Dosen Pengampu
Disusun oleh
1. M. Lukmanul (142216011)
2. Indri Indrawati (142216009)
3. Nur Isnaeni (142216013)
(STAIBN) TEGAL
2018
i
KATA PENGANTAR
Kami pun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kesalahan dan kekeliruannya. Oleh karena itu, apabila ada kesalahan kami
mohon saran dan kritiknya baik dari mahasiswa maupun dosen supaya kami
dapat menyempurnakan makalah kami dengan lebih maksimal.
Penulis,
i
ii
DAFTAR ISI
JUDUL .................................................................................................................
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
2
3
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Rujukan Jurnal
NO Nama Judul Hasil Penelitian
1. Bagus Aditya A PENGELOLAAN Hasil penelitian
Sri Mangesti R PIUTANG YANG menggambarkan
Zahroh Z.A EFEKTIF SEBAGAI pengelolaan piutang
UPAYA perusahaan dari tiga
MENINGKATKAN periode (2012-2014)
PROFITABILITAS mengalami penurunan, hal
(STUDI KASUS ini disebabkan karena
PADA kurang efektifnya
PERUSAHAAN CV pengelolaan piutang
WALET SUMBER perusahaan sehingga
BAROKAH berpengaruh pada
MALANG PERIODE penurunan profitabilitas
2012 – 2014) perusahaan.
2. Chairul Bahtiar R Analisis Persediaan Efisiensi total adalah Rp
Made Antara Bahan Baku Tebu pada 2.903.796,90 / tahun.
Ratna Komala Dewi Pabrik Gula Pandji PT. Berdasarkan pedoman di
Perkebunan Nusantara atas maka dapat ditentukan
XI (Persero) jumlah stok bahan baku
Situbondo, Jawa Timur yang optimal yang dapat
menjamin kelancaran
produksi gula putih dan
efisiensi biayanya
B. Kajian Teori
3
4
BAB III
4
5
PEMBAHASAN
A. Anggaran Persediaan
1. Pengertian Anggaran Persediaan
2. Tujuan Anggaran
5
6
Untuk merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis penggunaan
dana sehingga dapat mempermudah pengawasan
Untuk merasionalkan sumber dan penggunaan dana agar dapat mencapai
hasil yang maksimal
Untuk menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan
anggaran lebih jelas dan nyata terlihat
3. Pengelompokan Persediaan
6
7
Kuantitas persediaan perlu ditentukan pada setiap akhir periode, baik pada
perusahaan yang menerapkan system persediaan fisik maupun perpetual. Apabila
perusahaan menggunakan system persediaan perpetual, penghitungan fisik
persediaan dilakukan untuk mencapai dua tujuan. Pertama, untuk mengecek
keakuratan catatan persediaan perpetual yang diselenggarakan perusahaan. Tujuan
kedua, untuk menentukan jumlah persediaan yang hilang akibat penyusutan,
pencurian oleh pembeli, atau penggelapan oleh karyawan perusahaan sendiri.
7
8
Syarat-syarat penjualan.
1. Apabila barang dijual dengan syarat FOB (free on board) shipping point,
kepemilikan atas barang berpindah ke tangan pembeli ketika pihak pengangkut
menerima barang dari si penjual.
d. Barang Konsinyasi
8
9
menerima komisi dari hasil penjualan. Penjual bukan pemilik barang, dan oleh
karenanya tidak melaporkan barang tersebut sebagai persediaan. Barang-barang
tersebut dinamakan barang konsinyasi.
Pembelian
Februari 3 1 TV Rp 7.000.000
Maret 5 1 TV Rp 7.500.00
Mei 22 1 TV Rp 8.000.000
Penjualan
Beban pokok penjualan akan berbeda tergantung pada TV mana yang dijual
perusahaan. Sebagai contoh, beban pokok penjualan bisa Rp 14.500.000 (Rp
7.000.000 + Rp 7.500.000), atau Rp 15.000.000 (Rp 7.000.000 + Rp
8.000.000), atau Rp 15.500.000 (Rp 7.500.000 + Rp 8.000.000).
9
10
TV mana yang dijualnya dan TV mana yang masih berada di Gudang sebagai
persediaan, maka perusahaan tersebut dapat menerapkan metode penetapan
biaya perolehan yang disebut metode identifikasi khusus. Dengan
menggunakan metode ini, perusahaan dapat menentukan persediaan secara
akurat.
2. metode rata-rata
10
11
CONTOH SOAL 1
Diminta :
11
12
JAWAB
Persediaan yang terjual akhir periode = 1.000 unit - 300 unit = 700 unit
Persediaan akhir :
Persediaan akhir :
12
13
Persediaan akhir =
= 300 X 1.040
Rata-Rata Sederhana
Persediaan akhir =
Contoh Soal 2
13
14
50.500
06-Jul 300 125.000 37.500.000 100 130.000 13.000.000 rb
300 125.000 37.500.000
37.500
07-Okt 100 130.000 13.000.000 300 125.000 37.500.000 rb
10- 12.500
Nov 200 125.000 25.000.000 100 125.000 12.500.000 rb
100 130.000 13.000.000 100 125.000 12.500.000
03-Des 25.500
100 130.000 13.000.000 Rb
292.000
Total 800 98500000 700 84.000.000 200 25.500.000 000
14
15
15
16
16
17
Rumus
EOQ =√2xRxS
C
Keterangan :
EOQ = Pembelian yang ekonomis
R = Jumlah (unit) yang dibutuhkan (pembelian) selama satu
periode
– Pola produksi dan kebutuhan bahan selalu tersedia dan relative stabil
17
18
Diminta :
EOQ =√2XRXS
C
EOQ = √ 2 x 7.200 x 500
5
EOQ = √ 1.440.000
B. Anggaran Piutang
1. Pengertian Anggaran Piutang
18
19
3. Pengelolaan Piutang
19
20
4. Perputaran Piutang
Piutang sebagi unsur dari modal kerja, maka keadaannya akan selalu
berputar dalam arti piutang akan timbul saat adanya penjualan kredit dan akan
tertagih pada saat tertentu dan akan ada lagi penjualan kredit dan seterusnya.
Periode perputaran piutang tergantung pada panjang pendeknya ketentean
waktu yang dipersyaratkan dalam syarat pembayran kredit. Maka semakin
lama waktu pengembalian pituang maka semakin lama pula modal kerja
tersebut berputar dalam satu periode. Oleh karenaa itu, semakin cepat
perputaran piutang maka semakin baik kondisi keuangan perusahaan tersebut.
20
21
Rp 200/4 50 hari
Rp 180/6 30 hari
Manfaat anggaran piutang bisa dilihat dari dua sisi, yaitu secara umum dan
secara khusus. Secara umum anggaran piutang mempunyai 3 kegunaan pokok
yaitu :
a. Sebagai pedoman kerja : Sebagai dasar penyusunan anggaran piutang
untuk tahun yang akan datang karena telah diketahui jumlah tingkat
penerimaan pelunasan piutang bulan-bulan sebelumnya.
b. Sebagai alat pengkoordinasian kerja : Sebagi alat untuk mengendalikan
jumlah piutang dalam jangka waktu tagihan supaya tidak terjadi
keterlambatan pembayaran kredit penjualan.
c. Sebagai alat pengawas kerja : Untuk menilai kinerja perusahaan dalam
mengelola perputaran piutang yang nantinya akan berakibat pada jumlah
kas yang ada diperusahaan.
21
22
Bulan Februari :
Bulan Maret :
Bulan April :
22
23
23
24
24
25
Keterangan Tunai
Keterangan Tunai Kredit 3 Kredit 6 Kredit 12
bulan bulan bulan
Jualan 1.000 1.000 1.000 1.000
Laba 15% x 150 150 150 150
jualan
Kas 110 110 110 110
Piutang usaha - 250 500 1.000
Persediaan 200 200 200 200
Harga tetap 500 500 500 500
bersih
Aset 810 1.060 1.310 1.810
Utang usaha 300 300 300 300
Modal sendiri 510 760 1.010 1.510
Laba 29,41% 19,74% 14,85% 9,93%
investasi
Terlihat dari tabel bahwa dengan cara menjual tunai maka laba investasi
yang diperoleh sebesar 29,41%; dengan cara menjual kredit selama 3 bulan
maka laba investasi turun menjadi 19,74%; dengan cara menjual kredit
selama 6 bulan maka laba investasi turun lagi 14,85%’ dan dengan menjual
kredit selama 12 bulan maka laba investasi semakin turun menjadi 9,93%.
Jadi, dengan menjual tunai berarti laba investasi menjadi lebih tinggi
dibandingkan menjual secara kredit. Menjual kredit dengan jangka waktu
yang pendek mengakibatkan laba investasi yang lebih tinggi bila tingkat laba,
jualan, kas, persediaan, utang usaha tidak berubah.
d. Pemberian potongan
25
26
Contoh:
e. Pembatasan kredit
26
27
Data yang diperlukan Sebagai ilustrasi, data realisasi dan anggaran jualan
PT Wijaya Asem selama triwulan pertama tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Januari Rp85.000
Februari Rp90.000
Maret Rp95.000
Syarat pembayaran 50% tunai, 40% kredit sebulan, 10% kredit dua bulan,
dan 1% ditaksir tidak tertagih dari piutang usaha bulan yang bersangkutan.
Penyelesaian..
27
28
28
29
Keterangan: 9% + 1% = 10%
49% + 1% = 50%
PT KELINCI NGEBUT
Anggaran Piutang Usaha
Kuartal Pertama Tahun
2017
Keterangan januari februari maret
Piutang Usaha Rp 53.500 Rp 56.500
Rp 50.500
Cadangan
Rp 1.750 Rp 1.850
Penghapusan piutang Rp 1.650
Piutang Bersih Rp 51.750 Rp 54.650
Rp 48.850
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
29
30
B. Saran
1. Untuk definisi anggaran persediaan bila perlu dijelaskan lebih detail.
2. Harus lebih dijelaskan tentang beberapa metode dalam persediaan seperti
contoh soal metode persediaan dalam sistem periodik.
30
31
DAFTAR PUSTAKA
31
32
32
33
Daftar Pertanyaan
Jawab :
33
34
34