Anda di halaman 1dari 10

PENGUKURAN KINERJA PADA USAHA MIKRO KECIL

DAN MENENGAH (UMKM) DENGAN


BALANCED SCORECARD (BSC)

Wina Witanti1 dan Asep Id Hadiana2


Jurusan Informatika, Fakultas MIPA
Universitas Jenderal Achmad Yani
Jl. Terusan Jenderal Sudirman, Cimahi1.2
witanti@gmail.com1 dan ahadiana@gmail.com2

ABSTRAK

Pembangunan dan pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)


merupakan salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi. Sebuah UMKM
dinyatakan berhasil atau tidak dalam pengelolaannya, ditandai dengan dilakukannya
pengukuran kinerja terhadap UMKM tersebut. Dalam penelitian ini metodologi yang
digunakan dalam pengukuran kinerja UMKM yaitu dengan metode Balanced
Scorecard. Metode Balanced Scorecard (BSC) merupakan metode pengukuran yang
menitikberatkan empat perspektif yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan,
proses internal bisnis dan pembelajaran dan pertumbuhan, sehingga hasil dari penelitian
ini menunjukkan bahwa penggunaan metode Balanced Scorecard dapat dilakukan untuk
mengukur kinerja UMKM.

Kata kunci— UMKM; ukuran; kinerja; BSC.


(software) yang terus menerus menunjang
I PENDAHULUAN kemudahan bagi banyak orang dalam
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah memenuhi kebutuhan informasi dan telah
(UMKM) merupakan salah satu bagian memberikan pengaruh yang besar pada
dari sistem pemerintahan administratif di berbagai aspek kehidupan manusia.
Indonesia memiliki keinginan yang Teknologi informasi telah diterapkan
sangat besar untuk dapat memanfaatkan dalam segala bidang demikian pula untuk
Teknologi Informasi dan Komunikasi UMKM yang menangani transaksi setiap
(TIK) didalam operasionalnya. harinya baik dalam hal pengadaan barang
Disamping itu pemanfaatan TIK dapat atau jasa[1].
membantu UMKM dalam hal pengolahan Tingkat pertumbuhan ekonomi yang
administrasi dan penyampaian informasi semakin tinggi tiap tahunnya, mendorong
yang dilakukan dengan lebih cepat, terjadinya persaingan bisnis pada industri
akurat, efektif dan efisien. TIK memiliki di Indonesia, tidak terlepas dengan
kemampuan yang sangat baik untuk industri Usaha Mikro Kecil dan
menyampaikan informasi tanpa terhalang Menengah (UMKM). Dalam lingkungan
oleh batasan tempat, jarak dan waktu. bisnis yang sangat kompetitif tersebut,
Perkembangan teknologi informasi dan perusahaan dituntut untuk menempuh
komunikasi didukung dengan langkah-langkah strategis agar dapat
perkembangan pada perangkat keras bersaing dalam kondisi apapun serta
(hardware) dan perangkat lunak memiliki keunggulan yang dapat
41
membedakan antara perusahaan satu Scorecard merupakan hal yang akan
dengan perusahaan lainnya, sehingga ditinjau dan dilakukan perbaikan dalam
dapat memberikan pelayanan yang penelitian sehingga mendapatkan cara
terbaik kepada pelanggan. Untuk dapat terbail guna mengukur kinerja organisasi,
mengubah sebuah organisasi agar dalam hal ini UMKM.
berhasil dalam persaingan yang demikian Penerapan Balanced Scorecard sebagai
ketat, diperlukan sebuah inisiatif sistem pengukuran kinerja PT. Makro
perbaikan. Perbaikan tersebut terlebih Indonesia cabang Pasar Rebo telah
dahulu dapat dimulai dengan melakukan dijalankan dengan cukup baik walaupun
pengukuran atas kinerja organisasi saat hanya baru dilaksanakan oleh golongan
ini. Oleh karena itu, diperlukan suatu eksekutif saja. Kelebihan dan kekurangan
model pengukuran kinerja untuk atas kinerja di tiap perspektif
mengevaluasi kinerja perusahaan agar memberikan dampak baik secara
dapat menjamin apakah perusahaan langsung maupun tidak langsung bagi
tersebut berjalan dengan benar dalam kinerja di perspektif lainnya hingga ke
upaya mencapai tujuan. Sistem perspektif keuangan. Kinerja perspektif
pengukuran yang komprehensif yang non keuangan dapat dinilai cukup baik
meliputi aspek keuangan dan aspek non hanya masih dibutuhkan peningkatan
keuangan telah dirancang oleh Robert S. serta perbaikan di beberapa aspek
Kaplan dan David P. Norton dengan sedangkan kinerja perspektif keuangan
sebutan Balanced Scorecard. Penggunaan mengalami penurunan walaupun tidak
metode Balanced Scorecard dapat signifikan[7], hal ini telah diteliti
dilakukan untuk merencanakan dan sebelumnya.
merumuskan strategi pengembangan
usaha kain tenun sutra dengan tidak II. LANDASAN TEORI
melupakan kapasitas dari perusahaan itu Beberapa literatur yang berhubungan
sendiri[2]. Balanced Scorecard dangan kajian dalam penelitian ini yang
melengkapi seperangkat ukuran finansial terdiri dari Balanced Scorecard, dan
kinerja masa lalu dengan ukuran perencanaan strategi pengembangan
pendorong (drivers) kinerja masa depan. UMKM adalah sebagai berikut:
Tujuan dan ukuran scorecard diturunkan
dari visi dan strategi. Tujuan dan ukuran 2.1 Balanced Scorecard
memandang kinerja perusahaan dari Konsep Balanced Scorecard selanjutnya
empat perspektif: finansial, pelanggan, akan disingkat BSC. BSC adalah
proses bisnis internal, serta pembelajaran pendekatan terhadap strategi manajemen
dan pertumbuhan. Empat perspektif ini yang dikembangkan oleh Robert Kaplan
memberi kerangka kerja bagi Balanced (Harvard Business School) and David
Scorecard[6]. Norton pada awal tahun 1990. BSC
Pengukuran kinerja UMKM yang berasal dari dua kata yaitu balanced
menjadi obyek penelitian, strategi-strategi (berimbang) dan scorecard (kartu skor).
yang dipilih UMKM dalam persaingan Balanced (berimbang) berarti adanya
bisnis dan ukuran kinerja apa yang keseimbangan antara performance
digunakan oleh UMKM serta bagaimana keuangan dan non-keuangan,
usulan ukuran kinerja untuk penilaian performance jangka pendek dan
pelaksanaan strategi bagi UMKM akan performance jangka panjang, antara
menjadi obyek penelitian dengan performance yang bersifat internal dan
mengacu kepada metode Balanced performance yang bersifat eksternal,
42
sedangkan scorecard (kartu skor) yaitu manajemen yang telah terbukti telah
kartu yang digunakan untuk mencatat membantu banyak perusahaan dalam
skor performance seseorang. Kartu skor mengimplementasikan strategi bisnisnya.
juga dapat digunakan untuk Gambar 1 menunjukkan kerangka
merencanakan skor yang hendak Balance Scorecard secara umum.
diwujudkan oleh seseorang di masa
depan. Mula-mula BSC digunakan untuk
memperbaiki sistem pengukuran kinerja
eksekutif. Awal penggunaannya kinerja
eksekutif diukur hanya dari segi
keuangan. Kemudian berkembang
menjadi luas yaitu empat perspektif, yang
kemudian digunakan untuk mengukur
kinerja organisasi secara utuh. Balanced
Scorecard merupakan suatu sistem
manajemen pengukuran dan
pengendalian secara cepat dan
komprehensif dapat memberikan
pemahaman kepada manajemen tentang
kinerja bisnis. Pengkuran memandang Gambar 1. Kerangka Balance Scorecard
unit bisnis dari empat perspektif.
1. Perspektif Keuangan
Ukuran kinerja keuangan dapat Balanced Scorecard (BSC) merupakan
dijadikan indikator apakah strategi salah satu bentuk atau alat yang
perusahaan, omplementasi dan digunakan untuk mengukur kinerja
pelaksanaannya memberikan serta sebagai salah satu cara untuk
kontribusi atau tidak kepada menyusun strategi dalam mencapai
peningkatan laba perusahaan. tujuan organisasi. Pengertian BSC
2. Perspektif Konsumen secara lebih mendalam lebih dari
Terdiri dari berbagai ukuran utama sekedar alat pengukur kinerja dan
keberhasilan perusahaan. penyusunan strategi. Beberapa
3. Perspektif Proses Bisnis pengertian BSC menurut para ahli
Kemampuan perusahaan untuk diantaranya adalah sebagai berikut:
melakukan peningkatan secara terus- a) Balanced Scorecard adalah
menerus melalui proses kualitas sebuah alat manajemen jaman
produk yang lebih baik. sekarang yang digunakan untuk
4. Perspektif pembelajaran dan mendongkrak kemampuan
pertumbuhan organisasi dalam melipat gandakan
Meningkatkan sumber daya internal kinerja keuangan[4].
perusahaan atau keahlian karyawan, b) Balanced Scorecard adalah suatu
retensi karyawan dan tingkat keluhan kerangka kerja baru yang
karyawan. mengintergrasikan berbagai
BSC adalah suatu mekanisme sistem ukuran yang diturunkan dari
manajemen yang mampu strategi perusahaan[3].
menerjemahkan visi dan strategi
organisasi ke dalam tindakan nyata di Balanced Scorecard mencakup
lapangan. BSC adalah salah satu alat
43
berbagai aktivitas dalam penciptaan 1. Komprehensif
nilai yang dihasilkan oleh partisi Berbeda dengan pengukuran kinerja yang
perusahaan yang memiliki kemampuan hanya berdasarkan atas perspektif
motivasi tinggi. Sementara tetap keuangan saja atau yang dikenal dengan
memperhatikan kinerja jangka pendek, pengukuran kinerja secara tradisional,
yaitu melalui perspektif finansial. BSC Balanced Scorecard mencakup perspektif
harus mampu menerjemahkan visi, yang diperluas kepada perspektif non-
misi dan strategi organisasi ke dalam keuangan yaitu perspektif pelanggan,
berbagai tujuan dan ukuran yang perspektif proses bisnis internal, dan
tersusun kedalam empat perspektif: perspektif pembelajaran dan
finansial, pelanggan, proses bisnis pertumbuhan.
internal, serta pembelajaran dan
pertumbuhan. Evaluasi dan pengukuran 1. 2. Koheren
kinerja yang biasa dilakukan dalam Sasaran strategis yang ada di setiap
pengendalian manajemen harus perspektif Balanced Scorecard memiliki
dilakukan secara berimbang (balanced) hubungan sebab akibat (causal
untuk keempat perspektif tersebut. relationship) baik secara langsung
maupun tidak langsung yang kesemuanya
bermuara pada sasaran strategi yang ada
2.1.1 Keunggulan Balanced Scorecard
di perspektif keuangan. Kekoherenan
Dalam perkembangannya BSC telah antara strategi dan sasarannya di berbagai
banyak membantu perusahaan untuk perspektif akan mampu memperbaiki
sukses mencapai tujuannya. BSC kinerja keuangan yang sangat dibutuhkan
memiliki beberapa keunggulan yang tidak oleh perusahaan yang berada atau yang
dimiliki sistem strategi manajemen akan memasuki iklim bisnis yang
tradisional. Strategi manajemen turbulen.
tradisional hanya mengukur kinerja
organisasi dari sisi keuangan saja dan2. 3. Seimbang
lebih menitik beratkan pengukuran pada Keunggulan lain dari Balanced Scorecard
hal-hal yang bersifat tangible, namun adalah adanya keseimbangan antara
perkembangan bisnis menuntut untuk sasaran strategis yang di perpektifnya.
mengubah pandangan bahwa hal-hal
intangible juga berperan dalam kemajuan 3. Terukur
organisasi. BSC menjawab kebutuhan Semua strategi yang ditetapkan di tiap
tersebut melalui sistem manajemen perspektif Balanced Scorecard memiliki
strategi kontemporer, yang terdiri dari tolok ukur masing-masing. Sasaran
empat perspektif yaitu: keuangan, strategis yang ada di perspektif non-
pelanggan, proses bisnis internal serta keuangan merupakan hal yang tidak
pembelajaran dan pertumbuhan. mudah diukur, namun dalam pendekatan
Balanced Scorecard sasaran-sasaran
Keunggulan Balanced Scorecard ini, strategis pada perspektif pelanggan,
tertuang dalam empat karakteristik yaitu: proses bisnis internal dan perspektif
komprehensif, koheren, seimbang dan pembelajaran dan pertumbuhan
terukur[5]. ditentukan ukurannya sehingga dapat
dikelola dan dievaluasi hasilnya serta
kontribusinya terhadap kinerja perspektif
keuangan.
44
EC = (Total Keluhan
Balanced Scorecard memiliki beberapa Terlayani/Total Keluhan
rumus yang dapat digunakan untuk Karyawan)*100%
perhitungan beberapa perspektif yang c. Employee Retention (ER)
telah disebutkan di atas: ER = (Total Karyawan yang
1. Rumus Perspektif Keuangan Keluar/Total Karyawan)*100%
a. Return On Investment (ROI)
ROI = (Laba Bersih/Total 2.2 Usaha Mikro Kecil Menengah
Keuangan)*100% (UMKM)
b. Net Profit Margin (NPM)
Dalam perekonomian Indonesia Usaha
NPM = ( Laba Bersih/Total Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Penjualan)*100% merupakan kelompok usaha yang
c. Gros Profit Margin (GPM)
memiliki jumlah paling besar. Selain itu
GPM = (Laba Kotor/Total kelompok ini terbukti tahan terhadap
Penjualan)*100%
berbagai macam goncangan krisis
d. Current Ratio (CR) ekonomi. Penguatanan kelompok usaha
CR = (Aktiva Lancar/Hutang mikro, kecil dan menengah yang
Lancar)*100% melibatkan banyak kelompok sepertinya
2. Rumus Perspektif Konsumen sudah menjadi keharusan. Kriteria usaha
a. Customer Acquistion (CA)
yang termasuk dalam usaha mikro kecil
CA = (Total Konsumen/Total dan menengah telah diatur dalam payung
Konsumen)/100% hukum berdasarkan undang-undang.
b. Customer Retention (CR)
Berdasarkan Undang-undang Republik
CR = (Total Konsumen Indonesia Nomor 20 Tahun 2008
Lama/Total Konsumen)*100% pengertian UMKM ialah sebagai berikut:
c. Customer Complaints (CC) Usaha mikro adalah usaha produktif
CC = (Total Konsumen milik orang perorangan dan/atau badan
Terlayani/total Keluhan usaha perorangan yang memenuhi kriteria
Kosnumen)*100% usaha mikro. Usaha kecil adalah usaha
d. Delivery On Time (DOT)
ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
DOT = (Total Kiriman yang yang dilakukan oleh orang perorangan
Diterima/Total Kiriman)*100% atau badan usaha yang bukan merupakan
3. Rumus Perspektif Proses Bisnis
anak perusahaan atau bukan cabang
Internal perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
a. Product Quality (PQ) menjadi bagian baik langsung maupun
PQ = (Total Produk Baik/Total tidak langsung dari usaha menengah atau
Produk)*100%
usaha besar yang memenuhi kriteria
b. Implementation Programs usaha kecil. Usaha menengah adalah
Percentage (IPP) usaha ekonomi produktif yang berdiri
Total Program Terlaksana/Total sendiri, yang dilakukan oleh orang
Rencana Program)*100% perorangan atau badan usaha yang bukan
4. Rumus Perspektif Pembelajaran dan
merupakan anak perusahaan atau cabang
Pertumbuhan perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
a. Employee Training (ET)
menjadi bagian baik langsung maupun
ET = total Karyawan tidak langsung dengan usaha kecil atau
Training/Total Karyawan)*100%
b. Employee Complaints (EC)
45
usaha besar dengan jumlah kekayaan dan perkembangan organisasi
bersih atau hasil penjualan tahunan. bersumber pada tiga prinsip yaitu,
peope, system dan organizational
3. METODE procedure.
3.1 Tahapan Penelitian
3.2 Metode Penelitian
Secara garis besar, pada penelitian ini
dilakukan beberapa tahapan penelitian Pada penelitian ini gunakan metode
sebagai berikut: penelitian seperti pada Gambar 2.
1. Populasi Sampling. Objek penelitian
dalam penelitian ini adalah UMKM X.
Data yang diteliti dan dikumpulkan
diantaranya adalah kondisi keuangan
perusahaan, jasa atau produk yang
ditawarkan, proses layanan produk
atau jasa yang berhubungan dengan
organisasi dan karyawan yang
bersangkutan. Untuk perspektif
pelanggan, dilakukan pengambilan
sample dengan melakukan kuisioner
untuk menentukan kepuasan
Gambar 2. Metode Penelitian
pelanggan. Perspektif pertumbuhan
dan pembelajaran dilakukan dengan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
melakukan kuisioner kepada Balanced Scorecard merupakan suatu
karyawan untuk mengukur kepuasan mekanisme sistem manajemen yang
karyawan. mampu menterjemahkan visi dan strategi
2. Instrumen penelitian. Penilaian organisasi ke dalam tindakan nyata di
terhadap kinerja keuangan UMKM X lapangan, keunggulan pendekatan BSC
berhubungan dengan pengukuran dalam pengukuran kinerja organisasi
profitabilitas. Rasio-rasio yang akan
adalah mampu menghasilkan penilaian
digunakan adalah Current Ratio, ROI, objektif yang memiliki karakteristik
Profit Margin dan Operating Ratio. komprehensif, koheren, seimbang dan
Kinerja Perspektif pelanggan terukur. Balanced Scorecard meninjau
dilakukan dengan melakukan UMKM X dari 4 (empat) perspektif
pengukuran terhadap: akuisisi
yakni perspektif keuangan, perspektif
pelanggan, retensi pelanggan, pelanggan, perspektif proses bisnis
kepuasan pelanggan, dan profitabilitas internal dan perspektif pembelajaran dan
pelanggan. Kinerja perspektif proses pertumbuhan. Jika dilihat dari perspektif
bisnis internal yang diukur adalah: keuangan UMKM X harus memperoleh
inovasi, dalam hal ini adalah pendapatan yang semaksimal mungkin
mengetahui jumlah atau jasa yang dengan pengeluaran yang minimal.
ditawarkan dibandingkan dengan
jumlah produk atau jasa UMKM X UMKM X dalam perspektif pelanggan
yang selama ini telah ada. Kinerja melakukan identifikasi pelanggan dan
perspektif pertumbuhan dan segmen pasar yang akan dimasuki.
pembelajaran bertujuan untuk Segmen pasar merupakan sumber yang
mendorong organisasi menjadi akan menjadi komponen penghasilan
organisasi pembelajar, proses belajar
46
tujuan finansial perusahaan. UMKM X pada akhirnya akan berpengaruh pada
meninjau aspek ini dengan meningkatkan perspektif keuangan yang ditunjukkan
kepuasan pelanggan. Perspektif proses dengan peningkatan pendapatan
bisnis internal dalam UMKM X adalah penjualan, peningkatan cost effectiveness,
meningkatkan kualitas produk, membuat dan peningkatan return. Jadi dari masing
variasi produk dan memperluas pangsa –masing perspektif memiliki peran dan
pasar, sedangkan perspektif pembelajaran hubungan yang tidak dapat dipisahkan
dan pertumbuhan dalam UMKM X yakni satu sama lain. Perspektif keuangan
memberikan pelatihan manajemen mutu sangat dipengaruhi oleh tiga perspektif
pada karyawan, meningkatkan lainnya yaitu pembelajaran dan
keterampilan dan kinerja SDM sesuai bertumbuh, pelanggan, serta internal
dengan kebutuhan dan meningkatkan bisnis. Berawal dari meningkatnya
kapasitas produksi. komitmen dan produktivitas dalam
perusahaan yang akan meningkatkan
Pada tahap perkembangannya Balanced kualitas proses layanan pelanggan dan
Scorecard dimanfaatkan untuk setiap pada akhirnya akan menciptakan
tahap sistem manejemen strategik, sejak kepercayaan terhadap pelanggan.
tahap perumusan strategi sampai tahap
implementasi dan pemantauan[5]. Selama ini UMKM X belum
Pengukuran kinerja dengan menggunakan menggunakan standar pengukuran kinerja
metode Balanced Scorecard memberikan sebagai pengambilan keputusan bagi
gambaran yang jelas tentang keadaan manajemen. UMKM X hanya melihat
suatu perusaan baik dari segi keuangan kinerja dari perkembangan keuangan
maupun non keuangan. Setelah diadakan saja. Setelah UMKM X diukur dengan
pengukuran dengan metode Balanced menggunakan Balanced Scorecard
Scorecard manajemen sudah memiliki selama beberapa waktu, hasilnya
gambaran perkembangan suatu menunjukkan perbedaan yang cukup
signifikan dibandingkan dengan
perusahaan baik kinerja yang baik
pengukuran kinerja secara tradisional.
maupun. Empat perspektif yang telah Manajer dapat mengukur kinerja
disebutkan di atas mempunyai satu perusahaan dengan lebih menyeluruh,
hubungan antara satu dengan yang tidak hanya berdasarkan sisi keuangan
lainnya yang penjabarannya merupakan saja, sehingga manajemen dapat
suatu stategik objektif yang menyeluruh meningkatkan kinerjanya di masa yang
dan saling berhubungan. Hal tersebut akan datang. Berdasarkan pada beberapa
dimulai dari perspektif pembelajaran dan tolak ukur finansial dalam penelitian ini,
bertumbuh dimana perusahaan dapat disimpulkan UMKM X kurang
mempunyai suatu strategi untuk baik. Perspektif pelanggan juga
meningkatkan produktivitas dan menunjukkan kemampuan UMKM X
komitmen personel. Sebagai akibat dari dalam mendapatkan pelanggan baru
peningkatan produktivitas dan komitmen mengalami penurunan. Dampak dari
dari personel akan meningkat pula kurangnya kinerja dari perspektif
kualiatas proses layanan pelanggan dan keuangan dan pelanggan tersebut tidak
proses layanan pelanggan akan lepas dari kinerja perspektif internal
terintegrasi. Dengan demikian bisnis dimana kurangnya suatu inovasi
kepercayaan pelanggan dan kepuasan dan layanan purna jual menyebabkan
pelanggan akan meningkat pula yang pelanggan kurang puas dan lebih tertarik
untuk menggunakan produk dan jasa dari
terlihat dari perspektif pelanggan, dan
47
UMKM yang lain yang sejenis. tingkat retensi karyawan cukup besar dan
Perspektif pertumbuhan dan juga tingkat kepuasan karyawan cukup
pembelajaran juga sangat kurang dimana kurang terhadap perusahaan.

TABEL I. PERSPEKTIF KEUANGAN


Perspektif KPI Rumus R(%) T(%) B S
Keuangan Return On ROI=Laba/Total 50 60 3 249,99
Investment Aset
Net Profit NPM=Laba 31,25 40 3 234,37
Margin Bersih/Total
Penjualan
Gross GPM= Laba 37,5 45 2 166,66
Profit Kotor/Total
Margin Penjualan
Current CR= Aktifa 833,3 800 2 208,33
Ratio Lancar/Hutang
Lancar
Total 85,93

TABEL II. PERSPEKTIF KONSUMEN


Perspektif KPI Rumus R(%) T(%) B S
Konsumen Customer CA=Total 42,86 40 3 321,45
Acquisition Konsumen
Baru/Total
Konsumen
Customer CR= Total 57,14 50 2 228,56
Retention Konsumen
Lama/Total
Konsumen
Customer CC= Total 95,15 100 2 192,3
Complains Keluhan yang
terlayani/total
Keluhan
Konsumen
Deliveri On DOT= Total 100 100 3 300
Time Kiriman yang
Diterima/Total
Kiriman
Total 104,23

TABEL III. PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL

Perspektif KPI Rumus R(%) T(%) B S


Proses Product PQ=Total 100 90 3 555,55
Bisnis Quality Produk yang
Internal Baik/Total
48
Produk
Implementasi IPP= Total 50 100 5 250
Program Program
Percentage Terlaksana/Total
Rencana
Program
Total 80,55

TABEL IV. PERSPEKTIF PERTUMBUHAN DAN PEMBELAJARAN

Perspektif KPI Rumus R(%) T(%) B S


Pertumbuhan Employee ET=Total 0 5 3 0
dan Training Karyawan
Pembelajaran Training/Total
Karyawan
Employee CC= Total 2 2 4 0
Retention Karyawan
yang keluar
tahun
ini/Total
Karyawan
Employee EC=Total 100 100 3 300
Complaint Keluhan yang
terlayani/
Total Keluhan
Total 30

Pada Table I sampai Table IV operasional organisasi. Berdasarkan


menggambarkan hasil penilaian dari Table I sampai dengan Table IV terlihat
empat perspektif Balanced Scorecard jelas KPI yang digunakan dalam
dari UMKM X. Hasil penilaian dari penelitian ini, beserta hasil capaian atas
perspektif keuangan mendapatkan nilai KPI yang telah ditentukan.
85.93, perspektif konsumen mendapatkan
nilai 104.23, perspektif proses bisnis 5. KESIMPULAN
internal mendapatkan angka 80.55 dan Balanced Scorecard merupakan suatu
perspektif pertumbuhan dan mekanisme sistem manajemen yang
pembelajaran mendapatkan angka 30, hal mampu menterjemahkan visi dan strategi
ini didasarkan pada Key Performance organisasi ke dalam tindakan nyata.
Indicator (KPI) dari UMKM X. KPI atau UMKM X menggunakan Balanced
disebut juga sebagai Key Success Scorecard sebagai sebuah sistem
manajemen strategis untuk mengelola
Indicator (KSI) adalah satu set ukuran strategi jangka panjang dengan tujuan
kuantitatif yang digunakan perusahaan agar mampu bersaing dengan UMKM
atau industri untuk mengukur atau lain yang sejenis agar dapat terus
membandingkan kinerja dalam hal bertahan.
memenuhi tujuan strategis dan
50
Beberapa faktor internal yang menjadi Ucapan Terimakasih
hambatan antara lain dalam perspektif Terima kasih kepada LPPM Universitas
keuangan yakni UMKM X penerimaan Jenderal Achmad Yani yang telah
pendapatan yang belum maksimal mendanai penelitian ini dan semua pihak
dikarenakan faktor pemasaran yang yang telah membantu terlaksananya
belum meluas sehingga menyebabkan penelitian ini.
kurangnya pelanggan. Dalam perspektif Daftar Pustaka
pembelajaran dan pertumbuhan, UMKM [1] G. Eason, B. Noble, and I.N.
X masih belum dapat melakukan Sneddon, “On certain integrals of
workshop dan training secara berkala Lipschitz-Hankel type involving
products of Bessel functions,” Phil.
dikarenakan biaya yang harus Trans. Roy. Soc. London, vol. A247,
dikeluarkan cukup besar. pp. 529-551, April 1955.
(references)
[2] Witanti W.., Renaldi F, 2013.
Beberapa faktor eksternal yang “Kerangka Kerja Aplikasi Teknologi
berpengaruh adalah munculnya usaha- Informasi sebagai Acuan dalam
Pengembangan dan Implementasi
usaha baru yang bergerak di bidang yang Teknologi Informasi Berbasis Cloud
sama dengan skala yang lebih besar dan pada UMKM Cimahi”. Prosiding
kesulitan dalam merebut pasar KONIK. ISSN ISSN 2338-2899
(Universitas Hasanudin, Makasar).
dikarenakan kurangnya promosi kepada [3] Kaplan, R. S. dan Norton, D. P,
konsumen yang mengakibatkan produk 1996. Using The Balanced
kurang dikenal di pasaran. Berdasarkan Scorecard as a Strategic
Management System, Harvard
pada data yang diperoleh dari hasil Business Review,Jan-Feb.
penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa [4] Mulyadi, 1999, Sistem Perencanaan
hasil pengukuran kinerja dengan dan Pengendalian Manajemen:
Sistem Pelipatganda Kinerja
Balanced Scorecard telah memenuhi dan Perusahaan, Edisi satu, Yogyakarta:
sesuai dengan Key Performance Adiya Media
Indicator (KPI) yang telah ditetapkan. [5] Mulyadi. (2001). Balanced
Scorecard: Alat Manajemen
Hasil penelitian ini akan menjadi dasar Kontemporem Untuk Pelipatgandaan
peneliti dalam melakukan pendampingan Keuangan Perusahaan, Salemba
kepada pihak UMKM yang diteliti, agar Empat.
[6] David, Fred. R, (2006). Strategic
hasil penelitian ini dapat diaplikasikan Management, Manajemen Strategis,
untuk meningkatkan kinerja UMKM Salemba Empat, Jakarta.
tersebut. [7] Himawan, Ferdinandus A, (2005).
Jurnal ESENSI, Volume 8 No.
1//2005.

50

Anda mungkin juga menyukai