0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan15 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang reksa dana yang meliputi pengertian, jenis, logo dan slogan, memahami reksa dana, kesehatan keuangan sebelum berinvestasi, dan rasio utang serta pertanggungan asuransi jiwa.
Dokumen tersebut membahas tentang reksa dana yang meliputi pengertian, jenis, logo dan slogan, memahami reksa dana, kesehatan keuangan sebelum berinvestasi, dan rasio utang serta pertanggungan asuransi jiwa.
Dokumen tersebut membahas tentang reksa dana yang meliputi pengertian, jenis, logo dan slogan, memahami reksa dana, kesehatan keuangan sebelum berinvestasi, dan rasio utang serta pertanggungan asuransi jiwa.
Dosen Pengampu: Putu Eka Dianita Marvilianti Dewi, S.S.T.Ak., M.Si.
Disusun Oleh:
1. I Kadek Dwi Ananta (2017051002)
2. Komang Trisna Ayu Widari (2017051004) 3. Gusti Made Karmayani Merthasari (2017051018)
Kelas: 5A
Program Studi S1 Akuntansi
Jurusan Ekonomi dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja 2022 REKSA DANA
Dalam Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995, reks dana
merupakan wadah untuk menghimpun dana dari masyaraka pemodal yang selanjutnya diinvestasikan kembali ke portofolio efek oleh manajer investasi Manajer investasi (MD) merupakan suatu perusahaan yang mengelola reksa dana, sedangkan personil dalam perusahaan ebut disebut dengan Wakil Manajer Investasi (WMI). Dalam hal ini, pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengatur secara kett jenis perusahaan yang dapat melakukan kegiatan reksa dana, seperti bank, asuransi, dana pensiun, pegadaian, multifinance, dan pasar modal Bagi calon MI dan WMI akan dilakukan fit and proper test oleh OJK untuk memastikan penerima ingin memiliki integritas dan kemampuan. Pada beberapa perusahaan reksa dana ada beberapa istilah untuk menyebut manajer investasi, seperti Investment Management, Asset Management. Reksa dana merupakan produk yang dihasilkan oleh Kontrak Investasi Kolektif (KIK) yang ditandatangani oleh manajer investasi dengan bank kustodian Manajer investasi sebagai pengelola dan bank kustodian sebagai administrator, penyimpanan surat berharga dan pengawasan. Dalam KIK, Bank Kustodian (BK), dan Manajer Investasi (MI) bersepakat melakukan penghimpunan dan pengelolaan dana dari masyarakat dalam bentuk reks dana dengan pembagian hak dan kewajiban.
A. Logo Dan Slogan Reksa Dana
Tahun 2010 APRDI (Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia) yang merupakan organisasi non politik, non komersial dan otonom di lingkungan pasar modal yang beranggotakan manajer investasi dan bank kustodian san sejak berdiri APRDI bersama anggota aktifnya melakukan pengembangan industri reksa dana, kegiatan lomba karya cipta untuk logo dan slogan reksa dana yang bertujuan untuk menarik perhatian dan pemahaman masyarakat terhadap reksa dana, hingga akhirnya logo yang dipilih berupa gambar bunga yang dirangkai dan slogan "Pahami, Nikmati" sebagai slogan. Komponen dari logo dan slogan tersebut memiliki arti, sebagai berikut. 1. Gambar sekelompok orang yang dirangkai sedemikian rupa sehingga membentuk gambar bunga, mengartikan berkembang dan bertumbuh. 2. Gambar bungan dandeliom diartikan seperti filosofi bungan dandelion yang terlepas dari induknya namun kemudian tumbuh. 3. Tiga anak panah melambangkan tiga unsur penting dalam pengelolaan reksa dana, yaitu para penyandang dana, perusahaan manajemen investasi dan masyarakat luas. 4. Tulisan reksa dana menggunakan huruf kecil bertujuan mengajak seluruh lapisan masyarakat. Huruf kecil menciptakan kesan akrab dan tidak arogan sehingga bisa diterima masyarakat dan kalangan. 5. Slogan pahami, nikmati memiliki arti ajakan untuk memahami, ikut terlibat dan selanjutnya menikmati hasilnya.
B. Memahami Reksa Dana
Calon investor yang datang pada manajer investasi, akan diberikan kuesioner profil risiko sebagai panduan dan mengisinya. Tujuan mengisi kuesioner profil risiko adalah untuk membagi profil risiko investor menjadi beberapa kelompok, seperti sangat konservatif, konservatif, moderat, dan agresif. Rekomendasi untuk pilihan jenis reksa dana berdasarkan pengelompokan profil risiko, yaitu reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, dan reksa dana saham. Keempat jenis reksa dana tersebut dijelaskan sebagai berikut. 1. Reksa Dana Pasar Uang Reksa dana pasar uang merupakan reksa dana yang kebijakan berinvestasinya 100% pada instrumen pasar uang, seperti surat yang jatuh temponya kurang dari 1 tahun, tabungan, deposito, dan giro. 2. Reksa Dana Pendapatan Tetap Reksa dana pendapatan tetap merupakan reksa dana yang kebijakan berinvestasinya minimal 80% pada instrumen obligasi. Dikatakan mendapat pendapatan tetap, karena investor mendapat pembayaran bunga (kupon) tetap pada surat utang. Akan tetapi, pada kenyataannya investor tidak menerima pendapatan bunga tersebut, karena pendapatan bunga akan diinvestasikan kembali, sehingga akan menambah nilai reksa dana dan meningkatkan harganya. Kelemahan investasi pada obligasi dan pasar uang, yaitu terjadinya perubahan suku bunga dan inflasi, sehingga ketika suku bunga dan inflasi turun, maka harga obligasi dan pasar uang akan naik, sebaliknya, jika inflasi dan suku bunga naik, maka harga obligasi dan pasar uang akan turun. 3. Reksa Dana Campuran Reksa dana campuran merupakan reksa dana yang kebijakan berinvestasinya pada instrumen saham, obligasi, dan pasar uang maksimal 79% dari dana kelolanya. Ketiga instrumen tersebut harus dimiliki oleh reksa dana campuran pada saat bersamaan, artinya tidak boleh memiliki hanya dua dari ketiga instrumen tersebut. 4. Reksa Dana Saham Reksa dana saham merupakan reksa dana yang kebijakannya paling agresif karena berinvestasi pada saham minimal 80% dari total dana kelolanya. Dibandingkan dengan ketiga jenis reksa dana di atas, reksa dana saham merupakan instrumen yang mampu memberikan tingkat keuntungan paling tinggi, namun diiringi juga memiliki risiko yang tinggi.
C. Sehat Keuangan Sebelum Investasi di Reksa Dana
Pemahaman yang baik bukan salah satu modal untuk berinvestasi reksa dana namun juga harus memiliki kesehatan keuangan karena jika tidak, ibarat lari maraton, sebelum sampai tujuan Anda sudah berhenti karena "kram" di tengah jalan. Kesehatan keuangan dapat diukur dengan menggunakan rasio sebagai berikut. 1. Rasio Pendapatan terhadap Pengeluaran Kondisi keuangan dikatakan sehat jika rasio ini di atas angka 1. 2. Rasio Cicilan Produktif dan Cicilan Konsumtif Kondisi keuangan dikatakan sehat jika cicilan utang produktif dibagi total pendapatan bulanan kurang dari atau maksimal 30% dan cicilan utang konsumtif dibagi pendapatan bulanan kurang dari atau maksimal 0%. 3. Rasio Dana Darurat Dana darurat merupakan sejumlah uang yang disimpan dalam bentuk yang mudah dicairkan seperti tabungan, emas, dan lain-lain. Kondisi keuangan dikatakan sehat apabila rasio antara dana darurat dibandingkan pengeluarannya 3-12 kali pengeluaran. Menyiapkan dana darurat itu penting walaupun terhambat oleh gaya hidup sera baru memulai karier, berinvestasi sejak dini untuk masa depan yang lebih baik juga tidak kalah penting. Terdapat cara mengumpulkan dana darurat dengan cepat, sebagai berikut. a. Mengurangi Gaya Hidup Konsumtif dan Berlebihan Dengan mengurangi frekuensi ke mal, restoran, dan kedai kopi atau membatasi hanya untuk kepentingan kantor, kita sudah menghemat ratusan ribu hingga jutaan rupiah setiap bulannya. b. Menyisihkan dari THR dan Bonus Ketika mendapatkan THR dan bonus, langkah pertama adalah menyisihkan sebagian untuk dana darurat, jangan dihabiskan semua untuk konsumsi. c. Menyisihkan dari Kenaikan Gaji Setiap menerima kenaikan gaji, sisihkanlah selisih kenaikan gaji tersebut, kita dapat mempertahankan gaya hidup seolah-olah tidak ada kenaikan gaji.
D. Rasio Utang Pertanggungan Asuransi Jiwa
Asuransi sejumlah uang yang dibayarkan kepada tertanggung apabila yang bersangkutan memiliki asuransi jiwa dan meninggal dunia. Besaran uang pertanggungan asuransi yang wajar untuk seseorang yang diistilahkan Human Life Value adalah sekitar 8-10 tahun pengeluaran ditambah biaya pendidikan anak hingga ke perguruan tinggi. Baik asuransi maupun investasi merupakan hal yang penting. Asuransi memiliki keuntungan yaitu karena "banyak" orang tidak mengalami risiko digunakan sebagai "simpanan" untuk membayar "sedikit" orang yang mengalami risiko. Berikut penjelasan mengenai jenis asuransi. 1. Asuransi Kecelakaan Asuransi kecelakaan memberikan pertanggungan atas risiko kematian dan cacat tetap total yang disebabkan kecelakaan, karena kemungkinan kecelakaan kecil maka premi asuransi ini murah dan pertanggungan yang terbatas. 2. Asuransi Jiwa Asuransi jiwa memberikan pertanggungan atas risiko kematian karena alasan apa pun atau terdapat pengecualian yang ada pada polis asuransi bersangkutan, karena kemungkinan terjadinya besar maka preminya lebih mahal dengan uang pertanggungan tidak terbatas. 3. Asuransi Penyakit Kritis Asuransi penyakit kritis memberikan pertanggungan atas risiko terdeteksi mengidap penyakit kritis tertentu, dengan menyiapkan riwayat medis untuk melakukan klaim atas asuransi ini. 4. Asuransi Kesehatan Asuransi kesehatan memberikan pertanggungan atas risiko tindakan operasi dan rawat inap di rumah sakit.
E. Manajer Investasi, Bank Kustodian, Dan Agen Penjual
1. Manajer Investasi Dalam Kontrak Investasi Kolektif (KIK), tugas dari MI yaitu menjalankan kegiatan pengelolaan investasi dari dana masyarakat yang terkumpul. MI berkewajiban mengelolanya dengan berinvestasi pada pasar modal, yang terdiri dari saham, obligasi, dan penempatan deposito sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2. Bank Kustodian Tugas BK secara umum dapat dikatakan sebagai administrator, safe keeping, dan pengawas. 3. Administrator Tugas BK, yaitu melakukan segala kegiatan pencatatan investasi reksa dana baik yang dilakukan oleh investor maupun MI. Kegiatan pencatatan tersebut, antara lain pencatatan dan pengiriman surat konfirmasi untuk transaksi pembelian serta penjualan dan pengalihan reksa dana. Setiap bulannya, BK juga mengirim laporan bulanan yang berkaitan dengan perkembangan nilai investasi. Sementara itu, yang berkaitan dengan MI, antara lain konfirmasi pembelian, penjualan, dan aksi korporasi pada surat berharga serta pencatatan yang berkaitan dengan penempatan deposito. 4. Safe Keeping BK menyediakan layanan jasa penyimpanan surat berharga, di mana BK wajib menjaga aset tersebut dengan baik dan jika terjadi kehilangan akibat kelalaian, maka BK wajib mengganti rugi. Hal ini telah diatur dalam UU, sehingga investor akan merasa aman dari risiko kebangkrutan MI dan BK. Aset reksa dana tersebut bukanlah milik MI maupun BK, sehingga tidak akan ikut disita jika kedua institusi tersebut bangkrut. Selain itu, jika terjadi kebangkrutan pada MI, maka investasi reksa dana akan dialihkan kepada MI lainnya, begitu pula jika BK mengalami kebangkrutan, maka penyimpanan surat berharga akan dialihkan penyimpanan pada BK lainnya. Akan tetapi lain halnya, jika perusahaan yang diinvestasikan MI mengalami kebangkrutan, maka akan menjadi risiko kebangkrutan/wanprestasi, sehingga MI atau BK tidak akan melakukan ganti rugi. Sebagai investor, kerugian akibat wanprestasi dapat diminimalkan oleh investor, karena reksa dana hanya boleh menginvestasikan maksimal 10% dari nilai asetnya pada 1 perusahaan. 5. Pengawas Dalam hal ini BK mengawasi apakah MI telah menjalankan kegiatan pengelolaannya sesuai dengan KIK atau tidak. Jika ditemukan terjadi pelanggaran, maka BK akan membuat surat teguran. Jika surat tersebut tidak dilakukan perubahan pada MI, maka BK akan mengirimkan surat tersebut kepada OJK dan OJK akan menjatuhkan sanksi sesuai pelanggaran yang dilakukan oleh MI bahkan bisa saja MI akan dihentikan kegiatan operasionalnya serta penghapusan izin usaha dan perseorangan. 6. Agen Penjual Reksa Dana (APERD) APERD bertugas untuk memasarkan reksa dana, terdapat MI yang sekaligus berperan sebagai APERD karena memasarkan sendiri produk reksa dananya, ada juga yang menggunakan perusahaan lain sebagai APERD atau menggunakan kombinasi, artinya memasarkan sendiri dan juga menggunakan jasa APERD. Perusahaan yang boleh menjadi APERD adalah perusahaan yang berada di bawah naungan OJK seperti sekuritas, bank, asuransi, dan lain-lain dan untuk saat ini didominasi oleh bank dan sekuritas. Jika MI menggunakan jasa APERD maka akan ada perjanjian antara MI, BK dan APERD, namun perjanjian ini tidak dimasukkan ke Kontrak Kerja Kolektif (KIK), karenanya meski dipasarkan melalui APERD, nama perusahaan APERD tidak dijumpai dalam perspektus reksa dana. Biasanya, informasi APERD dapat dilihat dalam satu perusahaan. APERD menjalankan fungsi pemasaran. Proses pemasaran APERD beragam yaitu dengan menggunakan tenaga pemasar langsung yang memenuhi syarat atau dengan sistem online serta dapat memasarkan reksa dana lebih dari 1 MI, bahkan ada yang lebih dari belasan MI. Sehingga disebut supermarket reksa dana. Investor hanya berhubungan langsung dengan MI dan APERD seperti penyampaian keluhan saat surat konfirmasi terlambat, investor tidak bisa mengeluh ke BK sehingga OJK mewajibkan MI dan APERD memiliki divisi untuk menangani keluhan nasabah. F. Prinsip Smart Reksa Dana Berinvestasi dalam reksa dana merupakan salah satu pilihan investasi yang dapat diambil. Akan tetapi, tentunya disertai juga dengan pemahaman kita bagaimana berinvestasi dengan benar. Untuk itu, harus diperhatikan prinsip SMART dalam investasi reksa dana. Prinsip SMART, yaitu Specific, Measurable, Attainable dan Relevant, serta Time Bound. 1. Spesific Sebelum berinvestasi, terlebih dahulu sebaiknya ditentukan tujuan spesifik mengapa melakukan investasi dan tahu kapan saatnya untuk berhenti, yaitu pada saat tujuan tersebut tercapai. Ketika tujuan investasi sudah ditetntukan, maka tidak akan mudah terpengaruh oleh berita baik maupun buruk di media massa yang akan memengaruhi pengambilan keputusan dalam berinvestasi. Misalnya, tujuan berinvestasi yang spesifik yaitu ingin membeli sebuah mobil. 2. Measurable Setelah mampu menentukan tujuan spesifik berinvestasi, maka berikutnya yaitu menentukan besaran nilai rupiah yang harus dicapai yang sesuai dengan kondisi riil saat ini. Misalnya, harga saat ini sebuah mobil yang diinginkan, yaitu 200 juta. Investor harus melakukan riset untuk mengetahui besaran biaya yang dibutuhkan untuk tujuan keuangan yang ingin dicapai. Dalam hal ini investor melakukan riset dengan bantuan internet yang lebih mudah atau dengan seorang profesional, perencana keuangan, konsultan pendidikan, atau ahli lainnya. 3. Attainable dan Relevant Prinsip ini adalah untuk melihat apakah tujuan keuangan tersebut cukup realistis dan relevan dengan kondisi keuangan investor dan hasil investasi yang berlaku saat ini. Misalnya, hasil investasi yang realistis untuk investasi reksa dana diasumsikan 5-6% untuk reksa dana pasar uang, untuk reksa dana pendapatan tetap, 11-15 & untuk reksa dana campuran, dan 16-20% untuk reksa dana saham. Dari data tersebut, maka reksa dana 7-10% saham merupakan investasi yang paling besar memberikan keuntungan jika tujuan keuangan yang kita inginkan bisa tercapai 5 tahun dari sekarang Asumsi di atas bukanlah janji, artinya selama periode investasi berjalan, hasil tersebut bisa tercapai, bisa juga tidak. Hasil investasi juga bisa lebih tinggi daripada asumsi di atas, bisa juga rugi. 4. Time Bound Dalam berinvestasi, waktu menjadi sangat penting untuk menentukan lamanya waktu berinvestasi. Misalnya, jika harga mobil yang diinginkan Rp200.000.000 dan harus tercapai 10 tahun mendatang, maka jumlah dana yang harus di investasikan dihitung dengan menambahkan adanya perkiraan inflasi sampai 10 tahun mendatang. Terlihat bahwa komponen waktu sangat menentukan dalam menyusun rencana investasi reksa dana sekaligus dapat digunakan untuk menilai realistis atau tidaknya rencana tersebut.
G. REKSA DANA SYARIAH
Reksa dana syariah merupakan reksa dana yang dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Berbeda dengan reksa dana konvensial, dalam reksa dana syariah terdapat tiga pihak yang berhubungan, yaitu Manajer Investasi (MI), Bank Kustodian (BK), dan Dewan Pengawas Syariah (DPS). Reksa dana syariah dapat dibeli oleh investor Muslim saja, tetapi juga yang non-Muslim. Prinsip-prinsip dalam berinvestasi reksa dana syariah sebagai berikut. 1. Berinvestasi pada Efek Syariah Efek syariah merupakan efek yang sebagaimana diatur dalam UU Pasar Modal yang peraturan pelaksanaannya berupa akad, cara, dan kegiatan usaha menjadi landasan penerbitannya tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Kegiatan yang tidak sesuai dengan prinsip syariah, antara lain, menggunakan sistem riba/bunga (seperti perbankan konvensional), perusahaan yang memproduksi rokok dan minuman keras, perjudian, jual beli yang mengandung risiko ketidakpastian (seperti asuransi kovensional). Daftar Efek Syariah (DES) akan dikeluarkan oleh OJK dan Bursa Efek Indonesia setiap 6 bulan, sehingga para investor dapat mengetahui efek mana yang sesuai dengan prinsip syariah. 2. Adanya Proses Cleansing Cleansing adalah proses pembersihan reksa dana syariah dari pendapatan yang sifatnya tidak sesuai dengan prinsip syariah yang selanjutnya pendapatan tersebut akan digunakan untuk amal. Misalnya, dana yang disetorkan masyarakat kemungkinan tidak langsung dipindahkan atau ditarik ke rekening utama, tetapi dibiarkan mengendap sampai jumlahnya signifikan. Dari dana yang mengendap tersebut, walaupun tidak signifikan, pihak bank akan tetap memberikan bunga, tetapi bunga tersebut tidak dimasukkan ke dalam pendapatan dan dicatat terpisah untuk diamalkan. 3. Adanya Dewan Pengawas Syariah (DPS) Selain manajer investasi dan bank kustodian terdapat pihak tambahan yaitu Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang membedakannya dengan reksa dana konvensional. DPS merupakan dewan yang mengawasi pemenuhan prinsip syariah pada suatu reksa dana, bahwa investasi harus sesuai dengan DES dan cleansing. Dewan ini merupakan pihak independen yang ahli tentang pasar modal dan hukum syariah, yang bisa memberikan rekomendasi terhadap penyaluran dana cleansing. 4. Reksa Dana Konvensional dan Reksa Dana Syariah Bank kustodian, manajer investasi, dan dewan pengawas syariah merupakan pembeda reksa dana konvensional dan syariah, dari sisi investor reksa dana syariah dapat berasal dari umat Muslim atau tidak. Dari sisi pengelolaan pada dasarnya reksa dana konvensional dan reksa dana syariah sama. Demikian pada cara pembelian dan transaksinya, jenis reksa dana syariah sama, dari sisi kinerja reksa dana syariah lebih dapat menawarkan diversifikasi dan risiko gagal bayar lebih kecil karena berfokus pada sektor properti, infrastruktur, komoditas, manufaktur dan jasa perdagangan dengan risiko gagal bayar yang lebih kecil karena menghindari perusahaan dengan rasio utang tinggi. secara historis, perbandingan antara kinerja saham yang masuk dalam Daftar Efek Syariah Indonesia (ISSI) dan saham secara umum yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dilihat dari 2-3 tahun kinerja ISSI mengalahkan IHSG, dan apabila berlanjut reksa dana syariah bukan tidak mungkin akan mengungguli reksa dana konvensional.
H. Transaksi Reksa Dana
Terdapat tiga jenis transaksi yang bisa dilakukan pada investasi reksa dana, yaitu: 1. Transaksi Pembelian Pada transaksi pembelian, umumnya dibagi lagi menjadi empat diantaranya: a) New subscription atau transaksi pembelian pertama kali, yaitu transaksi yang dilakukan oleh investor untuk pertama kalinya atau bisa juga disebut dengan new account. b) Transaksi penambahan (top-up), di mana investor telah memiliki satu reksa dana dan akan menambah saldonya (tanpa adanya ikatan waktu dan jumlahnya sepanjang lebih besar dari minimum pembelian). c) Transaksi pembelian/Investasi berkala, yaitu transaksi yang dikhususkan bagi orang yang tidak ingin repot dan menginginkan dananya dipotong setiap bulannya dari tabungannya. Transaksi ini memudahkan investor dalam bertransaksi karena akan langsung memotong dananya setiap bulan (autodebet) dari rekening tabungannya. d) Transaksi pembelian produk baru (new product), yaitu transaksi yang terjadi ketika investor sudah memiliki satu produk reksa dana dan akan membeli produk reksa dana lainnya yang ditawarkan oleh manajer investasi dan agen penjual. Dengan melakukan transaksi pembelian, investor akan menerima unit penyertaan dari manajer investasi dan bukti kepemilikan unit disimpan secara elektronik oleh bank kustodian. Setelah transaksi dilakukan bank kustodian akan mengirimkan surat konfirmasi yang bersifat informatif kepada investor. Laporan bulanan yang berisi perkembangan saldo berinvestasi akan dikirim setiap bulannya. 2. Transaksi Penjualan Transaksi penjualan atau pencairan dalam reksa dana disebut juga dengan redumption. Dalam transaksi ini, investor dapat menjual reksa dananya bahkan sebelum masa investasinya berakhir. Akan tetapi, jika investor melakukan hal tersebut, maka investor akan dikenakan biaya penjualan atau redumption fee yang bertujuan agar investor tidak terlalu sering atau cepat melakukan transaksi penjualan. Hal ini dikarenakan reksa dana memerlukan waktu agar strategi investasinya dapat berjalan. Pencairan dana atas transaksi penjualan harus sudah masuk rekening investor maksimal 7 hari kerja. Apabila melebihi waktu tersebut, maka investor perlu memastikan kembali informasi nomor rekening bank dan MI maupun BK akan berpotensi mendapat teguran dari OJK karena telah diatur dalam perundang-undangan. 3. Transaksi Pengalihan (Switching) Transaksi ini bertujuan untuk memindahkan investasi dari satu reksa dana ke reksa dana lainnya agar dapat mengefisiensikan waktu dan biaya daripada investor melakukan proses penjualan reksa dana terlebih dahulu dan kemudian membeli reksa dana lainnya. Namun, tidak semua reksa dana dapat dialihkan, ini bergantung pada kebijakan masing-masing manajer investasi dan koordinasi antar bank kustodian. Baik transaksi penjualan maupun pengalihan, keduanya tetap mendapat surat konfirmasi transaksi dari bank kustodian. 4. In Complete Application dan In Good Fund? Untuk memberikan kepastian, apakah transaksi telah diproses atau tidak adalah in complete application untuk penjualan dan pengalihan, in good fund untuk pembelian. Dalam transaksi pembelian in complete application berarti investor sudah melengkapi semua formulir pembelian dan menyerahkan kepada manajer investasi sebelum jam cut off yaitu 13.00 WIB. In good fund berarti dana transfer investor masuk ke rekening reksa dana pada hari yang sama. Serta transaksi pembelian baru diproses apabila terjadi in complete application dan in good fund sehingga jika salah satu saja terpenuhi berarti transaksi tidak sah. Sedangkan pada transaksi penjualan dan pengalihan tidak ada perpindahan dana sehingga hanya dikenal in complete application serta cut off time, maka aplikasi yang masuk setelah cut off time baru akan diproses pada hari kerja berikutnya.
I. Risiko Reksa Dana
Reksa dana merupakan produk pasar modal yang mengandung risiko, bukannya produk perbankan yang dapat memberikan hasil yang pasti. Apabila investor mendapatkan laporan perkembangan saldo investasinya dan mendapatkan jumlah nilai hasil investasi yang lebih kecil dibandingkan modal yang disetor, itulah yang disebut risiko. Risiko dalam reksa dana dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu: 1. Risiko Wanprestasi (Default Risk) Risiko wanprestasi adalah risiko penurunan harga reksa dana yang disebabkan gagal bayarnya obligasi perusahaan yang menjadi tujuan investasi reksa dana. Jika risiko ini terjadi maka akan menyebabkan harga reksa dana turun secara signifikan dan tidak naik lagi yang berbeda dengan risiko pasar yang bentuknya merupakan fluktuasi harga kerana reksa dana bisa saja kembali naik apabila data- data laporan keuangan dan makro-ekonomi membaik. 2. Risiko Likuiditas (Liquidity Risk) Risiko likuiditas adalah risiko terlambat atau tidak diterimanya dana hasil pencairan Unit Penyertaan dalam ketentuan waktu yang diisyaratkan, yaitu T+7 hari kerja setelah perintah pencairan dilakukan. Risiko ini terjadi apabila MI menempatkan dananya pada saham dan obligasi yang tidak likuid atau bisa juga karena banyak investor melakukan pencairan dalam jumlah besar secara bersamaan. 3. Risiko Perubahan Peraturan (Regulation Risk) Risiko perubahan peraturan adalah risiko turunnya harga reksa dana yang disebabkan berubahnya peraturan terkait pengelolaan reksa dana dan peraturan yang berdampak negatif terhadap emiten saham dan obligasi. Pada dasarnya, risiko ini yang paling sulit diprediksi karena berasal dari kebijakan pemerintah. 4. Risiko Pasar (Market Risk) Risiko pasar adalah risiko berfluktuasi harga yang disebabkan oleh perubahan faktor pasar atau risiko berkurangnya Nilai Aktiva Bersih Per Unit Penyertaan Reksa Dana. Risiko pasar tidak dapat dihindari, tetapi dapat diminimalkan di mana akan menjadi target MI agar kerugian yang dialami reksa dana diharapkan bisa lebih kecil dibandingkan kondisi pasar secara umum.
J. Penggunaan Reksa Dana
1. Pelajar dan Mahasiswa Secara administrasi, persyaratan menjadi investor reksa dana adalah memiliki KTP sehingga pelajar sekolah yang bisa menjadi investor adalah pelajar SMA. Bagi pelajar SMP dan SD, menjadi investor reksa dana masih dimungkinkan yaitu dengan cara membuat rekening bersama atas nama orang tua dan anak, sehingga ketika dewasa rekening tersebut dapat diubah menjadi atas nama anak itu sendiri. Selain memenuhi persyaratan administrasi, pelajar dan mahasiswa yang sudah memiliki kesadaran untuk berinvestasi juga harus siap dalam menghadapi risiko dan sehat secara keuangan. 2. Rasio Pendapatan Terhadap Pengeluaran Rasio seorang pelajar dan mahasiswa memiliki tugas utama, yaitu menuntut ilmu, sehingga sulit bagi pelajar dan mahasiswa untuk memiliki pekerjaan, tetapi bukan berarti mereka tak berpenghasilan, karena bisa saja penghasilan berasal dari uang jajan orang tua atau pendapatan tambahan dari bekerja sambilan. Pelajar dan mahasiswa harus mampu membangun pola pikir, yaitu bagaimana pendapatan yang ada bisa dihemat agar tidak habis semuanya dan harus menyeleksi pengeluaran yang benar-benar dibutuhkan dan pengeluaran mana yang hanya bersifat konsumtif. 3. Rasio Cicilan Produktif dan Konsumtif Dalam hal ini, pelajar dan mahasiswa belum memiliki kartu kredit sehingga tidak memiliki pinjaman dan cicilan. Sehingga rasio ini dapat dikesampingkan, namun bagi mereka yang memiliki cicilan baik ke teman, orang tua, maupun lembaga keuangan sebaiknya melunasi cicilan itu terlebih dahulu sebelum berinvestasi di reksa dana. 4. Rasio Pertanggungan Asuransi Jiwa Sama seperti rasio cicilan produktif dan konsumtif yang dapat dikesampingkan, rasio ini pun dapat dikesampingkan karena mahasiswa dan pelajar sebagian besar bukan merupakan tulang punggung keluarga. Namun, bukan berarti menjaga kesehatan tidak penting, dengan memperbanyak olahraga, kegiatan positif, dan menjauhi narkoba maka kesehatan dapat terjaga. 5. Rasio Dana Darurat Bagi seorang pelajar dan mahasiswa kesehatan keuangan bukan dilihat dari seberapa besar risikonya namun kesadaran dan kebiasaan untuk mengelola keuangan dengan baik yang perlu dilihat seperti kebiasaan menabung dan berinvestasi. Pendekatan yang dapat digunakan bagi pelajar dan mahasiswa saat menjadi investor adalah sebagai berikut. a. Pelajar dan mahasiswa yang masih dalam tahapan belajar bisa membeli semua jenis dana mulai dari pasar uang, pendapatan tetap, campuran dan saham. b. Pelajar dan mahasiswa yang sudah paham dan memiliki tujuan keuangan, pilihan reksa dana dapat disesuaikan. 6. Ibu Rumah Tangga Peranan ibu rumah tangga dalam keluarga ibarat seperti Menteri Keuangan karena mengatur pengeluaran dan pemasukan serta mengembangkan harta yang ada sehingga cukup untuk masa depan. Caranya dapat berupa berinvestasi di reksa dana, tetapi sebelum berinvestasi reksa dana, seorang ibu rumah tangga harus dapat: a. Mengendalikan pengeluaran Kunci untuk dapat mengendalikan pengeluaran adalah mencatat semua detail pengeluaran dan kemudian mengelompokkannya, setelah itu membuat anggaran pengeluaran setiap bulan. b. Sehat secara keuangan Kuncinya adalah dapat mempertahankan rasio keuangan yang sehat dan mengusahakan seberapapun pendapatan, setidaknya 10% haruslah diinvestasikan. c. Pensiunan Bagi para pensiunan yang ingin berinvestasi, dana yang digunakan adalah uang yang benar-benar tidak mengganggu kebutuhan masa tua. Sehingga harus mengetahui berapa dana pensiun yang dimilikinya baik yang dibayarkan sekaligus maupun berkala, menghitung kebutuhan pensiun dan berinvestasi dari sisanya jika ada. d. Profesional dan pengusaha Ilmu perencanaan membagi tahapan kekayaan seseorang menjadi 3 (tiga) tahap. 1) Tahap Mengumpulkan Kekayaan (Wealth Accumulation) Tahapan keuangan bagi seseorang yang telah menyelesaikan pendidikannya belum memiliki kekayaan dan berusaha keras mengumpulkannya. 2) Tahap Mempertahankan Kekayaan (Wealth Preservation) Tahapan keuangan bagi seseorang yang telah berhasil mengumpulkan sejumlah aset secara signifikan dan berusaha untuk mempertahankan nilainya. 3) Tahap Mendistribusikan Kekayaan (Wealth Distribution) Tahapan keuangan bagi orang yang telah memasuki usia pensiun sehingga fokus utamanya bukan lagi mengumpulkan dan mempertahankan nilainya melainkan mendistribusikannya. Dua tahapan pertama merupakan untuk investor yang masih berusia produktif. Peraturan OJK yang mengatur Reksa Dana Penyertaan Terbatas menyebutkan ada Investor Profesional yang merupakan investor yang memiliki kemampuan keuangan untuk berinvestasi di Reksa Dana Penyertaan Terbatas senilai 5 miliar rupiah dan memiliki kemampuan menganalisis risiko. Bagi pengusaha dan profesional yang sudah masuk dalam tahap wealth preservation, investasi pada reksa dana dapat digunakan sebagai alat untuk mempertahankan nilai kekayaan, berbeda dengan investor yang berada dalam tahap wealth accumulation yang mengandalkan investasi jangka panjang, pemilihan reksa dana sesuai tujuan keuangan, dan metode pembelian secara berkala. DAFTAR PUSTAKA
Rencana Sari Dewi,Gusti Ayu Ketut.2017.Investasi Dan Pasar Modal
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro