Jurusan Informatika, Fakultas MIPA Universitas Jenderal Achmad Yani Jl. Terusan Jenderal Sudirman, Cimahi1.2 witanti@gmail.com1 dan ahadiana@gmail.com2
ABSTRAK
Pembangunan dan pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
merupakan salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi. Sebuah UMKM dinyatakan berhasil atau tidak dalam pengelolaannya, ditandai dengan dilakukannya pengukuran kinerja terhadap UMKM tersebut. Dalam penelitian ini metodologi yang digunakan dalam pengukuran kinerja UMKM yaitu dengan metode Balanced Scorecard. Metode Balanced Scorecard (BSC) merupakan metode pengukuran yang menitikberatkan empat perspektif yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, proses internal bisnis dan pembelajaran dan pertumbuhan, sehingga hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan metode Balanced Scorecard dapat dilakukan untuk mengukur kinerja UMKM.
Kata kunci— UMKM; ukuran; kinerja; BSC.
(software) yang terus menerus menunjang I PENDAHULUAN kemudahan bagi banyak orang dalam Usaha Mikro, Kecil dan Menengah memenuhi kebutuhan informasi dan telah (UMKM) merupakan salah satu bagian memberikan pengaruh yang besar pada dari sistem pemerintahan administratif di berbagai aspek kehidupan manusia. Indonesia memiliki keinginan yang Teknologi informasi telah diterapkan sangat besar untuk dapat memanfaatkan dalam segala bidang demikian pula untuk Teknologi Informasi dan Komunikasi UMKM yang menangani transaksi setiap (TIK) didalam operasionalnya. harinya baik dalam hal pengadaan barang Disamping itu pemanfaatan TIK dapat atau jasa[1]. membantu UMKM dalam hal pengolahan Tingkat pertumbuhan ekonomi yang administrasi dan penyampaian informasi semakin tinggi tiap tahunnya, mendorong yang dilakukan dengan lebih cepat, terjadinya persaingan bisnis pada industri akurat, efektif dan efisien. TIK memiliki di Indonesia, tidak terlepas dengan kemampuan yang sangat baik untuk industri Usaha Mikro Kecil dan menyampaikan informasi tanpa terhalang Menengah (UMKM). Dalam lingkungan oleh batasan tempat, jarak dan waktu. bisnis yang sangat kompetitif tersebut, Perkembangan teknologi informasi dan perusahaan dituntut untuk menempuh komunikasi didukung dengan langkah-langkah strategis agar dapat perkembangan pada perangkat keras bersaing dalam kondisi apapun serta (hardware) dan perangkat lunak memiliki keunggulan yang dapat 41 membedakan antara perusahaan satu Scorecard merupakan hal yang akan dengan perusahaan lainnya, sehingga ditinjau dan dilakukan perbaikan dalam dapat memberikan pelayanan yang penelitian sehingga mendapatkan cara terbaik kepada pelanggan. Untuk dapat terbail guna mengukur kinerja organisasi, mengubah sebuah organisasi agar dalam hal ini UMKM. berhasil dalam persaingan yang demikian Penerapan Balanced Scorecard sebagai ketat, diperlukan sebuah inisiatif sistem pengukuran kinerja PT. Makro perbaikan. Perbaikan tersebut terlebih Indonesia cabang Pasar Rebo telah dahulu dapat dimulai dengan melakukan dijalankan dengan cukup baik walaupun pengukuran atas kinerja organisasi saat hanya baru dilaksanakan oleh golongan ini. Oleh karena itu, diperlukan suatu eksekutif saja. Kelebihan dan kekurangan model pengukuran kinerja untuk atas kinerja di tiap perspektif mengevaluasi kinerja perusahaan agar memberikan dampak baik secara dapat menjamin apakah perusahaan langsung maupun tidak langsung bagi tersebut berjalan dengan benar dalam kinerja di perspektif lainnya hingga ke upaya mencapai tujuan. Sistem perspektif keuangan. Kinerja perspektif pengukuran yang komprehensif yang non keuangan dapat dinilai cukup baik meliputi aspek keuangan dan aspek non hanya masih dibutuhkan peningkatan keuangan telah dirancang oleh Robert S. serta perbaikan di beberapa aspek Kaplan dan David P. Norton dengan sedangkan kinerja perspektif keuangan sebutan Balanced Scorecard. Penggunaan mengalami penurunan walaupun tidak metode Balanced Scorecard dapat signifikan[7], hal ini telah diteliti dilakukan untuk merencanakan dan sebelumnya. merumuskan strategi pengembangan usaha kain tenun sutra dengan tidak II. LANDASAN TEORI melupakan kapasitas dari perusahaan itu Beberapa literatur yang berhubungan sendiri[2]. Balanced Scorecard dangan kajian dalam penelitian ini yang melengkapi seperangkat ukuran finansial terdiri dari Balanced Scorecard, dan kinerja masa lalu dengan ukuran perencanaan strategi pengembangan pendorong (drivers) kinerja masa depan. UMKM adalah sebagai berikut: Tujuan dan ukuran scorecard diturunkan dari visi dan strategi. Tujuan dan ukuran 2.1 Balanced Scorecard memandang kinerja perusahaan dari Konsep Balanced Scorecard selanjutnya empat perspektif: finansial, pelanggan, akan disingkat BSC. BSC adalah proses bisnis internal, serta pembelajaran pendekatan terhadap strategi manajemen dan pertumbuhan. Empat perspektif ini yang dikembangkan oleh Robert Kaplan memberi kerangka kerja bagi Balanced (Harvard Business School) and David Scorecard[6]. Norton pada awal tahun 1990. BSC Pengukuran kinerja UMKM yang berasal dari dua kata yaitu balanced menjadi obyek penelitian, strategi-strategi (berimbang) dan scorecard (kartu skor). yang dipilih UMKM dalam persaingan Balanced (berimbang) berarti adanya bisnis dan ukuran kinerja apa yang keseimbangan antara performance digunakan oleh UMKM serta bagaimana keuangan dan non-keuangan, usulan ukuran kinerja untuk penilaian performance jangka pendek dan pelaksanaan strategi bagi UMKM akan performance jangka panjang, antara menjadi obyek penelitian dengan performance yang bersifat internal dan mengacu kepada metode Balanced performance yang bersifat eksternal, 42 sedangkan scorecard (kartu skor) yaitu manajemen yang telah terbukti telah kartu yang digunakan untuk mencatat membantu banyak perusahaan dalam skor performance seseorang. Kartu skor mengimplementasikan strategi bisnisnya. juga dapat digunakan untuk Gambar 1 menunjukkan kerangka merencanakan skor yang hendak Balance Scorecard secara umum. diwujudkan oleh seseorang di masa depan. Mula-mula BSC digunakan untuk memperbaiki sistem pengukuran kinerja eksekutif. Awal penggunaannya kinerja eksekutif diukur hanya dari segi keuangan. Kemudian berkembang menjadi luas yaitu empat perspektif, yang kemudian digunakan untuk mengukur kinerja organisasi secara utuh. Balanced Scorecard merupakan suatu sistem manajemen pengukuran dan pengendalian secara cepat dan komprehensif dapat memberikan pemahaman kepada manajemen tentang kinerja bisnis. Pengkuran memandang Gambar 1. Kerangka Balance Scorecard unit bisnis dari empat perspektif. 1. Perspektif Keuangan Ukuran kinerja keuangan dapat Balanced Scorecard (BSC) merupakan dijadikan indikator apakah strategi salah satu bentuk atau alat yang perusahaan, omplementasi dan digunakan untuk mengukur kinerja pelaksanaannya memberikan serta sebagai salah satu cara untuk kontribusi atau tidak kepada menyusun strategi dalam mencapai peningkatan laba perusahaan. tujuan organisasi. Pengertian BSC 2. Perspektif Konsumen secara lebih mendalam lebih dari Terdiri dari berbagai ukuran utama sekedar alat pengukur kinerja dan keberhasilan perusahaan. penyusunan strategi. Beberapa 3. Perspektif Proses Bisnis pengertian BSC menurut para ahli Kemampuan perusahaan untuk diantaranya adalah sebagai berikut: melakukan peningkatan secara terus- a) Balanced Scorecard adalah menerus melalui proses kualitas sebuah alat manajemen jaman produk yang lebih baik. sekarang yang digunakan untuk 4. Perspektif pembelajaran dan mendongkrak kemampuan pertumbuhan organisasi dalam melipat gandakan Meningkatkan sumber daya internal kinerja keuangan[4]. perusahaan atau keahlian karyawan, b) Balanced Scorecard adalah suatu retensi karyawan dan tingkat keluhan kerangka kerja baru yang karyawan. mengintergrasikan berbagai BSC adalah suatu mekanisme sistem ukuran yang diturunkan dari manajemen yang mampu strategi perusahaan[3]. menerjemahkan visi dan strategi organisasi ke dalam tindakan nyata di Balanced Scorecard mencakup lapangan. BSC adalah salah satu alat 43 berbagai aktivitas dalam penciptaan 1. Komprehensif nilai yang dihasilkan oleh partisi Berbeda dengan pengukuran kinerja yang perusahaan yang memiliki kemampuan hanya berdasarkan atas perspektif motivasi tinggi. Sementara tetap keuangan saja atau yang dikenal dengan memperhatikan kinerja jangka pendek, pengukuran kinerja secara tradisional, yaitu melalui perspektif finansial. BSC Balanced Scorecard mencakup perspektif harus mampu menerjemahkan visi, yang diperluas kepada perspektif non- misi dan strategi organisasi ke dalam keuangan yaitu perspektif pelanggan, berbagai tujuan dan ukuran yang perspektif proses bisnis internal, dan tersusun kedalam empat perspektif: perspektif pembelajaran dan finansial, pelanggan, proses bisnis pertumbuhan. internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Evaluasi dan pengukuran 1. 2. Koheren kinerja yang biasa dilakukan dalam Sasaran strategis yang ada di setiap pengendalian manajemen harus perspektif Balanced Scorecard memiliki dilakukan secara berimbang (balanced) hubungan sebab akibat (causal untuk keempat perspektif tersebut. relationship) baik secara langsung maupun tidak langsung yang kesemuanya bermuara pada sasaran strategi yang ada 2.1.1 Keunggulan Balanced Scorecard di perspektif keuangan. Kekoherenan Dalam perkembangannya BSC telah antara strategi dan sasarannya di berbagai banyak membantu perusahaan untuk perspektif akan mampu memperbaiki sukses mencapai tujuannya. BSC kinerja keuangan yang sangat dibutuhkan memiliki beberapa keunggulan yang tidak oleh perusahaan yang berada atau yang dimiliki sistem strategi manajemen akan memasuki iklim bisnis yang tradisional. Strategi manajemen turbulen. tradisional hanya mengukur kinerja organisasi dari sisi keuangan saja dan2. 3. Seimbang lebih menitik beratkan pengukuran pada Keunggulan lain dari Balanced Scorecard hal-hal yang bersifat tangible, namun adalah adanya keseimbangan antara perkembangan bisnis menuntut untuk sasaran strategis yang di perpektifnya. mengubah pandangan bahwa hal-hal intangible juga berperan dalam kemajuan 3. Terukur organisasi. BSC menjawab kebutuhan Semua strategi yang ditetapkan di tiap tersebut melalui sistem manajemen perspektif Balanced Scorecard memiliki strategi kontemporer, yang terdiri dari tolok ukur masing-masing. Sasaran empat perspektif yaitu: keuangan, strategis yang ada di perspektif non- pelanggan, proses bisnis internal serta keuangan merupakan hal yang tidak pembelajaran dan pertumbuhan. mudah diukur, namun dalam pendekatan Balanced Scorecard sasaran-sasaran Keunggulan Balanced Scorecard ini, strategis pada perspektif pelanggan, tertuang dalam empat karakteristik yaitu: proses bisnis internal dan perspektif komprehensif, koheren, seimbang dan pembelajaran dan pertumbuhan terukur[5]. ditentukan ukurannya sehingga dapat dikelola dan dievaluasi hasilnya serta kontribusinya terhadap kinerja perspektif keuangan. 44 EC = (Total Keluhan Balanced Scorecard memiliki beberapa Terlayani/Total Keluhan rumus yang dapat digunakan untuk Karyawan)*100% perhitungan beberapa perspektif yang c. Employee Retention (ER) telah disebutkan di atas: ER = (Total Karyawan yang 1. Rumus Perspektif Keuangan Keluar/Total Karyawan)*100% a. Return On Investment (ROI) ROI = (Laba Bersih/Total 2.2 Usaha Mikro Kecil Menengah Keuangan)*100% (UMKM) b. Net Profit Margin (NPM) Dalam perekonomian Indonesia Usaha NPM = ( Laba Bersih/Total Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Penjualan)*100% merupakan kelompok usaha yang c. Gros Profit Margin (GPM) memiliki jumlah paling besar. Selain itu GPM = (Laba Kotor/Total kelompok ini terbukti tahan terhadap Penjualan)*100% berbagai macam goncangan krisis d. Current Ratio (CR) ekonomi. Penguatanan kelompok usaha CR = (Aktiva Lancar/Hutang mikro, kecil dan menengah yang Lancar)*100% melibatkan banyak kelompok sepertinya 2. Rumus Perspektif Konsumen sudah menjadi keharusan. Kriteria usaha a. Customer Acquistion (CA) yang termasuk dalam usaha mikro kecil CA = (Total Konsumen/Total dan menengah telah diatur dalam payung Konsumen)/100% hukum berdasarkan undang-undang. b. Customer Retention (CR) Berdasarkan Undang-undang Republik CR = (Total Konsumen Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Lama/Total Konsumen)*100% pengertian UMKM ialah sebagai berikut: c. Customer Complaints (CC) Usaha mikro adalah usaha produktif CC = (Total Konsumen milik orang perorangan dan/atau badan Terlayani/total Keluhan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Kosnumen)*100% usaha mikro. Usaha kecil adalah usaha d. Delivery On Time (DOT) ekonomi produktif yang berdiri sendiri, DOT = (Total Kiriman yang yang dilakukan oleh orang perorangan Diterima/Total Kiriman)*100% atau badan usaha yang bukan merupakan 3. Rumus Perspektif Proses Bisnis anak perusahaan atau bukan cabang Internal perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau a. Product Quality (PQ) menjadi bagian baik langsung maupun PQ = (Total Produk Baik/Total tidak langsung dari usaha menengah atau Produk)*100% usaha besar yang memenuhi kriteria b. Implementation Programs usaha kecil. Usaha menengah adalah Percentage (IPP) usaha ekonomi produktif yang berdiri Total Program Terlaksana/Total sendiri, yang dilakukan oleh orang Rencana Program)*100% perorangan atau badan usaha yang bukan 4. Rumus Perspektif Pembelajaran dan merupakan anak perusahaan atau cabang Pertumbuhan perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau a. Employee Training (ET) menjadi bagian baik langsung maupun ET = total Karyawan tidak langsung dengan usaha kecil atau Training/Total Karyawan)*100% b. Employee Complaints (EC) 45 usaha besar dengan jumlah kekayaan dan perkembangan organisasi bersih atau hasil penjualan tahunan. bersumber pada tiga prinsip yaitu, peope, system dan organizational 3. METODE procedure. 3.1 Tahapan Penelitian 3.2 Metode Penelitian Secara garis besar, pada penelitian ini dilakukan beberapa tahapan penelitian Pada penelitian ini gunakan metode sebagai berikut: penelitian seperti pada Gambar 2. 1. Populasi Sampling. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah UMKM X. Data yang diteliti dan dikumpulkan diantaranya adalah kondisi keuangan perusahaan, jasa atau produk yang ditawarkan, proses layanan produk atau jasa yang berhubungan dengan organisasi dan karyawan yang bersangkutan. Untuk perspektif pelanggan, dilakukan pengambilan sample dengan melakukan kuisioner untuk menentukan kepuasan Gambar 2. Metode Penelitian pelanggan. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dilakukan dengan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN melakukan kuisioner kepada Balanced Scorecard merupakan suatu karyawan untuk mengukur kepuasan mekanisme sistem manajemen yang karyawan. mampu menterjemahkan visi dan strategi 2. Instrumen penelitian. Penilaian organisasi ke dalam tindakan nyata di terhadap kinerja keuangan UMKM X lapangan, keunggulan pendekatan BSC berhubungan dengan pengukuran dalam pengukuran kinerja organisasi profitabilitas. Rasio-rasio yang akan adalah mampu menghasilkan penilaian digunakan adalah Current Ratio, ROI, objektif yang memiliki karakteristik Profit Margin dan Operating Ratio. komprehensif, koheren, seimbang dan Kinerja Perspektif pelanggan terukur. Balanced Scorecard meninjau dilakukan dengan melakukan UMKM X dari 4 (empat) perspektif pengukuran terhadap: akuisisi yakni perspektif keuangan, perspektif pelanggan, retensi pelanggan, pelanggan, perspektif proses bisnis kepuasan pelanggan, dan profitabilitas internal dan perspektif pembelajaran dan pelanggan. Kinerja perspektif proses pertumbuhan. Jika dilihat dari perspektif bisnis internal yang diukur adalah: keuangan UMKM X harus memperoleh inovasi, dalam hal ini adalah pendapatan yang semaksimal mungkin mengetahui jumlah atau jasa yang dengan pengeluaran yang minimal. ditawarkan dibandingkan dengan jumlah produk atau jasa UMKM X UMKM X dalam perspektif pelanggan yang selama ini telah ada. Kinerja melakukan identifikasi pelanggan dan perspektif pertumbuhan dan segmen pasar yang akan dimasuki. pembelajaran bertujuan untuk Segmen pasar merupakan sumber yang mendorong organisasi menjadi akan menjadi komponen penghasilan organisasi pembelajar, proses belajar 46 tujuan finansial perusahaan. UMKM X pada akhirnya akan berpengaruh pada meninjau aspek ini dengan meningkatkan perspektif keuangan yang ditunjukkan kepuasan pelanggan. Perspektif proses dengan peningkatan pendapatan bisnis internal dalam UMKM X adalah penjualan, peningkatan cost effectiveness, meningkatkan kualitas produk, membuat dan peningkatan return. Jadi dari masing variasi produk dan memperluas pangsa –masing perspektif memiliki peran dan pasar, sedangkan perspektif pembelajaran hubungan yang tidak dapat dipisahkan dan pertumbuhan dalam UMKM X yakni satu sama lain. Perspektif keuangan memberikan pelatihan manajemen mutu sangat dipengaruhi oleh tiga perspektif pada karyawan, meningkatkan lainnya yaitu pembelajaran dan keterampilan dan kinerja SDM sesuai bertumbuh, pelanggan, serta internal dengan kebutuhan dan meningkatkan bisnis. Berawal dari meningkatnya kapasitas produksi. komitmen dan produktivitas dalam perusahaan yang akan meningkatkan Pada tahap perkembangannya Balanced kualitas proses layanan pelanggan dan Scorecard dimanfaatkan untuk setiap pada akhirnya akan menciptakan tahap sistem manejemen strategik, sejak kepercayaan terhadap pelanggan. tahap perumusan strategi sampai tahap implementasi dan pemantauan[5]. Selama ini UMKM X belum Pengukuran kinerja dengan menggunakan menggunakan standar pengukuran kinerja metode Balanced Scorecard memberikan sebagai pengambilan keputusan bagi gambaran yang jelas tentang keadaan manajemen. UMKM X hanya melihat suatu perusaan baik dari segi keuangan kinerja dari perkembangan keuangan maupun non keuangan. Setelah diadakan saja. Setelah UMKM X diukur dengan pengukuran dengan metode Balanced menggunakan Balanced Scorecard Scorecard manajemen sudah memiliki selama beberapa waktu, hasilnya gambaran perkembangan suatu menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan dibandingkan dengan perusahaan baik kinerja yang baik pengukuran kinerja secara tradisional. maupun. Empat perspektif yang telah Manajer dapat mengukur kinerja disebutkan di atas mempunyai satu perusahaan dengan lebih menyeluruh, hubungan antara satu dengan yang tidak hanya berdasarkan sisi keuangan lainnya yang penjabarannya merupakan saja, sehingga manajemen dapat suatu stategik objektif yang menyeluruh meningkatkan kinerjanya di masa yang dan saling berhubungan. Hal tersebut akan datang. Berdasarkan pada beberapa dimulai dari perspektif pembelajaran dan tolak ukur finansial dalam penelitian ini, bertumbuh dimana perusahaan dapat disimpulkan UMKM X kurang mempunyai suatu strategi untuk baik. Perspektif pelanggan juga meningkatkan produktivitas dan menunjukkan kemampuan UMKM X komitmen personel. Sebagai akibat dari dalam mendapatkan pelanggan baru peningkatan produktivitas dan komitmen mengalami penurunan. Dampak dari dari personel akan meningkat pula kurangnya kinerja dari perspektif kualiatas proses layanan pelanggan dan keuangan dan pelanggan tersebut tidak proses layanan pelanggan akan lepas dari kinerja perspektif internal terintegrasi. Dengan demikian bisnis dimana kurangnya suatu inovasi kepercayaan pelanggan dan kepuasan dan layanan purna jual menyebabkan pelanggan akan meningkat pula yang pelanggan kurang puas dan lebih tertarik untuk menggunakan produk dan jasa dari terlihat dari perspektif pelanggan, dan 47 UMKM yang lain yang sejenis. tingkat retensi karyawan cukup besar dan Perspektif pertumbuhan dan juga tingkat kepuasan karyawan cukup pembelajaran juga sangat kurang dimana kurang terhadap perusahaan.
TABEL I. PERSPEKTIF KEUANGAN
Perspektif KPI Rumus R(%) T(%) B S Keuangan Return On ROI=Laba/Total 50 60 3 249,99 Investment Aset Net Profit NPM=Laba 31,25 40 3 234,37 Margin Bersih/Total Penjualan Gross GPM= Laba 37,5 45 2 166,66 Profit Kotor/Total Margin Penjualan Current CR= Aktifa 833,3 800 2 208,33 Ratio Lancar/Hutang Lancar Total 85,93
TABEL II. PERSPEKTIF KONSUMEN
Perspektif KPI Rumus R(%) T(%) B S Konsumen Customer CA=Total 42,86 40 3 321,45 Acquisition Konsumen Baru/Total Konsumen Customer CR= Total 57,14 50 2 228,56 Retention Konsumen Lama/Total Konsumen Customer CC= Total 95,15 100 2 192,3 Complains Keluhan yang terlayani/total Keluhan Konsumen Deliveri On DOT= Total 100 100 3 300 Time Kiriman yang Diterima/Total Kiriman Total 104,23
TABEL III. PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL
Perspektif KPI Rumus R(%) T(%) B S
Proses Product PQ=Total 100 90 3 555,55 Bisnis Quality Produk yang Internal Baik/Total 48 Produk Implementasi IPP= Total 50 100 5 250 Program Program Percentage Terlaksana/Total Rencana Program Total 80,55
TABEL IV. PERSPEKTIF PERTUMBUHAN DAN PEMBELAJARAN
Perspektif KPI Rumus R(%) T(%) B S
Pertumbuhan Employee ET=Total 0 5 3 0 dan Training Karyawan Pembelajaran Training/Total Karyawan Employee CC= Total 2 2 4 0 Retention Karyawan yang keluar tahun ini/Total Karyawan Employee EC=Total 100 100 3 300 Complaint Keluhan yang terlayani/ Total Keluhan Total 30
Pada Table I sampai Table IV operasional organisasi. Berdasarkan
menggambarkan hasil penilaian dari Table I sampai dengan Table IV terlihat empat perspektif Balanced Scorecard jelas KPI yang digunakan dalam dari UMKM X. Hasil penilaian dari penelitian ini, beserta hasil capaian atas perspektif keuangan mendapatkan nilai KPI yang telah ditentukan. 85.93, perspektif konsumen mendapatkan nilai 104.23, perspektif proses bisnis 5. KESIMPULAN internal mendapatkan angka 80.55 dan Balanced Scorecard merupakan suatu perspektif pertumbuhan dan mekanisme sistem manajemen yang pembelajaran mendapatkan angka 30, hal mampu menterjemahkan visi dan strategi ini didasarkan pada Key Performance organisasi ke dalam tindakan nyata. Indicator (KPI) dari UMKM X. KPI atau UMKM X menggunakan Balanced disebut juga sebagai Key Success Scorecard sebagai sebuah sistem manajemen strategis untuk mengelola Indicator (KSI) adalah satu set ukuran strategi jangka panjang dengan tujuan kuantitatif yang digunakan perusahaan agar mampu bersaing dengan UMKM atau industri untuk mengukur atau lain yang sejenis agar dapat terus membandingkan kinerja dalam hal bertahan. memenuhi tujuan strategis dan 50 Beberapa faktor internal yang menjadi Ucapan Terimakasih hambatan antara lain dalam perspektif Terima kasih kepada LPPM Universitas keuangan yakni UMKM X penerimaan Jenderal Achmad Yani yang telah pendapatan yang belum maksimal mendanai penelitian ini dan semua pihak dikarenakan faktor pemasaran yang yang telah membantu terlaksananya belum meluas sehingga menyebabkan penelitian ini. kurangnya pelanggan. Dalam perspektif Daftar Pustaka pembelajaran dan pertumbuhan, UMKM [1] G. Eason, B. Noble, and I.N. X masih belum dapat melakukan Sneddon, “On certain integrals of workshop dan training secara berkala Lipschitz-Hankel type involving products of Bessel functions,” Phil. dikarenakan biaya yang harus Trans. Roy. Soc. London, vol. A247, dikeluarkan cukup besar. pp. 529-551, April 1955. (references) [2] Witanti W.., Renaldi F, 2013. Beberapa faktor eksternal yang “Kerangka Kerja Aplikasi Teknologi berpengaruh adalah munculnya usaha- Informasi sebagai Acuan dalam Pengembangan dan Implementasi usaha baru yang bergerak di bidang yang Teknologi Informasi Berbasis Cloud sama dengan skala yang lebih besar dan pada UMKM Cimahi”. Prosiding kesulitan dalam merebut pasar KONIK. ISSN ISSN 2338-2899 (Universitas Hasanudin, Makasar). dikarenakan kurangnya promosi kepada [3] Kaplan, R. S. dan Norton, D. P, konsumen yang mengakibatkan produk 1996. Using The Balanced kurang dikenal di pasaran. Berdasarkan Scorecard as a Strategic Management System, Harvard pada data yang diperoleh dari hasil Business Review,Jan-Feb. penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa [4] Mulyadi, 1999, Sistem Perencanaan hasil pengukuran kinerja dengan dan Pengendalian Manajemen: Sistem Pelipatganda Kinerja Balanced Scorecard telah memenuhi dan Perusahaan, Edisi satu, Yogyakarta: sesuai dengan Key Performance Adiya Media Indicator (KPI) yang telah ditetapkan. [5] Mulyadi. (2001). Balanced Scorecard: Alat Manajemen Hasil penelitian ini akan menjadi dasar Kontemporem Untuk Pelipatgandaan peneliti dalam melakukan pendampingan Keuangan Perusahaan, Salemba kepada pihak UMKM yang diteliti, agar Empat. [6] David, Fred. R, (2006). Strategic hasil penelitian ini dapat diaplikasikan Management, Manajemen Strategis, untuk meningkatkan kinerja UMKM Salemba Empat, Jakarta. tersebut. [7] Himawan, Ferdinandus A, (2005). Jurnal ESENSI, Volume 8 No. 1//2005.