MUDHARABAH
KELOMPOK 4
FIFI VERISKA YULIA INTAN PUDYASTUTI
VERONICA YOSI
PUASASARI
SUCI LESTARI
Misalnya , tanggal 1 Maret 2011, bank syariah (pemilik dana) memberikan pembiayaan
mundharabah kepada nasabah Tn. Ali dengan menyerahkan mesin. Nilai buku mesin tersebut
adalah Rp 300.000.000,00 dan menurut penilaian, nilai wajar mesin tersebut adalah Rp
280.000.000,00 maka dalam hal ini bank syariah akan mencatat pada saat akad 1 Maret 2011
sebagai berikut:
Bila nilai wajar lebih tinggi daripada nilai tercatatnya diakui, maka selisihnya diakui sebagai
keuntungan tangguhan dan diamortisasi sesuai jangka waktu akad mundharobah.
Berdasarkan contoh diatas misalnya, menurut penilaian ,nilai wajar mesin tersebut adalah
Rp320.000.000 , maka selisih Rp 20.000.000 diakui sebagai ‘keuntungan tangguhan’ yang
akan membuat jurnal untuk mencatat transaksi tersebut,sebagai berikut:
b. Jika sebagian investasi mundharobah hilang setelah dimulainya usaha tanpa adanya
kelalaian atau kesalahan pengelola dana, maka kerugian tersebut diperhitungkan pada
saat bagi hasil. (Paragraf 15, PSAK 105,2007)
c. Dalam investasi mudharabah yang diberikan dalam aset nonkas dan aset nonkas ter
sebut mengalami penurunan nilai pada saat atau setelah barang dipergunakansecara ef
ektif dalam kegiatan usaha mudharabah, maka kerugian tersebut tidak langsung mengu
rangi jumlah investasi, namun diperhitungkan pada saat pembagian bagi hasil. ( paragra
f 17, PSAK 105,2007)
Jurnalnya :
Investasi Mudharabah Berakhir
Jika akad mudharabah berakhir sebelum atau saat akat jatuh tempo dan belum dibayar
oleh pengelola dana, maka investasi mudharabah diakui sebagai piutang.
Contoh jurnal :
Berikut ini contoh aplikasi akuntansi untuk pengelolaan dana mudharabah pada bank syariah.
Dana mudharabah yang diteima oleh penggelola dana dakui sebagaidana syirkah temporer pada saat terj
adinya sebesar jumlah yang diterima. Pada akhir peiode akuntansi. Dana syirkah temporer diukur sebagai
nilai tercatat.
Bagi hasil Dana syirkah temporer dialokasikan kepada bank dan pemilik dana sesuai dengan nisbah ya
ng disepakati. Misal, bank syirkah mendapatkan pendapatan operasional tahun 2011 Rp.100.000.000,-
Dana yang dihimpun :
• Dana syirkah temporer , tabungan mudharabah Rp.200.000.000
• Dana syirkah temporer milik Tn, Ali Rp.80.000.000
• Deposit mudhaabah Rp.800.000.000
• Nisbah bagi hasil = 40:60 (bank syariah :nasabah)
Bagi hasil untuk Tn. Ali dapat dihitung sebagai berikut (pemilik dana ):
Bagi hasil untuk porsi tabungan mudhaabah =(Rp.200 juta / Rp.1 miliar ) x Rp.100 juta,- = Rp.20 juta,-.
Bagian nasabah adalah 60% = 60% x Rp 20 juta = Rp.12 juta,.
Sedangkan bagian bank syariah (pengelola dana) = 40% x Rp.20 juta = Rp. 8 juta,-
Bagi hasil untuk Tn. Ali adalah :
80.000.000
= 𝑥 𝑅𝑝. 12.000.000
200.000.000
40
= 𝑥 𝑅𝑝. 12.000.000 = 𝑅𝑝 4.800.000
100
Bagi hasil untuk Tn. Ali di dalam % :
𝑅𝑝.4.800.000
= 𝑥 100 % = 6.00%
𝑅𝑝.80.000.000
Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah tmporer yang sudah diperhitungkan tetapi belum dibagika
n kepada pemilk dana sebagai kewajiban sebesar bagi hasil yang menjadi porsi hak pemlik dana. Keru
gian diakibatkan olehkesalahan atau kelalaian pengeloladana sebagai beban pengelola dana.
Atas bagi hasil ini, Bank Syariah (pengelola dana) akan mencatat bagi hasil yang aka
n dibagikan kepada pemilik dana tabungan mudharabah Tn.Ali, sebagai berikut:
31/12/11 Distribusi bagi hasil mudharabah Rp 4.800.000
Kewajiban bagi hasil mudharabah Rp 4.800.000
Pada saat bank Syariah membayar bagi hasil tersebut, bank Syariah
(pengelola dana) akan mencatat :
5/11/12 Kewajiban bagi hasil mudharabah Rp 4.800.000
Kas Rp 4.800.000
Kerugian karena kesalahan atau kelalaian bank dibebankan kepada bank (pengelola
dana). Dalam hal ini bank Syariah akan mencatat kerugian sebagai berikut:
Tanggal Kerugian Dana Syirkah Temporer Rp xx
Kewajiban lain-lain/Kas Rp xx
2. Perlakuan Akuntansi Mudharabah Musytarakah
PSAK 105 (2007) mendefinisikan mudharabah musytarakah adalah bentuk mudharabah
dimana pengelola dana menyertakan modal atau dananya dalam kerja sama investasi.
PSAK 105 (2007) telah mengatur perlakuan akuntansi untuk mudharabah musytarakah
seperti berikut ini:
1. Penyertaan dana mudharabah musytarakah
Dalam mudharabah musytarakah, pengelola dana (berdasarkan akad mudharabah)
menyertakan dananya dalam investasi bersama
2. Pembagian hasil investasi mudharabah musytarakah
a. Hasil investasi dibagi antara pengelola dana (sebagai mudharib) dan pemilik dana
b. sesuai dengan nisbah yang disepakati
b. Hasil investasi dibagi antara pengelola dana (sebagai musytarik) dan pemilik dana
sesuai dengan porsi modal masing-masing.
ILUSTRASI
Bank Syariah sejahterah menandatangani akad mudharabah musyitarakah dengan PT
LANCAR pada 1 Mei 2011. Bank Syariah menyalurkan pembiayaannya dengan kas
Rp 400 juta dan PT LANCAR sebesar Rp 100 juta, nisbah bagi hasil yang disepakati
adalah bank:mitra = 40:60 dari laba kotor usaha mitra, bila rugi maka pembagian
ruginya berdasarkan porsi modal yang disetorkan masing-masing. Pada tahun 2011
PT LANCAR melaporkan laba kotor usahanya sebesar 200 juta.
Diminta: Hitunglah bagi hasil untuk bank dan mitranya.
Cara 1:
Hasil usaha dibagi antara bank dan mitra dengan dasar nisbah, sisanya setelah dikurangi hak
pengelola dana akan dibagi sesuai dengan porsi modal masing-masing.
Bagian pengola (musytarik) = 60/100 X Rp 200 juta,- = Rp 120,- juta; sisanya Rp 80 juta,- dibagi berdasar
kan porsi modal.
Pengelola = 100/500 X Rp 80 juta = Rp 16 juta
Bank Syariah = 400/500 X Rp 80 juta = Rp 64 juta
Jadi, bagi hasil pengelola = Rp 120 juta + Rp 16 juta = Rp 136 juta
Bagi hasil bank Syariah = Rp 64 juta; total hasil yang dibagi = Rp 136 juta + Rp 54 juta
= Rp 200 juta
Cara 2:
Hasil usaha dibagi antara bank dan mitra berdasarkan porsi modal masing-masing, sisanya set
elah dikurangi hak pengelola dana akan dibagi sesuai dengan nisbah bagi hasil.
Bagian pengelola (musytarik) = 100/500 X Rp 200 juta = Rp 40 juta ; sisanya Rp 160 juta dibagi berdasar
kan nisbah bagi hasil.
Pengelola = 60/100 X Rp 160 juta = 96 juta
Bank Syariah = 400/500 X Rp 80 juta = Rp 64 juta
Jadi, bagi hasil pengelola = Rp 120 juta + Rp 16 juta = Rp 136 juta
Bagi hasil bank Syariah = Rp 64 juta; total hasil yang dibagi = Rp 136 juta + Rp 54 juta
= Rp 200 juta
Jadi, cara 1 dan cara 2 hasil perhitungan bagi hasil adalah sama.
PENYAJIAN
Bagaimanakah pengelola dana dan pemilik dana menyajikan dalam laporan keuangannya? Dalam hal ini PSAK
105 (2007) telah mengaturnya berikut ini.
A B
Pemilik dana menyajikan investasi mudharabah Pengelola dana menyajikan transaksi mudharabah
dalam laporan keuangan sebesar nilai tercatat dalam laporan keuangan :
PENGUNGKAPAN
Paragraf 38-39, PSAK 105, (2007), telah mengatur tentang pengungkapan yang berkaitan dnegan mudharabah
baik bagi pemilik dana maupun pengelola dana, seperti berikut ini.
A B
Pemilik dana mengungkapkan hal-hal yang terkait Pengelola dana mengungkapkan hal-hal yang
transaksi mudharabah, tetapi tidak terbatas, pada: terkait transaksi mudharabah, tetapi tidak terbatas
pada:
SOAL KASUS
Thank you