SKRIPSI
Oleh :
NORA SIANTURI
NPM : 170120055
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur kinerja perusahaan jika
dilihat dari metode balance scorecard pada PT Modern Plasindo Mutiara
Plastik.
BAB II
LANDASAN TEORI
Kinerja adalah hasil dari suatu proses yang mengacu dan diukur selama periode
waktu tertentu ber dasarkan ketentuan atau kesepakatan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Menurut sutrisno (2016;172)kinerja adalah hasil kerja karyawan
dilihat dari aspek kualitas, kuantitas, waktu kerja,dan kerja sama untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.
Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.
Menurut Torang (2014:188) "Kinerja adalah kuantitas atau kualitas hasil kerja
individu atau sekelompok di dalam organisasi dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsi yang berpedoman pada norma, standard operasional prosedur kriteria
dan ukuran yang telah ditetapkan atau yang berlaku dalam organisasi.
Dari teori-teori yang diketahui diatas maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa
kinerja adalah suatu proses atau hasil kerja yang dihasilkan oleh pegawai melalui
beberapa aspek yang harus dilalui serta memiliki tahapan- tahapan untuk
mencapainya dan bertujuan untuk meningkatkan kinerja pegawai itu sendiri. Maka
dari itu kinerja merupakan elemen yang penting dalam maju undurnya suatu
organisasi. Karena kinerja merupakan cerminan bagaimana suatu organisasi itu
berjalan ke arah yang benar atau hanya berjalan ditempat saja.
Kinerja dalam suatu organisasi memiliki standart kerja yang berbeda tergantung
dari kebijakan perusahaannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dengan
dikembangkan beragam dengan sudut pandang masing-masing. Menurut
Dalam hubungannya dengan kinerja organisasi, maka ukuran baik buruknya kinerja
diukur oleh efektivitas dan efisiensi. Dikatakan efciktif bila mencapai tujuan,
dikatakan efisien bila hal itu memuaskan sebagai pendorong mencapai tujuan,
terlepas dari efektif atau tidak.
Dalam organisasi yang baik wewenang dan tanggung jawab telah didelegasikan
dengan baik,tanpa adanya tumpang tindih tugas, masing masing karyawan yang ada
dalam organisasi mengetahui apa yang menjadi haknya dan tanggung jawab dalam
rangka mencapai tujuan organisasi. Kejelasan wewenang dan tanggung jawab
setiap orang dalam suatu organisasi akan mendukung kinerja karyawan tersebut.
3. Disiplin
Secara umum, disiplin menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat pada diri
karyawan terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan. Disiplin hasil aktivitas-
aktivitas dalam rantai nilai (motivasi, operasi, pemasaran, penjualan dan pelayanan
pelanggan).
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja adalah tindakan
pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktifitas dalam rantai nilai yang ada
dalam perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan dalam umpan
balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana.
1. Biaya yang dikeluarkar. untuk pengukuran kinerja tidak lebih besar daripada
manfaat yang diterima.
Perencanaan
Penyusunan
Anggaran
Implementasi
SWOT akan menjanjikan efektivitas misi, visi dan tujuan yang dipilih untuk
mencapai tujuan organisasi.
Mulyadi (2009:1) menyatakan "balanced scorecard terdiri dari dua kata kartu skor
(scorecard) dan berimbang( balanced). Kartu skor adalah kartu yang digunakan
untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan
untuk merencanakan skor yang hendak dicapai personel dimasa depan. Melalui
kartu skor, skor yang hendak diwujudkan personel dimasa depan dibandingkan
dengan hasil kinerja sesungguhnya. Hasil perbandingan ini digunakan untuk
melakukan evaluasi atas kinerja personel yang bersangkutan. Kata berimbang
(balanced) adalah kinerja personel diukur secara berimbang dari dua aspek:
keuangan dan non keuangan jangka pendek dan jangka panjang,intern dan
ekstern. Oleh karena itu, jika kartu skor personel digunakan untuk merencanakan
skor yang hendak diwujudkan dimasa depan, personel tersebut harus
memperhitungkan keseimbangan antara pencapaian kinerja keuangan dan non
keuangan, antara kinerja jangka pendek dan jangka panjang, serta antara kinerja
bersifat intern dengan kinerja bersifat ekstern.
bisnis dari empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan,proses bisnis /intern serta
pembelajaran dan pertumbuhan. Melalui mekanisme sebab akibat, perspektif
keuangan menjadi tolak ukur utama yang yang dijelaskan oleh tolak ukur
operasional pada tiga perspektif sebagai driver. Pengukuran kinerja dengan
menggunakan balanced scorecard mencakuo keseimbangan berbagai aspek dalam
organisasi.
Sistem manajemen strategik dalam Sistem manajemen strategik dalam manajemen kontemporer
manajemen tradisional
Hanya fokus ke persfektif Mencakup perspektif yang komprehensif:keuangan, pelanggan
Keuanga ,prosesbisnis/intern, serta pembelajaran dan pertumbuhan
Tidak koheren Koheren
Terukur
Seimbang
Dari tabel 2.1 terlihat bahwa balanced scorecard dapat menjadikan sistem
manajemen strategik kontemporer memiliki karakteristik yang berbeda dengan
karakteristik sistem manajemen strategik tradisional.Manajemen strategik
tradisional hanya berfokus ke sasaran - sasaran yang bersifat keuangan,sedangkan
sistem manajemen kontemporer mencakup perspektif yang luas mencakup:
keuangan,pelanggan,proses bisnis/intern, serta pembelajaran dan pertumbuhan.
Berbagai sasaran strategik yang dirumuskan dalam sistem manajemen tradisional
tidak koheren satu dengan yang lainnya, sedangkan berbagai sasaran strategik
dalam sistem manajemen strategik dalam manajemen kontemporer dirumuskan
secara koheren Disamping itu, balanced scorecard bahkan menjadi sistem
manajemen strategik kontemporer memiliki karakteristik yang tidak dimiliki oleh
sistem manajemen strategik tradisional, yaitu dalam karakteristik keterukuran dan
keseimbangan.
1. Komprehensif
yang menghasilkan value bagi pelanggan harus dihasilkan dari proses yang
produktif dan cost effective. Proses yang produktif dan cost effective harus
dijalankan oleh personel yang produktif dan berkomitmen. Kinerja keuangan yang
dihasilkan dari perspektif pelanggan,proses serta pembelajaran dan pertumbuhan
tersebut merupakan kinerja keuangan sesungguhnya, yang berasal dari usaha
nyata dalam bisnis, sehingga kinerja keuangan yang demikin akan berlipatganda
dan berjangka panjang. Kekomprehensivan sasaran strategik merupakan respon
yang tepat untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompleks. Dengan
magarahkan sasaran strategik ke empat perspektif, rencana strategik mencakup
lingkunagn yang luas dan memadai untuk menghadapi lingkungan bisnis
kompleks. Jika sasaran strategik hanya diarahkan ke perspektif keuangan lingkup
rencana strategik terlalu sempit, sehingga tidak memadai untuk menghadapi
lingkungan bisnis yang kompleks
2. Koheren
3. Seimbang
Perspektif
Perspektif keuangan
process centric
Bisnis/intern
People centric
perspektif custumer
perusahaan:
4. Terukur
berikut:
1. Perspektif Keuangan
a. Bertumbuh (Growth)
b. Bertahan (Sustain)
c. Menuai (Harvest)
Pada tahap ini unit bisnis tidak lagi membutuhkan investasi yang besar.
Mereka cukup melakukan pemeliharaan peralatan dan kapabilitas, bukan
perluasan atau pembangunan berbagai kapabilitas baru. Setiap proyek
investasi harus memiliki periode pengembalian investasi yang defenitif
dan singkat. Tujuan utamanya adalah memaksimalkan arus kas kembali ke
perusahaan. Pada perspektif keuangan digunakan analisis rasio keuangan
profitabilitas (ROA,ROE)
2. Perspektif Pelanggan/Konsumen
e. Proporsi produk dan jasa baru dari jumlah total produk dan jasa
dan jasa yang sama sekali baru untuk memenuhi kebutuhan yang terus
bertumbuh dari pelanggan yang saat ini dan yang akan datang. Proses
inovasi,penciptaan nilai bagi banyak perusahaan merupakan faktor
pendorong kinerja finansial masa depan yang lebih ampuia dibandingkan
siklus operasi jangka pendek. Bagi banyak perusahaan, untuk mencapai
kinerja ekonomis masa depan, kemampuan mengelola dengan sukses
proses jangka panjang pengembangan produk atau pengembangan
kapabilitas untuk menjangkau kategori pelanggan yang baru mungkin
lebih penting dibandingkan dengan kemampuan mengelola operasi saat ini
secara efisien, konsisten dan respontif.
1. Kapabilitas pekerja
Keuangan • Pertumbuhan
• ROA pendapatan
• ROE
Pebelajaran dan pertumbuhan • Perbandingan nilai peralatan mutakhir dengan • Investasi baru
Bisnis Internal baru peralatan • Siklus efektivitas
• Waktu respon
1.Perspektif Keuangan
a) Return On Asset
𝐿𝑎𝑏𝑎ℎ 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑅𝑂𝐴 ∶ 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
b) Return On Equity
𝐿𝑎𝑏𝑎ℎ 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑅𝑂𝐸 ∶ 𝑥 100%
𝐸𝑘𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑚𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
Petumbuhan pendapatan
kombinasi optimum pendapatan dari berbagai golongan naaah maka diharapkan akan
terjadi petumbuhan pen dapatan
2. Perspektif Pelanggan
1. Pertumbuhan pelanggan
1. Anggota bertambah
Tolak ukur ini merupakan tolak ukur yang penting untuk mengetahui rasio pelanggan
keluar Tolak ukur ini bisa berhasil jika perusahaan sanggup mempertahankan
pelanggan lama.
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 − 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒
𝑥 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒
Tolak ukur ini digunakan untuk indikator pendorong kinerja internal perusahaan,
indikator ini juga digunakan untuk mengukur seberapa banyak peralatan perusahaan
yang lama dan seberapa banyak jumlah peralatan yang baru
2. Waktu respon
Menurut Robert S Kaplan dan Norton (2000:103) tolak ukur ini digunakan untuk
mengukur efisiensi dari proses layanan kepada pelanggan. Proses layanan yang setia
dan ramiah akan mengurangi keluhan- keluhan nasabah dan akan mengurangi biaya-
biaya promosi produk. Proses layanan yang semakin maksimal pada akhirnya dan
meningkatkan pertumbuhan jumlah pesanan yang mengakibatkan pertumbuhan
pendapatan atau laba.
3. Jumlah pesanan
Tolak ukur ini digunakan untuk mengukur seberapa banyak jumlah pesanan yang
datang ke perusahaan apakah pesanan setiap tahunnya mengalami peningkatan atau
penurunan.
Hal ini perlu mendapatkan perhatian perusahaan, karena dengan adanya peralatan
yang baru dimaksud untuk memudahkan karyawan dan melakukan kinerjanya serta
untuk mempercepat proses pengerjaan dan keefektifan waktu dalam melakukan
kegiatan koperasi dapat terwujud.
2. Siklus efektivitas
Siklus efektivitas dimaksut untuk mengukur seberapa banyak waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan sebuah produk mulai dari bahan baku hingga barang jadi.
1. Produktivitas Karyawan
Adalah suatu kuran hasil, dampak keseluruhan usaha penngkatan moral dan keahlan
karyawan, inovasi dan kepuasan pelanggan. Tujuannya adalah membandingkan
keluaran yang dihasilkan oleh para karyawan dengan jumlah yang dikerahkan untuk
menghasillkan keluaran tersebut. Ada banyak cara untuk mengukur produktivitas
kerja dan salah satu ukuran produktovitas yang paling sederhana adalah pendapatan
per kapita.
Kepuasan karyawan
Menurut Robert S. Kaplan dan Norton (2000;113) kepuasan kerja secara keseluruhan
saat ini dipandang sangat penting oleh sebagian besar perusahaan dan hal ini
merupakan pra-kondisi untuk meningkatkan produktivitas, daya tanggap mutu, dan
Perspektif Kinerja
AA 80%<TS<95%
A 65%<TS<80%
Kurang Sehat BBB 50%<TS<65%
BB 40%<TS<50%
B 30%<TS<40%
Tidak Sehat CCC 20%<TS<30%
CC 10%<TS<20%
C TS<10%
Maka total kinerja strtaegi pemasaran sebesar masuk dalam kondisi sangat sehat
dengan kategori A.
Balanced Scorecard:
▪ Perspektif Keuangan
▪ Perspektif Pelanggan
▪ Perspektif Proses Bisnis
Internal
▪ Perspektif Pertumbuhan dan pembelajaran
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Edy dan Sutrisno, 2016, Manajemen Sumber Daya Manusia. penerbit: Jakarta
kencana.
Gaspersz, Vincent, 2011, Total Quality Managemen untuk praktisi Bisnis dan
Industri, Jakarta PT. Gramedia Pustaka Utama.
Kaplan, Robert S, 2002, Balance Scorecard. Menerapkan Strategi Manajemen
Aksi; Ahli Bahasa, Peter, Yosi Pasla: Editor, Yanti Sumiharti, Wisnu
Candra. Jakarta:Erlangga.
Luis dan Prima, 2007, Step By Stepin Cascading Balance Scorecard To Functional
Scorecard. Jakarta: Gramedia.
Prawirenegoro dan Purwanti, 2008, Akuntansi Manajemen, Edisi pertama, Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Mulyadi dan Johny setiawan, 2000, Sistem Perencanaan dan Pengendalian
Manajemen Edisikedua, Jakarta :Salemba Empat.2005.
Rangkuti Freddy, 2017, SWOT Balance Scorecard: Teknik Menyusun Strategi
Korporat yang. Efektif Plus cara Mengola Kinerja dan Risiko, Cetakan Keduabelas,
Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama
Rudianto, 2006, Sistem Perencanaan dan Pengendaiian Management. Edisi ke-2
Cetakan ke-1.Jakarta: Salemba Empat.
Suwardi, biromo prima, 2010,"Step By Step In Cascading Balance Scorecard to
Functional Scorecard".Jakarta: Gramedia
Torang dan Dr Syamsir, 2014, Organisasi dan Manajemen Bandung: Alfabeta
Vincent Gasperz, D.sc,CIQA, 2002, Balance Scorecard Dengan Six Sigma Untuk
Organisasi Bisnis dan Pemerintahan, Bogor
Warindrani, Armalia krisna, 2006, Akuntansi Manajemen, Edisi Pertama, Cetakan
pertama, Jakarta: Graha limu.
Yuwono, Sony, 2002, Petunjuk Praktis Penyusunan Balance Scorecard Menuju
Organisasi Yang Berfokus Pada Strategi, Jakarta: PT.Bramedia Pustaka Umum.