DISUSUN OLEH:
2022
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Umat muslim, entah itu individu maupun kelompok dalam sektor ekonomi atau
bisnis, di satu sisi diberi kebebasan untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya. Namun
di sisi lain ia terikat dengan iman dan etika sehingga ia tidak bebas mutlak dalam
menginvestasikan modalnya atau membelanjakan hartanya. Maka kita sebagai muslim
alangkah baiknya jika kita mengobarkan citra ekonomi Islam sebagai suatu cita-cita ilmu
ekonomi.
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Tabungan adalah bagian dari pendapatan yang disimpan atau tidak dibelanjakan.
Tabungan disimbolkan dengan (S). Atau bisa juga disebutselisih langsung antara
pendapatan nasional dengan konsumsi agregat (S = Y – C).
B. TEORI INVESTASI
Biasanya yang dimaksud dengan investasi adalah investasi bruto oleh perusahaan,
yaitu jumlah nilai pasar dari bangunan-bangunan dan peralatan-peralatan yang tahan lama
serta perubahan di dalam nilai persediaan perusahaan (inventory). Jadi investasi bruto
meliputi: pembangunan pabrik, pembelian mesin-mesin yang baru dan pembangunan
rumah baru serta tambahan persediaan perusahaan. Pembelian rumah oleh seseorang
pribadi tidak dimasukkan sebagai investasi melainkan konsumsi, sedangkan pembelian
rumah oleh perusahaan untuk karyawan-karyawannya, dapat dikatakan sebagai investasi.
Jadi, yang mengadakan investasi hanyalah bussiness firm (perusahaan), karena investasi
adalah menanam modal untuk menghasilkan kmbali. Di setiap perusahaan setiap kali
tentu saja ada barang-barang yang aus sehingga harus diperhitungkan penyusutannya.
Investasi kotor (bruto) dikurangi dengan penyusutan adalah investasi neto (bersih).[3]
Tidak seperti tabungan dan konsumsi, investasi merupakan sebuah bisnis yang
tidak dapat diprediksi dan beresiko, karena investasi tidak harus mengikuti pergerakan
yang sama dengan produksi nasional bruto (GNP), beda halnya dengan pengeluaran
konsumsi yang dapat mempengaruhi nilai produk nasional bruto (GNP). Investasi
merupakan aktivitas tersendiri dari sektor swasta dan sektor pemerintah.
I=I (i,r, Q, T)
Dengan,
di mana, I = tingkat investas
Yaitu pengeluaran investasi untuk pembelian berbagai jenis barang modal yaitu
mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan
perusahaan.
Yaitu berupa pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan
mentah, dan barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun perhitungan
pendapatan nasional.[5]
Sebagai akibat dari mendapat harta warisan atau tabungan yang banyak sebagai
akibat usaha di masa lalu, maka seseorang berhasil mempunyai kekayaan yang
mencukupi. Dalam keadaan seperti itu ia sudah tidak terdorong lagi untuk menabung
lebih banyak. Maka lebih besar bagian dari pendapatan yang digunakan untuk konsumsi
dimasa sekarang. Sebaliknya, untuk orang yang tidak memperoleh warisan atau kekayaan;
mereka akan lebih bertekad untuk menabung agar lebih memperoleh kekayaan yang lebih
banyak di masa yang akan datang atau untuk memenuhi kebutuhan masa depan
keluarganya seperti membeli rumah, membiayai pendidikan anak atau membuat
tabungan untuk persiapan di hari tua.
b. Suku bunga
c. Sikap berhemat
d. Keadaan perekonomian
e. Distribusi pendapatan
Dalam masyarakat yang distribusinya tidak merata, lebih banyak tabungan akan
dapat diperoleh. Dalam masyarakat demikian (i) sebagian besar pendapatan nasional
dinikmati oleh segolongan kecil penduduk yang sangat kaya, dan (ii) golongan
masyarakat ini mempunyai kecenderungan menabung yang tinggi. Maka mereka dapat
menciptakan tabungan yang banyak. Segolongan besar penduduk mempunyai pendapatn
yang hanya cukup membiayai konsumsinya dan tabungannya adalah kecil. Dalam
masyarakat yang distribusi pendapatannya lebih seimbang tingkat tabungannya relative
lebih sedikit karena mereka mempunyai kecondongan mengkonsumsi yang tinggi.
Walaupun seorang pengusaha memiliki tabungan yang cukup dan oleh karenanya
tidak perlu meminjam dari suatu lembaga keuangan untuk membiayai investasi yang
ingin dilaksanakan, hal itu belumlah merupakan syarat yang cukup bagi terciptanya
kegiatan investasi. Pengusaha tersebut memiliki dua pilihan dalam menggunakan
tabungannya, yaitu: (i) meminjamkan/membungakan uang tersebut, atau (ii)
menggunakannya untuk investasi. Dalam keadaan di mana persentasi pengembalian
modal yang akan diperolehnya lebih kecil dari suku bunga, maka lebih baik bagi
pengusaha itu untuk membungakan uangnya dan membatalkan maksudnya untuk
melakukan investasi.
c. Kemajuan teknologi
Investasi dan tabungan adalah dua hal yang terpisah, tapi pada kondisi yang lebih
makro, kedua hal itu menjadi kesatuan. Seorang yang berinvestasi sebenarnya dirinya
telah menjalankan kegiatan menabung.Untuk itu, tabungan tidak boleh terbatas pada
tabungan bank, tetapi harus lebih luas.Menabung itu investasi, dan secara tradisional
tabungan di perbankan itu investasi. Investasi jenis ini aman dan likuid atau mudah
dicairkan. Kelemahannya adalah tingkat bunga sangat rendah. Tabungan dengan saldo di
bawah Rp 15 juta, maka pendapatan bunganya akan lebih rendah dari biaya administrasi
dan pajak. Oleh karena itu, tabungan setiap bulan akan berkurang.Oleh karena itu,
tabungan semacam ini tidak cocok sebagai sarana investasi, tetapi hanya sebagai sarana
menabung.
Belum lagi jika Anda memperhatikan nilai tabungan yang sebenarnya, yaitu
dengan membandingkan nilai mata uang dengan kenaikan harga/tingkat inflasi, Anda
akan mendapatkan nilai tabungan aktual yang negatif.
Tapi jangan ragu, karena ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di negara
maju seperti Jepang. Suku bunga (deposito) di Jepang dengan tenor waktu 1 bulan
sampai dengan 1 tahun berkisar 0,07%-0,2%, sedangkan laju inflasi berkisar 2,2%/tahun.
Dengan demikian nilai riil tabungan di Jepang berkisar minus 2% per tahun. Jika uang
tersebut dibiarkan sebagai dana tabungan, maka jumlah uang tersebut akan tergerus.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas dapat kami simpulkan bahwa yang dimaksud
dengan tabungan (Saving) yang disimbolkan dengan (S) ialah bagian dari pendapatan
yang disimpan atau tidak dibelanjakan.Sedangkan yang dimaksud investasi (investment)
yang disimbolkan dengan (I) ialah bagian dari pendapatan perusahaan yang ditanam
sebagai penambah modal.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan
demi kesempurnaan makalah kami selanjutnya. Kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat serta menambah pengetahuan dan wawasan kita semua Aamin.
DAFTAR PUSTAKA
Nurul Huda, et al. (2009). Ekonomi Makro Islam: Pendekatan Teoritis. Jakarta: Kencana.
http://3.bp.blogspot.com/untitled.bmp.
Asnawi, S. K. (2015, April 7). Investasi dan Tabungan. Diambil kembali dari investor.id:
https://investor.id/archive/investasi-dan-tabungan
Sukimo, S. (2011). Makroekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta: Raja Grafindo
Persada