Fitri Yani
Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Abstrak
PT AIA Financial Cabang Pekanbaru Andrey Agency merupakan cabang dari PT AIA
Financial Indonesia di mana merupakan salah satu perusahaan asuransi jiwa terkemuka dan
berpengalaman di Indonesia, serta merupakan anggota dari AIA Group. Dari hasil observasi
yang dilakukan, terdapat permasalahan yang dialami oleh PT AIA Financial Cabang
Pekanbaru Andrey Agency namun hingga kini belum dapat dipecahkan, yaitu perusahaan
hanya memiliki sistem pengukuran kinerja bisnis yang bersifat finansial dan bahkan bersifat
jangka pendek, mengalami kekurangan agen aktif selama tiga tahun berturut-turut, tidak
mampu menjaga konsistensi kualitas jasa, tidak mengetahui area-area yang membutuhkan
upaya perbaikan, karyawan tidak menunjukkan perilaku yang mendukung visi dan misi, serta
proses riset dan pengembangan yang terlantar. Daftar permasalahan tersebut, dilakukan studi
kasus dan didapatkan akar permasalahannya yaitu tidak memadainya sistem manajemen
kinerja pada PT AIA Financial Cabang Pekanbaru Andrey Agency. Dengan menggunakan
metode balanced scorecard—menerjemahkan visi misi strategi perusahaan ke dalam empat
perspektif perusahaan yang setiap perspektifnya memiliki sasaran strategis yang memiliki
hubungan sebab-akibat (cause and effect linkage), kemudian merumuskan KPI, target dan
inisiatif strategis, hingga menghasilkan suatu model scorecard yang dapat diimplementasikan
dan dievaluasi secara berkala. Hasil pengukuran kinerja perusahaan yang didapat nilainya
buruk, maka diperlukannya implementasi balanced scorecard yang membutuhkann
keterlibatan seluruh anggota perusahaan, di mana diharapkan dapat meningkatkan kinerja PT
AIA Financial Cabang Pekanbaru Andrey Agency untuk kedepannya.
1. Pendahuluan
Kaplan dan Norton (1996:3) mengatakan bahwa munculnya abad informasi, dalam
beberapa dekade terakhir abad kedua puluh, telah membuat banyak asumsi dasar persaingan
abad industri menjadi usang. Perusahaan tidak dapat lagi menghasilkan keunggulan
aktiva fisik secara cepat atau hanya dengan menerapkan secara baik manajemen aktiva dan
kewajiban finansial. Dampak revolusioner abad informasi lebih dirasakan oleh perusahaan
melakukan investasi dan mengelola aktiva fisik yang berwujud. Aktiva tak berwujud
memungkinkan berbagai segmen pelanggan dan wilayah pasar baru untuk dilayani
2) Memperkenalkan produk dan jasa inovatif yang diinginkan oleh segmen yang dituju;
3) Memproduksi produk dan jasa bermutu tinggi sesuai dengan keinginan pelanggan
dengan harga yang rendah dan dengan tenggang waktu (lead time) yang pendek;
Jika melihat pada PT AIA Financial Cabang Pekanbaru Andrey Agency, di mana
merupakan salah satu cabang PT AIA Financial di Indonesia yang berdiri tahun 1996, yang
beralamatkan di Jalan Riau No.12A, Pekanbaru, Riau, di mana memiliki jumlah staff 5 orang,
agency director 1 orang, senior agency manager 4 orang, agency manager 7 orang, dan
financial counsellor 58 orang, di mana yang berarti total salesforce 70 orang. Perusahaan ini
mempunyai berbagai permasalahan yang dihadapi yang belum mendapatkan solusi akurat
pengukuran kinerja bisnis yang bersifat finansial dan bahkan bersifat jangka pendek
di mana hanya diperhitungkan dari pencapaian target dan premi per caturwulan.
aktif selama 3 tahun berturut-turut, di mana per data September 2010 total salesforce
konsistensi kualitas jasa yang diberikan terbukti dengan adanya komplain nasabah
mengenai surat jatuh tempo premi yang tidak sampai dan proses pengklaiman yang
sulit.
5) Karyawan tidak menunjukkan perilaku yang mendukung visi dan misi PT AIA
6) Proses riset dan pengembangan PT AIA Financial Cabang Pekanbaru Andrey Agency
yang terlantar.
tidak memadainya sistem manajemen kinerja pada PT AIA Financial Cabang Pekanbaru
Andrey Agency. Sehingga sangat diperlukan adanya perancangan sistem manajemen kinerja
yang cocok untuk meningkatkan daya saing PT AIA Financial Cabang Pekanbaru Andrey
Agency. Sistem manajemen kinerja yang sedang marak dipergunakan oleh perusahan-
perusahaan di dunia sekarang adalah Balanced Scorecard (BSC), dan secara de-facto
merupakan standar bagi semua sistem manajemen kinerja yang dikembangkan kemudian
(Wibisono & Kosasih, 2010). Balanced Scorecard (BSC) diciptakan oleh Robert S.Kaplan
dan David P. Norton tahun 1992. BSC tersusun atas empat perspektif yang berbeda—
keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan, di mana
menggambarkan adanya keseimbangan antara tujuan jangka pendek dan jangka panjang,
antara ukuran keuangan dan bukan keuangan, antara indikator lagging dan indikator leading,
dan antara perspektif kinerja eksternal dan internal, di mana juga menyediakan para manajer
keberhasilan persaingan masa depan, dengan menerjemahkan misi dan strategi perusahaan ke
dalam seperangkat ukuran yang menyeluruh yang memberi kerangka kerja bagi pengukuran
dan sistem manajemen strategis. Kaplan dan Norton juga menekankan di mana “Pengukuran
Itu Penting: Jika Anda tidak dapat mengukurnya, Anda akan menemui kesulitan untuk
mengelolanya”.
2. Methodology
bagaimana sebuah organisasi akan melakukan apa yang perlu dikerjakan dalam bisnis,
bagaimana mereka akan menang bersaing, dan bagaimana perusahaan menarik serta
memuaskan pelanggan agar dapat mencapai tujuannya. Ini merupakan tugas penting yang
David (2009: 6) menjelaskan bahwa terdapat tiga tahap manajemen strategi, yaitu:
1) Perumusan (formulasi)
2) Penerapan (implementasi)
3) Penilaian (evaluasi)
2.1. Perumusan
Metode analisis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode Balanced
Scorecard. Suwardi (2010:58) menjelaskan proses cascading BSC dapat dilakukan dalam
sepuluh langkah yang berurutan, dengan tetap dimungkinkan untuk melakukan verifikasi
ulang secara dinamis di mana langkah-langkah ini sifatnya tidak kaku, tetapi cukup fleksibel
sehingga dapat dimodifikasi dan disesuaikan dengan kondisi setiap organisasi, misalnya ada
perusahaan swasta yang ternyata hanya memerlukan sembilan langkah dan isinya dapat
Di sini visi dan misi perusahaan dijabarkan di mana yang nantinya akan menjadi panduan
Pada langkah ini, akan dilakukan identifikasi strategi dengan menggunakan Matriks
Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman (Strenghts-Weakness-Opportunities-Threaths—
SWOT) di mana Sekaran (2009:327) mendefinisikan sebagai sebuah alat pencocokan yang
penting yang membantu para manajer mengembangkan empat jenis strategi: Strategi SO
penilaian yang baik—dan tidak ada satu pun panduan yang paling benar. Strategi SO (SO
internal dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal. Strategi ST (ST
Strategies) menggunakan kekuatan sebuah perusahaan untuk menghindari atau mengurangi
dampak ancaman eksternal. Strategi WT (WT Strategies) merupakan taktik defensif yang
Kaplan dan Norton (1996, p.vii) mengatakan Balanced Scorecard tersusun atas empat
perspektif yang berbeda, yaitu: Perspektif keuangan, Perspektif pelanggan, Perspektif proses
binis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Suwardi (2010) mengatakan BSC terdiri
atas sejumlah sasaran strategis (SS). SS merupakan suatu pernyataan yang ringkas dan padat,
yang menjelaskan apa yang harus dengan sebaik-baiknya dilakukan oleh organisasi, dalam
Setelah semua sasaran strategis (SS) selesai ditentukan, maka pada langkah berikutnya
adalah menyusun Peta Strategi perusahaan. Pada langkah ini dilakukan proses identifikasi
garis hubungan sebab-akibat (cause and effect linkage) di antara SS yang telah disusun untuk
membentuk Peta Strategi Perusahaan. Cause and effect linkage ini diperlukan untuk menjaga
konsistensi dan keterkaitan logis antara satu SS dan SS lainnya. Penyusunan garis hubungan
sebab-akibat sebaiknya berfokus pada hubungan yang bersifat langsung dan juga berpedoman
pada prinsip “kesederhanaan” (simplicity). Dalam hal ini, prinsip yang berlaku adalah “Keep
the Strategy Map as simple as possible” dan teori populer manajemen yaitu Keep It Simple
(KIS).
BSC secara lengkap tediri atas Peta Strategi (yang di dalamnya terdapat sejumlah SS),
KPI, Target dan Inisiatif Strategis. Setelah menyusun Peta Strategi, kita perlu menentukan
Key Performance Indicator (KPI) atau juga disebut dengan Measures atau Ukuran.
KPI adalah indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja. Ini penting
sekali, karena SS yang telah tersusun di Peta Strategi perlu dipantau dan diukur tingkat
pencapaiannya.
Setiap KPI yang telah dibangun di langkah sebelumnya, pada langkah ini diberi target
agar dapat dipantau proses pencapaiannya. Setelah itu KPI juga dilengkapi dengan inisiatif
Target adalah suatu ukuran yang ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu. Berkaitan
dengan penerapan BSC, target dibuat untuk jangka waktu satu tahun, atau disebut dengan
perencanaan tahunan. Sementara pemantauan target dapat dilakukan dalam periode bulanan,
Berkaitan dengan besarnya target, ada beberapa hal yang dapat dipakai untuk
Yang paling umum dijadikan ukuran target adalah ukuran pencapaian kinerja di masa lalu
1) Baseline
2) Traditional
3) Strecth
4) Best possible
Inisiatif Strategis (IS) adalah inisiatif-inisiatif yang bersifat strategis, yang disusun dan
perlu dilaksanakan untuk mencapai target. Agar pelaksanaan efektif, tentu diperlukan adanya
penanggung jawab IS, rincian jadwal pelaksanaan (termasuk urutan pekerjaan), spesifikasi
(program kerja).
2.2. Implementasi
Dari hasil pada tahap perancangan, didapatkan suatu ringkasan model scorecard untuk
PT AIA Financial Cabang Pekanbaru Andrey Agency, dimana model scorecard ini tetap
dievaluasi atau ditinjau ulang secara berkala. Pada tahap ini inisiatif yang dianggap kurang
berkontribusi dapat dihapus dan ditambah inisiatif baru, serta dapat memperbaharui target
3. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari analisa perancangan atau penerapan metode Balanced Scorecard
untuk PT AIA Financial Cabang Pekanbaru Andrey Agency, dapat disimpulkan bahwa :
adalah menyusun visi misi dan strategi dengan berdiskusi dengan pihak perusahaan,
kemudian menetapkan sasaran strategis yang akan dicapai pada setiap perspektif
perusahaan, dan menyusun garis hubungan sebab akibat pada peta srategi. Setelah itu
memilih KPI (Key Performance Indicator) setiap sasaran strategis, tentukan target
yang ingin dicapai, inisiatif yang harus dilakukan dan penanggung jawabnya. Hingga
pendapatan dan pertumbuhan laba mendapat nilai cukup, sehingga kinerja perspektif
keuangan mendapat nilai cukup. Pada perspektif pelanggan, sasaran strategis yang
ingin dicapai ada dua. Yang pertama, meningkatkan pangsa pasar, tolok ukur market
share mendapat nilai buruk. Sasaran strategis kedua yang ingin dicapai, meningkatkan
kepuasan pelanggan, tolok ukur pertama retensi nasabah mendapat nilai buruk,
akuisisi nasabah mendapat nilai cukup, dan penurunan keluhan nasabah mendapat
nilai cukup, sehingga kinerja perspektif pelanggan mendapat nilai buruk. Pada
program promosi, tolok ukur keberhasilan program promosi mendapat nilai cukup,
pada sasaran strategis berikutnya yaitu efisiensi waktu pelayanan dengan tolok ukur
jumlah hari proses klaim mendapat nilai cukup, sehingga kinerja perspektif proses
bisnis internal mendapat nilai cukup. Dan pada perspektif pembelajaran dan
ukur perekrutan agen baru mendapat nilai buruk, agen baru produktif setelah
mengikuti training mendapat nilai buruk, jumlah agen aktif mendapat nilai buruk, dan
sasaran strategis kedua yaitu meningkatkan teknologi dengan tolok ukur teknologi
pertumbuhan mendapat nilai buruk. Dan pada akhirnya, hasil dari Balanced
[1] David, F. R. Alih bahasa oleh Sunardi D. (2009). Strategic management: Manajemen
[2] Kaplan, R. S., & Norton, D. P. Alih bahasa oleh Pasla, P. R. Y. (2000). Menerapkan
[3] Robbins, S. P., & Coulter M. Alih bahasa oleh Sabran B. & Putera D. B. (2010).
[4] Sekaran, U. Alih bahasa oleh Yon, K. M. (2009). Research methods for business:
Metodologi penelitian untuk bisnis buku 1 (edisi 4). Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
[5] Suwardi, L., & Biromo, P. A. (2010). Step by step in cascading balanced scorecard
perusahaan studi kasus perusahaan dago engineering. Jurnal manajemen teknologi, 9(1): 1-
19.
IMPLEMENT BALANCED SCORECARD
METHOD TO IMPROVING
PERFORMANCE ON PT AIA FINANCIAL
PEKANBARU BRANCH ANDREY
AGENCY
Fitri Yani
Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Abstract
PT AIA Financial Pekanbaru Branch Andrey Agency is a branch of the AIA Financial
Indonesia which is one of the leading life insurance companies and experienced in Indonesia,
and is a member of the AIA Group. From the results of observations, there are problems
faced by PT AIA Financial Pekanbaru Branch Andrey Agency but not yet can be resolved,
such as the company only has a business performance measurement system that is financially
and even short-term nature, experiencing shortages of active agents for three consecutive
years a row, unable to maintain consistency of quality service, not knowing which areas need
improvement efforts, the employees do not show behavior that support company’s vision and
mission, and the process of research and development are neglected. From list of issues
above, conducted case studies and found that the root causes of inadequae performance
management systems at PT AIA Financial Pekanbaru Branch Andrey Agency. By using the
balanced scorecard method-translate the vision mission company’s strategies into four
perspective that each perpsective has a strategic objective that has a causal relationship
(cause and effect linkage), then define KPI, targets and strategic initiatives, to produce a
scorecard model that can be implemented and evaluated regularly if the corporate
performance measurement results obtained bad value, the need implementation of the
balanced scorecard which nees involvement of all company’s members, which also expected
can improve the performance of PT AIA Financial Pekanbaru Branch Andrey Agency for the
future.
Kaplan and Norton (1996:3) say that the advent of information age, in the last decades of
the twentieth century, has made many fundamental assumptions became obsolate industrial
age competition. Companies can no longer generate sustainable competitive advantage just
by implementing new technology into physical assets quickly or simply by applying the well
management of assets and liabilities. Century revolutionary impact more felt by services
firms. To achieve competitive success, the information age environment requires companies
manufacturing or service’s ability to mobilize and exploit intangible assets become far more
decisive than investing and managing tangible assets. Intangible assets allows a company to:
customer segments and new market areas to be served effectively and efficiently;
3) Producing high quality products and services in according with the wishes of
customers with low prices and with a grace period (lead time) is short;
4) Mobilize the ability and motivation of workers for the improvement of process
If look at PT AIA Financial Pekanbaru Branch Andrey Agency, which is a branch of the
AIA Financial Indonesia, which was established in 1996, addressed at Riau Streest No. 12A,
Pekanbaru Riau, which has staff 5 persons, agency director 1 person, 4persons senior agency
manager, 7 persons agency manager, and financial counsellor 58 persons, that mean total
salesforce 70 persons. The company has faced problems that have not received an accurate
measurement system that is financially and even short-term nature where only
2) PT AIA Financial Pekanbaru Branch Andrey Agency deficient active agents for three
letters that do not mature until the premiums and the difficult process of claiming.
4) PT AIA Financial Pekanbaru Branch Andrey Agency did not know the areas that need
5) Employees do not exhibit behaviors that support the vision and mission of PT AIA
Looking at the problems above, it appears that the root problem is the inadequacy of the
management system used by emerging companies in the world today is the Balanced
Scoreacrd (BSC), and as the de-facto standard for all performance management system which
was developed later (Wibisono & Kosasih, 2010). Balanced Scorecard (BSC) was created by
Robert S.Kaplan and David P. Norton in 1992. BSC is composed of four different
perspectives-financial, customer, internal process process, and learning and growth, which
describes a balance between short-term goals and long term goals, between financial and non-
financial measures, between lagging and leading indicators, and between external and
steer the company towards the future success of the competition, by translating the mission
and strategy into a comprehensive set of measures that provide the framework for strategic
measurement and management systems. Kaplan and Norton also said that “Measurements is
Important: If you can’t measure it, you will find it’s difficult to manage”.
2. Methodology
Robbins and Coulter (2010:213) stated that the understanding of strategic management
will do what needs to be done in business, how they will compete to win, and how companies
attract and satisfy customers in order to achieve its objectives. This is an important task that
involves all the basic management functions-planning, organizing, leadership, and control.
David (2009: 6) explains that there are three stages of strategic management, such as:
1) Formulation
2) Implementation
3) Evaluation
2.1. Formulation
(2010:58) describes the process of cascading the BSC can be done in a ten-step sequence,
while it is possible to dynamically re-verification where the nature of these steps are not rigid,
but flexible the conditions of each organization, for example, there are private companies that
apparently only requires nine steps and contents may vary slightly from the steps in the book.
Here the vision and mission spelled out where that would be the ultimate guide to the next
step.
In this step, the strategy will be identified by using the Matrix Strength-Weakness-
Opportunities-Threats (SWOT) which have now that helps managers develop four types of
Strategies (weakness-threat). Match the external factors and internal main is the hardest part
in dfeveloping the SWOT Matriks and requires good judgement, and not one of the most
correct guidance. SO strategies utilizing the company’s internal strengths to take advantage
reduce the impact of external threats. WT Strategies is a defensive tactics directed at reducing
Kaplan and Norton (1996, p.vii) said the Balanced Scorecard id made up of four different
Processes Perspective, and Learning and Growth Perspective. Suwardi (2010) said BSC
consists of a number of strategic targets (SS). SS is a compact and concise statement that
explains what to do with the best organizations, in order to execute the strategy.
After all the objectives strategic is completed is determined, then the next step is to
develop corporate strategy map. At this step is the identification of the causal relationship
lines (cause and effect linkage) between the objectives strategic which has been compiled to
form the Corporate Strategy Map. Cause and effect linkage is necessary to maintain
consistency and logical relationship between the objectives strategic and other objectives
strategic. Preparation of a causal relationship line should focus on the relationship is direct
and also guided by the principle of "simplicity" (simplicity). In this case, the applicable
principle is "Keep the Strategy Map as simple as possible" and the popular management
Complete BSC Strategy Map tediri above (in which there were a number of SS), KPI,
Targets and Strategic Initiatives. After arranging Map Strategy, we need to define Key
KPI are indicators used to measure performance. This is critical, because the SS who had
been arrayed on the Map Strategies need to be monitored and measured levels of
achievement.
Each KPI that has been built in the previous step, the step is given a target to be monitored
attainment process. After that KPI is also equipped with a strategic initiative (IS) in achieving
the target.
implementing the BSC, the target is made for a period of one year, or referred to the annual
plan. While the target of monitoring can be done in a period of monthly, quarterly, or annual
smesteran.
Related to the magnitude of the target, there are some things that can be used to determine,
in the past that in the calculations, there are several types, namely:
1) Baseline
2) Traditional
3) Stretch
4) Best possible
Initiative Strategic (IS) are initiatives that are strategic, organized and need to be
necessary to charge the IS, the detailed implementation schedule (including sequence of
2.2. Implementation
The following explanation of the results of the implementation scorecard plan on PT AIA
2.3. Evaluation
From the design phase results, obtained a summary scorecard model for PT AIA
Financial Pekanbaru Branch Andrey Agency, which fixed this scorecard model evaluated or
removed and added new initiatives, as well as the size of the target can be renew if necessary.
Financial Improve Profit K1 - % Sales Growth 5% 10% 15% • Conduct periodic Each agent
K2 - % Revenue evaluations
Growth 20% 35% 50% (quarterly)
K3 - % Earnings • Follow up
Growth 20% 35% 50% customers
Customer Improve N1 - % Market Share 5% 10% 15% • Re-identify the Agency
Market Share needs of the Director
people
Improve N2 - % Customers 20% 35% 50% • Maintain good Each agent
Customers retention relations with
Satisfaction customers
3. Conclusion
Scorecard method for PT AIA Financial Pekanbaru Branch Andrey Agency, it can be
concluded that:
using the Balanced Scorecard, the first thing to do is to set the vision, mission and
strategy discussions with the company, then set a strategic objective to be achieved on
each company's perspective, and develop a relationship line maps of cause and effect
on srategi. After that select the KPI (Key Performance Indicator) for each strategic
objective, define the targets to be achieved, the initiative needs to be done and
Andrey Agency using the Balanced Scorecard, namely: the financial perspective, to
increase profits, measure sales growth, revenue growth and profit growth have
twofold. The first, increase market share, the benchmark market share gets a bad
customer retention benchmarks first bad grades, customer acquisition have sufficient
performance perspective of the customer gets a bad grade. On the internal business
value, the next strategic target, namely the efficiency of the service time with the
benchmark number of days the claims have enough value, so the performance of
internal business process perspective have value enough. And the learning and growth
perspective, the first strategic objective to improve the quality of human resources,
with the benchmark recruiting new agents get a bad score, new agents productive after
the training gets a bad score, the number of active agents get a bad score, and the
new technologies have considerable value, so the performance of learning and growth
perspective got a bad grade. And in the end, the result of the Balanced Scorecard
Financial AIA Andrey Pekanbaru Branch Agency in 2011 got a bad grade.
Bibliography
[1] David, F. R. Alih bahasa oleh Sunardi D. (2009). Strategic management: Manajemen
[2] Kaplan, R. S., & Norton, D. P. Alih bahasa oleh Pasla, P. R. Y. (2000). Menerapkan
[3] Robbins, S. P., & Coulter M. Alih bahasa oleh Sabran B. & Putera D. B. (2010).
[4] Sekaran, U. Alih bahasa oleh Yon, K. M. (2009). Research methods for business:
Metodologi penelitian untuk bisnis buku 1 (edisi 4). Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
[5] Suwardi, L., & Biromo, P. A. (2010). Step by step in cascading balanced scorecard
perusahaan studi kasus perusahaan dago engineering. Jurnal manajemen teknologi, 9(1): 1-
19.