Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MANAJEMEN KEUANGAN 2
“Pendanaan Jangka Menengah: Term Loan”

Dosen : Megawati, S.E., M.M.

Anggota Kelompok VII:


Deden Permana Nofen (19233022)
Dinda Hafiziah Azzahara (19233024)

MANAJEMEN PAJAK
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, taufik
serta Hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul tentang
Pendanaan Jangka Menengah: Term Loan.
Makalah ini kami susun dari berbagai macam referensi dan bantuan dari berbagai pihak
dan kami juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak mengalami
kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan
dan kami terima untuk perbaikan makalah selanjutnya.

Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu
kami dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk, mauapun pedoman bagi pembaca serta dapat menambah pengetahuan
khususnya untuk meningkatkan motivasi semangat belajar terhadap Mata Kuliah Manajemen
Keuangan 2.

Padang, 5 Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................4
C. Tujuan...................................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
A. Pengertian Sumber Dana Jangka Menengah........................................................................6
B. Jenis-Jenis Pendanaan Jangka Menengah.............................................................................6
C. Biaya Efektif Term Loan....................................................................................................10
D. Biaya Efektif Equipment Financing...................................................................................12
BAB III.........................................................................................................................................13
PENUTUP....................................................................................................................................13
A. Kesimpulan.........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap individu pasti memiliki manajemen dalam menjalankan aktivitas hidupnya.


Dengan adanya manajemen, maka diharapkan semua aktivitas dapat dilakukan dengan sistematis
atau berurutan, maksimal sehingga mendapatkan hasil yang baik. Apa bila seorang individu saja
membutuhkan adanya manajemen untuk mengatur hidupnya, pastinya sebuah organisasi atau
pun perusahaan akan lebih membutuhkan adanya manajemen untuk mengatur kinerja dari
anggota agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan dan mendapatkan hasil kerja yang baik,
salah satu manajemen yang penting ialah adanya manajemen keuangan dalam suatu organisasi
atau pun perusahaan.

Pengertian manajemen keuangan mengalami perkembangan mulai dari pengertian


manajemen yang hanya mengutamakan aktivitas memperoleh dana saja sampai yang
mengutamakan aktivitas memperoleh dan menggunakan dana serta pengelolaan terhadap aktiva.
Khususnya penganalisisan sumber dana dan penggunaannya untuk merealisasikan keuntungan
maksimum bagi perusahaan tersebut. Seorang manajemen keuangan harus memahami arus
peredaran uang baik eksternal maupun internal.

Namun, manajemen keuangan juga berkepentingan dengan penentuan jumlah aktiva yang
layak dari investasi pada berbagai aktiva dan pemilihan sumber-sumber dana untuk membelanjai
aktiva tersebut. Untuk memperoleh dana, manajer keuangan bisa memperolehnya dari dalam
maupun luar perusahaan. Sumber dari luar perusahaan berasal dari pasar modal, bisa berbentuk
hutang atau modal sendiri.

Agar suatu perusahaan dapat menjalankan kegiatan perekonomian secara lancar, maka
manajer keuangan harus dapat berfikir keras untuk mencari dari mana sumber dana perusahaan
didapat. Sebab aktivitas perusahaan mutlak harus ditopangoleh dana yang mencukupi. Sumber
dana itu sendiri merupakan bentuk-bentuk dana yang dapat dimanfaatkan perusahaan berasal dari
perusahaan lain atau perusahaan sendiri dengan memberikan imbalan tertentu. Sumber dana
perusahaan secara umum dapat dikelompokkan menjadi sumber dana jangka pendek, sumber
dana jangka menengah,dan sumber dana jangka panjang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah
dalam makalah ini, sebagai berikut:

1. Apa pengertian Sumber Dana Jangka Menengah?

4
2. Apa saja Jenis-Jenis Pendanaan Jangka Menengah?
3. Bagaimana Biaya Efektif Term Loan?
4. Bagaimana Biaya Efektif Equipment Financing?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk:

1. Untuk mengetahui pengertian Sumber Dana Jangka Menengah


2. Untuk mengetahui Jenis-Jenis Pendanaan Jangka Menengah
3. Untuk mengetahui Biaya Efektif Term Loan
4. Untuk mengetahui Biaya Efektif Equipment Financing

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sumber Dana Jangka Menengah

Dana yang digunakan oleh perusahaan dapat berasal dari sumber dana jangka pendek,
dana jangka menengah dan dana jangka panjang, jika dilihat dari jangka waktu penggunaannya.
Sumber dana jangka menengah pada umumnya adalah sumber dana atau pendanaan yang
mempunyai jangka waktu lebih dari satu tahun dan kurang dari sepuluh tahun. Kebutuhan
sumber dana jangka menengah ini dirasakan perusahaan karena adanya kebutuhan yang tidak
dapat dipenuhi dengan sumber dana jangka pendek di satu pihak dan juga sulit dipenuhi dengan
sumber dana jangka panjang di lain pihak.

B. Jenis-Jenis Pendanaan Jangka Menengah

Jenis sumber dana jangka menengah pada umumnya ada tiga macam yaitu:

1. Term loan

Term loan adalah kredit usaha dengan umur lebih dari satu tahun dan kurang dari sepuluh
tahun. Term loan pada umumnya dibayar kembali dengan angsuran tetap selama periode tertentu,
misalnya setiap bulan, kuartal atau setiap tahun. Term loan ini biasanya disediakan oleh bank
komersial atau bank dagang, perusahaan asuransi, dana pensiun, lembaga pembiayaan
pemerintah, dan suplier perlengkapan. Di pandang dari biaya, term loan ini memiliki biaya yang
lebih rendah dari pada modal saham atau obligasi, karena tidak adanya biaya yang berkaitan
dengan penerbitan saham atau obligasi. Jika dibandingkan dengan hutang jangka pendek, term
loan lebih baik karena tidak segera jatuh tempo dan peminjam memberikan jaminan pembayaran
secara periodik yang mencakup bunga dan pokok pinjaman. Bagi kreditur, jaminan atas
pembayaran secara periodik ini dapat diperjual belikan kepada pihak lain biasanya lembaga
pengumpul piutang.

Hal-hal yang dimasukkan dalam dokumen perjanjian pinjaman berjangka adalah:


 Jumlah dan jatuh tempo pinjaman
 Tanggal pembayaran
 Tingkat bunga
 Ketentuan standar dan pembatas
 Kolateral
 Tujuan pinjaman
 Tindakan yang diambil jika terjadi pelanggaran dalam perjanjian
 Waran pembelian saham (stock purchase warrants)

6
Term loan mempunyai karakteristik: berusia lebih dari satu tahun, diberikan atas dasar
perjanjian formal. Kredit ini dilunasi secara berkala, baik bulanan, triwulanan, tengah tahunan
atau tahunan, dengan angsuran yang sama. Kemampuan membayar kredit ini dihubungkan aliran
kas sehingga tidak membahayakan likuiditas perusahaan. Term loan ini diberikan oleh Bank
Dagang, perusahaan asuransi, supplier atau manufacture. Term loan ini sering dimanfaatkan oleh
perusahaan-perusahaan yang relatif kecil untuk mengeluarkan surat berharga, baik jangka
pendek maupun jangka panjang, sebagai salah satu sumber pembelanjaan.
Lembaga keuangan utama yang memberikan pinjaman berjangka kepada perusahaan
adalah:

 Bank komersial
 Perusahaan asuransi
 Lembaga dana pensiun
 Perusahaan pengembangan regional
 Lembaga pembiayaan usaha kecil
 Perusahaan investasi usaha kecil
 Perusahaan keuangan komersial

Pinjaman berjangka adalah utang yang sebenarnya dijadwalkan untuk dilunasi selama lebih dari
satu tahun, namun umumnya kurang dari 10 tahun.

Bank Komersial adalah sumber utama dari pendanaan berjangka. Dua fitur pinjaman
berjangka (term loan) bank membedakannya dengan jenis pinjaman bisnis lainnya. Pertama,
pinjaman berjangka memiliki waktu jatuh tempo akhir lebih dari 1 tahun. Kedua, pinjaman
berjangka sering kali menunjukkan kredit yang diperpanjang berdasarkan perjanjian pinjaman
resmi. Secara umum, pinjaman ini dibayar kembali dengan angsuran secara periodik, setiap tiga
bulan, setiap enam bulan, atau setiap tahun yang mencakup bunga dan pokoknya. Jadwal
pembayaran pinjaman biasanya bergantung pada kemampuan arus kas peminjam untuk
membayar utang. Umumnya, jadwal pelunasan memerlukan angsurna periodik dalam jumlah
yang sama, namun ada juga yang jumlahnya tidak sama atau dibayar sekaligus pada waktu jatuh
tempo akhir. Kadang-kadang pinjaman diamortisasi (dilunasi secara bertahap) dalam angsuran
periodik yang sama kecuali untuk pembayaran tertinggi (ballon payment) akhir (pembayaran
yang jumlahnya jauh lebih besar daripad angsuran lainnya). Kebanyakan pinjaman berjangka
bank diterbitkan dengan waktu jatuh tempo awal selama 3 sampai 5 tahun.

2. Equipment Loan

Equipment loan adalah pendanaan atau pembiayaan yang dipergunakan untuk pengadaan
perlengkapan baru. Perlengkapan yang biasa dibiayai dengan equipment loan adalah
perlengkapan yang mudah diperjualbelikan. Peminjam biasanya menanggung beban lebih tinggi
dari harga perlengkapan tersebut dan selisihnya antara harga perlengkapan dengan beban total

7
merupakan margin of safety bagi kreditur. Equipment loan ini biasanya diberikan oleh bank
komersial, penjual perlengkapan, perusahaan asuransi, dana pensiun, dan lembaga pembiayaan
lainnya. Ada dua instrumen yang dapat dipergunakan untuk membiayai equipment ini, yaitu
melalui kontrak penjualan kondisional (conditional sales contract) dan hipotik barang bergerak
(chattel mortgage).

Apabila perusahaan menggunakan kontrak penjualan kondisional untuk membiayai


pembelian perlengkapan, maka penjual akan menahan sebagian perlengkapan sampai pembeli
melunasi keseluruhan pembayaran sesuai kontrak. Jadi pada saat barang dikirim biasanya penjual
menerima down payment (DP) dan pembeli bersedia untuk melunasi secara periodik. Pada saat
pelunasan berakhir maka penjual akan menyerahkan perlengkapan yang ditahan atau mungkin
surat-surat perlengkapan tersebut. Sedangkan jika digunakan hipotik barang bergerak, cara ini
lebih umum dipergunakan oleh bank komersial. Hipotik ini sama halnya dengan pemberian
gadai, di mana pemberi pinjaman memiliki atau menguasai hak atas suatu perlengkapan dan
peminjam akan melunasinya untuk jangka waktu tertentu. Jika di kemudian hari peminjam gagal
untuk membayar kembali pinjaman-nya, maka pihak pemberi pinjaman akan menjual
perlengkapan yang ditahan tersebut.

3. Leasing

Leasing atau sewa guna usaha adalah persetujuan atas dasar kontrak di mana pemilik dari
aktiva atau pihak yang menyewakan aktiva (lessor) menginginkan pihak lain atau penyewa
(lessee) untuk menggunakan jasa dari aktiva tersebut selama periode tertentu. Manfaat dari
leasing antara lain, bahwa lessee dapat memanfaatkan aktiva tersebut tanpa harus memiliki
aktiva tersebut. Hak milik atas aktiva tersebut tetap pada lessor, namun kadang-kadang lessee
juga diberi kesempatan untuk membeli aktiva tersebut. Sebagai kompensasi manfaat yang
dinikmati, maka lessee mempunyai kewajiban membayar secara periodik sebagai sewa aktiva
yang digunakan. Sedangkan manfaat lainnya adalah bahwa lessee tidak perlu menanggung biaya
perawatan, pajak, dan asuransi.

Ada tiga bentuk leasing, yaitu:

 Sale and leaseback


Pada sale and leaseback, perusahaan yang memiliki aktiva menjual aktiva tersebut
kepada perusahaan lain dan sekaligus dibuat perjanjian untuk menyewa kembali aktiva
tersebut untuk periode tertentu. Aktiva yang biasa disewagunakan antara lain: tanah,
bangunan, dan peralatan pabrik. Sedangkan perusahaan yang biasanya sebagai pembeli
adalah bank, perusahaan asuransi, perusahaan leasing, pegadaian, atau investor individu.
Manfaat dari sale and leaseback ini adalah bahwa penyewa atau lessee menerima
pembayaran segera sebagai tambahan dana yang dapat diinvestasikan ke-investasi lain,
dan bersamaan dengan itu lessee masih dapat menggunakan aktiva yang dijualnya selama

8
jangka waktu perjanjian leasing. Lessee mempunyai kewajiban membayar secara
periodik sebesar harga jual ditambah dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan lessor

 Operating Lease
Operating lease atau service lease memberikan service atau pelayanan baik mengenai
bidang finansial maupun mengenai pemeliharaannya. Jadi pihak lessor menyediakan
pendanaan sekaligus biaya perawatan yang keseluruhannya tercakup dalam pembayaran
leasing. Aktiva yang sering digunakan adalah komputer, mobil, dan truk. Dalam leasing
jenis ini biasanya terdapat klausul yang memberikan hak kepada lessee untuk
membatalkan perjanjian leasing dan mengembalikan peralatan itu kepada lessor sebelum
habis waktu berlakunya. Hal ini merupakan syarat yang penting bagi lessee, karena ini
berarti bahwa lessee dapat mengembalikan perlengkapan (equipment) tersebut apabila
ada perkembangan teknologi baru yang menyebabkan perlengkapan itu menjadi usang
(absolete).

 Financial Lease

Financial lease atau capital lease berbeda dengan operating lease, yaitu lessor tidak
menanggung biaya perawatan, perjanjian kontrak leasing tidak dapat dibatalkan (not
cancelable), dan leasing diangsur secara penuh. Dengan demikian lessor menerima
pembayaran sebesar harga perolehan aktiva plus tingkat keuntungan yang disyaratkan.
Pada umumnya lessee juga harus membayar pajak dan asuransi aktiva obyek leasing
tersebut. Perbedaan utama antara financial leases dengan operating leases adalah bahwa
perusahaan memperoleh aktiva baru bukan yang selama ini telah dipergunakan. Lessor
pada umumnya adalah dari pihak perusahaan asuransi atau bank komersial.

Seperti halnya dalam penentuan jumlah pembayaran tahunan dalam term loan, besarnya
pembayaran sewa setiap tahunnya juga dapat ditentukan dengan menggunakan tabel anuitas dan
tabel PV (present value).

Contoh 2.

PT. “A” sebagai lessor, mengadakan perjanjian kontrak leasing dengan PT. “B”. Dalam kontrak
tersebut PT. “A” sepakat membeli sebuah mesin seharga Rp. 100.000.000,- dan menyewakan
kembali kepada PT. “B” untuk waktu 5 tahun. Nilai sisa (salvage value) mesin pada akhir tahun
kontrak adalah sebesar Rp. 10.000.000,-. Jika PT. “A” (lessor) menginginkan pendapatan sebesar
10% dari leasing tersebut, berapa lessee (PT. B) harus mengangsur pembayaran aktiva tersebut
kepada lessor?

Dari soal di atas, misalnya sewa tahunan = X, maka:

Harga beli = PV dari sewa 4 - PV dari nilai sisa

9
Harga beli = (I.F) X + PV dari nilai sisa

I.F adalah interest factor dari investasi yang bersangkutan. Istilah interest factor sama dengan
istilah discount rate. Nilai interest factor ini terdapat dalam tabel PV dari anuitas. Dari contoh
PT “A” di atas maka I.F untuk bunga 10% sampai tahun ke-5 adalah 3,7908 (dibulatkan menjadi
3,791). Sedangkan untuk PV dari nilai sisa digunakan tabel PV untuk bunga 10% pada tahun ke-
5 = 0,621, sehingga pembayaran tahunan (X), yaitu:

Harga beli = (I.F) X + PV dari nilai sisa

100.000.000 = 3,79 IX + (0,621) ( 10.000.000)

3,791 X = Rp. 100.000.000 - Rp 6.210.000

X = Rp. 93.790.000 / 3,791

X = Rp. 24.740.174,09 (dibulatkan menjadi Rp. 24.740.174,-)

Jadi angsuran per tahun yang dilakukan lessee kepada lessor sebesar Rp. 24.740.174,-

C. Biaya Efektif Term Loan

Term loan adalah kredit usaha dengan umur lebih dari satu tahun dan kurang dari sepuluh
tahun. Term loan pada umumnya dibayar kembali dengan angsuran tetap selama periode tertentu,
misalnya setiap bulan, kuartal atau setiap tahun. Term loan ini biasanya disediakan oleh bank
komersial atau bank dagang, perusahaan asuransi, dana pensiun, lembaga pembiayaan
pemerintah, dan suplier perlengkapan. Di pandang dari biaya, term loan ini memiliki biaya yang
lebih rendah dari pada modal saham atau obligasi, karena tidak adanya biaya yang berkaitan
dengan penerbitan saham atau obligasi. Jika dibandingkan dengan hutang jangka pendek, term
loan lebih baik karena tidak segera jatuh tempo dan peminjam memberikan jaminan pembayaran
secara periodik yang mencakup bunga dan pokok pinjaman. Bagi kreditur, jaminan atas
pembayaran secara periodik ini dapat diperjual belikan kepada pihak lain biasanya lembaga
pengumpul piutang. Untuk mengetahui cara menetapkan besarnya angsuran pada term loan
digunakan rumus sebagai berikut:

dimana:

PO = Besarnya pokok pinjaman

n = Jangka waktu pinjaman

10
Xt = Besarnya uang tiap angsuran

r = Besarnya bunga pinjaman per tahun

Contoh 1

Suatu perusahaan meminjam uang untuk usaha sebesar Rp. 113.730.000.- selama 5 tahun dengan
bunga 10% per tahun. Pembayaran angsuran dilakukan setiap akhir tahun. Untuk menentukan
besarnya angsuran per tahun adalah:

PO =

113.730.000 =

113.730.000 = Xt (PV 10%,5) (lihat label nilai sekarang anuitas Rp 1,-)

113.730.000 = Xt (3,7908) (dibulatkan menjadi 3,791)

Xt = (113.730.000 / 3,791)

Xt = Rp. 30.000.000,-

Jadi angsuran setiap tahunnya adalah sebesar Rp. 30.000.000,-

Pembayaran angsurannya dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 1. Skedul Pembayaran Kredit Usaha (dalam rupiah)

Tahun Angsuran Bunga 10% Angsuran Sisa pinjaman- (3)


ke-n pinjaman + pokok (4)
bunga (2) pinjaman
(1) (3) = (l)-(2)
0 - - - 113.730.000
1 30.000.000 11.373.0001) 18.627.000 95.103.000
2 30.000.000 9.51 0.3002) 20.498.700 74.613.300
3 30.000.000 7.461.330 22.538.670 52.074.630
4 30.000.000 5.207.463 24.792.537 27.282.093
5 30.000.000 2.728.209,3 27.271.790,7 10.302,303)
Jumlah 150.000.000 36.280.302,3 113.719.697,73) -

 Bunga tahun ke-1 = 10% x Rp. 113.730.000,- = Rp. 11.373.000,-


 Bunga tahun ke-2 = 10% x Rp. 95.103.000,- = Rp. 9.510.300,-, dst.

11
 Sisa pinjaman sebesar Rp. 10.302,30 seharusnya bernilai 0 (nol) dan jumlah angsuran
pokok pinjaman seharusnya sama dengan jumlah pinjaman awal yaitu Rp. 113.730.000.
Adanya selisih sebesar Rp 10.302,3 terjadi sebagai akibat pembulatan.

D. Biaya Efektif Equipment Financing

Equipment Financing adalah pendanaan atau pembiayaan yang dipergunakan untuk


pengadaan peralatan baru yang mudah diperjualbelikan. Peminjam biasanya menanggung beban
lebih tinggi dari harga perlengkapan tersebut dan selisih antara harga peralatan dengan beban
total merupakan margin of safety bagi kreditur.
Equipment Financing biasanya diberikan oleh bank komersial, penjual peralatan,
perusahaan asuransi, dana pensiun, dan lembaga pembiayaan lainnya. Ada dua instrumen yang
dapat dipergunakan untuk membiayai equipment loan, yaitu melalui kontrak penjualan
kondisional (conditional sales contract) dan hipotik barang bergerak (chatell mortgage). Apabila
perusahaan menggunakan kontrak penjualan kondisional untuk membiayai pembelian peralatan,
maka penjual akan menahan sebagian peralatan sampai pembeli melunasi keseluruhan
pembayaran sesuai kontrak. Jadi pada saat barang dikirim biasanya penjual menerima uang
muka down payment dan pembeli bersedia untuk melunasi secara priodik.
Pada saat pelunasan terakhir, penjual akan menyerahkan peralatan yang ditahan atau
mungkin surat-surat peralatan tersebut. Bisa juga digunakan cara hipotik barang bergerak yang
biasanya dipergunakan oleh bank komersial. Jika dipergunakan hipotik barang bergerak, maka
sama dengan pemberian gadai, dimana pemberi pinjaman memiliki atau menguasai hak atas
suatu peralatan dan peminjam akan melunasinya untuk jangka waktu tertentu. Jika dikekmudian
hari peminjam gagal membayar pinjamannya, maka pihak pemberi pinjaman akan menjual
peralatan yang ditahan tersebut.
Pada perusahaan transportasi, misalnya dalam membeli mobil-mobil untuk taksi
dilakukan dengan kredit, hal ini dapat digolongkan bahwa perusahaan transportasi tersebut
menggunakan pembelanjaan jangka menengah dengan aktiva yang dibeli tersebut sebagai
jaminannya. Hal ini berarti selama kredit tersebut belum lunas, hak pemilikan perusahaan masih
berada pada si pemberi kredit dan akan berpindah hak kalau sudah lunas.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dana yang digunakan oleh perusahaan dapat berasal dari sumber dana jangka pendek,
dana jangka menengah dan dana jangka panjang, jika dilihat dari jangka waktu penggunaannya.
Sumber dana jangka menengah pada umumnya adalah sumber dana atau pendanaan yang
mempunyai jangka waktu lebih dari satu tahun dan kurang dari sepuluh tahun. Kebutuhan
sumber dana jangka menengah ini dirasakan perusahaan karena adanya kebutuhan yang tidak
dapat dipenuhi dengan sumber dana jangka pendek di satu pihak dan juga sulit dipenuhi dengan
sumber dana jangka panjang di lain pihak.
Jenis sumber dana jangka menengah pada umumnya ada tiga macam yaitu:

 Term loan

Term loan adalah kredit usaha dengan umur lebih dari satu tahun dan kurang dari sepuluh
tahun. Term loan pada umumnya dibayar kembali dengan angsuran tetap selama periode tertentu,
misalnya setiap bulan, kuartal atau setiap tahun.

 Equipment Loan

Equipment loan adalah pendanaan atau pembiayaan yang dipergunakan untuk pengadaan
perlengkapan baru. Perlengkapan yang biasa dibiayai dengan equipment loan adalah
perlengkapan yang mudah diperjualbelikan.

 Leasing

Leasing atau sewa guna usaha adalah persetujuan atas dasar kontrak di mana pemilik dari
aktiva atau pihak yang menyewakan aktiva (lessor) menginginkan pihak lain atau penyewa
(lessee) untuk menggunakan jasa dari aktiva tersebut selama periode tertentu.

Untuk mengetahui cara menetapkan besarnya angsuran pada term loan digunakan rumus
sebagai berikut:

dimana:

PO = Besarnya pokok pinjaman

13
n = Jangka waktu pinjaman

Xt = Besarnya uang tiap angsuran

r = Besarnya bunga pinjaman per tahun

Equipment Financing adalah pendanaan atau pembiayaan yang dipergunakan untuk


pengadaan peralatan baru yang mudah diperjualbelikan. Peminjam biasanya menanggung beban
lebih tinggi dari harga perlengkapan tersebut dan selisih antara harga peralatan dengan beban
total merupakan margin of safety bagi kreditur.

14
DAFTAR PUSTAKA

Basori, Ahmad. (2016, Februari 18). Pembiayaan Jangka Menengah. Retrieved from Prezi:
https://prezi.com/nbm4clgmtgaz/pembiayan-jangka-menengah/?
frame=f1c7d3f9ca097bd9a3f8cb2ce0ea8d2a8e31d1df

Harjito, Agus & Martono. (2011). Manajemen Keuangan Edisi ke 2. Yogyakarta: Ekonisia.

Sandi, Faisal Arif. (2014, November 16). Jenis-Jenis Modal. Retrieved from WordPress.Com:
https://faisalarifsandi.wordpress.com/2014/11/16/jenis-jenis-modal-3/

15

Anda mungkin juga menyukai