Anda di halaman 1dari 18

Akuntansi

Mudharabah
Overview

 Akad kerjasama usaha antara shahibul


maal (pemilik modal) dan mudharib
(pengusaha)
 Profit loss sharing.
 Bank bisa bertindak sebagai pemilik dana
 Pembiayaan mudharabah
 Bank sebagai pengusaha mudharabah
muqayyadah (Investasi terikat nasabah)
Mudharabah mutlaqah (investasi tidak
terikat nasabah).
Aspek Akuntansi

 Bank sebagai Shohibul Maal (Pembiayaan Mudharabah)


 Bank sebagai Mudharib (Investasi Mudharabah Nasabah )
Pembiayaan Mudharabah

 Pengakuan dan Pengukuran


 Pembiayaan Mudharabah
 Pembayaran Kembali
 Pembiayaan Hilang
 Akad Mudharabah Berakhir
 Penyisihan Kerugian
 Keuntungan dan Kerugian
Pengakuan dan Pengukuran
Pembiayaan Mudharabah
 Diakui pada saat penyerahan kas atau aktiva non kas.
 Pembiayaan mudharabah yang diserahkan secara bertahap diakui pada
setiap tahap pembayaran.
 Pembiayaan dalam bentuk kas diukur sejumlah uang
yang diberikan bank pada saat pembayaran.
 Jurnalnya:
Pembiayaan mudharabah xx
Kas xx
 Pembiayaan mudharabah dalam bentuk aktiva non kas:
 Diukur sebesar nilai wajar saat pembayaran
 Selisih nilai wajar dengan nilai buku diakui sebagai keuntungan atau kerugian
bank.
 Beban yang terjadi sehubungan dengan akad mudharabah tidak dapat
diakui sebagai pembiayaan mudharabah kecuali telah disepakati.
Contoh

 Bank syariah memberikan modal dalam bentuk akad


mudharabah berupa mesin. Nilai buku mesin Rp 400
juta. Nilai wajar dari mesin adalah 380 juta sedangkan
biaya akadnya sebesar Rp 2 juta.
Pembiayaan mudharabah 380 jt
Kerugian penurunan nilai 20 jt
Mesin mudharabah 400 jt
 Untuk mencatat biaya akad
 Jika beban ditanggung shohibul maal
Biaya akad mudharabah 2 jt
Kas 2 jt
 Biaya akad ditanggung mudharib
Kas 2 jt
Pendapatan akad Mudharabah 2 jt
Pembayaran Kembali
 Diakui sebagai pengurang pembiayaan mudharabah.
Kas xx
Pembiayaan Mudharabah xx
Pembiayaan Hilang

 Hilang sebelum dimulainya usaha


Kerugian Pembiayaan Mudharabah xx
Pembiayaan Mudharabah xx
 Hilang setelah akad dimulai kerugian diperhitungkan
saat bagi hasil.
Kas xx
Kerugian Pembiayaan Mudharabah xx
Pendapatan Bagi hasil Mudhrbh xx
Akad Mudharabah Berakhir

 Bila akad selesai, pembiayaan mudharabah belum


langsung dibayar maka pembiayaan mudharabah diakui
sebagai piutang jatuh tempo.
Piutang Jatuh Tempo xx
Pembiayaan Mudharabah xx
 Bila akad selesai, pembiayaan mudharabah, langsung dibayar
Kas xx
Pembiayaan Mudharabah xx
Penyisihan Kerugian
 Pembiayaan Mudharabah: Rp 100 jt
 Piutang Jatuh Tempo Rp 50 jt
 Kerugian pembiayaan dan piutang tak tertagih ditaksir 5%.

Kerugian Pembiayaan Mdhrbh 5 jt


Kerugian Piutang Jatuh Tempo 2,5 jt
CK Pembiayaan Mudhrbh 5 jt
CKP Jth Tempo 2,5 jt
Keuntungan dan Kerugian
 Distribusi bagi hasil dapat dilakukan dengan cara:
 Profit sharing
 Revenue sharing
 Bila pembiayaan melewati satu periode:
 Keuntungan pembiayaan diakui pada saat terjadinya bagi hasil
 Kerugian yang terjadi diakui periode terjadinya kerugian teersebut dan
mengurangi pembiayaan.
 Akhir periode
Piutang Pendapatan Bg Hsl xx
Pendapatan Bg Hsl Mudharabh xx

 Saat bagi hasil diberikan


Kas xx
Piutang Pendapatan Bagi Hsl xx

 Jika terjadi kerugian


Kerugian Pembiayaan Mudharabah xx
Pembiayaan Mudharabah xx
Bank Sebagai Mudharib

 Bank menerima udang dari nasabah untuk dikelola.


 Investasi Tidak Terikat
 Investasi Terikat
 Saat menerima setoran
Kas xx
Investasi tidak Terikat xx
 Jika terjadi penarikan investasi oleh nasabah
Investasi tidak Terikat xx
Kas xx

 Saat bank memperoleh untung


Beban bagi hasil mudharabh xx
Kewajiban bg hsl Mudharabh xx

 Saat membayar bagi hasil kepada nasabah


Kewajiban bg hsl nudharabah xx
Kas xx

Anda mungkin juga menyukai