Anda di halaman 1dari 5

NAMA : ANNISA PUTRI WULANSARI

KELAS : 20 AK 2
NIM : 3012011078
RINGKASAN

PSAK No. 102 atau pernyataan standar akuntansi No.102 bahwa murabahah
adalah aktivitas untuk menjual barang dengan harga jual sebesar harga perolehan
ditambah dengan keuntungan yang disepakati antara penjual dan dimana penjual
harus mengungkapkan harga perolehan barang tersebut kepada pembeli. Nah
murabahah ini juga adalah suatu perjanjian yang disepakati antara Bank Syariah
dengan nasabah, dimana bank itu menyediakan pembiayaan untuk pembelian
misalnya bahan baku modal kerja ataupun yang dibutuhkan oleh nasabah, yang akan
dibayar kembali oleh nasabah sebesar harga jual bank pada waktu yang ditetapkan.

Rukun dari transaksi Murabahah, tentu harus ada penjual dan pembeli dalam
hal ini pihak yang bertransaksi. Jadi, untuk rukun transaksi Murabahah ada 3, yaitu :
1. Transaktor (Pihak yang bertransaksi), penjual & pembeli.
2. Objek Murabahah, barang yang diperjualbelikan.
3. Ijab & Kabul, antara penjual & pembeli.

Skema Murabahah, antara lain:


 Pembiayaan Rumah
 Pembiayaan Mobil
 Pengadaan Barang
 Pembelian Barang Dagangan

Ketentuan dalam melakukan akad murabahah, yang pertama adalah bank


harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pemilihan, misalnya
pembelian dilakukan secara konkrit disampaikan. Kemudian yang kedua, bank
dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas dari riba dan barang
yang diperjualkan itu tidak dilarang oleh syariat Islam. Kemudian yang ketiga,
bank harus membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang di
setelah disepakati kualifikasinya. Bank membeli barang diperlukan nasabah atas
nama bank sendiri artinya bukan atas nama si nasabah itu kemudian pemberian
ini harus sah dan bebas dari riba. Yang terakhir nasabah wajib membayar harga
barang yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu tertentu yang juga telah
disepakati.

Bank sebagai penjual, dari aspek pengakuan, pada saat perolehan, aset
murabahah diakui dan pada saat terjadinyaakad murabahah tidak melebihi 1 periode
laporan keuangan. Jurnalnya,
Aktiva murabahah xxx
Kas/rekening supplier xxx
Dari aspek pengukuran, dinilai sebesar biaya perolehan dan jika terjadi penurunan
nilai aset karena using, rusak atau lainnya sebelum diserahkan ke nasabah,
penurunan nilai tersebut diakui sebagai beban dan mengurangi nilai aset. Jurnalnya,
Kerugian penurunan nilai xxx
Aktiva murabahah xxx
Apabila dalam murabahah tanpa pesanan atau murabahah pesanan tidak mengikat
terdapat indikasi kuat pembelian batal melakukan transaksi maka aktiva murabaha
dinilai berdasarkan biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasikan, mana
yang lebih rendah, Jika nilai bersih yang dapat direalisasikan lebih rendah dari biaya
perolehan maka selisihnya diakui sebagai kerugian.
Dalam hal ini bank syariah akan mencatat pengakuan kerugian sebesar, sebagai
berikut:
Kerugian penurunan nilai aktiva murabahah xxx
Cadangan penurunan aktiva murabahah xxx
Potongan pembelian dari pemasok diakui sebagai pengurang biaya perolehan aktiva
murabahah.

Pada saat akad piutang murabahah diakui sebesar biaya perolehan aktiva murabahah
ditambah keuntungan yang disepakati. Pada akhir periode, laporan keuangan piutang
murabahah dinilai sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi, yaitu saldo piutang
dikurangi penyisihan kerugian piutang. Pada waktu akad, bank syariah akan mencatat
sebagai berikut:
Piutang murabahah xxx
Aktiva murabah xxx
Margin murabahah yang ditangguhkan xxx
Apabila akad murabahah lebih dari satu periode akuntansi maka pada akhir periode
bank syariah akan mengakui penyisihan kerugian piutang, yakni sebagai berikut:
Kerugian piutang murabahah. xxx
Penyisihan kerugian piutang murabahah. xxx

Piutang murabahah akan Disajikan di neraca, sebagai berikut:


Piutang murabahah. xxx
Penyisihan kerugian piutang murabahah. xxx -
Nilai bersih yang dapat direalisasikan xxx

Keuntungan murabahah diakui adalah


1. Pada periode terjadinya, apabila akan berakhir pada periode laporan keuangan yang
sama selama periode akar Savera proposional, apabila akan melebihi satu periode
laporan keuangan, untuk kakak yang berakhir pada periode laporan keuangan yang
sama bank syariah akan mencatat yakni sebagai berikut:
Piutang murabahah. xxx
Aktiva murabahah. xxx
Pendapatan margin murabahah. xxx

Potongan pelunasan Dini diakui dengan menggunakan salah satu metode, yaitu
sebagai berikut. Jika potongan pelunasan diberikan pada saat penyelesaian, maka akan
mengurangi piutang murabahah dan keuntungan murabaha maka akan dicatat, yakni
Pada saat pengakuan keuntungan murabahah:
Margin murabahah ditangguhkan. xxx
Pendapatan margin murabahah. xxx

Pada saat menerima pelunasan


Kas. xxx
Margin murabahah ditangguhkan xxx
Piutang pendapatan xxx
Pendapatan margin murabahah. xxx
Jika potongan pelunasan diberikan setelah penyelesaian, bank terlebih dahulu
menerima pelunasan piutang murabahah dari nasabah, kemudian bank akan
membayar potongan pelunasan kepada nasabah dengan mengurangi keuntungan
murabahah. Untuk kasus potongan perusahaan ini, maka bank syariah mencatat
pengakuan pada saat penyelesaian dengan jurnal, yakni:
Pada saat pengakuan keuntungan murabahah:
Margin murabahah ditangguhkan xxx
Pendapatan margin murabahah. xxx

Pada saat menerima pelunasan


Kas/rekening nasabah. xxx
Piutang murabahah. xxx
Margin murabahah. xxx
Beban operasional-potongan pelunasan dari murabahah. xxx
Kas/rekening nasabah. Xxx

Denda dikenakan apabila nasabah lalai dalam melakukan kewajibannya sesuai dengan
akad. Pada saat diterima denda diakui sebagai bagian dana sosial dan pada saat
menerima dana bank syariah akan mengakui adanya penambahan sumber dana sosial.
Jurnal yang dibuat untuk mencatat:
Kas/rekening nasabah. xxx
Rekening simpanan wadiah-dana kebajikan (qardhul hasan) xxx

Bank sebagai pembeli, dari aspek pengakuan, hutang yang timbul dari transaksi
murabahah tangguh diakui sebagai hutang murabahah sebesar harga beli yang
disepakati. Dari aspek penyajian, piutang murabahah disajikan sebesar nilai bersih
yang dapat direalisasikan, yaitu saldo piutang murabahah dikurangi penyisihan
kerugian piutang.

Bank dapat meminta uang muka pembelian (urbun) kepada nasabah setelah akad
murabahah disepakati. Dalam murabahah urbun harus dibayarkan oleh nasabah
kepada bank, bukan kepada pemasok. Urbun menjadi bagian pelunasan piutang
murabahah apabila murabahah jadi dilaksanakan.
Urbun (uang muka)
Pengakuan dan pengukuran urbun adalah sebagai berikut:
1. Urbun diakui sebagai uang muka pembelian sebesar jumlah yang diterima bank
pada saat diterima.
2. Pada saat barang jadi dibeli oleh nasabah maka urbun diakui sebagai pembayaran
piutang.
3. Jika barang batal dibeli oleh nasabah maka urbun dikembalikan kepada nasabah
setelah diperhitungkan dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh bank.
Atas urbun tersebut diatas, maka pencatatan nya, yakni:
Pada saat menerima urbun, jurnal yang dibuat
Kas/rekening nasabah. xxx
Kewajiban lain-uang murabahah. xxx

Pada saat dibeli nasabah


Piutang murabahah. xxx
Margin murabahah. xxx
Aktiva murabahah. xxx
Kewajiban lain-uang muka murabahah. xxx
Piutang murabahah. xxx

Jika nasabah batal membeli barang maka bank akan mencatat pengembalian urbun
setelah dipotong biaya administrasi:
Kewajiban lain-uang muka murabahah. xxx
Pendapatan operasional. xxx
Kas/rekening nasabah. xxx

Urban murabahah diakui sebagai bagian dan kewajiban atau utang di neraca,
apabila sudah terjadi akan merubah maka utang tersebut akan menjadi nol dan piutang
merupakan dikurangi sebesar urbun tersebut.

Anda mungkin juga menyukai