Anda di halaman 1dari 34

Akuntansi Mudharabah

Lili Syafitri, SE., Ak.,M.Si


Definisi

Akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak


pertama (shahibul maal) menyediakan modal 100%,
sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola dengan
keuntungan dibagi menurut kesepakatan dimuka dan
apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal sepanjang
kerugian tersebut tidak disebabkan oleh kesalahan atau
kelalaian pengelola.

Legalitas Syariah
Fatwa DSN no 07/DSN-MUI/IV/2000
Rukun
• Pemodal
• Pengelola
• Modal
• Nisbah keuntungan
• Sighat atau akad

Syarat
• Pemodal dan pengelola merupakan orang yang cakap hukum
• Shighat : penawaran dan penerimaan (ijab & qabul) harus diucapkan oleh
kedua belah pihak guna menunjukkan kemauan mereka untuk
menyempurnakan kontrak.
• Modal harus berbentuk uang tunai yang jelas jumlahnya
SKEMA MUDHARABAH

BANK NASABAH

MODAL 100 % SKILL

PROYEK

KEUNTUNGAN
Aplikasi Teknis Perbankan
Skema Mudharabah

Perjanjian
Bagi Hasil

Mudharib/Debitur Modal BANK


Keahlian /
Ketrampilan 100%
PROYEK/USAHA
Nisbah Nisbah
X% Y%
PEMBAGIAN Pembayaran
KEUNTUNGAN Kewajiban

MODAL
Aspek Akuntansi
 Bank sebagai Shohibul Maal (Pembiayaan
Mudharabah)
 Bank sebagai Mudharib (Investasi
Mudharabah Nasabah )
TABUNGAN & DEPOSITO
MUDHARABAH
Dana
Nasabah
BANK
Pemilik Dana
Nisbah bagi
hasil Modal,
Bagi Sighat,
hasil Akad
Nisbah
Laba

Proyek Pengusaha
Pembiayaan Mudharabah
 Pengakuan dan Pengukuran
 Pembiayaan Mudharabah
 Pembayaran Kembali
 Pembiayaan Hilang
 Akad Mudharabah Berakhir
 Penyisihan Kerugian
 Keuntungan dan Kerugian
Pengakuan dan Pengukuran
Pembiayaan Mudharabah

 Diakui pada saat penyerahan kas atau aktiva


non kas.
 Pembiayaan mudharabah yang diserahkan
secara bertahap diakui pada setiap tahap
pembayaran.
 Pembiayaan dalam bentuk kas diukur sejumlah
uang yang diberikan bank pada saat
pembayaran.
 Jurnalnya:
Pembiayaan mudharabah xx
Kas xx
 Pembiayaan mudharabah dalam bentuk aktiva
non kas:
 Diukur sebesar nilai wajar saat pembayaran
 Selisih nilai wajar dengan nilai buku diakui
sebagai keuntungan atau kerugian bank.
 Beban yang terjadi sehubungan dengan akad
mudharabah tidak dapat diakui sebagai
pembiayaan mudharabah kecuali telah
disepakati.
Contoh
 Bank syariah memberikan modal dalam
bentuk akad mudharabah berupa mesin. Nilai
buku mesin Rp 400 juta. Nilai wajar dari
mesin adalah 380 juta sedangkan biaya
akadnya sebesar Rp 2 juta.
Pembiayaan mudharabah 380 jt
Kerugian penurunan nilai 20 jt
Mesin mudharabah 400 jt
 Untuk mencatat biaya akad
 Jika beban ditanggung shohibul maal
Biaya akad mudharabah 2 jt
Kas 2 jt
 Biaya akad ditanggung mudharib

Kas 2 jt
Pendapatan akad Mudharabah 2 jt
Pembayaran Kembali
 Diakui sebagai pengurang pembiayaan
mudharabah.
Kas xx
Pembiayaan Mudharabah xx
Pembiayaan Hilang
 Hilang sebelum dimulainya usaha
 Kerugian Pembiayaan Mudharabah xx
Pembiayaan Mudharabah xx
 Hilang setelah akad dimulai kerugian
diperhitungkan saat bagi hasil.
Kas xx
Kerugian Pembiayaan Mudharabah xx
Pendapatan Bagi hasil Mudhrbh xx
Akad Mudharabah Berakhir
 Bila akad selesai, pembiayaan mudharabah
belum langsung dibayar maka pembiayaan
mudharabah diakui sebagai piutang jatuh
tempo.
Piutang Jatuh Tempo xx
Pembiayaan Mudharabah xx
 Bila akad selesai, pembiayaan mudharabah,
langsung dibayar
Kas xx
Pembiayaan Mudharabah xx
Penyisihan Kerugian
 Pembiayaan Mudharabah: Rp 100 jt
 Piutang Jatuh Tempo Rp 50 jt

 Kerugian pembiayaan dan piutang tak tertagih

ditaksir 5%.
Kerugian Pembiayaan Mdhrbh 5 jt
Kerugian Piutang Jatuh Tempo 2,5 jt
CK Pembiayaan Mudhrbh 5 jt
CKP Jth Tempo 2,5 jt
Keuntungan dan Kerugian
 Distribusi bagi hasil dapat dilakukan dengan
cara:
 Profit sharing
 Revenue sharing
 Bila pembiayaan melewati satu periode:
 Keuntungan pembiayaan diakui pada saat
terjadinya bagi hasil
 Kerugian yang terjadi diakui periode terjadinya
kerugian tersebut dan mengurangi pembiayaan.
 Akhir periode
Piutang Pendapatan Bg Hsl xx
Pendapatan Bg Hsl Mudharabh xx
 Saat bagi hasil diberikan
Kas xx
Piutang Pendapatan Bagi Hsl xx
 Jika terjadi kerugian
Kerugian Pembiayaan Mudharabah xx
Pembiayaan Mudharabah xx
Bank Sebagai Mudharib
 Bank menerima uang dari nasabah untuk
dikelola.
 Investasi Tidak Terikat
 Investasi Terikat
 Saat menerima setoran
Kas xx
Investasi tidak Terikat xx
 Jika terjadi penarikan investasi oleh nasabah
Investasi tidak Terikat xx
Kas xx
 Saat bank memperoleh untung
Beban bagi hasil mudharabh xx
Kewajiban bg hsl Mudharabh xx
 Saat membayar bagi hasil kepada nasabah
Kewajiban bg hsl nudharabah xx
Kas xx
Perhitungan Nisbah/ Bagi Hasil
(a.d. Revenue Sharing Mudharabah)

Seorang mekanik ahli bengkel kendaraan berniat ingin


mendirikan usaha bengkel perawatan sendiri. Pendirian
bengkel perawatan tersebut membutuhkan investasi &
modal kerja sebesar Rp. 500 Juta. Mekanik tersebut
mempunyai keyakinan akan memperoleh omzet/jasa
sebesar Rp. 50 Juta / bulan. Biaya operasional
diperkirakan sebesar Rp. 20 Juta / bulan.
Perhitungan Nisbah/ Bagi Hasil
(a.d. Revenue Sharing Mudharabah)
• Kebutuhan modal kerja = 500 Juta
• Modal sendiri = 0
• Pembiayaan Bank = 500 Juta
• Rencana Penerimaan Usaha = 50 Juta / bulan
(minimal) = 600 Juta / tahun
• Jangka Waktu = 1 tahun (12 bulan)
• Expectasi rate = 24 % p.a.

• Expectasi Bagi Hasil = 12/12 X 24% X 500 Juta


= 120 Juta / tahun
• Nisbah Bank = 120 Juta /600 Juta
= 20%
• Nisbah Nasabah = 100% - 20% = 80%
Perhitungan Nisbah/ Bagi Hasil
(a.d. Revenue Sharing Mudharabah)
Bila Realisasi Penjualan adalah Rp. 50 Juta / bulan
Maka bagi hasil yang diterima oleh bank adalah sbb. :
20 % x 50 Juta x 12 = 120 Juta

Bila Realisasi Penjualan adalah Rp. 40 Juta / bulan


Maka bagi hasil yang diterima oleh bank adalah sbb. :
20 % x 40 Juta x 12 = 96 Juta.

Bila Realisasi Penjualan adalah Rp. 60 Juta / bulan


Maka bagi hasil yang diterima oleh bank adalah sbb. :
20 % x 60 Juta x 12 = 144 Juta
Jurnal
 Pada saat akad mudharabah disepakati
 Pembiayaan mudharabah Rp 500.000.000
 Kas Rp 500.000.000

 Pada saat pengembalian pembiayaan :


 Kas Rp 620.000.000
 Pembiayaan mudharabah Rp 500.000.000
 Pendapatan pembiayaan mudharabah Rp 120.000.000
Jurnal
 Pada saat akad mudharabah disepakati
 Pembiayaan mudharabah Rp 500.000.000
 Kas Rp 500.000.000
 Pada saat pengembalian pembiayaan dengan angsuran :
 Piutang mudharabah Rp 620.000.000
 Margin mudarabah yg dtgghkn Rp120.000.000
 Pembiayaan mudharabah Rp500.000.000
 Kas Rp 51.666.667
 Piutang mudharabah Rp 41.666.667
 Pendapatan pembiayaan mudharabah Rp 10.000.000
Perhitungan Nisbah/ Bagi Hasil
(a.d. Profit Sharing Mudharabah)

Seorang mekanik ahli bengkel kendaraan berniat ingin


mendirikan usaha bengkel perawatan sendiri. Pendirian
bengkel perawatan tersebut membutuhkan investasi &
modal kerja sebesar Rp. 500 Juta. Mekanik tersebut
mempunyai keyakinan akan memperoleh omzet/jasa
sebesar Rp. 50 Juta / bulan. Biaya operasional
diperkirakan sebesar Rp. 20 Juta / bulan.
Perhitungan Nisbah/ Bagi Hasil
(a.d. Profit Sharing Mudharabah)
• Kebutuhan modal kerja = 500 Juta
• Modal sendiri = 0
• Pembiayaan Bank = 500 Juta
• Rencana Penerimaan Usaha = 30 Juta / bulan
minimal = 360 Juta / tahun
• Jangka Waktu = 1 tahun (12 bulan)
• Expectasi rate = 24 % p.a.

• Expectasi Bagi Hasil = 12/12 X 24% X 500 Juta


= 120 Juta / tahun
• Nisbah Bank = 120 Juta /360 Juta
= 33,33%
• Nisbah Nasabah = 100% - 33,33% = 66,67%
Perhitungan Nisbah/ Bagi Hasil
(a.d. Profit Sharing Mudharabah)
Bila Realisasi Penjualan adalah Rp. 50 Juta / bulan
Maka bagi hasil yang diterima oleh bank adalah sbb. :
33,33 % x 50 Juta x 12 bln = 200 Juta

Bila Realisasi Penjualan adalah Rp. 40 Juta / bulan


Maka bagi hasil yang diterima oleh bank adalah sbb. :
33,33 % x 40 Juta x 12 bln = 120 Juta.

Bila Realisasi Penjualan adalah Rp. 60 Juta / bulan


Maka bagi hasil yang diterima oleh bank adalah sbb. :
20 % x 60 Juta x 12 bln = 240 Juta
Jurnal
 Pada saat akad mudharabah disepakati
 Pembiayaan mudharabah Rp 500.000.000
 Kas Rp 500.000.000

 Pada saat pengembalian pembiayaan :


 Kas Rp 700.000.000
 Pembiayaan mudharabah Rp 500.000.000
 Pendapatan pembiayaan mudharabah Rp 200.000.000
Jurnal
 Pada saat akad mudharabah disepakati
 Pembiayaan mudharabah Rp 500.000.000
 Kas Rp 500.000.000
 Pada saat pengembalian pembiayaan dengan angsuran :
 Piutang mudharabah Rp 700.000.000
 Margin mudarabah yg dtgghkn Rp200.000.000
 Pembiayaan mudharabah Rp500.000.000
 Kas Rp 58.333.333
 Piutang mudharabah Rp 41.666.667
 Pendapatan pembiayaan mudharabah Rp 16.666.666
Overview
 Akad kerjasama usaha antara shahibul maal (pemilik
modal) dan mudharib (pengusaha)
 Profit loss sharing.
 Bank bisa bertindak sebagai pemilik dana 
Pembiayaan mudharabah
 Bank sebagai sebagai pengusaha mudharabah
muqayyadah (Investasi terikat nasabah)
Mudharabah mutlaqah (investasi tidak terikat
nasabah).
Skema Mudharabah

Perjanjian/ Akad

Mudharib/Debitur BSM
Keahlian / Modal
Manajemen 100%
PROYEK/USAHA

Nisbah Nisbah
X% Y%
KEUNTUNGAN
MODAL
Pembayaran
Kewajiban

Anda mungkin juga menyukai