Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“DANA DALAM PERUSAHAAN”

MATA KULIAH: MANAJEMEN KEUANGAN

OLEH KELOMPOK 3

NO NAMA NIM DOSEN WALI

1 Ignasius Irwandi Aman 2203020112 Drs.Anthonius B.Mesakh,M.Si

2 Alfriani Tapo Bali 2203020107 Drs.Anthonius B.Mesakh,M.Si

3 Heresia Satrina Rero 2203020049 Drs.Mahmud Ahmad M.Si

4 XAVERIUS EMANUEL 2203020227 Drs. Thomas Welfrit Andrias Isliko, Mm


P. TEMU

SEMESTER IV

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2024

i
Daftar Isi

Bab I Pendahuluan.........................................................................................................1

Materi.............................................................................................................................2

2.1 Dana Jangka Panjang.........................................................................................3


2.1.1 Kredit Investasi......................................................................................3
2.1.2 Hipotek..................................................................................................4
2.1.3 Obligasi..................................................................................................4
2.1.4 Saham Preferen......................................................................................5
2.1.5 Saham Biasa Dan Right.........................................................................6
2.2 Dana Jangka Pendek..........................................................................................8
2.2.1 Pendanaan Spontan................................................................................8
2.2.2 Pendanaan Yang Memerlukan Negosiasi...............................................9
2.2.3 Perhitungan Tingkat Bunga...................................................................14
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................16
Daftar Pustaka...................................................................................................17

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang


Dana atau modal merupakan salah satu elemen penting yang memungkinkan
operasionalnya berjalan lancar. Dana tersebut dapat berasal dari berbagai sumber,
seperti modal sendiri, pinjaman dari bank atau investor, dan pendapatan dari
penjualan produk atau jasa. Manajemen dana dalam perusahaan melibatkan
pengelolaan dan alokasi dana tersebut untuk berbagai keperluan, seperti investasi,
pembayaran utang, dan pengembangan bisnis. Selain itu, penting juga untuk
mempertimbangkan strategi pengelolaan risiko dan keuangan dalam mengelola
dana perusahaan.
Sumber dana jangka pendek merupakan pendanaan yang harus dilunasi dalam
waktu yang cepat, biasanya dalam tempo kurang dari satu tahun. Sumber dana jangka
pendek digunakan untuk menemuhi kebutuhan jangka pendek perusahaan, seperti
kegiatan rutin operasional perusahaan. Pendanaan jangka panjang adalah dana
pinjaman yang memiliki tenor lebih dari satu tahun. Sehingga perusahaan yang
mengambil pendanaan jangka panjang memiliki waktu lebih dari satu tahun untuk
melunasinya. Umumnya pelunasan pendanaan jangka panjang berkisar antara 5
hingga 20 tahun
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan dana dalam perusahaan?
2. Bagaimana maksud dana jangka panjang dalam perusahaan?
3. Apa saja yang termasuk dalam dana jangka pendek?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan dana dalam perusahaan
2. Untuk mengetahui bagaimana dana jangka panjang dalam perusahaan
3. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk dalam dana jangka pendek

1
BAB II

PEMBAHASAN

Dana adalah istilah yang sering digunakan dalam konteks keuangan. Secara sederhana, dana
dapat diartikan sebagai sejumlah uang atau aset yang dimiliki atau dikelola oleh seseorang,
perusahaan, atau lembaga keuangan untuk tujuan tertentu. Dana dapat berasal dari sumber yang
berbeda, seperti pendapatan, investasi, atau pinjaman. Dalam dunia investasi, dana sering
digunakan untuk merujuk pada jenis investasi kolektif, seperti reksa dana. Reksa dana adalah
jenis investasi yang mengumpulkan dana dari banyak investor untuk dikelola oleh manajer
investasi profesional. Manajer investasi akan menggunakan dana tersebut untuk membeli
berbagai jenis aset, seperti saham, obligasi, atau properti, dengan tujuan menghasilkan
keuntungan bagi para investor. Selain itu, dana juga dapat digunakan dalam konteks perencanaan
keuangan. Dalam hal ini, dana dapat diartikan sebagai alokasi atau anggaran keuangan untuk
tujuan tertentu, seperti dana pensiun, dana darurat, atau dana pendidikan. Alokasi dana yang
tepat dapat membantu Anda mencapai tujuan keuangan jangka pendek maupun jangka panjang
dengan lebih efektif. Pentingnya pengelolaan dana yang baik juga ditekankan dalam bisnis dan
manajemen keuangan. Perusahaan dan lembaga keuangan harus memiliki strategi pengelolaan
dana yang efektif untuk memastikan kelangsungan bisnis dan keberlanjutan keuangan jangka
panjang. Dalam era digital, teknologi juga memudahkan akses dan pengelolaan dana. Berbagai
aplikasi dan layanan keuangan digital dapat membantu individu atau perusahaan dalam
mengelola dana mereka dengan lebih mudah dan efisien. Namun, penggunaan layanan keuangan
digital juga harus diimbangi dengan pemahaman dan pengelolaan risiko yang tepat.Secara
keseluruhan, dana adalah istilah yang penting dalam konteks keuangan dan investasi. Penting
bagi individu maupun perusahaan untuk memahami dan mengelola dana mereka dengan baik
untuk mencapai tujuan keuangan yang diinginkan.

Dana digunakan untuk apa?

Penggunaan dana dapat bervariasi tergantung pada tujuan atau kebutuhan pemilik dana. Dalam
dunia bisnis, dana dapat digunakan untuk membiayai berbagai kegiatan operasional dan
investasi, seperti pembelian bahan baku, pembayaran gaji karyawan, perluasan bisnis, atau
pengembangan produk baru. Dana juga dapat digunakan untuk membayar utang atau membayar
dividen kepada pemegang saham. Sementara itu, di sektor investasi, dana dapat digunakan untuk
membeli berbagai jenis aset, seperti saham, obligasi, properti, atau komoditas. Tujuan dari
investasi ini adalah untuk menghasilkan keuntungan bagi investor. Beberapa jenis investasi
kolektif, seperti reksa dana atau unit link, dapat membantu investor yang tidak memiliki
pengetahuan atau pengalaman investasi yang memadai untuk mengelola dana mereka dengan
lebih efektif. Dalam konteks perencanaan keuangan, dana dapat digunakan untuk alokasi atau
anggaran keuangan demi tujuan tertentu, seperti dana pensiun, dana darurat, atau dana

2
pendidikan. Alokasi dana yang tepat dapat membantu seseorang mencapai tujuan keuangan
jangka pendek maupun jangka panjang dengan lebih efektif.

2.2 Dana Jangka Panjang

2.2.1 Kredit Investasi

Jenis pendanaan ini disediakan oleh perbankan, dan masih banyak dimanfaatkan oleh
kalangan pengusaha. Yang menarik adalah bahwa suku bunga kredit investasi di
Indonesia dinyatakan lebih rendah dari suku bunga kredit modal kerja. Meskipun
demikian seringkali suatu klausul yang menyatakan bahwa den tidak dapat melunasi
kredit investasi yang diambilnya lebih cepat dari jangka waktu yang disepakati,
membuat tingkat bunga efektif yang ditanggungnya tidak selalu lebih kecil dari tingkat
bunga kredit jangka pendek (modal kerja). Untuk itu perhatikan contoh berikut ini

Pada awal tahun 1990, suatu perusahaan menanda-tangani perjanjian kredit


investasi selama lima tahun dari Bank A. Jumlah kredit sebesar Rp1 miliar, telah
diambil semua. Bunga sebesar 16% per tahun dari saldo kreditnya dan perusahaan
selalu membayar bunga tepat pada waktunya meskipun pokok pinjamannya belum
diangsur satu rupiah pun. Pada awal tahun 1993, perusahaan mendapatkan tawaran
kredit dari Bank asing dengan bunga hanya 13,5% per tahun. Sewaktu perusahaan
menyampaikan niatnya untuk melunasi kredit investasi tersebut, bank A menyatakan
bahwa pelunasan sebelum jangka waktu lima tahun akan dikenakan denda dalam bentuk
bunga sebesar 2% per tahun. Karena masih terdapat dua tahun sebelum maturity,
perusahaan harus membayar bunga sebesar.

2 x 2% x Rp1 miliar= Rp40 juta

Apabila kredit tersebut masih akan diperlukan selama dua tahun lagi, apakah sebaiknya
perusahaan beralih ke bank asing dengan membayar denda kepada Bank A, ataukah
tetap menggunakan Bank?

Apabila beralih ke bank asing dan membayar denda, maka denda dan bunga yang
dibayar selama 2 tahun yang akan datang adalah,

Denda Rp 40 juta

Bunga 2 x 13,5% x Rp1.000 1 miliar = Rp270 juta

Total Rp310 juta

3
Apabila bertahan menggunakan Bank A, bunga yang dibayar adalah,

Bunga 2 x 16% x Rp1 miliar Rp320 juta

Karena biaya kalau beralih ke bank asing lebih murah, alternatif tersebut sebaiknya
dipilih. Dengan demikian nampak bahwa adanya penalty dari bank A membuat bahwa
biaya bunga bank A lebih besar daripada yang dicantumkan. Bagi bank A, pencantuman
penalty dilakukan karena dengan pelunasan kredit bank A harus berupaya untuk
menjual kembali dana tersebut agar dapat menghasilkan penghasilan.

2.2.2 Hipotek (Mortgage)

Hipotek merupakan bentuk hutang jangka panjang dengan agunan aktiva tidak bergerak
(tanah, bangunan). Dalam perjanjian kreditnya disebutkan secara jelas aktiva apa yang
dipergunakan sebagai agunan. Dalam peristiwa likuidasi kreditur akan dibayar terlebih
dulu dari hasil penjualan aktiva tetap yang dipergunakan sebagai agunan. Apabila hasil
penjualan aktiva yang diagunkan tersebut belum cukup, maka sisanya menjadi kreditur
umum, sama seperti pemilik obligasi

2.2.3 Obligasi

Bagi penerbit dan pembeli obligasi risiko yang sering dihadapi adalah risiko karena
perubahan suku bunga. Kita tahu bahwa apabila suku bunga naik harga obligasi akan
turun (pembeli obligasi rugi), dan apabila suku bunga turun harga obligasi akan naik
(penerbit obligasi yang rugi) Karena itu kemudian muncul obligasi yang ditawarkan
dengan suku bunga mengambang (floating rate). Misalnya ditentukan bahwa suku bunga
obligasi sama dengan suku bunga rata-rata deposito jangka waktu enam bulan pada bank-
bank pemerintah ditambah dengan 1,00%.

Cara lain untuk mengurangi risiko bagi penerbit obligasi (perusahaan) adalah
mencantumkan call price. Call price menunjukkan harga yang akan dibayar oleh penerbit
obligasi, pada saat hak untuk membeli kembali obligasi tersebut dilaksanakan oleh
penerbit obligasi. Misalkan disebutkan call price sebesar 110. Ini berarti bahwa
perusahaan yang menerbitkan obligasi dapat meminta obligasi yang telah dibeli oleh para
pemodal dengan membayar Rp1.100.000 (apabila nilal nominalnya adalah Rp1.000.000),
dan pemilik obligasi harus menyerahkan obligasi tersebut. Hak bagi perusahaan untuk
"memanggil" obligasi tersebut akan dilaksanakan apabila harga obligasi di pasar modal
telah mencapai di atas Rp1.100.000.

Pada saat suatu obligasi dipanggil untuk dilunasi sesuai dengan call price-nya, biasanya
perusahaan akan menggantinya dengan obligasi baru dengan coupon rate yang lebih
rendah. Kalau tidak perusahaan akan memerlukan dana yang sangat besar untuk melunasi
obligasi lama tersebut, padahal dana tersebut mungkin masih diperlukan. Dalam peristiwa

4
penggantian obligasi lama dengan obligasi baru, umumnya terdapat jangka waktu yang
overlap. Misalnya obligasi baru diterbitkan bulan Januari 1993 dan obligasi lama baru
dapat ditarik bulan Maret 1993. Dengan demikian terdapat dua bulan periode overlap-nya

Obligasi yang tidak dijamin dengan aktiva tertentu (unsecured bonds) juga disebut
sebagai debenture. Kadang-kadang perusahaan menerbitkan obligasi yang dalam prioritas
pelunasannya (dalam peristiwa likuidasi) berada di bawah debenture. Dengan kata lain,
setelah debenture dilunasi, barulah obligasi yang di bawahnya dilunasi. Tipe obligasi ini
disebut sebagai subordinate debenture. Ada juga obligasi yang hanya membayarkan
bunga apabila perusahaan memperoleh keuntungan. Obligasi semacam ini disebut sebagai
income bonds. Variasi lain adalah zero coupon bonds, yaitu obligasi yang tidak
membayarkan bunga. Untuk itu, zero coupon bonds akan dijual dengan discount.
Penerbitan zero coupon bonds sering didasarkan atas maksud untuk memperoleh
keuntungan karena present value pembayaran pajak. Dalam penerbitan obligasi, kadang-
kadang disertai dengan warrant. Warrant merupakan hak untuk membeli saham dengan
harga tertentu.

2.2.4 Saham Preferen

Saham preferen adalah saham yang memberikan dividen yang tetap besarnya. Apabila
dikatakan dividen rate-nya sebesar 16%, dan nilai nominal saham tersebut adalah
Rp1.000, maka setiap lembar saham preferen akan memperoleh dividen sebesar Rp160
per tahun. Besarnya dividen tidak dipengaruhi oleh laba yang diperoleh oleh
perusahaan. Sayangnya pembayaran dividen saham preferen tidak dapat dipakai sebagai
pengurang pajak. Dengan kata lain, pembayaran dividen saham preferen dilakukan
terhadap laba setelah pajak.

Kadang saham preferen memberikan dividen yang kumulatif. Artinya apabila pada
tahun lalu perusahaan rugi, maka besarnya dividen akan ditunda untuk dibayarkan
keseluruhannya pada tahun ini. Kadang-kadang saham preferen juga mempunyai
participating feature. Artinya, setelah para pemegang saham preferen menerima dividen
sebesar Rp160, dan ternyata pemegang saham memperoleh dividen sebesar Rp250,
maka para pemegang saham preferen akan mendapat tambahan dividen sebesar Rp90.
Berapa lama periode kumulatif dan ada tidaknya participating feature akan ditentukan
dalam rapat pemegang saham. Umumnya pemegang saham preferen tidak berhak
memberikan suara dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). Meskipun demikian,
variasi mungkin dijumpai sesuai dengan anggaran dasar perusahaan. Sama seperti
obligasi, dalam penerbitan saham preferen mungkin dijumpai call price dan sinking
funds.

5
2.2.5 Saham Biasa dan Right

Penerbitan rights akan dilakukan dengan cara sebagai berikut. Misalkan suatu
perusahaan saat ini memiliki jumlah lembar saham sebanyak 10 juta dengan harga pasar
saat ini Rp15.000 per lembar. Perusahaan memerlukan tambahan dana sebesar Rp50
miliar untuk ekspansi. Perusahaan dapat saja menerbitkan saham baru dan menawarkan
kepada publik umum. Apabila cara ini ditempuh, umumnya perusahaan harus
menggunakan jasa lembaga penjamin (yang akan menjamin bahwa penerbitan tersebut
akan laku terjual semua), atau menawarkan saham baru dengan harga yang lebih rendah
dari harga saham saat ini Keduanya akan mengakibatkan perusahaan menanggung
biaya. Pilihan yang pertama mengakibatkan perusahaan harus membayar fee kepada
pihak penjamin, dan yang kedua berarti distribusi kemakmuran kepada pemegang
saham baru

Untuk itu, alternatif lain adalah menawarkan kepada para pemegang saham lama untuk
membeli saham baru. Agar pemegang saham lama berminat untuk membeli saham baru
tersebut, perusahaan akan menawarkan saham baru tersebut dengan harga yang (jauh)
lebih murah dari harga saham saat ini.

Misalkan perusahaan akan menerbitkan saham baru sebanyak 10 juta lembar lagi, dan
ditawarkan dengan harga Rp5.000 per lembar (dengan demikian akan terkumpul Rp50
miliar). Dengan demikian maka setiap pemilik satu lembar saham lama diberi hak
membeli satu lembar saham baru. Kepada mereka kemudian dibagikan bukti rights
sesuai dengan jumlah saham yang mereka miliki. Bagi mereka yang tidak ingin
membeli saham baru dapat menjual bukti right tersebut. Karena penawaran tersebut
hanya dibatasi kepada pemegang saham lama, maka penawaran tersebut disebut sebagai
penawaran terbatas

Setelah penerbitan rights, jumlah lembar saham akan meningkat, sedangkan jumlah
dana yang disetor tidaklah sama dengan nilai saham yang lama. Sebagai akibatnya
harga saham akan turun. Dalam contoh di atas harga saham setelah penerbitan rights.

apabila diasumsikan dana yang terkumpul sewaktu diinvestasikan hanya akan


menghasilkan NPV sama dengan nol, akan sebesar

6
(1) Saham lama 10 juta x Rp15.000 = Rp150 miliar

(2) Saham baru 10 juta x Rp5.000 = Rp 50 miliar

Total saham 20 juta Rp200 miliar

Harga saham per lembar = Rp200 miliar/20 juta = Rp10.000

Bagi pemegang saham, kemakmuran mereka sebelum dan setelah penerbitan rights sama saja,
apabila investasi tersebut memberikan NPV = 0. Hal tersebut dapat dilihat dari perhitungan
berikut ini.

Sebelum penerbitan rights harga saham Rp15.000. Untuk seorang pemodal yang memiliki satu
lembar saham, maka

Nilai saham sebelum penerbitan right Rp 15.000

Dana yang diserahkan ke perusahaan

untuk melaksanakan right-nya Rp 5.000

jumlah Rp 20.000

Jumlah

Setelah penerbitan rights jumlah lembar saham menjadi 2 lembar @ Rp10.000. Dengan demikian
kekayaannya adalah 2 x Rp10.000 = Rp20.000, sama dengan kekayaan sebelum penerbitan right
ditambah dengan dana yang disetor.

Karena itu kunci dalam penerbitan rights adalah, apakah dana yang dihimpun dari penerbitan
rights tersebut diharapkan memberikan NPV yang positif atau tidak. Apabila diharapkan dana
tersebut dapat diinvestasikan dengan memberikan NPV = + Rp10 miliar, maka harga saham
setelah penerbitan rights akan menjadi,

(1) Saham lama 10 juta x Rp15.000 = Rp150 miliar

(2) Dana dari penerbitan rights (10 juta saham) = Rp50 miliar

3) NPV yang diharapkan = Rp10 miliar

Jumlah = Rp 210 miliar

Total saham 20 juta

Harga saham per lembar = Rp210 miliar/20 juta = Rp10.500

7
Dengan demikian, bagi pemilik satu lembar saham lama, setelah menyetor dana untuk membeli
saham baru dengan menggunakan haknya, akan memperoleh dua lembar saham baru senilai
Rp10.500. Karena itu kekayaannya menjadi Rp21.000, Kekayaannya bertambah sebesar Rp1.000
karena dana yang disetorkan diharapkan memberikan NPV Positif sebesar Rp10 miliar.

Mengapa perusahaan menerbitkan rights garusahane menerbitkan rights seringkali @dalah untuk
menghemat biaya emisi, dan juga untuk menambah jumlah lembar saham yang diperdagangkan.
Umumnya diharapkan penambahan jumlah lembar saham di bursa akan meningkatkan frekuensi
perdagangan saham tersebut (istilahnya adala meningkatkan likuiditas saham).

2.3 Dana jangka pendek


Meskipun pengklasifikasian sumber dana berdasar atas jangka waktu tidaklah selalu tepat (kredit
jangka pendek yang selalu diperpanjang akhirnya menjadi dana jangka panjang), harus diakui
bahwa dalam praktiknya dilakukan pembagian dana berdasar atas jangka waktu Sebagai contoh,
bank mengklasifikasi kredit menjadi kredit investasi (jangka panjang) dan kredit modal kerja
(jangka pendek).

Pengklasifikasian ini nampaknya lebih banyak berhubungan dengan matching principle. Dengan
demikian maka sumber dana jangka pendek seharusnya dipergunakan hanya untuk kebutuhan
jangka pendek pula. Sedangkan kebutuhan dana jangka panjang hendaknya dibiayai dengan dana
jangka panjang.

Dana jangka pendek bisa dikelompokkan menjadi dua tipe, yaitu :

(1) pendanaan spontan


Pendanaan spontan adalah sumber dana yang ikut berubah apabila aktivitas perusahaan
berubah
(2) pendanaan yang memerlukan negosiasi
pendanaan yang memerlukan negosiasi mengharuskan perusahaan untuk melakukan
negosiasi untuk menambah atau mengurangi dana yang dipergunakan oleh perusahaan

2.3.1 Pendanaan Spontan


Contoh pendanaan spontan yang paling banyak dipergunakan oleh perusahaan adalah
hutang dagang. Kalau perusahaan selalu membeli barang dagangan secara kredit dengan
jangka waktu 3 bulan, pembelian dalam satu tahun senilai Rp3 miliar, maka rata-rata
hutang dagang yang dimiliki perusahaan akan sebesar,
Pembelian Rata-rata hutang dagang= Pembelian
Perputaran hutang

8
Dengan demikian,

Rata-rata hutang dagang = Rp3 juta/4 = Rp750 juta

Jika pembelian yang dilakukan meningkat, misalnya menjadi Rp3.000 miliar, maka
rata-rata utang dagang juga meningkat menjadi,

Rata-rata hutang dagang = Rp3.300 miliar/4 = Rp825 juta

Contoh tersebut menunjukkan bahwa peningkatan pembelian sebesar 10% juga akan
meningkatkan hutang dagang sebesar 10%. Karena itulah dalam metode peramalan keuangan
sering dipergunakan metode persentase penjualan, dan diaplikasikan untuk rekening hutang
dagang.

Daya tarik dari pendanaan spontan adalah bahwa perusahaan tidak perlu melakukan negosiasi
atau perundingan formal untuk menambah atau mengurangi dana yang diperlukan. Juga kadang-
kadang pengunduran sedikit dari waktu yang dijanjikan tidak segera mendapat teguran dari
supplier, Secara umum terdapat tiga tipe hutang dagang, yaitu open account, notes payable, dan
trade acceptance.

1) Open account merupakan tipe yang paling populer, dan tipe ini menunjukkan bahwa
penjual mengirimkan barang ke pembeli dilengkapi dengan faktur yang menyebutkan
barang yang dikirim, harga per satuan, harga keseluruhan, dan syarat-syarat pembayaran.
Setelah pembeli menandatangani tanda penerimaan barang. pembeli berarti menyatakan
berhutang kepada penjual.
2) Notes payable berarti pembeli membuat surat pernyataan berhutang secara resmi kepada
penjual, disertai kapan akan dilunasi hutang tersebut. Cara ini sering dilakukan setelah
pembeli tidak melunasi open account.
3) Trade acceptance berarti penjual menarik draft kepada pembeli yang menyatakan kapan
draft tersebut akan dibayar. Draft ini kemudian "dijamin oleh bank yang akan membayar
draft tersebut. Setelah itu barulah penjual mengirim barang tersebut.

2.3.2 Pendanaan yang Memerlukan Negosiasi


Sumber dana ini menunjukkan bahwa perusahaan harus melakukan perjanjian formal
untuk memperolehnya. Sumber pendanaan dapat berasal dari money market credit
ataupun short-term loans yang berasal dari bank dan perusahaan pembiayaan. Untuk
menghimpun dana yang berasal dari money market perusahaan menerbitkan instrumen
keuangan yang dijual kepada para pemodal, baik langsung ataupun lewat dealer.
Sedangkan short-term loan sering berwujud kredit modal kerja.

9
1. Money market kredit
1) Commercial Paper
Commercial Paper (CP) merupakan sekuritas jangka pendek yang diterbitkan oleh
perusahaan (umumnya perusahaan besar dan mapan), yang menyatakan bahwa
pada tanggal tertentu perusahaan tersebut bersedia membayar sejumlah yang
tercantum dalam sekuritas tersebut. Instrumen keuangan ini kemudian dijual
kepada para pemodal di pasar uang.
Pasar CP dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu dealer market dan direct
placement market. Di AS, perusahaan-perusahaan industri, utilities dan
perusahaan pembiayaan kelas menengah umumnya menjual CP lewat para dealer.
Para dealer (yang berjumiah sekitar enam dealer utama) membeli CP dari
perusahaan yang menerbitkannya, dal kemudian menjualnya kepada para
pernodal. Komisi yang diterima umumnya berkisar 1/8 persen, dan CP tersebut
umumnya berjangka waktu 30 sampai dengan 90 han. Di Indonesia pasar CP juga
mengalami perkembangan yang sangat pesat pada awal tahun 1990-an, sehingga
pada tanggal 11 Agustus 1995 Bank Indonesia (Bi) menerbitkan Surat Keputusan
Direksi Bank Indonesia Tentang Persyaratan Penerbitan dan Perdagangan Surat
Berharga Komersial (Commercial Paper) Melalui Bank Umum Indonesia (No. 28/
52/KEP/DIR) - Tujuan pengaturan tersebut adalah untuk menghindarkan para
pemodal dari kemungkinan membeli CP yang ternyata diterbitkan oleh
perusahaan-perusahaan yang kurang baik sehingga dapat menimbulkan masalah
dalam pelunasan CP tersebut pada tanggal jatuh tempo. Sama seperti di AS,
jangka waktu CP di Indonesia adalah maksimum 270 hari. Sesuai dengan SK
tersebut, bank tidak boleh menjadi penjamin penerbitan CP. Bank hanya
diperbolehkan bertindak sebagai pengatur penerbitan, agen penerbit, agen
pembayar, pedagang efek, atau pemodal terhadap CP yang termasuk kualitas
investasi (investment grade) sebagaimana ditetapkan oleh lembaga pemeringkat
efek.
Meningkatnya pasar instrumen keuangan ini di Indonesia nampaknya didorong,
salah satunya oleh masih tingginya spread yang terjadi di sektor perbankan
Misalnya, kalau masyarakat menabung mereka memperoleh hanya 15%, tetapi
kalau meminjam harus membayar 20%. Selisih 5% ini memberikan peluang bagi
perusahaan untuk menerbitkan CP dengan bunga (discount) efektif, misalnya,
17%. Pemilik dana beruntung karena bisa memperoleh keuntungan 2% di atas
bunga tabungan, sedangkan perusahaan juga memperoleh manfaat dalam hal bisa
memperoleh dana dengan 3% lebih murah dan kredit bank.

10
2. Kredit Jangka Pendek
1) Line of Credit
Line of credit merupakan kesepakatan antara bank dan debitur yang menyatakan
jumlah maksimum kredit yang dapat dinikmati oleh debitur pada suatu waktu.
Biasanya credit line dinyatakan dalam waktu satu tahun dan dapat diperpanjang
satu tahun lagi. Seringkali credit line tersebut diperpanjang setelah bank
menerima laporan keuangan yang telah diaudit dan menilai debitur memang
menunjukkan perkembangan yang membaik.
Meskipun demikian, line of credit tidaklah merupakan komitmen legat dari pihak
bank untuk memperpanjang kredit yang diberikan. Meskipun disebutkan bahwa
kredit dapat diperpanjang satu tahun lagi, bank dapat saja menolak
memperpanjang kredit tersebut apabila dinilai kondisi debitur tidak baik. Dalam
banyak kasus, bank secara moral merasa terikat untuk memperpanjang kredit
yang diberikan meskipun dapat saja menolak apabila situasi memang sangat
memburuk.

2) Revolving Credit Agreement


Perjanjian ini merupakan komitmen legal yang diberikan oleh bank untuk
menambah jumlah kredit sampai dengan jumlah tertentu. Apabila debitur ingin
menarik tambahan kredit, bank harus menyediakan dana tersebut apabila debitur
belum melanggar batas maksimum yang disepakati bersama. Sebagai misal
batasan kreditnya adalah Rp500 juta, dan telah dipergunakan debitur sebesar
Rp300 juta. Dengan demikian maka debitur dapat menarik tambahan kredit
sebesar Rp200 juta apabila diperlukan. Karena bank harus menyediakan kredit
maksimum sebesar Rp500 juta, sedangkan yang dimanfaatkan oleh debitur dapat
saja kurang dari batas maksimum tersebut, maka bank akan meminta
committment fee atas kredit yang belum terpakai. Dengan demikian maka dalam
satu tahun biaya yang dibayar oleh debitur adalah bunga ditambah committnent
fee. Seringkali revolving credit agreement berlaku untuk jangka waktu lebih dari
satu tahun.

3) Kredit Berdasar Transaksi


Meminjam di bawah kesepakatan credit line atau revolving credit agreement
seringkali dirasa kurang konvenien atau agak mahal apabila perusahaan hanya
memerlukan kredit jangka pendek untuk satu tujuan saja. Sebagai misal,
perusahaan kontraktor mungkin memerlukan kredit jangka pendek sebelum
perusahaan tersebut menerima pembayaran dari pemberi pekerjaan. Karena itu

11
kredit yang diperlukan hanyalah sejumlah kebutuhan dana untuk menyelesaikan
tahap pekerjaan tertentu, dan untuk jangka waktu sampai dengan kontraktor
tersebut menerima pembayaran dari pemberi pekerjaan. Dia tidak perlu meng-
arange agreement apapun. Jenis kredit ini yang di Indonesia nampaknya cukup
banyak diberikan oleh bank, dan termasuk unsecured Joan.

4) Tingkat Bunga Kredit


Kalau penentuan tingkat bunga pada berbagai instrumen keuangan yang telah
dibicarakan di depan (yaitu CP dan Banker`s) lebih banyak ditentukan oleh pasar
, maka penentuan tingkat bunga untuk unsecured loans lebih banyak ditentukan
oleh negosiasi antara debitur dan bank. Bank akan menentukan tingkat bunga
dengan memperhatikan credit worthiness (kelayakan diberikan kredit) calon
debitur dan juga keadaan pasar uang. Keadaan pasar uang ditunjukan dari prime
rate yang berlaku pada waktu tertentu. Prime rate menunjukkan tingkat bunga
kredit yang diberikan kepada nasabah utama (yaitu nasabah yang secara finansial
sangat baik). Kadang-kadang bank menawarkan suku bunga dengan
mengaitkannya dengan prime lending rate. Misalkan suku bunga kredit
ditawarkan sebesar 1,25% di atas prime lenofing rate. Dengan demikian apabila
prime lending rate adalah 16,75%, maka calon debitur akan memperoleh kredit
dengan suku bunga sebesar 16,75% + 1,25% = 18,00%

5) Secured loans
Istilah ini menunjukkan bahwa perusahaan memperoleh kredit dengan
memberikan aktiva tertentu sebagai agunan kredit tersebut. Sebenarnya sesuai
dengan UU Perbankan tahun 1992, kredit yang diberikan bank harus disertal
agunan. Hanya saja agunan tidak harus dinyatakan secara fisik, dalam bentuk
aktiva tertentu. Dapat saja agunan tersebut berupa kelayakan usaha yang dibiayai
kredit tersebut. Kredit Kelayakan Usaha (KKU) merupakan contoh kredit yang
diberikan hanya berdasarkan atas kelayakan usaha tersebut. Apabila bank
meminta agunan lain selain kelayakan usaha yang dibiayai kredit tersebut,
dikatakan bahwa bank meminta agunan tambahan Dalam pengertian inilah (kredit
dengan agunan tambahan) dalam buku teks dari Amerika Serikat disebut sebagai
secured loans. Karena itu dalam pembicaraan dalam bab ini pengertian agunan
hendaknya ditafsirkan sebagai "agunan tambahan sesuai dengan UU Perbankan
tahun 1992, atau aktiva tertentu yang dipergunakan sebagai agunan
(tambahan).Banyak perusahaan yang tidak mampu memperoleh kredit dari bank
tanpa menggunakan agunan, baik karena perusahaan tersebut masih baru, belum
dikenal bank, ataupun karena bank ragu akan kemampuan perusahaan tersebut

12
untuk melunasi kreditnya Dengan meminta agunan (tambahan), kreditur (bank)
mempunyai dua sumber untuk melunasi kredit tersebut, yaitu dari arus kas
perusahaan, dan, apabila gagal, dan menjual aktiva yang dipergunakan sebagai
agunan.
Dengan demikian, dipandang dari teori keuangan, keharusan menyediakan agunan
adalah dimaksudkan untuk menghindarkan penggeseran risiko ke pihak kreditor
oleh pemilik perusahaan. Tanpa penyediaan agunan akan terjadi situasi pada saat
perusahaan memperoleh keuntungan, maka selisih keuntungan di atas bunga yang
dibayar akan dinikmati seluruhnya oleh pemilik perusahaan. Sebaliknya apabila
perusahaan rugi maka kreditur diminta untuk ikut menanggung kerugian tersebut,
dan seringkali malah sebagian besar kerugian harus ditanggung oleh kreditur.
Dalam praktiknya kemudian dipergunakan berbagai indikator untuk
mencerminkan faktor- faktor tersebut. Faktor karakter mungkin dinilai dari pernah
tidaknya yang bersangkutan dimasukkan dalam daftar hitam oleh perbankan.
Kemampuan manajemen diukur misalnya dengan kemampuan memperoleh laba
dari perusahaan. Modal perusahaan akan dilihat pada neraca, atau rasio leverage.
Masalah agunan dilihat dari nilai assets yang diagunkan. Meskipun demikian
agunan tidak selalu berbentuk fisik (tanah, bangunan, persediaan, dan
sebagainya), melainkan dapat juga berbentuk yang lain (seperti kontrak, proyeksi
cash flow, dan sebagainya). Sedangkan kondisi bisnis dicerminkan dari situasi
persaingan. Sebagai misal, di daerah tertentu dirasa telah banyak pertambahan
hotel, sehingga tambahan supply kamar lebih besar dari tambahan wisatawan
yang datang Dalam situasi ini bank mungkin memandang bahwa kondisi bisnis
hotel baru tidak menguntungkan.

3. Pendanaan dengan memanfaatkan piutang dagang


Pemanfaatan piutang dagang untuk memperoleh dana jangka pendek dapat
dilakukan dengan menjaminkan (pledging) piutang tersebut kepada kreditur, atau
menjualnya (factoring) ke perusahaan anjak piutang (atau juga bank).
4. Mengamankan piutang
Dengan cara ini maka piutang dipergunakan sebagai agunan untuk kredit Jangka
pendek. Untuk itu akan dibuat perjanjian antara transaksi kredit tersebut. Jumlah
kredit akan dinyatakan dalam presentase dari piutang yang dijaminkan.umumnya
debitur membayar processing fee (biasanya sekitar 1% dari piutang yang
dijaminkan). Apabila perjanjian kredit meng-cover seluruh piutang, maka kreditur
tidak mempunya kendali atas kualitas piutang yang dijaminkan. Sebagai
alternatifnya, kreditur mungkin akan meminta hanya sebagian piutang yang
memang dinilai aman sebagai jaminan kredit yang akan diberikan. Dengan
demikian mungkin kreditur hanya bersedia memberikan kredit sebesar 60-70 persen

13
dari total piutang, tetapi bersedia memberikan 85-90 persen dari selected piutang
yang dinilai cukup aman.
Biaya kredit dengan jaminan piutang akan tergantung pada processing fee dan tingkat
bunga yang dibebankan ke debitur. Seringkali jenis kredit ini memberikan suku bunga
sekitar 2-4 persen di atas prime lending rate.
Sebagal misal PT. Anna mempunyai penjualan kredit setiap hari rata-rata Rp20 juta, dan
periode pengumpulan piutang mencapai 60 hari. Dengan demikian maka rata-rata piutang
dagang mencapai Rp1.200 juta. Semua piutang dijaminkan ke bank, yang akan
memberikan kredit sebesar 75 persen dari rata-rata piutang dengan suku bunga 2,50 di
atas prime lending rate yang sebesar 16,50% Kredit yang akan diberikan berjumlah
Rp900 juta (yaitu 0,75 x Rp1.200 juta) selama 60 hari. Disamping itu debitur dibebani
0,75% processing fee untuk piutang yang dijaminkan. Dengan demikian maka
perhitungan biaya kredit tersebut adalah sebagai berikut.

1. Menentukan bunga yang dibayar dan biaya lain:


processing fee =(0.0075) (Rp20 juta)(60 hari) = Rp9,00 juta
bunga = (0,19)(Rp900 juta) (60/365) = Rp28,11 juta
Total biaya Rp37,11 juta

2. Biaya kredit (dinyatakan dalam tahunan) sebelum pajak:


kd [1+ (37,11/900)]365/60-1= 27,86%

Processing fee meningkatkan biaya kredit cukup besar dari bunga yang harus dibayar (yaitu dari
19,00% menjadi 27,86%)

2.3.3 Perhitungan Tingkat Bunga


Salah satu faktor yang sering menjebak" calon debitur adalah informasi tentang tingkat
bunga. Kreditur mungkin menyebut tingkat burada unturnya terendah tetapi tidak
menjelaskan bagaimana basis perhitungbasis, dan tuon pas metode perhitungan tingkat
bunga, yaitu collect basis, discount basis, dan add on basis.Misalkan jumlah kredit yang
diterima adalah Rotante debitumengkat bunga 15% Apabila dipenjah akan collect basis,
maka Rais jutal (plus Retour, menerima Rp100 juta dan dipergunakan colembayar bunga
Rp15 juta (plus Rp100 juta pokok pinjaman) Dengan demikian tingkat bunga efektifnya
adalah

14
Rp15 juta/Rp100 juta = 15,00%

Apabila dipergunakan discount basis, maka kreditur akan menerima hanya Rp85 juta
pada awal tahun (karena bunganya diminta terlebih dulu), dan membayar Rp100 juta
pada akhir tahun. Tingkat bunga efektifnya adalah,
Rp15 juta/Rp85 juta = 17,65%
Jika menggunakan basis add on, perusahaan akan diminta membayar secara mencicil (per
bulan). Pembayaran bulanan akan sebesar,

[100 juta (1,15)1/12 = Rp9.583.000

Dengan demikian maka tingkat bunga per bulan dapat dihitung dengan menggunakan
konsep time value of money :

100.000.000-∑ 9.583.000
(1+1)t

Dengan cara trial and error, akan diperoleh i (tingkat bunga) sekitar 2,2% per bulan
Dengan demikian tingkat bunga per tahun akan sekitar,

=(1+0,022)12-1 = 29,84% Yang berarti hampir dua kali lipat.

KESIMPULAN

15
Dana dalam perusahaan adalah pentingnya manajemen keuangan yang efektif untuk memastikan
kelangsungan bisnis, termasuk pengelolaan arus kas, pengendalian biaya, dan alokasi dana yang
tepat untuk investasi dan pertumbuhan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Serta
pengelolaannya harus hati-hati dan sesuai dengan kebutuhan serta tujuan perusahaan. Dana
jangka pendek biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari,
sementara dana jangka panjang digunakan untuk investasi dalam pertumbuhan dan ekspansi
jangka panjang. Penting untuk memastikan bahwa sumber dan penggunaan dana tersebut
seimbang dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Mahmud M. Hanafi, M.B.A “Manajemen keuangan edisi 1”

16
17

Anda mungkin juga menyukai