendiri oleh orang yang meriwayatkan.Atau dengan kata lain apa
yang diucapkan oleh Rasulullah hanya dipahami maksudnya saja,lalu
disampaikan oleh para sahabat dengan lafadz atau susunan redaksi mereka
sendiri.Hal ini dikarenakan para sahabat tidak sama daya ingatannya,ada yang
kuat dan ada pula yang lemah.Disamping itu kemungkinan masanya sudah
lama,sehingga yang masih ingat hanya maksudnya sementara apa yang
diucapkan Nabi sudah tidak diingatnya lagi.
Menukil atau meriwayatkan hadist secara makna ini hanya
diperbolehkan ketika hadist-hadist belum termodifikasi.Adapun hadist-hadist
yang sudah terhimpun dan dibukukan dalam kitab-kitab tertentu(seperti
sekarang) tidak diperbolehkan merubahnya dengan lafadz yang lain
meskipun maknanya tetap.

B. Definisi Hadis Riwayah Menurut Sahabat

• Menurut Ibnu al-Akfani, sebagaimana dikutip al-Suyuthi, makna Hadits


Riwayah adalah: Ilmu Hadits yang secara khusus berkaitan dengan riwayah
adalah ilmu yang meliputi transfer (narasi) perkataan Nabi SAW dan
perbuatannya, serta narasinya, rekamannya, dan kemerosotan kata-katanya.
• Menurut Muhammad 'ajjaj a-khathib adalah: Yaitu pengetahuan yang
membahas pemindahan segala sesuatu yang dicadangkan kepada Nabi
PBUH, berupa perkataan, perbuatan, taqrir (tekad atau pengakuan), sifat fisik,
atau perilaku (akhlak) secara hati-hati atau terperinci.
• Definisi yang sama juga dikemukakan oleh Zhafar Ahmad ibn Lathif al-
'Utsmani al-Tahanawi dalam Qawa'id fi 'ulum al-Hadis, pengetahuan tentang
hadits yang khusus untuk riwayah merupakan pengetahuan yang dapat
4
diketahui dengan perkataan, tindakan dan keadaan Nabi PBUH serta narasi,
pencatatan, dan kemerosotan pernyataannya.

C. Pengaplikasian Hadis Riwayah dari Segi Keadaan

• Penerapan
Hadits yang pertama yaitu hadits qauliyah atau hadits yang
diucapkan sesuai dengan tujuannya. Contoh hadits tentang niat, antara lain:

Hadits Qauliyah (ucapan) yaitu hadits Rasulullah SAW. Hadits


tersebut diucapkan dalam berbagai tujuan dan persuaian (situasi).

Hadits Fi’liyah yaitu perbuatan-perbuatan Nabi Muhammad


SAW, seperti pekerjaan melakukan shalat tepat waktu dengan tata cara dan
rukun-rukunnya, pekerjaan menunaikan ibadah haji dan pekerjaannya
mengadili dengan satu saksi dan sumpah bagi pihak penuduh.

Hadits Taqririyah yaitu perbuatan para sahabat Nabi yang telah


diikrarkan oleh Rasulullah SAW, baik itu berbentuk ucapan maupun
perbuatan.

Setelah beberapa penjelasan bentuk-bentuk hadits, saya akan


menjelaskan bagaimana jika bentuk-bentuk hadits tersebut dijabarkan
dalam kehidupan sehari-hari.

D. Syarat Hadis menurut Para Sahabat

• Riwayah Hadist Bil-Lafdzi


Ciri-ciri hadits yang diriwayatkan secara lafal ini, antara lain:
✓ Dalam bentuk muta’ahad (sanadnya memperkuat hadits lain yang sama
sanadnya), misalnya hadits tentang adzan dan syahadat
✓ Hadits-hadits tentang doa; dan
✓ Tentang kalimat yang padat dan memiliki pengertian yang mendalam
(jawaami` al-kalimah)

Hal ini dapat kita lihat pada hadist-hadist yang memakai lafadz-lafadz
sebagai berikut :
‫( سمعت رسول هللا صلّى هللا عليه وسلّم‬Saya mendengar Rasulullah saw)

5
Contonya:
‫سمعت رسول هللا صلّى هللا عليه وسلّم يقول‬: ‫عن المغيرة قال‬:
‫علَي ُمت َ َع ِ ّمدا‬ َ َ‫علَى أَ َحد فَ َم ْن َكذ‬
َ ‫ب‬ َ ‫ْس َك َكذِب‬ َ ‫علَي لَي‬
َ ‫ِإن َكذِبا‬
( ‫ار (رواه مسلم وغيره‬ ْ ْ ْ
ِ ‫فَليَتَبَوأ َمقعَدَهُ مِ نَ الن‬

Artinya :
“Dari Al-Mughirah ra, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW
bersabda;Sesungguhnya dusta atas namaku itu tidak seperti dusta atas nama
orang lain, dan barang siapa dusta atas namaku dengan sengaja,maka
hendaknya ia menempati tempat duduknya di neraka.”(HR.Muslim dan
lain-lainnya).

‫( حدّثنى رسول هللا صلّى هللا عليه وسلّم‬Menceritakan kepadaku Rasulullah saw)

Contohnya:
‫ع ْب ِد الرحْ َم ِن‬ َ ‫ع ْن ُح َم ْي ِدب ِْن‬
َ ‫ع ِن اب ِْن ِش َهاب‬ َ ‫َحدتَنِى َمالِك‬
‫سل َم قَا َل‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ ُ‫صلى هللا‬ ِ ‫س ْو ُل‬
َ ‫هللا‬ ُ ‫ع ْنهُ اَن َر‬ َ ُ‫ي هللا‬
َ ‫ض‬ ِ ‫ع ْن اَ ِبى ه َُري َْرة َ َر‬
َ :
‫غف َِر لَهُ َما تَقَد َم مِ ْن ذَ ْنبِ ِه‬ُ ‫سابا‬
َ ِ‫ضانَ اِ ْي َمانا َوا ْحت‬ َ َ‫َم ْن ق‬
َ ‫ام َر َم‬
Artinya :
“Telah bercerita kepadaku Malik dari Ibnu Syihab dari Humaidi bin Abdur
Rahman dari Abi Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda : Siapa yang
beramadhan dengan iman dan mengharap pahala,dihapus dosa-dosanya
yang telah lalu”.

‫( رأيت رسول هللا صلّى هللا عليه وسلّم‬Saya melihat Rasulullah saw berbuat)

Contohnya:
‫الخطاب رضي هللا عنه يقبّل الحجر “يعنى األسود ”ويقول‬ ّ ‫رأيت عمربن‬: ‫عن عبّاس بن ربيع قال‬
َ َ
‫إِنِّى الَ َء ْعلَ ُم أنكَ َح َجر الَتَضُر َوالَ ت َ ْنفَ ُع َولَ ْوالَ أنِّى‬
َ‫سل َم يُقَبِّلُكَ َما قَب ْلتُك‬َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ ُ‫صلى هللا‬ ُ ‫َرأَيْتُ َر‬
َ ِ‫س ْو َل هللا‬
(‫)رواه البخارى ومسلم‬

Artinya:
“Dari Abbas bin Rabi’ ra,ia berkata : Aku melihat Umar bin Khatab ra
mencium Hajar aswad dan dia berkata : Sesungguhnya benar-benar aku tahu
bahwa engkau itu sebuah batu yang tidak memberi mudharat dan tidak(pula)
memberi manfaat.Seandainya aku tidak melihat Rasulullah SAW
menciummu,aku (pun) tak akan menciummu.”(HR.Bukhari dan Muslim).
‫( أخبرنى رسول هللا صلّى هللا عليه وسلّم‬Mengkhabarkan kepadaku Rasulullah
saw)

6
Hadist-hadist yang menggunakan lafadz-lafadz diatas memberikan indikasi
bahwa para sahabat langsung bertemu Nabi SAW dalam meriwayatkan
hadist.Oleh karena itu,para ulama menetapkan hadist yang diterima dengan
cara itu menjadi hujjah dengan tidak ada khilaf.

• Riwayah Hadist Bil-Ma’na

Syarat-syarat yang ditetapkan dalam meriwayatkan hadits secara makna ini


cukup ketat, yaitu:

✓ periwayat haruslah seorang muslim, baligh, adil, dan dhobit (cermat dan
kuat);
✓ periwayat hadits tersebut haruslah benar-benar memahami isi dan kandungan
hadits yang dimaksud;
✓ periwayat hadits haruslah memahami secara luas perbedaan-perbedaan lafal
sinonim dalam bahasa Arab;
✓ meskipun si penglafal lupa lafal atau redaksi hadits yang disampaikan Nabi
Muhammad saw., namun harus ingat maknanya secara tepat.

Adapun contoh hadist dengan makna adalah sebagai berikut :


‫س َهالَهُ فَتَقَد َم َر ُجل فَقا َ َل‬َ ‫ب نَ ْف‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ ‫سل َم َواَ َرادَ ا َ ْن تَ ِه‬ َ ُ‫صلى هللا‬
َ ِ‫ي‬ ّ ِ‫َت اِ ْم َرأَة اِلَى النب‬
ْ ‫ َجائ‬:
‫آن‬ ُ
ِ ‫ض الق ْر‬ ْ ِ ‫غي َْر بَ ْع‬ ْ ُ َ ْ َ
َ ‫س ْو َل هللاِ ان ِك ْحنِ ْي َها َول ْم يَك ْن َمعَهُ مِ نَ ال َم ْه ِر‬ ُ ‫ار‬
َ َ‫ي‬
‫آن‬ ُ ْ ُ ْ َ
ِ ‫سل َم ان َك ْحت َك َها بِ َما َمعَكَ مِ نَ الق ْر‬ َ
َ ‫عل ْي ِه َو‬ َ ُ‫صلى هللا‬ َ
َ ‫فَقا َ َل لهُ النبِي‬
‫آن‬ ِ ‫قَدْ زَ و ْجت ُ َك َها بِ َما َمعَكَ مِ نَ ْالقُ ْر‬, ‫وفىرواية‬
‫رآن‬ ِ ُ‫علَى َمعَكَ مِ نَ ْالق‬ َ ‫زَ وجْ ت ُ َك َها‬, ‫وفىرواية‬
)‫رآن (الحديث‬ ِ ُ‫ َملَ ْكت ُ َك َها بِ َما َمعَكَ مِ نَ ْالق‬, ‫وفىرواية‬

Artinya :
“Ada seorang wanita datang menghadap Nabi saw, yang bermaksud
menyerahkan dirinya (untuk dikawin) kepada beliau. Tiba-tiba ada seorang laki-
laki berkata: Ya Rasulullah, nikahkanlah wanita tersebut kepadaku, sedangkan
laki-laki tersebut tidak memiliki sesuatu untuk dijadikan sebagai maharnya
selain dia hafal sebagian ayat-ayat Al-Qur’an. Maka Nabi saw berkata kepada
laki-laki tersebut: Aku nikahkan engkau kepada wanita tersebut dengan mahar
(mas kawin) berupa mengajarkan ayat Al-Qur’an.Dalam satu riwayat
disebutkan:Aku kawinkan engkau kepada wanita tersebut dengan mahar berupa
(mengajarkan) ayat-ayat Al-Qur’an.Dalam riwayat lain disebutkan:Aku
kawinkan engkau kepada wanita tersebut atas dasar mahar berupa (mengajarkan)
ayat-ayat Al-Qur’an.Dan dalam riwayat lain disebutkan:Aku jadikan wanita
7
tersebut milik engkau dengan mahar berupa (mengajarkan) ayat-ayat Al-
Qur’an”.(Al-Hadits).

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Definisi dari ilmu hadits riwayah adalah ilmu yang mebahas segala hal
yang disandarkan pada Nabi SAW baik berupa perkataan, perbuatan, ketetapan
serta sifat-sifat jasmaniah maupun akhlaqiah.yang Objek nya adalah diri Nabi
saw. baik dari segi perkataan, perbuatan, maupun persetujuan beliau yang
diriwayatkan secara teliti dan berhati-hati, tanpa harus membicarakan shahih
atau tidaknya, dan bertujuan untuk memelihara hadits, memelihara kemurnian
syariat islamiyah, dan memelihara sunnah.

Ilmu hadits riwayah adalah ilmu hadits yang mempelajari cara-cara


penukilan, pemeliharaan dan penulisan hadits. Tujuannya untuk memahami
hadits-hadits Nabi Muhammad Rosulullah saw.

9
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qaththan, Syaikh manna. Pengantar Studi Ilmu Hadits, Pustaka Al-Kautsar,
Jakarta. 2005
Ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasby. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits,
PT.Pustaka Rizki Putra, semarang. 2009
Juned, Daniel. Ilmu Hadits, Penerbit Erlangga. Jakarta. 2010
Khon, Abdul Majid. Ulumul Hadis. Amzah, Jakarta. 2010
Sattar, Abdul. Ilmu Hadits, Rasail Media Group. Semarang. 2015
Ash-Shalih, Subhi. Membahas Ilmu Hadits. Perpustakaan Surga. Jakarta: 2000
Ash-Shalih, Subhi. Membahas Ilmu Hadits. Perpustakaan Surga. Jakarta: 2002
Mudasir H. Ilmu Hadits. CV Perpustakaan Setia. Bandung 1999
Suparta, Munzir. Ilmu Hadits. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta 2002
Yuslem, Nawir. Hadits Ulumul. Widya Sumber Mutiara. Jakarta: 2001

10

Anda mungkin juga menyukai