Anda di halaman 1dari 28

AKUNTANSI

MUDHARABAH
Nama Kelompok 4:
1. Zahrotun Nabila (202012024)
2. Nisa’ Mardatila (202012025)
3. Lutfiana Dian Novitasari (202012026)
4. Frisca Wahyuningrum (202012027)
5. Fanesa Mutiara Cahyani (202012028)
6. Putri Dwi Lestari (202012029)
7. Alfiyatun Nikmah (202012030)

SLIDESMANIA.COM
A. PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK
Mudharabah adalah akad kerjasama usah antara shahibul maal (pemilik dana)
dan mudharib (pengelola dana) dengan nisbah bagi hasil menurut kesepakatan di
muka.

Dalam pelaksanaannya, Mudharabah dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :


1. Mudharabah Muthlaqah adalah akad mudharabah dimana pemilik dana
memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan investasi
2. Mudharabah Muqayyadah adalah akad mudharabah dimana pemilik dana
memberikan batasan kepada pengelola dana mengenai tempat, cara, dan
objek investasi.

SLIDESMANIA.COM
Dalam operasional mudharabah, entitas syariah dapat bertindak sebagai
pemilik dana maupun pengelola dana. Apabila sebagai pemilik dana, maka dana
yang disalurkan disebut investasi mudharabah. Apabila entitas syariah sebagai
pengelola dana, maka:

a. dalam akad mudharabah muqayyaqah, dana yang diterima disajikan dalam


laporan perubahan investasi terikat sebagai investasi terikat dari nasabah.
b. dalam akad mudharabah muthlaqah, dana yang diterima disajikan dalam neraca
sebagai dana syirkah temporer.
c. jika dari pengelolaan dana mudharabah menghasilkan keuntungan, maka porsi
jumlah bagi hasil untuk pemilik dana dan pengelola dana ditentukan berdasarkan
nisbah yang disepakati dari hasil usaha yang diperoleh selama oeriode akad. Jika
dari pengelolaan dana mudharabah menimbulkan kerugian, maka kerugian finansial
menjadi tanggungan pemilik dana. (paragraph 5-10, PSAK 105, 2007)

SLIDESMANIA.COM
B. PRINSIP PEMBAGIAN HASIL USAHA

Pembagian hasil usaha dapat dilakukan berdasarkan


prinsip bagi hasil atau bagi laba. Contoh
Uraian Jumlah Metode Bagi Hasil

• Jika berdasarkan prinsip bagi hasil, maka dasar Penjualan 100


Harga Pokok Penjualan 65
pembagian hasil usaha adalah laba bruto (gross Laba Kotor 35 Gross Profit Margin
profit) bukan total pendapatan usaha (omset). Beban 25
Laba (rugi) bersih 10 Net Profit Sharing
• Sedangkan jika berdasarakan prinsip bagi laba,
dasar pembagian adal;ah laba neto (net profit) yaitu
laba bruto dikurangi beban yang berkaitan dengan
pengelolaan dana mudharabah.

SLIDESMANIA.COM
C. AKUNTANSI UNTUK PEMILIK DANA
(SHAHIBUL MAAL)
1. Pengakuan dan Pengukuran Invesatasi Mudharabah PSAK No. 105 (2007) mengatur
pengakuan pembiayaan mudharabah sebagai berikut :
a. Dana mudharabah yang disalurkan oleh pemilik dana diakui sebagai investasi mudharabah
pada saat pembayaran kas atau penyerahan aset nonkas kepada pengelola dana.
b. Pengukuran invesatasi mudharabah diatur sebagai berikut :
1) Investasi mudharabah dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang dibayarkan;
2) Investasi mudharabah dalam bentuk aset nonkas diukur sebesar nilai wajar aset non kas
pada saat penyerahan :
a) Jika nilai wajar lebih tinggi daripada nilai tercatatnya, maka selisihnya
diakui sebagai keuntungan tangguhan dan diamortisasi sesuai jangka waktu akad
mudharabah;
b.) Jika nilai wajar lebih rendah daripada nilai tercatatnya, maka selisihnya diakui
sebagai kerugian. (paragraf 12 dan 13, PSAK 105, 2007)

SLIDESMANIA.COM
Contoh :
• Jika nilai wajar lebih rendah daripada nilai tercatatnya, maka selisihnya diakui sebagai kerugian.
Misalnya, tanggal 1 Maret 2011, bank syariah (pemilik dana) memberikan pembiayaan mudharabah
kepada nasabah Tn. Ali dengan menyerahkan mesin. Nilai buku mesin tersebut adalah Rp 300.000.000
dan menurut penilaian, nilai wajar mesin tersebut adalah Rp 280.000.000 maka dalam hal ini bank
syariah akan mencatat pada saat akad 1 Maret 2011, sebagai berikut :

1 Maret 2011 Investasi Mudharabah Rp 280.000.000  


  Kerugian Penurunan Nilai Rp 20.000.000  
  Mesin   Rp 300.000.000

• Jika nilai wajar lebih tinggi daripada nilai tercatatnya, maka selisihnya diakui sebagai keuntungan
tangguhan dan diamortisasi sesuai jangka waktu akad mudharabah. Berdasarkan contoh di atas, nilai
wajar mesin tersebut adalah Rp 320.000.000 maka selisih Rp 20.000.000, diakui sebagai keuntungan
tangguhan yang akan diamortisasi selama masa akad mudharabah. Berikut jurnal yang dibutuhkan :

1 Maret 2011 Investasi Mudharabah Rp 320.000.000  


  Keuntungan Tangguhan Mudharabah   Rp 20.000.000
  Mesin   Rp 300.000.000

SLIDESMANIA.COM
Apabila akad mudharabah diumpamakan selama 20 bulan, maka amortisasi keuntungan tangguhan per
bulan adalah Rp 1.000.000 (Rp 20.000.000 : 20), dan jurnal yang dibuat untuk mengamortisasi
keuntungan tangguhan per bulan adalah sebagai berikut :

Setiap bulan Keuntungan Tangguhan Mudharabah Rp 1.000.000  


  Keuntungan Selisih Nilai Mesin   Rp 1.000.000

2. Investasi Mudharabah Turun Nilai atau Hilang


a. Jika nilai investasi mudharabah turun sebelum usaha dimulai disebabkan rusak, hilang atau faktor lain
yang bukan kelalaian atau kesalahan pihak pengelola dana, maka penurunan nilai tersebut diakui sebagai
kerugian dan mengurangi saldo investasi mudharabah. (Paragraf 14, PSAK 105, 2007)
Untuk kondisi ini, maka pemilik dana harus membuat jurnal untuk mengakui terjadinya kerugian karena
terjadinya penurunan nilai investasi mudharabah sebagai berikut :

Tanggal Kerugian Investasi Mudrabah Rp xxx  


  Investasi Mudharabah   Rp xxx

b. jika sebagian investasi mudharabah hilang setelah dimulainya usaha tanpa adanya kelalaian atau
kesalahan pengelola dana, maka kerugian tersebut diperhitungkan pada saat bagi hasil. (Paragraf 15,
PSAK 105, 2007)

SLIDESMANIA.COM
Upamakan, pada tahun 2011 pemilik dana memperoleh bagi hasil Rp 30.000.000 dan pada 2011 terjadi kehilangan
modal mudharabah di pengelola sebesar Rp 5.000.000, maka modal mudharabah yang hilang diperhitungkan sebagai
pengurang bagi hasil yang akan diterimanya. Bila tidak ada dana mudharabah yang hilang, pemilik dana mudharabah
akan menerima bagi hasil sebesar Rp 30.000.000, karena pada tahun 2011 terjadi kehilangan dana yang bukan
kelalaian pengelola dana, maka bagi hasil yang kan diterima berkurang dengan Rp 5.000.000. Untuk jurnalnya
sebagai berikut :
Des-31 Piutang Bagi Hasil Investasi Mudharabah Rp25.000.000
Kerugian Penururnan Nilai Investasi Mudharabah Rp5.000.000
Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah Rp30.000.000

c. Dalam invesatasi mudharabah yang diberikan dalam aset nonkas dan aset nonkas tersebut mengalami penurunan
nilai pada saat atau setelah barang dipergunakan secara efektif dalam kegiatan usaha mudharabah, maka kerugian
tersebut tidak langsung mengurangi jumlah investasi, namun diperhitungkan pada saat pembagian bagi hasil. Untuk
jurnalnya sebagai berikut :
Des-31 Piutang Bagi Hasil Investasi Mudharabah Rp25.000.000
Kerugian Penurunan Nilai Investasi Mudharabah Rp5.000.000
Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah Rp30.000.000

SLIDESMANIA.COM
3. Investasi mudharabah berakhir
jika akad mudharabah berakhir sebelum atau saat jatuh tempo dan belum dibayar oleh pengelola dana,
maka investasi mudharabah diakui sebagai piutang. Pemilik dana mudharabah akan membuat jurnal
untuk mengakui piutang sebagai pengganti investasi mudharabah sebagai berikut :
Piutang Jatuh Tempo - Pengelola Dana Mudharabah Rp xxx
Investasi Mudharabah Rp xxx
pada saat pemilik dana mudharabah menerima pembayaran dari pengelola dana mudharabah, maka
jurnal yang harus dibuat adalah sebagai berikut :

Kas Rp xxx
Piutang Jatuh Tempo Pengelola Dana Mudharabah Rp xxx

4. Penghasilan Usaha Mudharabah


Investasi mudharabah yang dilakukan oleh pemilik dana akan dapat menghasilkan keuntungan atau
bisa juga menanggung kerugian karena kerugian yang diderita pengelola dana mudharabah tidak
melakukan kelalaian pengelolaan. Atas hasil dan kerugian ini PSAK 105 (2007) telah mengatur
akuntansimya berikut ini :
a. Jika investasi mudharabah melebihi satu periode pelaporan, penghasilan usaha diakui dalam periode
terjadinya hak bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati.

SLIDESMANIA.COM
Pemilik dana mudharabah akan mengakui bagi hasil tersebut dengan membuat jurnal sebagai berikut :
Piutang Bagi Hasil Investasi Mudharabah Rp xxx
Pendapatan Bagi Hasil Investasi Mudharabah Rp xxx
Kemudian, pemilik dana mudharabah akan membuat jurnal pada saat menerima pembayaran bagi hasil dari
pengeloaan dana sebagai berikut :

Kas Rp xxx
Piutang Bagi Hasil Investasi Mudharabah Rp xxx
b. Kerugian yang terjadi dalam suatu periode sebelum akad mudharabah berakhir diakui sebagai kerugian dan
dibentuk penyisihan kerugian investasi. Pada saat akad mudharabah berakhir selisih antara:
1) Investasi mudharabah setelah dikurangi penyisihan kerugian investasi
2) Pengembalian investasi mudharabah; diakui sebagai keuntungan atau kerugian
Jurnal pembentukan penyisihan kerugian investasi yang harus dibuat oleh pemilik danamudharabah adalah :

Kerugian Investasi Mudharabah Rp xxx


Penyisihan Kerugian Investasi Mudharabah Rp xxx

SLIDESMANIA.COM
• Kerugian investasi mudharabah dalam laporan laba rugi dilaporkan sebagai beban usaha
sedangkan dilaporkan dalam laporan posisi keuangan pemilik dana mudharabah sebagai
pengurang investasi mudharabah.
Berikut contoh penyajian laporan keuangan pemilik dana :
Bank Syariah ABC
Neraca
Per 31 Desember 2021
.....    
Investasi Mudharabah Rp300.000.000 
Penyisihan Kerugian Investasi Mudharabah Rp15.000.000 
Investasi Mudharabah bersih Rp285.000.000 

Penyisihan kerugian investasi mudharabah diumpamakan 5% dari investasi mudharabah, sehingga


besarnya penyisihan = 5% x Rp. 300.000.000 = Rp. 15.000.000
Jurnal penyesuaian yang dibuat adalah :
Kerugian Investasi Mudharabah Rp 15.000.000
Des-31
Penyisihan Kerugian Investasi Mudharabah Rp 15.000.000

SLIDESMANIA.COM
5. Pembayaran Kembali Pembiayaan
Pada saat akad mudharabah berakhir, selisih antara :
a. Investasi mudharabah setelah dikurangi penyisihan kerugian investasi
b. Pengembalian investasi mudharabah; diakui sebagai keuntungan atau kerugian.
Diumpamakan, pengelola dana mengembalikan investasi mudharabah ke pemilik dana sebesar Rp 290
juta, investasi mudharabah Rp. 300 juta, dan penyisihan kerugian investasi mudharabah Rp. 15 juta, maka
selisih antara kas yang diterima Rp 290 juta, dengan investasi mudharabah bersih Rp. 285 juta, = Rp. 5 juta,
akan diakui sebagai keuntungan investasi mudharabah jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:
Kas Rp 290 juta

Penyisihan Kerugian Investasi Mudharabah Rp 15 juta

Investasi Mudharabah Rp 300 juta

Keuntungan Investasi Mudharabah Rp 5 juta

Bila kas yang diterima dari pengelola dana adalah Rp 280 juta, maka selisih antara kas yang diterima
dan investasi mudharabah bersih adalah Rp 5 juta, diakui sebagai kerugian investasi mudharabah. Berikut ini
jurnal yang dibuat oleh pemilik dana.

SLIDESMANIA.COM
Kas Rp 280 juta
Penyisihan Kerugian Investasi Mudharabah Rp 15 juta
Kerugian Investasi Mudharabah Rp 5 juta
Investasi Mudharabah Rp 300 juta

6. Pengakuan keuntungan atau kerugian mudharabah


PSAK nomor 105 (2007) telah mengatur pengakuan keuntungan atau kerugian mudharabah dan metode
distribusi bagi hasil. Distribusi bagi hasil mudharabah dapat dilakukan dengan menggunakan 2 metode, yaitu
gross profit sharing atau net profit sharing.
● Apabila pembiayaan melewati satu periode pelaporan
a. keuntungan investasi mudharabah diakui pada saat terjadinya hak bagi hasil sesuai dengan nisbah yang
disepakati dan
b. kerugian yang terjadi diakui pada periode terjadinya kerugian tersebut dan mengurangi investasi
mudharabah. Penjualan Rp. 1.0000.000,00
Harga pokok penjualan Rp. 600.000,00
Laba kotor Rp. 400.000,00
Biaya - biaya Rp. 300.000,00
Laba (rugi) bersih Rp. 100.000,00

SLIDESMANIA.COM
a). Bila gross profit sering, dengan nisbah bank syariah (pemilik dana) : pengelola dana = 20 : 80 maka bagi
hasil untuk:
Bank syariah : 20% × Rp.400.000,00 = Rp.80.000,00
Pengelola : 80% × Rp. 400.000,00 = Rp. 320.000,00
b). Bila metode net profit sharing, nisbah bank syariah : pengelola = 80 : 20 maka bagi hasilnya :
Bank Syariah : 80% × Rp. 100.000,00 = Rp. 80.000,00
Pengelola : 20% × Rp. 100.000,00 = Rp. 20.000,00
Bagian hasil usaha yang belum dibayar oleh pengelola dana diakui sebagai piutang. (Paragraph 24, PSAK
105,2007). Untuk bagi hasil di atas yang belum dibayar oleh pengelola bank, bank syariah (pemilik dana) akan
membuat pencatatan sebagai berikut:
31 Des Piutang Pendapatan Bagi Hasil Rp 80.000,00
2011 Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah Rp 80.000,00

Piutang akan dilaporkan di neraca sedangkan pendapatan bagi hasil akan dilaporkan di laporan laba rugi
sebagai unsur pendapatan operasional. pada saat pengelola dana membayar bagi hasil ke bank syariah maka
bank syariah akan mencatat sebagai berikut:
Tanggal Kas Rp 80.000,00
Piutang Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah Rp 80.000,00

SLIDESMANIA.COM
Apabila pengelola dana mengalami kerugian, misalkan Rp10.000,00 maka kerugian ditanggung oleh
bank syariah (pemilik dana), yang akan mengurangi investasi mudharabah.Bank syariah (pemilik dana) akan
mengakui kerugian sebagai berikut:

31 Des Kerugian Investasi Mudharabah Rp 10.000,00


Investasi Mudharabah Rp 10.000,00

SLIDESMANIA.COM
D. AKUNTANSI UNTUK PENGELOLAAN DANA (BANK SYARIAH
ATAU ENTITAS LAIN SEBAGAI MUDHARIB)

Dalam hal entitas sebagai mudharib, PSAK No. 105 (2007) menyatakan berikut ini:

1. Perlakuan Akuntansi Dana yang Diterima Pengelola Dan Mudharabah (Mudharib)


Dana yang diterima dari pemilik dana dalam akad mudharabah diakui sebagai dana syirkah temporer
sebesar jumlah kas atau nilai wajar aset nonkas yang diterima. Pada akhir periode akuntansi dana
syirkah temporer diakui sebesar nilai tercatatnya.
Atas ketentuan ini, jurnal yang dibuat oleh pengelolaan dana pada saat menerima dana mudharabah
adalah sebagai berikut :

Tanggal Keterangan Debit Kredit


Kas XXX
Dana syirkah temporer XXX

SLIDESMANIA.COM
Contoh aplikasi untuk pengelolaan dana mudharabah pada bank syariah

10 Juni 2011 : nasabah Tuan Ali menyetor dana sebagai tabungan mudharabah sebesar Rp
100.000.000
10 Agustus : nasabah mengambin Rp 20.000.000 dana yang ditabungkan di bank syariah.
Atas transaksi ini, bank syariah akan mencatat sebagai berikut :
Penerimaan tabungan mudharabah Rp 100.000.000 dari Tn. Ali :
10 Juni 2011 Kas Rp 100.000.000
Dana syirkah temporer Rp 100.000.000

Pencatatan atas pengambilan Tabungan mudharabah Tn. Ali Rp 20.000.000 :

10 Ags 2011 Dana syirkah temporer Rp 20.000.000

Kas Rp 20.000.000

SLIDESMANIA.COM
Setelah tanggal 10 Agustus 2011 saldo dana syirkah temporer adalah Rp 80.000.000.
Apabila sampai tanggal 31 Desember 2011 tidak ada penambahan atau pengurangan maka
di neraca Dana syirkah temporer akan dicatat sebesar nilai tercatat tersebut sebesar Rp
80.000.000
● Bagi hasil Dana syirkah temporer dialokasikan kepada bank dan pemilik dana
sesuai dengan nisbah yang disepakati.
Misal, bank syariah mendapatkan pendapatan operasional tahun 2011 Rp 100.000.000
Dana yang dihimpun :
 Dana syirkah temporer, tabungan mudharabah Rp 200.000.000
 Dana syirkah milik Tn. Ali Rp 80.000.000
 Deposito mudharabah Rp 800.000.000
 Nisbah bagi hasil = 40 : 60 (bank syariah : nasabah)

SLIDESMANIA.COM
● Bagi hasil Tn. Ali dapat dihitung sebagai berikut (pemilik dana) :
Bagi hasil untuk porsi tabungan mudharabah = (Rp 200 juta / Rp 1 miliar) x Rp 100 juta = Rp
20 juta
Bagian nasabah adalah 60% = 60% x Rp 20 juta = Rp 12 juta
Bagian bank syariah (pengelola dana) = 40% x Rp 20 juta = Rp 8 juta
Bagi hasil Tn Ali adalah :
80.000.000/200.000.000 x Rp 12.000.000 = Rp 4.800.000
Bagi hasil untuk Tn. Ali dalam % :
4.800.000/80.000.000 x 100% = 6,00 %

Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah diperhitungkan tetapi
belum dibagikan kepada pemilik dana diakui sebagai kewajiban sebesar bagi hasil yang
menjadi porsi hak pemilik dana. Kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian
pengelola dana diakui sebagai beban pengelola dana.

SLIDESMANIA.COM
Atas bagi hasil ini bank syariah akan mencatat bagi hasil yang akan dibagikan kepada pemilik
dana tabungan mudharabah Tn. Ali, sebagai berikut :

31/12/2011 Distribusi bagi hasil mudharabah Rp 4.800.000

Kewajiban bagi hasil mudharabah Rp 4.800.000

Pada saat bank syariah membayar bagi hasil tersebut, maka bank syariah akan mencatat :

5/11/2012 Kewajiban bagi hasil mudharabah Rp 4.800.000


kewajiban lain-lain / kas Rp 4.800.00

SLIDESMANIA.COM
Distribusi bagi hasil mudharabah akan dilaporkan dalam laporan laba rugi sebagai
pengurangan pendapatan usaha pengelola (bank syariah), sedangkan kewajiban bagi
hasil mudharabah akan dilaporkan di neraca.
Kerugian karena kesalahan atau kelalaian bank dibebankan kepada bank (pengelola
dana). Dalam hal ini bank syariah akan mencatat kerugian sebagai berikut :

Tanggal Kerugian dana syirkah temporer XXX

Kewajiban lain-lain / kas XXX

SLIDESMANIA.COM
2. Perlakuan Akuntansi Mudharabah Musytarakah

PSAK 105 (2007) mendefinisikan mudharabah musytarakah adalah bentuk mudharabah


dimana pengelola dana menyetarakan modal atau dananya dalam Kerjasama investasi.
Dimisalkan, Bank syariah menerima tabungan mudhorobah dari deposan dalam bentuk
pool of fund (kumpulan dana tabungan mudhorobah) sebesar Rp. 1,5 miliar, kemudian
bank menginvestasikan dalam bentuk investasi mudhorobah dimana mitra pengusaha juga
menyetarakan modal sebesar Rp. 500 juta, sehingga total investasi mudhorobah yang
dikelola oleh mudharib (pengusaha) adalah sebesar Rp. 1,5 miliar.

SLIDESMANIA.COM
PSAK 105 (2007) telah mengatur perlakuan Akuntansi untuk mudharabah
musyarakah seperti berikut ini :

1. Penyetaraan dana mudharabah musytarakah


Jika pengelola dana juga menyetarakan dana dalam mudharabah musytarakah, maka
penyaluran dana milik pengelola dana tersebut diakui sebagai investasi muharabah. Akad
mudharabah musytarakah merupakan perpaduan antara akad mudharabah dan akad
musytarakah.

SLIDESMANIA.COM
2. Pembagian hasil investasi mudharabah musytarakah

Dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :


 Hasil investasi dibagi antara pengelola dana (mudhorib) dan pemilik dana sesuai
dengan nisbah yang disepakati, selanjutnya bagi hasil investasi setelah dikurangi untuk
pengelola dana (mudharib) tersebut dibagi antara pengelola dana (musytarik) dengan
pemilik dana sesuai dengan porsi modal masing masing.
 Hasil investasi dibagai antara pengelola dana (musytarik) dan pemilik dana sesuai
dengan porsi modal masing masing. selanjutnya bagi hasil investasi setelah dikurangi
untuk pengelola dana (musytarik) tersebut dibagi antara pengelola dana (mudharib)
dengan pemilik dana sesuai dengan nisbah yang disepakati.

SLIDESMANIA.COM
ILUSTRASI
Bank syariah sejahtera menandatangani akad mudharabah mustarakah dengan PT
LANCAR pada 1 Mei 2011. Bank syariah menyalurkan pembiayaan dengan kas Rp.
400.000.000 dan PT LANCAR sebesar Rp. 100.000.000. Nisbah bagi hasil yang disepakati
adalah bank : mitra = 40 : 60 dari laba kotor usaha mitra, bila rugi maka pembagian ruginya
berdasarkan porsi modal yang disetorkan masing masing. Pada tahun 2011 PT LANCAR
melaporkan laba kotor usahanya sebesar Rp. 200.000.000.
Diminta hitunglah bagi hasil untuk bank dana mitranya !

SLIDESMANIA.COM
Cara 1 :
Hasil usaha dibagi antara bank dan mitra dengan dasar nisbah, sisanya setelah dikurangi hak pengelola
dana akan dibagi sesuai dengan porsi modal masing masing.
Bagian pengelola dana (musytarik)
=60/100 X Rp. 160.000.000 = Rp. 120.000.000
Sisanya Rp. 80.000.000 dibagi berdasarkan porsi modal
Pengelola = 100/500 X Rp. 80.000.000 = Rp. 16.000.000
Bank Syariah = 400/500 X Rp. 80.000.000 = Rp. 64.000.000
Jadi, bagi hasil pengelola
Rp. 120.000.000 + Rp. 16.000.000 = Rp. 136.000.000
Bagi hasil bank syariah = Rp. 64.000.000
Total hasil yang dibagi
Rp. 136.000.000 = Rp. 64.000.000 = Rp. 200 000.000

SLIDESMANIA.COM
Cara 2 :
Hasil usaha dibagai antara bank dan mitra berdasarkan porsi modal masing masing, sisanya setelah
dikurangi hak pengelola dana akan dibagi sesuai dengan nisbah bagi hasil.
Bagian pengelola (musytarik)
=100/500 X Rp. 200.000.000 = Rp. 40.000.000
Sisanya Rp. 160.000.000 dibagi berdasarkan nisbah bagi hasil
Pengelola = 60/100 X Rp. 160.000.000 = Rp. 96.000.000
Bank Syariah = 40/100 Rp. 160.000.000 = Rp. 64.000.000
Jadi, bagi hasil pengelola
Rp. 40.000.000 + Rp. 96.000.000 = Rp. 136.000.000
Bagi hasil bank syariah = Rp. 64.000.000
Total hasil yang dibagi
Rp. 136.000.000 + Rp. 64.000.000 = Rp. 200.000.000

SLIDESMANIA.COM
Terima kasih By
Kelompok 4-Akuntansi Syariah 5A

SLIDESMANIA.COM

Anda mungkin juga menyukai